SAHABAT2 KRISTEN JANG KEKASIH: Karena saja telah memberi ringkasan dari saja punja pengalaman dan pemandangan jang telah diterbitkan pada tahun 1851, saja merasa wadjib memberikan sedikit keterangan tentang beberapa perkara dalam buku jang ketjil itu; begitu pula saja mau memberikan chajal2 saja jang achir. TP 106.1
1. Pada muka 37 ada ditulis begini: “Saja lihat bahwa Sabat sutji itu adalah tetap se-lama2nja mendjadi satu dinding jang mentjeraikan Israel Allah jang benar dari orang jang tak pertjaja; maka Sabat itu adalah soal besar untuk menghubungkan hati umat Allah jang me-nanti2kan kedatangan Jesus itu. Saja melihat bahwa Allah mempunjai djuga anak2 jang tidak melihat dan memelihara Sabat itu. Mereka belum menolak terang Sabat itu. Maka pada permulaan masa kesukaran itu, kita dipenuhi Roh Sutji waktu kita pergi mengadjarkan Sabat itu lebih njata.” TP 106.2
Chajal ini diberikan pada tahun 1847, ketika hanja sedikit sadja saudara2 Advent jang memeliharakan hari Sabat, dan dari orang jang sedikit ini hanja beberapa sadja menjangka bahwa pemeliharaan Sabat itu ada tjukup penting buat mendjadi garis jang mentjeraikan umat Tuhan dari orang2 jang tak pertjaja. Sekarang kegenapan chajal itu sedang mulai njata. “Permulaan masa kesukaran” jang dikatakan disini, tidak ada hubungannja dengan masa bila bela itu mulai ditjurahkan, melainkan dengan satu masa jang pendek, tak lama sebelum bela itu ditjurahkan ketika Kristus dalam kaabah itu. Pada masa itu, sedang pekerdjaan menjelamatkan sudah hampir habis, kesusahan akan datang dibumi ini dan bangsa2 akan marah, tetapi ditahankan, jaitu supaja djangan terhambat pekerdjaan malaekat jang ketiga itu. Pada masa itu “hudjan achir” atau masa kesenangan dari hadirat Allah akan datang, untuk memberikan kuasa kepada suara jang njaring dari malaekat jang ketiga itu, dan menjediakan orang2 saleh itu buat berdiri pada masa, bila tudjuh bela jang achir itu kelak ditjurahkan. TP 106.3
2. Chajal dari “Pintu Jang Terbuka dan Tertutup itu” pada halaman 49-52 diberikan pada tahun 1849. Perhubungan Wahju 3:7, 8 dengan kaabah sorga serta pekerdjaan Isa adalah se-mata2 baharu kepada saja. Saja belum pernah dengar pikiran itu diterangkan oleh siapa pun. Sekarang sesudah peladjaran tentang kaabah itu sudah dimengerti dengan terang, maka perhubungan itupun kelihatan dengan tegas dan indah. TP 107.1
3. Pemandangan jang Tuhan Allah “menghulurkan tanganNja kedua kali untuk mengumpulkan sisa umatNja”, pada muka 93 hanja mengenai perhubungan dan kekuatan jang pada satu ketika ada di-tengah2 orang2 jang memandang kepada Kristus, dan kepada kenjataan bahwa Ia telah mulai mempersatukan dan membangun umatNja kembali. TP 107.2
4. Pernjataan Roh. Pada muka 50 jang bunjinja: “Saja lihat bahwa ketok2an jang adjaib di New York serta tempat lain2 ada kuasa Setan adanja dan perkara2 jang demikian akan menular ke-mana2 dengan berpakaikan djubah agama agar supaja menina-bobokan orang2 jang tertipu itu kepada perasaan jang lebih sedjahtera, serta menarik pikiran umat Allah kalau bisa, kepada segala perkara itu dan djadikan mereka bimbang tentang segala pengadjaran dan kuasa Roh Sutji.” Chajal ini diberikan pada tahun 1849, hampir lima tahun kemudian. Pada masa itu kenjataan2 roh itu hanja terbatas kebanjakan dikota Rochester, dan terkenal dengan “Ketok2an Rochester.” Sedjak waktu itu perbuatan Setan ini telah mendjalar lebih daripada persangkaan siapa sadja. TP 107.3
Banjak dari chajal jang dimuka 72 jang berkepalakan “Ketok2an Jang Adjaib,” jang diberikan pada bulan Agus¬tus 1850 telah genap semendjak waktu itu, dan sekarang sedang digenapkan. Disini ada sebahagian daripadanja: “Saja lihat bahwa tidak berapa lama lagi orang akan mengirakan itu hudjat bila orang melawan ketok2an itu dan ketok2an itupun akan meluas serta kuasa Setan akan ber-tambah2, dan beberapa dari pengikutnja jang setiawan itu akan memperoleh kuasa buat mengadakan mudjizat2, bahkan menurunkan api dari langit dihadapan orang banjak. Telah ditundjukkan kepada saja bahwa oleh ketok2an dan mesmerism orang hobatan modern ini masih akan memberi keterangan lagi dari hal mudjizat2 jang diadakan Jesus dahulu, dan banjak orang akan pertjaja bahwa pekerdjaan2 besar jang dibuat oleh Anak Allah itu, waktu Dia dalam dunia ini sudah dibuatNja oleh kuasa itu djuga.” TP 108.1
Saja lihat tipu ketok-ketokan itu — bagaimana dia madju, dan, kalau kiranja mungkin, akan disesatkannja umat pilihan itu sendiri. Setan akan berkuasa membawa kehadapan kita bajangan jang kelihatan seperti keluarga atau sahabat kita jang telah mati dalam Jesus. Akan di¬bikin kelak se-olah2 sahabat2 itu ada hadir; perkataan2 jang mereka utjapkan waktu hidupnja, jang kita biasa dengar, akan dikatakannja dan bunji suara jang serupa lagunja akan kedengaran. Semuanja ini adalah untuk menjesatkan orang2 sutji dan mendjerat mereka supaja mempertjajai pengadjaran jang kesasar itu. TP 108.2
Saja lihat bahwa orang2 sutji itu mesti mempunjai pengertian jang seksama akan kebenaran buat waktu ini, jang mereka harus pertahankan dengan perkataan Alkitab. Mereka mesti mengerti keadaan orang mati; karena roh2 iblis masih akan kelihatan kepada mereka itu, bahwa merekalah sahabat2 atau anggota2 keluarga jang kekasih, jang akan mengatakan kepada mereka itu bahwa Sabat itu telah diobahkan demikian pula peladjaran2 lain jang bukan teralas pada Alkitab. Mereka akan berbuat sekuat kuasanja buat menarik hati dan akan mengadakan mudjizat2 dihadapan mereka itu buat menguatkan kebenaran perkataannja itu. Umat Allah mesti sedia buat melawan roh ini dengan kebenaran Alkitab jang mengatakan bahwa orang mati itu tidak tahu apa2 dan jang nampak kepada mereka itu adalah roh2 iblis. Pikiran kita mesti djangan diliputi perkara2 jang sekeliling kita, tapi mesti dipenuhi dengan kebenaran buat waktu ini dan persediaan untuk memberi keterangan tentang pengharapan kita dengan lemah-lembut dan takut. Kita mesti mentjahari hikmat dari sorga supaja kita dapat tetap berdiri pada masa kesalahan dan penjesatan ini. TP 108.3
Kita harus periksa betul2 alasan2 pengharapan kita itu, karena kita mesti dapat membuktikan alasan2 itu dengan ajat2 Alkitab. Pengadjaran penjesatan ini akan mendjalar, dan kita mesti melawannja muka dengan muka; maka ketjuali kita sudah bersedia betul2, kita terdjerat dan ditawan kelak. Tetapi kalau kita berusaha seberapa dapat buat bersedia menghadapi peperangan jang dihadapan kita itu, Tuhanpun akan membantu kita, dan tanganNja jang maha kuasa itu akan melindungkan kita. Lebih baik Dia menjuruh tiap2 malaekat dari kemuliaan buat menolong djiwa2 jang setia, dan membuat pagar keliling mereka itu daripada membiarkan mereka ditipu dan disesatkan oleh Setan dengan dustanja jang heran itu. TP 109.1
Saja melihat bagaimana tjepatnja tipu itu mendjalar. Satu kereta api ditundjukkan kepada saja, berdjalan tjepat seperti kilat. Malaekat itu menjuruh supaja saja melihat baik2. Saja memperhatikan kereta api itu; kelihatan seperti seluruh penduduk bumi ada menumpang didalamnja, seorangpun tak ketinggalan. Kata malaekat itu, “Mereka sedang ber-ikat2 dalam berkas2 sedia untuk dibakar.” Kemudian ditundjukkannja kepada saja kondaktur kereta itu, jang nampaknja seperti orang jang gagah dan bagus; sekalian penumpang itu memandang kepadanja dengan hormat. Saja bingung dan tanja kepada malaekat pengawal saja itu siapa dia. Katanja, “Itulah Setan. Ialah kondaktur jang mengambil rupa malaekat terang. Ia telah menawan dunia ini. Mereka sekalian telah ta’luk kepada tipunja itu sehingga dipertjajainja dusta supaja mereka tjelaka Orang, jang nomor dua dibawahnja, itulah mesinisnja jang mendjalankan kereta api itu, dan kaki-tangannja jang lain2 itu dipakai dalam djawatan2 dimana dia rasa perlu, dan mereka sekalian djalan dengan ketjepatan kilat kedjahanam.” TP 109.2
Saja tanja kepada malaekat itu apa ada orang jang tinggal. Dia suruh saja menengok kedjurusan jang lain dan saja melihat satu rombongan ketjil berdjalan pada djalan jang sempit. Sekalian mereka agaknja bersatu betul diikat oleh kebenaran, djadi ber-berkas2 atau berrombongrombongan. Kata malaekat itu, “Malaekat jang ketiga itu mengikat atau memeterai mereka ber-berkas2 untuk lumbung sorga.” Rombongan ketjil ini nampaknja amat penat, se-olah2 mereka telah melalui pentjobaan2 dan perdjuangan jang keras. Nampaknja pula seperti matahari baru timbul dari belakang embun dan bertjahaja atas muka mereka, sebab mana mereka nampak sebagai orang menang dan kemenangannja sudah hampir diperoleh. TP 110.1
Saja lihat bahwa Allah telah memberikan kesempatan kepada dunia ini untuk mengetahui djerat itu. Jang satu ini adalah tjukup njata bagi orang Kristen, djikalau kiranja tidak ada jang lain; jaitu tidak diadakan perbedaan antara jang indah dan jang nadjis. Thomas Paine, jang tubuhnja sekarang telah hantjur mendjadi habu, dan jang akan dipanggil nanti pada hudjung seribu tahun itu pada waktu kebangunan jang kedua, buat menerima upahnja dan menanggung mati jang kedua, dikatakan Setan sebagai ada disorga sekarang dan dihormati tinggi disana. Setan mempergunakan Thomas Paine didunia ini selama dia bisa, dan sekarang ia meneruskan pekerdjaan itu djuga oleh pengakuan tentang ditinggikannja Thomas Paine itu disorga; sebagaimana Thomas Paine mengadjar didunia, Setan suka supaja kelihatan bahwa iapun ada mengadjar disorga. Ada orang jang tadinja djidjik melihat hidup dan pengadjarannja jang korup itu pada masa hidupnja, tetapi sekarang mereka tunduk kepada pengadjarannja, — salah satu orang jang paling durdjana dan korup, penghina Allah dan HukumNja.* ).Supaja dapat orang mengerti perkataan ini lebih terang pembatja hendaklah mengetahui bahwa telah ada satu buku diterbitkan Rev. C. Hammond, namanja : “Pilgrimage of “Thomas Paine in the Spirit World.” Dalam buku ini dikatakan Paine sekarang telah dinaikkan kelangit jang ketudjuh. Dan di “Klas penjelidikan di New York” telah dikatakan bahwa Kristus sendiri telah ber-tjakap= dengan seorang hobatan (medium) dan la ada dilangit jang keenam. Perbedaan itu akan dimengerti bila diingat bahwa mereka mengatakan roh itu sebagai makin ber-tambah’ madju dalam dunia roh, dan bahwa Kristus, setelah madju 1800 tahun sampai pada langit jang keenam, sementara Paine, telah mentjapai jang ketudjuh setelah 100 tahun. Keterangan jang lebih djauh tentang ini boleh didapat dalam utjapan Dr. Hare, bahwa roh saudaranja perempuan mengatakan kemadjuannja telah terlambat oleh karena pertjajanja pada tebusan oleh Kristus. Begitulah Spiritisme me-ninggrkan orang3 jang tak pertjaja kepada Allah dan durdjana kepadaNja. TP 110.2
Dia, bapa segala dusta, membutakan dan menipu dunia ini oleh mengirim melaekat2nja berkata se-olah2 ganti rasul2 itu, dan membikin supaja kelihatan bahwa mereka membantah apa jang mereka telah tulis oleh Ilham Roh Sutji ketika mereka didunia ini dahulukala. Malaekat2 dusta ini membikin rasul2 itu merusakkan pengadjaran mereka sendiri dan mengatakan bahwa tulisan2 itu telah bertjampur. Dengan djalan demikian Setan bergemar mengatjau orang2 jang namanja sadja Kristen dan seluruh dunia kedalam kebimbangan tentang perkataan Allah. Kitab sutji itu memotong djalannja dengan langsung sambil membantutkan rentjananja. Sebab itu ia mengadjak mereka itu kepada kebimbangan bahwa kitab itu dari Allah asalnja. Kemudian dikatakannja bahwa Thomas Paine, orang jang tak pertjaja itu, telah masuk sorga pada matinja, dan sekarang ber-sama2 dengan rasul2 jang dibentjinja didunia ini, sedang sibuk mengadjar dunia ini. TP 111.1
Setan memberikan kepada masing2 malaekatnja tugas jang harus dikerdjakannja. Dinasehatkannja baik2 kepada mereka itu sekalian supaja mereka litjin, tjerdik, dan banjak akal. Disuruhnja beberapa dari mereka berlaku seperti rasul2 itu dan ber-kata2 bagi mereka, sedang jang lain harus berlaku seperti orang2 jang tak pertjaja adanja Allah dan orang2 durdjana jang mati dengan mengutuki Allah, tetapi sekarang nampaknja amat alim. Tidak diadakan perbedaan antara rasul2 jang paling sutji itu dari orang durdjana jang paling hina. Keduanja sama2 dikatakan mengadjarkan perkara jang serupa. Tidak ada obahnja siapa Setan biarkan ber-kata2 asalkan sadja maksudnja tertjapai. Setan ada begitu rapat hubungannja dengan Paine didunia ini, membantu dia dalam pekerdjaannja, sehingga tidak lagi mendjadi soal baginja buat mengetahui perkataan2 jang Paine pakai, dan tulisan tangan dia, jang begitu setia berbakti kepadanja dan menjelenggarakan maksud2nja dengan begitu baik. Setan diktekan banjak dari tulis2annja itu kepadanja, maka gampanglah bagi dia buat mendiktekan segala perasaan sentimen oleh perantaran malaekat2nja sekarang dan membikin se-olah2 semuanja itu datang dari Thomas Paine, jang pada masa hidupnja adalah seorang hamba jang setiawan dari sidjahat itu. Inilah satu pekerdjaan Setan jang luar biasa. Segala peladjaran ini, jang nam¬paknja datang dari rasul2 itu dan orang2 saleh dan orang2 durdjana jang telah mati itu, datang langsung dari Seripaduka Setan. TP 112.1
Hal jang Setan mengaku bahwa seorang jang disajangi begitu besar tetapi membentji Allah habis2, sekarang ada ber-sama2 dengan rasul2 jang sutji dan malaekat2 dalam sorga, seharusnja sudah tjukup untuk membuka topeng Setan itu dan menjatakan pekerdjaan Setan jang gelap dan penuh rahasia itu. Dengan perbuatan itu sebenarnja dia mengatakan kepada dunia dan orang2 jang tak pertjaja adanja Allah, “Biarpun engkau begitu djahat, tidak perduli engkau pertjaja atau tidak akan Allah ataupun akan Alkitab; hiduplah menurut suka hatimu; sorga adalah tempat bagimu; karena semua orang tahu, kalau Thomas Paine ada disorga dan amat ditinggikan, nistjaja merekapun akan masuk djuga kesana.” Pengadjaran salah ini ada begitu njata, sehingga sekalian dapat melihatnja kalau mereka mau. Setan sekarang berbuat terus dengan perantaraan orang2 sematjam Thomas Paine, apa jang diperbuatnja semendjak kedjatuhannja. Oleh kuasa dan mudjizat dustanja, ia sedang berusaha hendak menumbangkan alasan pengharapan orang Kristen dan memadamkan matahari jang harus menerangi mereka dalam djalan kesorga jang sempit itu. Ia sedang membikin dunia ini pertjaja bahwa Alkitab itu bukan diilhamkan, tiada lebih baik dari satu buku tjerita, sambil dihulurkannja jang lain buat gantinja: jakni: kenjataan2 roh! TP 112.2
Disinilah ada satu saluran jang se-mata2 teruntuk kepadanja dan dibawah pengawasannja, dan dia boleh membikin dunia ini pertjaja apa jang dia suka. Itu Kitab jang nanti menghukumkan dia dan pengikut2nja disampingkannja ketempat jang gelap, tepat dimana dia kehendaki. Djuruselamat dunia ini didjadikannja tidak lebih dari seorang biasa sadja; dan seperti serdadu2 Roma jang mendjaga kuburan Jesus itu, menjiarkan berita dusta jang ditaroh oleh kepala2 imam dan tua2 itu dalam mulutnja, demikian pula pengikut2 kenjataan2 roh bikin2an jang tjelaka dan sesat itu akan mengulangkan dan berusaha membikin supaja kelihatan bahwa tidak ada perkara mudjizat dalam kelahiran, kematian dan kebangkitan Djuruselamat kita. Sesudah mendorong Jesus kebelakang mereka menarik perhatian dunia kepadanja dan kepada mudjizat2 dan kebenaran2 dusta jang mereka katakan itu djauh mengatasi pekerdjaan Kristus. Demikianlah djalannja dunia ini terdjerat dan dinina-bobokan Setan sehingga merasa sedjahtera dan tiada insjaf akan tipu itu sampai bela jang tudjuh itu ditjurahkan. Setan tertawa bila dilihatnja rentjananja itu berhasil dan seluruh dunia terdjerat. TP 113.1
5. Pada halaman 67 saja katakan, bahwa satu awan tjahaja jang mulia menudungi Bapa dan peribadiNja tak dapat kelihatan. Djuga saja katakan Bapa bangkit dari atas tachta. Bapa diselubungi terang dan kemuliaan, sehingga peribadiNja tak dapat kelihatan; tetapi tahulah saja bahwa itu Bapa adanja dan dari Dia keluar tjahaja dan kemuliaan. Bila saja lihat tjahaja terang dan kemu-liaan itu bangkit dari tachta itu, tahulah saja bahwa hal itu djadi karena Bapa bergerak; itu sebab saja bilang, saja lihat Bapa bangkit. Adapun kemuliaan atau keindahan lembagaNja tak pernah saja lihat, seorangpun tidak dapat melihat itu dan hidup, tetapi tjahaja terang dan kemuliaan jang menjelubungi Dia itu dapat dilihat. TP 114.1
Saja djuga ada katakan “Setan nampaknja seperti dekat tachta itu berusaha hendak memadjukan pekerdjaan Tuhan” Saja mau kutib satu kalimat jang lain dari halaman itu djuga: “Saja menoleh hendak melihat rombongan jang masih tunduk dihadapan tachta itu.” Sekarang rombongan jang sembahjang ini sebenarnja adalah dalam keadaan fana, didunia ini, tetapi ditundjukkan kepada saja seperti dihadapan tachta itu. Saja tak pernah mendapat pikiran bahwa orang ini sesungguhnja ada di Jerusalem Baru. Tidak pula saja pernah pikir, bahwa ada satu machluk jang fana dapat menjangka bahwa saja pertjaja Setan sungguh2 ada di Jerusalem Baru. Tetapi bukankah Jahja lihat naga jang merah dan besar itu disorga? Memang. “Lalu kelihatanlah dalam sorga satu alamat jang lain, bahwa sesungguhnja adalah seekor naga besar, merah warnanja, berkepala tudjuh dan bertanduk sepuluh.” Wahju 12:3. Binatang hebat mana ada disorga! Bukankah ini djuga ada satu kesempatan jang baik sekali buat meng-edjek2 seperti dalam tafsiran jang dibuat oleh sebahagian orang atas utjapan2 saja itu? TP 114.2
6. Pada halaman 58-62 ada chajal jang diberikan pada bulan Djanuari, 1850. Bahagian dari itu chajal jang berkenaan dengan wang jang ditahankan dari utusan2 itu, adalah terutama untuk ketika itu. Semendjak waktu itu sahabat2 pekerdjaan kebenaran buat zaman ini sudah berdiri, jaitu orang2 jang me-nunggu2 kesempatan untuk berbuat baik dengan wangnja. Ada jang memberikan dengan terlalu limpahnja, sampai mendjadi mudarat kepada sipenerima. Kira2 dua tahun lamanja telah ditundjukkan kepada saja lebih banjak mengenai pemakaian wang Tuhan dengan tidak hati2 dan terlalu boros, dari¬pada mengenai kekurangan wang itu. TP 115.1
Jang berikut ini adalah dari chajal jang diberikan di Jackson, Michigan pada tanggai 2 Djuni 1853Chajal ini umumnja mengenai saudara2 ditempat itu: “Saja lihat saudara2 itu mulai mengorbankan harta mereka dan menjerahkannja dengan tiada beroleh maksud jang benar dihadapan mereka itu, — pekerdjaan jang menderita itu, — dan mereka memberikan terlalu bebas, terlalu banjak, dan terlalu sering. Saja lihat bahwa guru2 itu patut bangun dan perbaiki kesalahan ini seraja tundjukkan teladan jang baik dalam sidang. Wang se-olah2 hanja sedikit artinja atau tidak berharga pada mereka; semakin lekas wang itu dibelandjakan semakin baik. Satu tjontoh jang djelek telah dibuat orang jang menerima pemberian jang banjak2 dan mereka tidak nasehatkan sedikitpun supaja orang jang berada itu d jangan menggunakan wang itu terlalu bebas dan dengan tidak ber-hati2. Oleh menerima wang jang begitu banjak dengan tiada bertanja apakah Allah telah mewadjibkan saudara2 itu supaja memberi dengan begitu limpah, mereka membenarkan orang memberikan berkelebihan. TP 115.2
Orang2 jang memberikan itupun salah, karena mereka tak memeriksa keperluan hal itu, apakah benar ada keperluan atau tidak. Orang2 jang berada mendjadi bingung betul2. Seorang saudara mendjadi rusak karena terlalu banjak wang diserahkan kepadanja. Ia tidak berlaku hemat, melainkan hidup dengan mewah dan pada perdjalanannja ia memberi wang disana-sini dengan tiada berguna. Ia menjebarkan satu pengaruh jang salah oleh membelandjakan wang Allah dengan begitu boros, se-olah2 dikatakannja dalam hatinja dan kepada orang lain: “Ada tjukup wang di J——, lebih banjak daripada jang bisa dipakai sampai Tuhan datang.” Ada orang jang dilukai hatinja oleh perbuatan jang begitu karena mereka nanti datang kedalam kebenaran dengan pikiran jang salah, dengan tiada insjaf bahwa mereka ada membelandjakan wang Allah, sedang mereka tidak merasa harganja wang itu. Djiwa2 malang jang baru menerima pekabaran malaekat jang ketiga dan telah melihat tjontoh jang begitu, akan terpaksa beladjar banjak buat menjangkal diri dan menanggung kesusahan karena Kristus. Mereka itu harus beladjar buat meninggalkan kesenangan, ber¬henti mempeladjari kepentingan dan kesenangan diri, dan mengingat selalu harga djiwa2. Orang2 jang merasa “tjelaka” atas mereka tidak akan mengadakan persediaan jang banjak, supaja mereka dapat berdjalan dengan sentosa dan senang. Ada orang, jang tidak dipanggil, telah diadjak supaja pergi keladang itu. Jang lain pula dipengaruhi oleh hal tadi sehingga mereka tak rasa lagi keperluan penghematan, penjangkalan diri dan membawa keperbendaharaan Allah. Mereka akan merasa dan berkata, “Orang lain ada jang mempunjai tjukup wang; mereka akan menjumbang untuk madjalah itu. Tak perlu saja berbuat apa2. Tak usah dengan sokongan saja madjalah-madjalah itu akan djalan djuga.” TP 115.3
Bukan kepalang sakit hati saja melihat begaimana orang telah mengambil sebahagian dari chajal saja itu jang berkenaan dengan pengorbanan harta untuk pekerdjaan Tuhan dan memakainja dengan salah; mereka memakai wang dengan boros sambil lalai mendjalankan azas2 kewadjiban pada bahagian2 jang lain dalam chajal itu. Dimuka 60 dikatakan begini: “Saja lihat bahwa pekerdjaan Allah telah di-halang2i dan dipermalukan oleh orang2 jang djuga djalan keluar tetapi tiada mempunjai pekabaran dari Allah. Orang jang begitu harus nanti memberi perhitungan kepada Allah buat tiap2 rupiah jang mereka telah belandjakan dalam perdjalanan, dimana bukan kewadjiban mereka pergi, karena wang jang dipakainja itu dapat tadinja digunakan dalam pekerdjaan Tuhan.” Demikian pula dimuka 60: “Saja lihat bahwa orang2 jang ada tenaga buat bekerdja buat tangannja dan turut menjokong pekerdjaan itu, sama2 bertanggung djawab atas kekuatannja seperti orang2 lain atas harta-bendanja.” TP 116.1
Sekarang saja minta perhatian istimewa kepada chajal jang diberikan dimuka 69. Disini ada kutipan jang pendek: “Maksud perkataan Djuruselamat kita itu (Lukas 12:33) tidak terang diadjarkan. Saja lihat bahwa tudjuan mendjual harta itu bukan supaja diberikan kepada orang2 jang sanggup kerdja dan dapat mentjahari kehidupannja, melainkan menjiarkan kebenaran itu. Dosalah adanja kalau kita menolong dan memandjakan orang2 jang boleh kerdja. Ada orang jang radjin mengundjungi kumpulan2, tetapi bukan hendak memuliakan Allah, melainkan karena ‘roti dan ikan.’ Orang jang begitu lebih baiklah tinggal dirumah, dan dengan tangannja ‘ia mengerdjakan jang baik’ buat mentjukupkan nafkah rumah tangganja dan supaja mereka beroleh apa2 hendak diberikan buat menundjang pekerdjaan pekabaran selamat jang indah itu.” Pada masa jang lalu adalah maksud Setan buat mendorong orang jang berdjiwa ter-gopoh2 kedalam pekerdjaan itu, laris membelandjakan wang, dan mempengaruhi saudara2 supaja mendjual hartanja dengan tiada berpikir pandjang sehingga oleh kelimpahan wang jang dibuangkan dengan tiada ber-hati2 dan dengan ter-gopoh2 djiwa2 dilukai dan hilang, dan sekarang apabila kebenaran itu harus disiar- kan lebih luas, terasalah kekurangan wang. Maksud Setan itu rupanja sudah berhasil sampai satu tingkatan jang tertentu. TP 117.1
Tuhan telah menundjukkan kesalahan jang banjak orang perbuat dalam mengharap kepada orang jang berada sadja menjokong mengeluarkan madjalah2 dan risalah2. Semua wadjib berusaha. Orang jang mempunjai kekuatan buat bekerdja dengan tangannja dan memperoleh wang untuk menjokong pekerdjaan itu adalah sama bertanggung djawab buat usaha itu sebagaimana orang2 lain karena hartanja. Tiap2 anak Allah jang mengaku pertjaja kepada kebenaran sekarang, wadjiblah radjin mengerdjakan bagiannja dalam usaha ini. TP 118.1
Pada bulan Djuli 1853 saja lihat, bahwa bukan sebagaimana patutnja jang madjalah kepunjaan Tuhan dan diperkenankanNja, diterbitkan begitu djarang sekali1).Madjalah “Review and Herald” sebelum waktu itu diterbitkan hanja satu2 kali sadja, kemudian diterbitkan dua kali sebulan.. Pekerdjaan itu pada masa dimana kita hidup sekarang, menuntut terbitnja madjalah itu tiap2 minggu, demikian¬lah pula penerbitan lebih banjak lagi risalah2 jang menundjukkan kesalahan2 jang makin ber-tambah2 pada masa ini; tetapi pekerdjaan itu terhalang oleh karena kekurangan belandja. Saja lihat bahwa kebenaran itu mesti berdjalan dan bahwa kita djangan terlalu takut; bahwa risalah2 dan madjalah2 mungkin lebih baik disampaikan kepada tiga orang jang tak memerlukannja, daripada ditahankan dari seorang jang mengharapkannja dan dapat beroleh keuntungan daripadanja. Saja lihat, bahwa tanda2 achir zaman mesti dengan njata2 diterangkan, karena kenjataan2 Setan adalah makin ber-tambah2. Penerbitan2 Setan dan kaki-tangannja makin ber-tambah2; kuasanja bertumbuh; maka apa jang kita buat untuk menjampaikan kebenaran ini kepada orang lain mesti dikerdjakan dengan lekas. TP 118.2
Kepada saja telah ditundjukkan, bahwa kebenaran jang diterbitkan sekarang, akan tetap berdiri, karena itulah kebenaran untuk achir zaman; kebenaran ini akan hidup, dan pada masa jang dekat tak usah banjak lagi dikatakan darihal itu. Tidak perlu ber-limpah2 perkataan ditulis atas kertas untuk membenarkan jang njata sendiri dan bersinar dengan kenjataannja. Kebenaran adalah djelas, njata, terang dan berdiri dengan berani membela diri; tetapi bukan begitu adanja dengan kesalahan. Dia begitu ber¬belit2 dan berputar balik, sehingga perlulah perkataan jang banjak sekali buat menerangkannja dalam bentuknja jang bengkok itu Saja lihat bahwa semua terang jang diterima orang pada beberapa tempat datangnja dari penerbitan; bahwa djiwa2 telah menerima kebenaran dengan djalan begitu dan kemudian membitjarakannja kepada orang2 lain; dan sekarang di-tempat2 dimana ada beberapa orang pertjaja, mereka telah dipimpin oleh pengabar2 jang diam2 itu. Itulah sadja pendetanja. Pekerdjaan kebenaran sekali2 tidak boleh dihalangi dalam kemadjuannja oleh karena kekurangan wang. TP 118.3
——————