Atas jaminan kasih Allah untuk kita, Yesus memerintahkan kasih mengasihi, dalam satu prinsip luas mencakup semua hubungan persahabatan manusia. KAB 151.1
Orang-orang Yahudi telah khawatir terhadap apa yang harus mereka terima: beban kegelisahan mereka adalah untuk mendapat apa yang mereka anggap hak kekuasaan, kehormatan dan jabatan mereka. Tetapi Kristus mengajarkan bahwa kekhawatiran kita janganlah, berapa banyak yang harus kita terima, tetapi, berapa banyak yang dapat kita berikan? Ukuran kewajiban kita terhadap orang-orang lain terdapat pada anggapan kita sendiri sebagai kewajiban mereka terhadap kita. KAB 151.2
Dalam pergaulanmu dengan orang-orang lain, taruhlah dirimu di tempat mereka. Ikutlah di dalam perasaan mereka, kesukaran mereka, kekecewaan mereka, sukacita mereka dan dukacita mereka. Perkenalkan dirimu kepada mereka, kemudian lakukan kepada mereka bagaikan engkau bertukar tempat dengan mereka, engkau mengharapkan mereka demikian memperlakukanmu. Ini adalah peraturan kejujuran yang benar. Ada pernyataan lain dari hukum, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Matius 22:39. Dan inilah isi pokok dari ajaran para nabi. Ini adalah suatu prinsip surga, dan akan dikembangkan di dalam diri semua orang yang layak untuk persahabatan yang suci itu. KAB 151.3
Kaidah emas adalah prinsip sopan santun sejati, dan ilustrasinya yang paling benar tampak di dalam kehidupan dan tabiat Yesus. Oh, betapa lembut dan indahnya sinar yang memancar dalam kehidupan Juruselamat kita setiap hari! Betapa manis sifat-Nya nyata dalam kehadiran-Nya! Roh yang sama akan dinyatakan dalam kehidupan anak-anak-Nya. Orang-orang dengan siapa Kristus tinggal bersama akan dikelilingi dengan suasana Ilahi. Pakaian putih kesucian mereka akan diharumkan dengan bau wangi dari taman Tuhan. Wajah mereka akan me mantulkan cahaya wajah-Nya, menerangi jalan untuk kaki yang tersandung dan lelah. KAB 151.4
Tidak ada orang yang memiliki cita-cita sejati untuk menegakkan suatu tabiat sempurna yang akan gagal untuk menyatakan simpati dan kelembutan hati Kristus. Pengaruh kasih karunia adalah melembutkan hati, membersihkan dan menyucikan perasaan, memberikan kehalusan yang berasal dari surga dan rasa kesopanan. KAB 152.1
Tapi masih ada suatu makna yang lebih dalam dari kaidah emas itu. Setiap orang yang telah dibuat menjadi penatalayan kasih karunia Allah yang berlipat ganda itu dipanggil dan dirindukan-Nya untuk memberitahukannya kepada jiwa-jiwa yang berada dalam kebodohan dan kegelapan, bahkan sebagaimana dia di tempat mereka. Rasul Paulus berkata, “Aku berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.” Roma 1:14. Oleh semua yang telah engkau ketahui tentang kasih Allah, oleh semua yang telah engkau terima tentang pemberian-pemberian kasih karunia-Nya yang melimpah di atas jiwa yang paling terbelakang dan hina di dunia ini engkau berutang kepada jiwa itu untuk memberitahukan pemberian-pemberian ini kepadanya. KAB 152.2
Begitu juga dengan pemberian-pemberian dan berkat-berkat kehidupan ini: apa saja yang dapat engkau miliki di atas perolehan teman-temanmu engkau berutang, sedikit banyaknya kepada semua yang dikaruniai lebih sedikit. Memperoleh kekayaan atau kesenangan hidup, lalu kita dalam kewajiban yang paling serius untuk mengurus orang yang menderita penyakit, janda, dan tidak punya ayah persis seperti kita yang menginginkan mereka menguruskan kita adalah keadaan kita dan keadaan mereka yang saling mengisi. KAB 152.3
Kaidah emas, dengan pengertian, mengajarkan kebenaran yang sama yang diajarkan di tempat lain dalam Khotbah di atas Bukit, “ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Bahwa yang kita lakukan kepada orangorang lain, apakah itu baik atau tidak, pasti akan bereaksi kepada diri kita, dalam berkat atau dalam kutuk. Apa saja yang kita berikan, akan kita terima kembali. Berkat-berkat duniawi yang kita berikan kepada orang lain dapat atau sering dibayar kembali dengan setimpal. Apa yang kita berikan pada waktu diperlukan, sering datang kembali kepada kita dalam ukuran empat kali lipat dalam mata uang dunia. Tetapi, selain ini, semua pemberian dibayar kembali, bahkan dalam kehidupan ini, dalam pemasukan kasih-Nya yang lebih penuh, yaitu jumlah seluruh kemuliaan surga dan kekayaannya. Dan kejahatan yang diberikan juga datang kembali. Setiap orang yang telah bebas untuk menghukum atau mengecilkan hati, dalam pengalamannya sendiri, akan diinsafkan kepada alasan di mana dia telah membuat orang-orang lain hilang; dia akan merasakan apa yang telah mereka derita karena keperluannya akan simpati dan kelembutan hati. KAB 153.1
Kasih Allah kepada kitalah yang telah memerintahkan ini. Dia akan memimpin kita untuk membenci kekerasan hati kita sendiri dan membuka hati kita untuk membiarkan Dia tinggal di dalamnya. Dan dengan demikian, tanpa kejahatan, kebaikan dibawakan, dan apa yang tampaknya suatu kutuk menjadi suatu berkat. KAB 153.2
Ukuran kaidah emas adalah ukuran agama Kristen sejati; sesuatu yang lain daripada itu adalah suatu penipuan. Suatu agama yang membawa manusia untuk merendahkan sesama insan, yang telah dinilai Kristus begitu berharga dan menyerahkan diri-Nya bagi mereka; suatu agama yang akan membuat kita menjadi tidak peduli akan keperluan-keperluan, penderitaanpenderitaan, dan hak-hak manusia adalah agama palsu. Dengan mengabaikan hak-hak orang miskin, orang-orang yang menderita, dan ocang-orang berdosa, kita sedang membuktikan diri kita pengkhianat kepada Kristus. Itu disebabkan manusia menerima nama Kristus ke atas diri mereka, sedangkan dalam kehidupan, mereka menyangkal tabiat-Nya, sehingga agama Kristen mempunyai sedikit kuasa di dunia. Karena hal ini nama Tuhan dihujat. KAB 154.1
Tentang gereja zaman rasul, pada hari-hari cerahnya ketika kemuliaan Kristus yang dibangkitkan menerangi mereka, ada tertulis bahwa tidak seorang pun berkata, “bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri.” “Tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka.” “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiaptiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan de ngan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiaptiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang vang diselamatkan.” Kisah 4:32, 34, 33; 2:46, 47. KAB 154.2
Selidiklah langit dan bumi, dan di sana tidak ada kebenaran yang menyatakan lebih berkuasa daripada yang dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan kemurahan hati kepada orangorang yang memerlukan simpati dan bantuan kita. Ini adalah kebenaran seperti yang ada di dalam Yesus. Apabila orangorang yang mengakui nama Kristus mau mengamalkan prinsip- prinsip dari kaidah emas itu, kuasa yang sama akan menyertai Injil seperti pada zaman rasul. KAB 154.3