Go to full page →

Iman dan Kewadjiban AOM 104

Iman itu bukan perasaan. Adapun iman itulah pertjaja jang sungguh akan hal perkara-perkara jang diharapkan, dan kejakinan akan hal perkara-perkara jang tiada kelihatan. Bahwa adalah satu rupa agama jang tidak lebih dari pada kekikiran. Dia berkenan dalam kesenangan-kesenangan dunia. Tjukuplah baginja dengan memikir-mikirkan agama al-Maseh, dan tiada mengetahui suatu apa tentang kuasanja jang menjelamatkan. Barang siapa jang mempunjai agama ini menganggap dosa itu dengan enteng, sebab tidak diketahuinja akan al-Maseh. Selama dalam keadaan demikian, diindahkannja kewadjiban itu dengan ringan. Tetapi kesetiaan dalam melakukan kewadjiban berdjalan bersama-sama dengan penghargaan jang benar tentang tabiat Allah. — Review and Herald, 28 Februari 1907. AOM 104.1