Go to full page →

FASAL 143—KEHALUSAN JANG BENAR AOM 418

Tuhan Isa menuntut pengakuan kita akan segala hak tiaptiap manusia. Hak-hak sosial manusia dan hak-hak mereka sebagai orang Kristen harus dipertimbangkan betul. Semuanja harus diperlakukan dengan kehalusan dan kesedapan seperti anak-anak Allah, laki-laki dan perempuan. AOM 418.1

Agama Kristen akan membikin seorang djadi djentelmen. Al-Maseh ada sopan santun, meski terhadap penganiajaNja sekali pun; dan pengikutNja jang benar akan menjatakan roh jang sama. Pandanglah kepada rasul Paul pada waktu ia dibawa menghadap radja-radja. Pidatonja dihadapan radja Agrippa adalah satu pertundjukan dari sopan santun jang benar serta kepandaian berbitjara jang merawankan hati. Indjil tidak mengandjurkan kesopanan jang hanja rupa sadja seperti lazim dalam dunia, melainkan sopan santun jang berpantjar dari kemurahan hati. AOM 418.2

Pertumbuhan jang seteliti-telitinja dari keadaan-keadaan hidup setjara lahir tidaklah tjukup untuk menjembunjikan semuanja ketjerewetan, pertimbangan jang kasar, dan perkataan-perkataan jang tidak pantas. Kehalusan jang benar tidak akan pernah dinjatakan selama diri itu masih dianggap sebagai satu tudjuan jang tertinggi. Tjinta mesti tinggal didalam hati. Seorang Kristen jang setulus-tulusnja menimbulkan segala gerakan jang mendorong perbuatannja dari tjinta jang sedalam-dalamnja kepada Tuhannja. Dari akar ketjintaannja kepada al-Maseh berpantjarlah perhatian jang tidak mementingkan diri sendiri dalam saudara-saudaranja. Kasih itu memberikan kepada jang empunja dia satu keelokan sikap, kepantasan, dan ketjantikan tingkah laku. Tjinta itu menerangi air muka dan menundukkan suara; dia menghaluskan dan meninggikan seluruh tubuh. — “Ministry of Healing,” hal. 489, 490. AOM 418.3