Engkau harus memerintahkan pikiranmu. Ini tidak gampang, engkau tidak bisa penuhkan ini dengan tiada bertetap hati atau berusaha sekuatmu. Tetapi meskipun begitu Tuhan Allah tuntut ini daripadamu; inilah satu kewadjiban jang ditaroh diatas bahu tiap-tiap orang jang harus menanggung djawab. Engkau harus menanggung djawab kepada Allah atas segala kepikiranmu. Djikalau engkau turutkan segala pikiranmu jang sia-sia, serta biarkan pikiranmu memikir- mikirkan perkara-perkara jang kofor, maka engkau ada dalam keadaan jang bersalah dihadapan Allah, sama seperti kalau engkau telah djalankan pikiran-pikiran itu dalam perbuatanmu. Satusatunja jang menghalangi perbuatan itu jaitulah kesempatan jang tidak ada. AOM 73.4
Siang malam bermimpi-mimpikan dan berangan-angankan perkara-perkara jang sia-sia jaitulah kebiasaan-kebiasaan jang djahat dan amat berbahaja. Djikalau kebiasaan itu sudah satu kali menduduki pikiran kita, maka sukarlah bagi kita memberhentikan dia dan menudjukan pikiran kita pada perkara-perkara jang bersih, sutji dan mulia. Engkau harus mendjadi satu penunggu jang setia atas matamu, telinga dan segala pantja indramu, djikalau engkau mau memerintahkan pikiranmu, dan menjingkirkan pikiran-pikiran jang sia-sia dan buruk supaja djiwamu djangan ditjemarkan. Hanja kuasa ketjintaan sadja jang bisa menjampaikan pekerdjaan jang amat diinginkan ini. Engkau sendiri tidak berdaja apa-apa dalam soal ini. AOM 74.1