Go to full page →

Ilmu Sih1r Zaman Dulu Dan Sekarang PB2 292

Catatan Alkitab tentang kunjungan Saul kepada perempuan di Endor itu telah menjadi satu sumber kesulitan bagi banyak pelajar Kitab Suci. Banyak orang yang berpendapat bahwa Samuel dengan sebenarnya hadir di dalam percakapannya dengan Saul, tetapi Alkitab sendiri memberikan dasar yang cukup bagi kita untuk mengambil satu kesimpulan yang sebaliknya. Jikalau, sebagaimana yang dikatakan oleh banyak orang, Samuel ada di sorga, maka ia telah dipanggil ke tempat itu, oleh kuasa Allah atau oleh kuasa setan. Tidak ada seorangpun yang dapat mempercayai sedikitpun bahwa setan mempunyai kuasa untuk memanggil nabi Allah yang suci itu dari sorga untuk menghormati sihir yang diadakan oleh perempuan yang terbuang itu. Kita juga tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa Allah telah memanggil dia supaya datang ke goa petenung itu; karena Tuhan sudah menolak berhubungan dengan Saul, melalui mimpi, melalui Urim atau melalui nabi. 1 Samuel 28:6. Semuanya ini adalah alat-alat yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk berkomunikasi, dan Ia tidak menyisihkan perkara itu begitu saja untuk menyampaikan satu pekabaran melalui alat setan. PB2 292.1

Kabar itu sendiri merupakan bukti yang cukup tentang sumbernya. Tujuannya bukanlah untuk menuntun Saul kepada pertobatan, melainkan untuk mendorong dia menuju kepada kebinasaannya; dan hal ini bukanlah pekerjaan Allah tetapi pekerjaan setan. Lebih jauh dari itu, tindakan Saul dengan meminta nasihat dari seorang petenung disebutkan dalam Kitab Suci sebagai satu sebab mengapa ia telah ditolak oleh Tuhan dan dibiarkan binasa: “Demikian matilah Saul dengan salahnya, sebab ia telah mendurhaka kepada Tuhan dengan tiada menurut firman Tuhan dan sebab ia telah pergi mendapatkan perempuan tenungan hendak bertanyakan dia. Tegal tiada dicarinya akan Tuhan, maka dibunuh Tuhan akan dia dan dipulangkannya kerajaan itu kepada Daud bin Isai.” 1 Tawarikh 10:13, 14. Di sini jelas dikatakan bahwa Saul bertanyakan kepada roh tenungan itu, dan bukan kepada Tuhan. Ia bukannya mengadakan hubungan dengan Samuel, nabi Allah itu; melainkan melalui petenung itu ia telah berhubungan dengan setan. Setan tidak bisa menghadapkan Samuel yang sebenarnya, tetapi ia menampilkan Samuel yang palsu, untuk maksud penipuan. PB2 292.2

Hampir semua bentuk sihir dan tenung pada zaman dulu didasarkan atas kepercayaan bahwa seseorang dapat berhubungan dengan orang yang sudah mati. Mereka yang menjalankan ilmu tenung mengaku bahwa mereka bisa berhubungan dengan roh orang mati, dan memperoleh dari mereka suatu pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi kemudian hari. Kebiasaan berhubungan dengan orang mati ini disebutkan dalam nubuatan Yesaya: “Maka apabila kata orang kepadamu: Bertanyakanlah orang yang bertenung-tenungan, dan yang tahu hikmat Iblis, dan yang meraung dan mengulum-ngulum itu, hendaklah kau jawab ini: Bukankah patut satu bangsa bertanyakan Aliahnya sendiri? Patutkah ditanyakannya orang mati akan orang hidup?” Yesaya 8:19. Kepercayaan yang sama dalam ber-hubungan dengan orang mati ini merupakan batu penjuru daripada penyembahan berhala orang kapir. Dewa-dewa orang kapir dianggap sebagai jelmaan daripada roh pahlawan-pahlawan yang sudah mati. Hal ini terbukti dari Alkitab. Di dalam catatan tentang dosa Israel di Bait Peor, dikatakan: “Sebermula, maka tinggallah orang Israel di Sittim, lalu orang banyak itu mulai berkendak dengan perempuan Moab. Karena dijemputnya orang banyak itu kepada korban bagi dewata mereka itu, maka orang banyak itupun makanlah sambil menyembah dewatanya. Maka Israelpun berdamping dengan Baal-Peor, sebab itu bernyala-nyala murka Tuhan akan Israel.” Bilangan 25:1-3. Pemazmur memberitahukan kepada kita kepada dewa macam manakah korban-korban itu telah dipersembahkan. Berbicara tentang kemurtadan Israel yang sama itu, ia berkata, “Lalu berdampinglah mereka itu dengan Baal-Peor serta makan sedekah arwah ” (Mazmur 106:28); yaitu korban yang telah dipersembahkan kepada orang mati. PB2 293.1

Didewakannya orang mati memegang peranan yang penting di dalam hampir semua sistim kekapiran, sebagaimana halnya berhubungan dengan orang yang sudah mati. Dewa-dewa ini dianggap dapat menyampaikan kehendak mereka kepada manusia, dan juga, bilamana dimintai nasihatnya, dapat memberikan kepada mereka nasihat. Inilah sifat-sifat daripada ilmu sihir yang terkenal di Yunani dan Romawi. PB2 293.2

Kepercayaan dalam berhubungan dengan orang mati masih tetap dianut banyak orang, sekalipun di negara-negara Kristen. Dengan nama spiritisme praktek untuk berhubungan dengan mahluk-mahluk yang dianggap roh-roh orang mati telah merajalela. Hal ini dimaksudkan untuk menarik simpati mereka yang telah ditinggalkan oleh kekasih-kekasih mereka. Mahluk-mahluk roh kadang-kadang muncul di hadapan manusia dalam bentuk sahabatsahabat mereka yang sudah mati, dan menceritakan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan hidup mereka dan melakukan perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan sewaktu masih hidup. Dengan jalan ini mereka telah menuntun manusia untuk mempercayai bahwa sahabat-sahabat mereka yang sudah mati itu adalah malaikat-malaikat, yang berada di atas kepala mereka dan berkata-kata kepada mereka. Mereka yang mengaku sebagai roh-roh daripada orang itu dianggap sebagai berhala yang disembah, dan bagi banyak orang kata-kata mereka ini mempunyai bobot yang lebih besar daripada firman Allah. PB2 293.3

Namun demikian, banyak orang yang menganggap spiritisme itu sebagai suatu penipuan semata-mata. Pernyataan-pernyataan yang menguatkan pengakuannya sebagai sesuatu yang gaib dianggap sebagai tipu daya yang diadakan oleh orang yang bertindak sebagai perantaranya. Tetapi, sekalipun benar bahwa akibat-akibat daripada sihir ini dibuat sedemikian rupa sehingga kelihatannya seperti sesuatu yang asli, ada juga bukti-bukti yang menyolok bahwa itu mempunyai kekuatan gaib. Dan banyak orang yang menolak spiritisme sebagai akibat daripada keahlian manusia atau kelicikannya, bilamana dihadapkan kepada pernyataan-pernyataan yang tidak dapat mereka terangkan atas alasan itu telah dituntun untuk mengakuinya. PB2 294.1

Spiritisme modem dan bentuk sihir pada zaman dulu dan penyembahan berhala semuanya itu mempunyai, satu prinsip yang penting yaitu berhubungan dengan orang mati—semuanya ini didasarkan atas dusta yang pertama yang dengannya setan telah memperdayakan Hawa di taman Eden: “Niscaya tiada kamu akan mati: melainkan telah diketahui Allah akan hal, jika engkau makan buah itu, . . . maka engkau akan menjadi seperti Allah.” Kejadian 3:4, 5. Hal yang didasarkan atas kepalsuan dan mengabadikan yang sama, semuanya adalah sama-sama berasal dari bapa sipembohong. PB2 294.2

Bangsa Ibrani dengan tegas dilarang/ melibatkan diri dalam bentuk apapun dalam hal berhubungan dengan orang mati. Allah sama sekali menutup pintu ini pada waktu Ia berkata: “Orang yang sudah mati itu tidak tahu apa-apa. . . . Tiada lagi pada mereka itu bahagian dalam alam ini daripada segala sesuatu yang jadi di bawah langit.” Alkatib 9:5, 6. “Bahwa putuslah nyawanya kelak dan iapun kembali kepada tanah asalnya; maka pada hari itu juga hilanglah segala cahayanya.” Mazmur 146:4. Dan Tuhan menyatakan kepada Israel: “Demikianpun jikalau seorang sudah pergi bertanyakan orang petenung atau orang yang tahu hikmat iblis, hendak menurut zinahnya, maka Aku akan menunjuk wajahku kelak melawan orang itu dan menumpaskan dia dari antara bangsanya.” Imamat 20:6. “Roh tenung” itu bukanlah roh orang mati, tetapi malaikat-malaikat jahat, pesuruh-pesuruh setan. Penyembahan berhala pada zaman dulu, yang sebagaimana telah kita lihat, terdiri dari penyembahan orang mati dan berhubungan dengan mereka, dinyatakan oleh Kitab Suci sebagai penyembahan kepada iblis. Rasul Paulus, di dalam mengamarkan saudara-saudaranya agar jangan ikut serta, dalam cara apapun, dalam penyembahan berhala orang kapir, berkata: “Bahwa barang yang dipersembahkannya itu dipersembahkannya kepada segala setan, bukannya kepada Allah. Tetapi aku tiada suka kamu bersekutu dengan segala setan itu.” 1 Korinti 10:20. Pemazmur berbicara tentang orang Israel, mengatakan bahwa “mereka itu telah mengorbankan anaknya laki-laki dan perempuan kepada segala setan,” dan di dalam ayat berikutnya ia menerangkan bahwa mereka mengorbankan semuanya itu kepada segala berhala Kanani.” Mzmuar 106:37, 38. Dalam perbaktian mereka yang dianggap kepada orang mati itu sebenarnya mereka sedang berbakti kepada setan. PB2 294.3

Spiritisme modern, yang berdiri di atas landasan yang sama, adalah merupakan satu kebangkitan dalam bentuk baru dari sihir dan perbaktian kepada setan pada zaman dulu telah dilarang dan dikecam oleh Tuhan. Hal ini telah diramalkan dalam Alkitab, yang mengatakan bahwa “pada akhir zaman beberapa orang akan gugur daripada iman, sebab berpaling kepada penguasa, yang menyesatkan orang, dan kepada beberapa pengajaran setan-setan.” 1 Timotius 4:1. Paulus, di dalam suratnya yang kedua kepada sidang Tesalonika, menegaskan bahwa pekerjaan setan yang khusus dalam spiritisme adalah suatu kejadian yang akan berlaku sesaat sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali. Berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua, ia menyatakan bahwa hal itu adalah “menurut gerak Iblis, dengan segala kuasa dan tanda ajaib dan mujizat yang palsu.” 2 Tesalonika 2:9. Dan Petrus, dalam menjelaskan mengenai bahaya-bahaya yang akan dihadapi oleh sidang pada akhir zaman, mengatakan bahwa sebagaimana ada nabi-nabi palsu yang telah menuntun Israel ke dalam dosa, demikian pula akan bangkit guru-guru palsu, “yang akan membawa pengajaran sesat dengan sulit, yang membinasakan orang, maka mereka itu menyangkali Tuhan yang telah menebus mereka itu. . . . Maka banyak orang yang akan mengikut perbuatannya yang cabul.” 2 Petrus 2:1, 2. Di sini rasul telah menunjukkan salah satu daripada watak yang nyata dari guru-guru spiritisme itu. Mereka menolak mempercayai bahwa Kristus adalah Anak Allah. Tentang guru-guru seperti itu Yohanes yang kekasih berkata, “Siapakah pendusta itu melainkan orang yang menyangkal bahwa Yesus itu Kristus? Maka orang yang menyangkal Bapa dengan Anak itu, ialah si Dajal. Barangsiapa yang menyangkali Anak, tiada juga ber-Bapa.” 1 Yohanes 2:22, 23. Spiritisme, dengan menyangkal Kristus, menyangkal baik Bapa dan Anak, dan Alkitab menyatakan hal itu sebagai pernyataan daripada si dajal. PB2 295.1

Dengan meramalkan kebinasaan Saul, yang diberikan melalui perempuan Endor itu, setan merencanakan menjerat Israel. Ia mengharapkan bahwa mereka akan menaruh kepercayaan kepada ilmu tenung, dan akan dituntun untuk berunding dengan dia. Dengan demikian mereka akan berpaling dari Tuhan sebagai penasihat mereka, dan akan menempatkan diri mereka di bawah pimpinan setan. Bujukan, oleh mana spiritisme menarik orang banyak, terdapat pada kuasa semu yang seolah-olah dapat menyingkapkan tabir masa depan dan menyatakan kepada manusia apa yang telah disembunyikan Allah. Allah di dalam sabdaNya telah menyatakan kepada kita tentang peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi pada masa mendatang—segala sesuatu yang perlu untuk kita ketahui—dan telah diberikanNya kepada kita satu penunjuk yang benar bagi kaki kita di tengahtengah segala mara bahaya; tetapi maksud setan adalah untuk menghancurkan kepercayaan kita terhadap Allah, menjadikan mereka tidak puas dengan keadaan mereka di dalam hidup ini, dan menuntun mereka mencari suatu pengetahuan tentang apa yang dengan secara bijaksana telah Allah sembunyikan dari mereka, dan meremehkan apa yang telah dinyatakanNya di dalam SabdaNya yang Suci itu. PB2 296.1

Banyak orang yang menjadi gelisah apabila mereka tidak dapat mengetahui kepastian dalam urusan hidup mereka. Mereka tidak dapat bertahan terhadap keadaan yang tidak menentu, dan di dalam ketidaksabaran mereka menolak menantikan keselamatan dari Allah. Pemikiran tentang sesuatu yang buruk hampir-hampir membuat mereka menjadi bingung. Mereka menyerah kepada perasaan mereka yang memberontak itu, dan lari ke sana ke mari dalam keadaan susah, sambil berusaha mencari pengetahuan akan sesuatu yang tidak pernah dinyatakan. Jikalau mereka mau berharap kepada Allah, dan menunggu sambil berdoa, mereka akan memperoleh penghiburan ilahi. Roh mereka akan dijadikan tenang oleh berhubungan dengan Allah. Orang-orang yang lelah dan yang menanggung berat akan memperoleh damai dalam jiwa mereka jikalau mereka mau pergi kepada Yesus, tetapi bilamana mereka mengabaikan alat-alat yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi penghiburan bagi mereka, dan pergi kepada sumber yang lain, sambil berharap akan dapat mengetahui apa yang telah disembunyikan Allah, mereka sedang melakukan kesalahan seperti yang dilakukan Saul, dan oleh sebab itu hanya akan memperoleh satu pengetahuan akan yang jahat. PB2 296.2

Allah tidak merasa senang dengan tindakan seperti ini, dan telah menyatakannya dengan tegas sekali. Sikap tergesa-gesa yang tidak sabar untuk menyingkapkan tabir masa depan menyatakan adanya kurang iman akan Allah, dan menjadikan jiwa itu terbuka kepada usul-usul sipenyesat itu. Setan menuntun mereka supaya meminta nasihat dari mereka yang mempunyai roh tenung; dan dengan menyatakan perkara-perkara masa lalu yang tersembunyi, ia menjadikan seseorang percaya terhadap kekuasaannya untuk menyatakan perkara-perkara yang akan datang. Melalui pengalaman yang sudah diperolehnya sepanjang zaman ia dapat memberikan sebab dan akibatnya dan sering meramalkan, dengan tepat beberapa peristiwa dalam kehidupan manusia pada waktu yang akan datang. Dengan demikian ia sanggup menipu jiwa-jiwa yang malang dan tersesat, dan membawa mereka ke bawah kekuasaannya, dan menuntun mereka supaya ditawan oleh kehendaknya. PB2 296.3

Allah telah memberikan kepada kita amaran melalui nabiNya: “Maka apabila kata orang kepadamu! Bertanyakanlah orang yang bertenungtenungan, dan yang tahu hikmat iblis, dan yang meraung dan yang mengulumngulum itu, hendaklah kau jawab ini: Bukankah patut suatu bangsa bertanyakan Aliahnya sendiri? patutkah ditanyakannya orang mati akan hal orang hidup? Akan torat dan assyahadat, barangsiapa yang berkata-kata tiada setuju dengan perkataan itu, sekali-kali tiada akan terbit fajar baginya.” Yesaya 8:19, 20. PB2 297.1

Akankah mereka yang mempunyai Allah yang suci, yang tidak terbatas dalam hikmat dan kuasa, pergi kepada tukang tenung, yang pengetahuannya datang dari hubungannya dengan musuh Tuhan kita? Allah sendiri adalah terang umatNya; Ia mengajak mereka supaya memusatkan pandangannya melalui iman kepada kemuliaan yang tersembunyi dari penglihatan manusia. Matahari Kebenaran itu memancarkan terangnya ke dalam hati mereka; mereka mempunyai terang dari takhta sorga, dan mereka tidak mempunyai keinginan untuk berpaling dari sumber terang itu kepada pesuruh-pesuruh setan. PB2 297.2

Pekabaran iblis kepada Saul, sekalipun itu adalah merupakan satu kecaman atas dosa dan satu ramalan akan datangnya pembalasan, tidaklah dimaksudkan untuk memperbaiki dirinya, tetapi untuk menekan dia ke dalam keadaan kecewa dan kepada kebinasaan. Namun demikian, cara yang lebih sering dan lebih berhasil digunakan olehnya untuk membawa manusia kepada kebinasaan adalah dengan melalui puji-pujian yang palsu. Pengajaranpengajaran dewa-dewa setan pada zaman dulu itu mendorong kepada kejahatan yang paling keji. Hukum ilahi yang menghukum dosa dan menegakkan kebenaran disisihkan; kebenaran direndahkan, dan kemesuman bukan saja diijinkan tetapi diharuskan. Spiritisme menyatakan bahwa tidak ada kematian, tidak ada dosa, tidak ada pehukuman, tidak ada pembalasan; bahwa “manusia itu adalah dewa-dewa yang tidak pernah berdosa,” bahwa kehendak itu adalah hukum yang tertinggi, dan bahwa manusia itu hanya bertanggung jawab kepada dirinya saja. Tembok-tembok yang telah didirikan Allah untuk melindungi kebenaran, kesucian, dan sikap hormat telah dihancurkan, dan dengan demikian banyak orang telah jadi berani dalam dosa. Bukankah pengajaran seperti menyatakan sumber yang sama daripada perbaktian kepada setan? PB2 297.3

Tuhan menyatakan di hadapan Israel akan akibat-akibat mengadakan hubungan dengan roh-roh jahat, di dalam kekejian bangsa Kanani: mereka tidak mempunyai perasaan cinta yang wajar, penyembah berhala, orang-orang yang berbuat zinah, pembunuh, dan keji olehkarena setiap pikiran yang jahat dan perbuatan-perbuatan yang bersifat memberontak. Manusia tidak mengetahui hatinya sendiri; olehkarena “hati itulah penipu adanya terlebih daripada segala sesuatu; sekali-kali tiada ia berketentuan.” Yeremia 17:9. Tetapi Allah mengerti kecenderungan sifat manusia yang sudah merosot itu. Pada saat itu, sebagaimana halnya sekarang, setan sedang berusaha untuk menciptakan satu keadaan yang tepat untuk diadakannya pemberontakan, agar orang Israel dapat menjadikan dirinya menjadi keji sama seperti orang Kanani. Musuh daripada jiwa itu selalu siap untuk membuka saluran bagi mengalirnya arus kejahatan yang tidak terbendung di dalam diri kita; karena ia menghendaki agar kita binasa, dan terhukum di hadapan Allah. PB2 298.1

Setan telah bertekad untuk tetap menguasai tanah Kanaan, dan bilamana itu dijadikan sebagai tempat tinggal bangsa Israel, dan hukum Allah dijadikan sebagai undang-undang di negeri itu, maka ia membenci Israel dengan satu kebencian yang kejam dan jahat dan berniat untuk membinasakan mereka. Melalui alat-alat roh jahat dewa-dewa asing telah diperkenalkan; dan oleh sebab pelanggaran, umat pilihan itu akhirnya dicerai-beraikan dari Tanah Perjanjian itu. Sejarah ini sedang diusahakan oleh setan agar terulang kembali dalam masa sekarang ini. Allah sedang memimpin umatNya keluar dari kekejian dunia ini, agar mereka dapat memelihara hukumNya; dan oleh sebab ini, kemarahan daripada “sipenuduh saudara-saudara kita itu” tidak mengenal batas. “Iblis sudah turun kepadamu dengan besar kemarahannya, sebab mengetahui bahwa ketikanya sudah singkat.” Wahyu 12:10, 12. Wujud daripada tanah perjanjian itu ada tepat di hadapan kita dan setan bertekad untuk membinasakan umat Allah, dan memisahkan mereka dari pusaka mereka. Nasihat, “Berjagalah dan berdoalah, supaya jangan kamu kena pencobaan” (Markus 14:38), tidak pernah lebih dibutuhkan daripada sekarang ini. PB2 298.2

Firman Allah kepada Israel, pada zaman dulu juga ditujukan kepada umatNya zaman sekarang ini: “Dan jangan kamu berpaling kepada orang petenung atau orang yang menaruh hikmat iblis, jangan kamu mencari mereka itu hendak menajiskan dirimu dengan dia,” “karena segala orang yang berbuat perkara yang demikian, ia itu kebencian kepada Tuhan.” Imamat 19:31; Ulangan 18:12. PB2 298.3