Mulianya Karunia Sikap Hormat. Satu ka-runia mulia lainnya yang harus dipupuk dengan saksama adalah sikap hormat. 1Education, him 242. MABJ 565.1
Pendidikan dan latihan anak-anak muda haruslah bercorak sedemikian rupa sehingga akan meninggikan apa yang suci dan memberikan dorongan terhadap pengabdian kepada Allah di dalam rumah-Nya. Banyak orang yang mengaku diri sebagai anak-anak Raja surga tidak mempunyai penghargaan yang benar terhadap perkara-perkara baka yang suci itu2Testimonies for the Church, jilid 5,him. 496. MABJ 565.2
Allah Harus Diperlakukan dengan Sikap Hormat. Sikap hormat yang sejati bagi Allah diilhami oleh suatu kesadaran akan kebenaran-Nya yang tidak terbatas itu, dan suatu kesadaran akan hadirat-Nya. Dengan kesadaran terhadap Yang Tidak Kelihatan ini hati setiap anak harus diyakinkan dalam-dalam. 3Education, him. 242. MABJ 565.3
“Allah disegani dalam kalangan orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya.” MABJ 566.1
Nama-Nya Harus Dihormati. Sikap hormat juga harus ditunjukkan terhadap nama Allah. Jangan sekali-kali nama itu diucapkan dengan sembarangan. Sekalipun dalam doa menyebutkan nama itu dengan sering dan tidak perlu harus dijauhkan. “Nama-Nya kudus dan dahsyat.” Malaikat-malaikat, apabila mereka mengucapkannya, menutup wajah mereka. Dengan sikap hormat seperti apakah seharusnya kita, yang berdosa dan keji ini, mengucapkannya! 4Mazmur 89:8; 111:9; Idem, him. 243. MABJ 566.2
Firman-Nya Suci. Kita harus menghormati Firman Allah. Terhadap buku itu kita harus menunjukkan sikap hormat, jangan sekali-kali menggunakannya dan memegangnya dengan sembarangan. Dan jangan sekali-kali mengutip Kitab Suci untuk bersenda gurau atau mengubah kalimat-kalimatnya untuk menyebutkan sesuatu yang lucu. “Semua Firman Allah adalah mumi; bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” 5Amsal 30:5; Mazmur 12:6; Idem, him. 244. MABJ 566.3
Anak-anak harus diajar menghormati setiap firman Allah. Orangtua harus selalu memuliakan hukum Allah di hadapan anak-anak mereka, dengan menunjukkan penurutan terhadap hukum itu, dengan hidup di bawah pengendalian Allah. Jikalau kesadaran akan kesucian hukum itu memenuhi diri para orang-tua, maka hal itu pasti akan mengubah tabiat dengan mempertobatkan jiwa. 6Review and Herald, 10 Mei 1898. MABJ 566.4
Tempat Berdoa—Allah Ada di Sana. Di setiap rumah tangga umat Tuhan, Allah harus dihormati oleh mempersembahkan doa dan pujian setiap pagi dan petang. Anak-anak harus diajar menghormati dan memuliakan jam berdoa. 7Counsels to Parents, Teachers, and Students, him. 110. MABJ 566.5
Jam dan tempat berdoa dan upacara kebaktian umum harus diajarkan kepada anak-anak sebagai sesuatu yang suci oleh karena Allah ada di sana. Dan apabila sikap hormat dinyatakan dalam sikap serta pembawaan, maka perasaan yang mengilhaminya akan bertambah dalam. 8Education, him. 242,243. MABJ 566.6
Rumah Allah—Bait-Nya yang Suci. Adalah baik bagi orangtua dan orang muda untuk mempelajari dan merenung-renungkan serta sering mengulangi kata-kata dari Kitab Suci itu, yang menunjukkan bagaimana kita harus memandang tempat yang ditandai oleh hadirat Allah. MABJ 567.1
“Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu,” Ia memerintahkan kepada Musa di belukar yang menyala-nyala itu, “oleh karena tempat di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” MABJ 567.2
Yakub, setelah melihat khayal tentang malaikat-malaikat itu, berseru “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini; dan aku tidak mengetahuinya. ... Ini tidak lain dari rumah Allah, dan ini adalah pintu gerbang surga.” MABJ 567.3
“Tuhan ada dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya”9Keluaran 3:5; Kejadian 28:16,17; Habakuk 2:20; Idem, him. 243. MABJ 567.4
Banyak orang. . . .tidak memiliki sikap menghargai dengan sebenarnya terhadap perkara-perkara yang baka dan suci. Hampir semua orang perlu untuk diajar bagaimana caranya bersikap di dalam rumah Allah. Orangtua bukan saja harus mengajar, melainkan memerintahkan anak-anak mereka untuk memasuki bait suci itu dengan sikap hormat. 10Testimonies for the Church, jilid 5,him. 496. MABJ 567.5
Waspadalah Terhadap Sikap Lalai yang Semakin Bertambah-tambah Itu. Dari kesucian yang dikaitkan kepada bait suci di dunia ini, umat Tuhan dapat belajar bagaimana seharusnya mereka memandang tempat di mana Tuhan bertemu dengan umat-Nya. Telah terjadi satu perubahan yang besar di dalam kebiasaan orang banyak sehubungan dengan kebaktian keagamaan, bukan ke arah yang lebih baik, melainkan ke arah yang lebih jahat. Perkara-perkara yang indah dan suci yang menghubungkan kita dengan Allah sedang merosot ke taraf perkara-perkara yang biasa. Sikap hormat yang ditunjukkan oleh orang banyak zaman dahulu terhadap bait suci itu, di mana mereka bertemu dengan Allah dalam upacara yang suci itu, sebagian besar telah pudar. Namun demikian Allah Sendiri telah memberikan peraturan sehubungan dengan perbaktian kepada-Nya, sambil meninggikan hal itu lebih dari perkara-perkara yang sifatnya sementara dan biasa. 11Idem, him. 491. MABJ 567.6
Rumah Allah sering dinodai, dan hari Sabat dilanggar oleh anak-anak dari orang-orang yang percaya akan hari Sabat. Di dalam beberapa kasus malahan mereka dibiarkan berlari-lari di sekeliling rumah itu, bermain-main dan berkata-kata, dan menunjukkan sifat mereka yang jahat itu di tempat perkumpulan tempat orang suci harus menyembah Allah di dalam kesucian. Dan tempat yang seharusnya suci, di mana ketenangan yang suci harus memenuhinya, dan di mana harus ada aturan yang sempurna, kerapian dan kerendahan hati, telah dijadikan sebagai satu Babel yang sempurna, “kekacauan.” Hal ini cukup untuk menurunkan murka Allah dan menutup hadirat-Nya dari perhimpunan kita. 12Review and Herald, 19 Sept. 1854. MABJ 567.7
Kita Mempunyai Lebih Banyak Alasan untuk Bersikap Hormat Lebih dari Bani Ibrani. Sangatlah benar bahwa sikap hormat bagi rumah Allah telah hampir-hampir musnah. Hal-hal dan tempat-tempat yang suci tidak dipahami, yang suci dan yang mulia tidak dihargai. Apakah tidak ada satu penyebab atas adanya kekurangan dalam peribadatan yang sungguh-sungguh di dalam keluarga kita? Bukankah hal itu disebabkan oleh karena ukuran yang tinggi dari agama itu telah dibiarkan tertimbun di dalam debu? Allah telah memberikan pera-turan-peraturan, sempurna dan tepat, kepada umat-Nya pada zaman dahulu. Sudahkah tabiat-Nya berubah? Bukankah Dia adalah Allah yang besar dan berkuasa yang memerintah di dalam langit di atas segala langit? Bukankah baik bagi kita supaya sering membaca segala petunjuk yang diberikan oleh Allah sendiri kepada bangsa Ibrani, agar kita yang mempunyai terang kebenaran yang mulia itu yang bersinar kepada kita bisa meniru sikap hormat mereka terhadap rumah Allah? Kita mempunyai banyak sebab. . . untuk bersikap hormat di dalam kebaktian kita lebih dari bangsa Yahudi. Tetapi musuh sedang bekerja untuk menghancurkan iman kita di dalam perbaktian umat Tuhan yang suci itu. 13Testimonies for the Church, jilid 5,him. 495,496. MABJ 568.1
Gedung Ibadah—Bait Suci dari Perhimpunan Itu. Rumah adalah bait suci bagi keluarga, dan kamar atau kebun adalah tempat yang paling tenang untuk perbaktian pribadi; tetapi gedung ibadah adalah bait suci perhimpunan jemaat. Harus ada aturan sehubungan dengan waktu, tempat dan cara perbaktian. 14Idem, him. 491. MABJ 568.2
Ajar Anak-anak untuk Masuk dengan Sikap Hormat. Orangtua, angkat tinggi ukuran keagamaanmu di dalam pikiran anak-anakmu; bantu mereka menjalin Tuhan ke dalam pengalaman mereka; ajar mereka memiliki sikap hormat yang tertinggi bagi rumah Allah dan untuk memahami bahwa bilamana mereka masuk ke dalam rumah Tuhan, itu harus dilakukan dengan hati yang dilembutkan dan dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran seperti ini: “Allah ada di sini; ini adalah rumah- Nya. Saya harus mempunyai pikiran yang suci dan motivasi yang paling bersih. Saya tidak boleh mempunyai kesombongan, iri hati, kecemburuan, niat jahat, kebencian atau tipu daya di dalam hati saya; oleh karena saya sedang masuk ke dalam hadirat Allah yang suci. Ini adalah tempat di mana Allah bertemu dan memberkati umat-Nya. Dia yang agung dan suci itu yang menduduki kekekalan sedang memandang kepadaku, menyelidik hatiku, dan membaca segala pikiran dan tindakan hidupku yang tersembunyi.” 15Idem, him. 494. MABJ 568.3
Tetap Tinggal dengan Orangtua Mereka. Cita rasa moral orang-orang yang berbakti di dalam bait suci Allah yang suci haruslah diangkat tinggi, diperhalus dan disucikan. Hal ini telah diabaikan dengan amat menyedihkan. Maknanya yang penting itu telah diabaikan, dan sebagai akibatnya ketidakteraturan dan sikap tidak hormat telah merajalela, dan Allah telah dihinakan. Bilamana para pemimpin di dalam sidang, rohaniwan dan orang banyak, bapa dan ibu, tidak memiliki suatu pandangan yang luhur tentang hal ini, apakah yang dapat diharapkan dari anak-anak yang tidak berpengalaman itu? Mereka sering didapati berkelompok-kelompok, jauh dari orangtua mereka, siapakah yang harus bertanggung jawab atas diri mereka itu. Sekalipun demikian mereka itu berada di hadirat Allah, dan mata-Nya sedang memandang kepada mereka; mereka bersendagurau; mereka berbisik-bisik dan tertawa, acuh tak acuh, tidak bersikap hormat dan tidak menaruh perhatian. 16Idem, him. 496. MABJ 569.1
Harus Diam dan Tenang. Janganlah menunjukkan sikap hormat yang begitu sedikit terhadap rumah dan kebaktian kepada Allah sehingga berani berkata-kata satu dengan yang lain selama waktu khotbah. Jikalau mereka yang melakukan kesalahan ini dapat melihat malaikat-malaikat Allah sedang memandang kepada mereka dan mencatat perbuatan mereka itu, maka mereka akan dipenuhi dengan rasa malu dan kekejian diri mereka sendiri. Allah menghendaki orang-orang yang menjadi pendengar yang penuh perhatian. Sementara orang sedang tidur, musuh itu menaburkan lalang. 17Messages to Young People, him. 266. MABJ 569.2
Janganlah Bertindak Seperti di Suatu Tempat yang Biasa. Harus ada satu tempat yang suci, seperti bait suci pada zaman dahulu, di mana Allah akan bertemu dengan umat-Nya. Tempat itu janganlah digu- nakan sebagai satu ruangan untuk makan atau seperti satu tempat untuk dagang, melainkan hanya untuk berbakti kepada Allah. Bilamana anak-anak bersekolah di tempat yang sama di mana mereka berkumpul untuk berbakti pada hari Sabat, mereka tidak dapat disuruh untuk merasakan kesucian tempat itu, dan bahwa mereka harus memasukinya dengan disertai sikap hormat. Yang suci dan yang biasa dicampurbaurkan dengan sedemikian rupa sehingga sukarlah untuk membedakan keduanya. MABJ 569.3
Dengan alasan inilah rumah atau bait suci Allah yang ditahbiskan kepada Allah jangan dijadikan satu tempat yang biasa. Kesuciannya tidak boleh dicampurbaurkan dengan perasaan atau usaha hidup yang sehari-hari. Harus ada perasaan khidmat di dalam diri orang-orang yang berbakti apabila mereka memasuki bait suci itu, dan mereka harus meninggalkan segala pemikiran duniawi yang biasa, oleh karena itu adalah satu ruang pertemuan dengan Allah yang besar dan kekal; oleh sebab itu kesombongan dan nafsu, pertengkaran dan ketinggian diri, sifat mementingkan diri, dan ketamakan, yang dinyatakan Allah sebagai penyembahan berhala, tidaklah patut dilakukan di tempat seperti itu. 18Naskah 23,1886. MABJ 570.1
Jangan Tunjukkan Roh yang Tidak Bersungguh-sungguh. Orangtua, adalah tugasmu untuk mengendalikan anak-anakmu dengan sepenuhnya, sambil menaklukkan segala nafsu dan sifat-sifat mereka yang buruk. Dan jikalau anak-anak dibawa ke kumpulan, mereka harus diingatkan dan diberi tahu di mana mereka sedang berada—bahwa mereka bukan sedang berada di rumah, tetapi di tempat di mana Allah sedang bertemu dengan umat-Nya. Dan mereka harus tetap tenang dan tidak bermain-main, dan Allah akan memalingkan wajah-Nya kepadamu dan akan bertemu dengan kamu dan memberkati kamu. MABJ 570.2
Jikalau peraturan diikuti di dalam perhimpunan orang suci, maka kebenaran akan memberikan suatu pengaruh yang lebih baik terhadap semua orang yang mendengarnya. Satu suasana khidmat yang amat diperlukan itu akan ditimbulkan, dan akan ada kuasa di dalam kebenaran untuk menggerakkan kedalaman jiwa, dan tidak akan terlihat adanya orang-orang yang tertidur pulas di antara para pendengar. Orang-orang yang percaya dan yang tidak percaya akan dipengaruhi. Tampaknya jelas bahwa di beberapa tempat tabut perjanjian Allah telah diangkat dari dalam tempat peribadatan, oleh karena hukum yang suci itu telah dilanggar dan kekuatan Israel telah dilemahkan. 19Review and Herald, 19 Sept. 1954. MABJ 570.3
Bawa Keluar Anak-anak yang Mengganggu. Anakmu harus diajar menurut sebagaimana anak-anak Allah menurut kepada-Nya. Jikalau ukuran ini dipertahankan, maka sepatah kata dari padamu akan memberikan pengaruh bilamana anakmu itu menjadi gelisah di dalam rumah Allah. Tetapi jikalau anak-anak tidak bisa dikendalikan, jikalau orangtua merasa bahwa pengekangan itu terlalu keras, maka dengan segera anak itu harus dibawa keluar dari ruang perbaktian; janganlah hal itu dibiarkan mengganggu pikiran para pendengar oleh pembicaraan atau berlari-lari ke sana ke mari. Allah tidak dihormati oleh cara yang longgar oleh mana orangtua mengatur anak-anak mereka pada waktu berada di dalam tempat peribadatan. 20Letter 1,1877. MABJ 571.1
Sikap Tidak Hormat Diperkembangkan oleh Mempertunjukkan Perhiasan. Semua orang harus diajar supaya menjadi rapi, bersih dan teratur dalam berpakaian, tetapi jangan membiasakan diri dalam menghiasi diri secara lahiriah yang sama sekali tidak patut untuk bait suci. Janganlah ada sifat pamer perhiasan, oleh karena hal ini akan menimbulkan ketidaksucian. . . . Segala sesuatu yang berhubungan dengan pakaian harus diawasi dengan saksama, sambil mengikuti peraturan Kitab Suci dengan teliti. Mode telah menjadi dewa yang memerintah dunia luar dan sering ia menyelinap masuk ke dalam jemaat. Jemaat harus menjadikan Firman Allah sebagai ukurannya, dan orangtua harus berpikir dengan bijaksana sehubungan dengan hal ini. 21Testimonies for the Church, jilid 5, him. 499,500. MABJ 571.2
Tunjukkan Sikap Hormat Terhadap Pendeta—Wakil Allah itu. Sikap hormat harus ditunjukkan terhadap wakil-wakil Allah—para pendeta, guru dan orangtua yang dipanggil untuk berkata-kata dan bertindak demi nama-Nya. Di dalam sikap hormat yang ditunjukkan kepada mereka Allah dihormati. 22Education, him. 244. MABJ 571.3
Mereka (anak-anak) jarang diberi pengajaran bahwa pendeta adalah duta Allah, bahwa pekabaran yang disampaikannya adalah salah satu alat yang ditetapkan Allah bagi keselamatan jiwa-jiwa, dan bahwa kepada semua orang yang mempunyai kesempatan yang diberikan kepada mereka, hal itu akan merupakan sesuatu yang mendatangkan kehidupan atau kematian. 23Testimonies for the Church, jilid 5, him. 497. MABJ 571.4
Janganlah sesuatu yang suci, janganlah sesuatu yang berhubungan dengan perbaktian kepada Allah, diperlakukan dengan sembarangan dan acuh tak acuh. Bilamana firman kehidupan itu diucapkan, engkau harus mengingat bahwa engkau sedang mendengarkan suara Allah melalui hamba-Nya yang diutus. Jangan kehilangan kata-kata ini oleh karena tidak memperhatikan; jikalau itu diperhatikan, maka semuanya itu akan dapat menjaga agar kakimu tidak tersesat ke jalan yang salah. 24Messages to Young People, him. 266. MABJ 571.5
Pertanggungan Jawab Orangtua yang Suka Mengritik. Orangtua, berhati-hatilah akan teladan dan pendapat apa yang engkau berikan kepada anak-anakmu. Pikiran mereka adalah seperti plastik, dan kesan-kesan mudah ditinggalkan padanya. Sehubungan dengan upacara dalam bait suci, jikalau pembicara mempunyai satu cacat janganlah berani menyebutkannya. Bicarakanlah sesuatu pekerjaan yang baik saja yang telah dilakukannya, buah-buah pikiran baik yang telah dikemukakannya, yang engkau harus perhatikan sebagai sesuatu yang datang kepadamu melalui alat yang digunakan Allah. Dengan mudah dapat dipahami mengapa anak-anak tidak terkesan oleh pelayanan Firman itu, dan mengapa mereka tidak menghormati rumah Allah. Pendidikan mereka dalam hal ini sangatlah kurang. 25Testimonies for the Church, jilid 5, him. 498. MABJ 572.1
Pikiran anak-anak muda yang peka dan halus itu memperoleh cara penilaian mereka terhadap usaha hamba-hamba Allah dari caranya orangtua mereka menilai hal itu. Banyak kepala keluarga menjadikan upacara kebaktian itu sebagai bahan kritik di rumah, menyetujui beberapa perkara dan mengecam yang lainnya. Dengan demikian pekabaran Allah kepada manusia dikritik dan diragukan dan dijadikan sebagai bahan cemoohan. Kesan-kesan apakah yang ditinggalkan kepada anak-anak muda ini oleh ucapan-ucapan yang sembarangan dan tidak hormat ini, hanyalah buku-buku catatan surga saja yang akan menyatakannya. Anak-anak melihat dan memahami segala perkara ini jauh lebih cepat daripada apa yang dapat dipikirkan oleh orangtua. Kepekaan akhlak mereka menerima satu prasangka yang salah yang tidak akan dapat diubahkan dengan sepenuhnya oleh waktu. Orangtua menangisi kekerasan hati anak-anak mereka dan kesulitan dalam membangkitkan kepekaan akhlak mereka untuk menjawab segala tuntutan Allah. Tetapi buku-buku surga mencatat dengan pena yang tidak pernah berbuat kesalahan itu akan sebab yang sebenarnya. Orangtua tidak bertobat. Mereka tidak serasi dengan surga atau dengan pekerjaan surga. Pendapat-pendapat mereka yang sembarangan tentang kesucian pelayanan dan bait suci Allah terjalin ke dalam pendidikan anak-anak mereka. MABJ 572.2
Merupakan satu persoalan apakah seseorang, yang bertahun- tahun lamanya telah berada di bawah pengaruh yang merusak dari pengajaran rumah tangga akan pernah memiliki satu sikap hormat yang dalam dan pandangan yang tinggi terhadap perbaktian kepada Allah dan terhadap alat-alat yang telah ditetapkan-Nya bagi keselamatan jiwa-jiwa. Semua perkara ini harus diucapkan dengan hormat, dengan bahasa yang patut, dan dengan kepekaan yang dalam, agar engkau dapat menyatakan kepada semua orang dengan siapa engkau bergaul, bahwa engkau memandang pekabaran dari hamba Allah itu sebagai satu pekabaran yang datang kepadamu dari Allah sendiri. 26 Idem, him. 497,498.. MABJ 572.3
Praktikkan Sikap Hormat Sehingga Hal Itu Menjadi Kebiasaan. Sikap hormat amat diperlukan oleh anak-anak muda zaman ini. Saya merasa gentar apabila saya melihat anak-anak dan orang muda dari orangtua yang beribadat mengabaikan peraturan dan tata tertib di dalam rumah Allah. Sementara hamba Allah sedang mengutarakan firman kehidupan kepada orang banyak, beberapa orang membaca, yang lain berbisik-bisik dan tertawa. Mata mereka berbuat dosa dengan mengalihkan perhatian mereka kepada orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Kebiasaan ini, jikalau dibiarkan begitu saja, akan bertumbuh dan mempengaruhi orang lain. MABJ 573.1
Anak-anak dan orang muda jangan sekali-kali merasa bahwa adalah sesuatu yang harus dibanggakan untuk bersikap acuh tak acuh dan lalai di dalam upacara kebaktian di mana Allah disembah. Allah melihat setiap pikiran atau tindakan yang tidak hormat, dan itu dicatat di dalam buku surga. Ia berkata, “Aku mengetahui perbuatanmu.” Tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari mata-Nya yang dapat menyelidik segala sesuatu itu. Jikalau engkau telah membentuk kebiasaan untuk tidak memperhatikan dan untuk bersikap acuh tak acuh di dalam rumah Allah, gunakanlah kuasa yang engkau miliki untuk memperbaikinya, dan tunjukkan bahwa engkau mempunyai harga diri. Praktikkan sikap hormat sehingga itu menjadi sebagian dari dirimu sendiri. 27Youth’s Instructor, 8 Okt. 1896. MABJ 573.2