Go to full page →

Meradjalelanja Hawa Nafsu AOM 458

Dalam zaman jang serba tjepat dan korrup ini segala perkara jang diatas ini tidak dipertimbangkan. Hawa-nafsu berahi meradjalela, dan tidak mau dikendalikan, meskipun kelemahan, kesengsaraan, dan kematianlah jang mendjadi akibat dari pemerintahannja itu. Kaum wanita dipaksa kedalam satu kehidupan jang susah, sakit, dan sengsara, karena hawa-nafsu jang tak dapat dikendalikan dari laki-laki jang memakai nama suami — lebih tepat kalau mereka itu disebut binatang. Ibu-ibu hidup dengan amat sengsaranja, dengan anak-anak pada tangannja hampir selamanja, serta berusaha dengan segala matjam djalan untuk mengisi mulut anak-anak itu dengan makanan serta menutup mereka dengan pakaian. Kesengsaraan jang bertambah-tambah demikian itulah jang memenuhi dunia. AOM 458.3

Hanjalah sedikit sadja tjinta jang benar, tulen, tekun dan sutji. Barang mahal ini sungguh djarang didapatnja, Hawa nafsu dinamakan tjinta. Banjak kaum wanita jang sudah ditjemarkan perasaannja jang halus dan lemah-lembut, karena perkawinan membolehkan dia jang dinamai suami berlaku sebagai binatang terhadap dia. AOM 459.1

Tjintanja itu terdapat olehnja sebagai tjinta jang begitu rendah dalam tabiatnja sehingga dia mendjadi djemu. AOM 459.2