Saya melihat padang yang lain penuh dengan segala jenis bunga-bunga, dan pada waktu saya memetiknya saya berseru, “Kembang-kembang ini tidak akan pernah layu ” Selanjutnya saya melihat padang rumput yang tinggi, sangat indah untuk dipandang; warnanya selalu hijau dan memantulkan warna keperakan dan keemasan sementara rumput-rumput itu melambai-lambai dengan bangga bagi kemuliaan Raja Yesus. Kemudian kami memasuki sebuah padang yang penuh dengan segala jenis binatang — singa, anak domba, macan tutul, serigala, semuanya berkumpul dengan akrab. Kami lewat di tengah-tengah mereka, dan mereka membuntuti kami dengan rasa damai. PAZ 228.2
Lalu kami memasuki sebuah hutan, bukan seperti hutan lebat yang kita punyai di sini; bukan, bukan; tetapi terang dan semuanya elok; dahan-dahan pepohonannya bergerak kian kemari, dan kami semua berseru, “Kita akan tinggal dengan aman di padang belantara dan tidur di hutan.” Kami melewati pepohonan itu, karena kami sedang dalam perjalanan menuju Bukit Sion. . . . PAZ 228.3
Di atas bukit itu terdapat sebuah bait suci yang mulia. . . . ada segala jenis pepohonan di sekitar bait suci untuk memperindah tempat itu: seperti pohon pinus, cemara, pohon delima, dan lain-lain yang merunduk karena sarat dengan buah-buahnya yang matang — semua ini membuat tempat itu sangat mulia. . . . PAZ 228.4
Dan saya melihat sebuah meja terbuat dari perak mumi, panjangnya berkilo-kilo meter, namun mata kita dapat melihat ujungnya yang lain. Saya melihat buah-buah pohon alhayat, manna, buah badam, buah zaitun, buah delima, anggur, dan banyak lagi jenis buah-buahan lain. Saya meminta kepada Yesus supaya membolehkan saya mencicipi buah-buah itu.— EW 18, 19 (1851). PAZ 229.1