Go to full page →

Diimbangi Oleh Alasan-alasan Jang Benar AOM 184

Tidaklah benar, bahwa orang-orang muda jang pandai selalu jang paling beruntung. Betapa sering orang-orang jang bertalenta dan berpendidikan sudah ditempatkan pada djawatan-djawatan kepertjajaan, sudah menundjukkan kegagalan. Tjahajanja seperti tjahaja emas, tetapi apabila diudji, maka njatalah bahwa dia hanja emas tiruan sadja. Mereka sudah djadikan pekerdjaan- nja satu kegagalan oleh kurang kesetiaannja. Mereka tidak radjin bekerdja dan bertahan, dan tidak masuk terus sampai pada dasar segala perkara. Mereka tidak mau mulai pada anak tangga jang paling dibawah serta dengan usaha jang sabar naik dari satu anak tangga keanak tangga jang lain, sampai mereka sudah tjapai puntjaknja. Mereka berdjalan dalam bunga api bikinan sendiri (jaitu pikiran-pikirannja jang terang jang datang dengan sekedjap mata). Mereka tidak mau bergantung pada hikmat jang hanja Tuhan bisa kasi. Kegagalannja bukan disebabkan oleh karena mereka tidak mendapat kesempatan, melainkan oleh karena mereka tidak siuman. Mereka tidak merasa bahwa segala faedah pendidikan itu ada berguna bagi mereka itu, dan oleh sebab itu mereka tidak bisa mendapat kemadjuan, sebagaimana patut diperolehnja dalam pengetahuan tentang agama dan hikmat-hikmat lain. Pikiran dan tabiat mereka tidak diimbangi oleh azas-azas kebenaran jang tinggi. — “Fundamentals of Christian Education,” h. 193. AOM 184.4