“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal”
Setiap pelajar perlu mengetahui hubungan antara hidup sederhana dan pemikiran yang luhur. Terserah kepada kita secara individu, untuk memutuskan apakah hidup kita akan dikendalikan oleh pikiran atau oleh tubuh. Orang muda haruslah, masing-masing untuk dirinya sendiri, mengadakan pilihan yang membentuk hidupnya; dan tidak ada kesukaran yang disisakan agar ia dapat memahami kekuatan dengan mana ia menanganinya, serta pengaruh yang membentuk tabiat dan nasibnya. MPS 185.1
Sifat tidak bertarak adalah musuh terhadap mana semua orang perlu waspada. Pertambahan yang cepat dan dahsyat kejahatan ini, haruslah membangunkan setiap orang yang mencintai bangsanya supaya turut berperang melawannya. Praktik memberikan pengajaran tentang pertarakan di sekolah-sekolah adalah gerakan yang arahnya benar. Pengajaran dalam bidang ini harus diberikan dalam setiap sekolah dan setiap rumah tangga. Orang-orang muda dan anak-anak harus mengetahui pengaruh alkohol, tembakau, dan racun lain sejenis, yang merusak tubuh, menggelapkan pikiran, dan menimbulkan hawa nafsu pada jiwa. Harus dijelaskan bahwa tidak seorang pun yang menggunakan benda-benda ini memiliki kekuatan jasmani, mental atau moral yang dapat bertahan lama. MPS 186.1
Tetapi untuk memahami selengkapnya pengertian sifat tidak bertarak, kita harus menyelidiki lebih dalam lagi daripada sekedar penggunaan alkohol atau tembakau. Kemalasan, hidup tanpa tujuan, atau pergaulan jahat, mungkin merupakan penyebab yang mempengaruhinya. Sering terdapat di meja makan, dalam keluarga yang menganggap diri mereka bertarak, segala jenis makanan yang mengacaukan pencernaan, yang menimbulkan kegembiraan pikiran yang tidak semestinya, atau dengan cara apa pun melemahkan sistem tubuh, merusak keseimbangan kuasa mental dan jasmani, melemahkan pengendalian pikiran atas tubuh, dengan demikian cenderung menjadi tidak bertarak. Kehancuran orang-orang muda yang penuh harapan dapat dtelusuri dari nafsu makan yang tidak normal, yang disebabkan oleh makanan yang tidak sehat. MPS 186.2
Teh dan kopi, bumbu-bumbu, gula-gula, kue-kue lezat, semuanya adalah penyebab aktif gangguan pencernaan. Makanan daging juga berbahaya. Efek merangsangnya yang alamiah sudah cukup menjadi alasan untuk menentang penggunaannya; dan hampir secara universal semua hewan dalam keadaan sakit membuat orang menjadi tidak suka memakannya. Daging cenderung mengiritasi syaraf dan membangkitkan hawa nafsu; dengan demikian memberikan keseimbangan kuasa kepada kecenderungan yang lebih rendah. MPS 186.3
Mereka yang membiasakan diri dengan makanan yang mewah dan merangsang, sesudah beberapa lama akan menemukan bahwa perut mereka tidak lagi merasa puas dengan makanan yang sederhana. Selera mereka akan meminta makanan yang lebih banyak bumbu, yang pedas serta merangsang. Pada waktu saraf sudah tidak teratur dan peredaran darah dilemahkan, kemauan tampaknya tidak berdaya lagi melawan keinginan-keinginan yang tidak biasa. Lapisan lambung yang halus, yang dijejali makanan yang lezat menjadi teriritasi dan meradang sampai makanan yang paling merangsang pun tidak dapat memberikan keringanan. Perasaan haus pun timbul dan tidak ada minuman yang dapat memuaskan selain dari minuman keras. MPS 186.4
Itu adalah permulaan kejahatan yang harus diawasi. Dalam mengajar orang muda mengenai efek nyata penyimpangan kecil dari kebenaran harus dibuat jelas. Biarlah siswa diajar mengenai nilai makanan yang sederhana dan menyehatkan dalam mencegah keinginan mereka kepada perangsang yang tidak menyehatkan. Biarlah kebiasaan pengendalian diri segera dibentuk. Biarlah kepada orang muda diberikan kesan pemikiran bahwa mereka harus menjadi tuan bukanlah hamba atau budak. Tuhan membuat mereka supaya menjadi pemerintah di dalam kerajaan yang ada di dalam diri mereka, dan mereka harus melaksanakan jabatannya yang ditunjuk surga sebagai raja itu. Bilamana pengajaran yang demikian terus diberikan, hasilnya akan meluas di antara orang muda itu sendiri. Pengaruh pengajaran itu akan menyelamatkan ribuan pria dan wanita yang sedang berada di tepi kehancuran. MPS 187.1
Hubungan diet dengan perkembangan mental harus diterangkan jauh lebih menarik daripada sebelumnya. Kekacauan mental dan kebodohan sering diakibatkan kesalahan di dalam mengatur makanan. MPS 187.2
Sering dianjurkan bahwa, dalam memilih makanan, selera adalah penuntun yang baik. Jika hukum-hukum kesehatan selalu dituruti dengan seksama, maka hal itu adalah benar. Tetapi dengan kebiasaan yang salah, yang diteruskan dari generasi ke generasi, selera sudah menjadi begitu kacau sehingga selalu menginginkan pemuasan keinginan yang merusak. Sebagai penuntun itu tidak bisa lagi dipercaya sekarang. MPS 187.3
Dalam mempelajari higiene, para siswa harus diajar mengenai kegunaan berbagai macam makanan. Pengaruh makanan yang padat terkonsentrasi dan merangsang, dan juga makanan yang kurang mengandung unsur-unsur gizi, harus diterangkan dengan jelas. Teh dan kopi, roti yang terbuat dari tepung halus, acar, sayur-sayuran yang kasar, gula-gula, bumbu, dan kue-kue kering tidak cukup memberikan gizi yang menyehatkan. Banyak siswa yang gagal akibat makanan semacam itu. Banyak anak yang lemah, yang tidak mampu berusaha keras, baik badan mau pun pikiran, karena korban makanan yang tak bergizi. Biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran di dalam campuran yang wajar, mengandung semua unsur gizi; dan bilamana disediakan dengan layak, akan menjadi makanan yang paling baik untuk meningkatkan kekuatan jasmani dan pikiran. MPS 187.4
Juga perlu dipikirkan bukan hanya kandungan makanan itu, tetapi juga kesesuaiannya kepada yang memakannya. Sering makanan yang dapat dimakan dengan bebasnya oleh orang-orang yang bekerja dengan menggunakan tenaga jasmani harus dihindarkan mereka yang kerjanya terutama menggunakan tenaga mental. Perhatian juga harus diberikan kepada kombinasi makanan yang tepat. Bagi para pekerja yang banyak menggunakan otak dan yang banyak duduk, sedikit jenis makanan harus dimakan pada waktu makan. MPS 188.1
Dan terlalu banyak makan, walau pun makanan yang paling menyehatkan, harus dihindarkan. Alam tidak dapat memakai lebih dari yang diperlukan untuk pembangunan berbagai organ tubuh, dan kelebihan itu menyumbat sistem tubuh. Banyak siswa yang diduga gagal karena terlalu banyak belajar, tetapi sebab yang sebenarnya adalah karena kelebihan makan. Sementara perhatian yang tepat diberikan kepada hukum-hukum kesehatan, ada bahaya kecil dari pembebanan mental; tetapi di dalam banyak kasus yang disebutkan kegagalan mental, adalah karena mengisi perut dengan terlalu banyak makanan, sehingga memenatkan tubuh dan melemahkan pikiran. MPS 188.2
Di dalam banyak kasus, dua kali makan sehari lebih baik daripada tiga kali. Makan malam, apabila dimakan terlalu dini, akan menghalangi pencernaan makanan yang sebelumnya. Bilamana dimakan terlambat, maka pencernaan belum selesai sebelum waktu tidur. Dengan demikian perut tidak cukup beristirahat. Tidur terganggu, otak dan saraf dilelahkan, selera untuk makan pagi berkurang, seluruh sistem tubuh tidak segar dan tidak siap melaksanakan tugas hari itu. MPS 188.3
Pentingnya waktu yang teratur untuk makan dan tidur harus diperhatikan. Karena pembangunan tubuh terjadi pada waktu istirahat, maka adalah perlu, istimewa pada waktu muda, tidur teratur dan cukup. MPS 188.4
Sedapat-dapatnya, makan terburu-buru harus dihindarkan. Semakin pendek waktu untuk makan, semakin sedikit yang dimakan. Lebih baik mengabaikan makanan daripada memakannya tanpa mengunyah dengan sempurna. MPS 188.5
Waktu makan haruslah menjadi saat-saat mengadakan hubungan sosial dan penyegaran. Segala sesuatu yang membebani atau mengganggu pikiran harus dibuang. Biarlah kepercayaan, kebaikan hati, dan ucapan syukur kepada Pemberi segala kebaikan, dihargakan. Dan pembicaraan hendaknya menggembirakan pikiran dan meninggikan jiwa tanpa melelahkan. MPS 189.1
Pemeliharaan sifat bertarak dan keteraturan dalam segala hal, mempunyai kuasa yang ajaib. Hal itu berbuat lebih banyak daripada keadaan atau sumbangan alamiah yang meningkatkan kemanisan dan ketenangan untuk memperlancar jalan hidup manusia. Pada waktu yang sama kuasa pengendalian diri yang diperoleh itu akan terbukti menjadi satu alat yang paling berharga untuk menghadapi tugas berat dan kenyataan yang menunggu setiap orang. MPS 189.2
Yang Bijaksana “jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata” (Amsal 3:17). Biarlah semua orang muda di negara kita, yang segala kemungkinan ada di hadapan mereka, yang tujuannya lebih tinggi dari raja-raja yang bermahkota, mempertimbangkan pelajaran yang terdapat di dalam kata-kata orang bijaksana, “Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!” (Pengkhotbah 10:17). MPS 189.3