Pembangunan Kemah Suci tidak dimulai Israel tinggal di Sinai beberapa waktu lamanya, dan bangunan yang suci itu baru dimulai pada tahun yang kedua setelah keluar dari Mesir. Kemudian hal ini diikuti oleh penyerahan imam-imam, perayaan Paskah, menghitung jumlah bangsa itu dan menyelesaikan beraneka ragam masalah yang perlu bagi tata cara keagamaan serta perkara-perkara sipil bangsa itu, jadi hampir satu tahun lamanya mereka bermukim di Sinai. Di tempat inilah perbaktian mereka telah mengambil satu bentuk yang lebih pasti, hukum telah diberikan untuk pemerintahan bangsa itu dan satu organisasi yang lebih mantap telah diadakan sebagai persiapan bagi mereka untuk memasuki tanah Kanaan. SPN 445.1
Pemerintahan Israel ditandai oleh organisasi yang paling sempurna, ajaib baik di dalam kesempurnaannya dan juga kesederhanaannya. Tata tertib yang dinyatakan dengan jelas sekali di dalam menyempurnakan dan mengatur segala hasil ciptaan Allah, kelihatan dengan jelas di dalam pemerintahan bangsa Israel. Allah adalah pusat dari pada kekuasaan dan pemerintahan Israel. Musa berdiri sebagai pemimpin mereka yang kelihatan, yang ditetapkan Allah, untuk menjalankan hukum-Nya atas nama-Nya. Dari antara pemimpin-pemimpin suku-suku bangsa itu ke-mudian telah dipilih satu majelis yang terdiri dari tujuh puluh orang untuk membantu Musa di dalam segala urusan yang umum di dalam bangsa itu. Kemudian imam-imam, yang meminta nasihat pada TUHAN di dalam Bait Suci. Penghulu-penghulu atau kepala-kepala memerintah suku-suku itu. Di bawah mereka ini terdapatlah “kepala atas seribu orang, kepala atas seratus orang, kepala atas limapuluh orang dan kepala atas sepuluh orang,” dan yang terakhir pegawai-pegawai yang diangkat untuk melaksanakan tugas-tugas khusus. Ulangan 1:15. SPN 445.2
Perkemahan orang Israel ini disusun dengan teratur sekali. Mereka dibagi menjadi tiga bahagian yang besar, masing-masing mempunyai kedudukan yang telah ditetapkan di dalam perhimpunan itu. Di tengahtengah terdapat Kemah Suci, tempat tinggalnya Raja yang tidak kelihatan itu. Di sekelilingnya ditempatkan imam-imam dan orang Lewi. Sesudah mereka barulah terdapat kemah-kemah semua suku yang lain. SPN 446.1
Kepada orang Lewi diserahkan tugas dalam Kemah Suci dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu, baik pada waktu mereka sedang berkemah ataupun dalam perjalanan. Bilamana mereka hendak memulai perjalanan orang Lewi ini harus membongkar tenda yang suci ini; dan apabila mereka tiba di satu tempat perhentian mereka pula yang harus memasang kembali tenda tersebut. Tidak seorang pun dari suku lain yang diizinkan datang mendekat, kematianlah sebagai hukuman terhadap pelanggaran ini. Suku Lewi ini dibagi dalam tiga bahagian sesuai dengan keturunan ketiga anak-anak lelaki Lewi dan kepada masingmasing diberikan jabatan dan pekerjaan yang khusus. Di depan Kemah Suci itu, dan yang paling dekat kepadanya, terdapat kemah Musa dan Harun. Di sebelah selatan bani Kehat, yang tugasnya menjaga peti perjanjian dan perkakas-perkakas lainnya; di sebelah utara bani Merari yang ditugaskan untuk menjaga tiang-tiang, kakinya, papan-papan dan lain sebagainya, di bagian belakang adalah bani Gerson yang ditugaskan untuk menjaga tirai dan kain-kain yang lainnya. SPN 446.2
Jabatan masing-masing suku itu juga ditentukan. Masing-masing harus berjalan dan berkemah di bawah panjinya sendiri sebagaimana yang telah diperintahkan Tuhan, “Orang Israel harus berkemah masingmasing dekat panji-panjinya, menurut lambang suku-sukunya. Mereka harus berkemah di sekeliling Kemah Pertemuan, agak jauh dari pada- nya.” “Sama seperti mereka berkemah, demikianlah juga mereka berangkat.” Bilangan 2:2,17. Bangsa campuran yang telah menyertai Israel dari Mesir tidak diizinkan menempati daerah yang sama dengan suku-suku bangsa itu, tetapi harus tinggal di bagian luar perkemahan itu; dan keturunan mereka harus dipisahkan dari perhimpunan itu sampai generasi yang ketiga. Ulangan 23:7, 8. SPN 446.3
Kebersihan yang saksama sebagaimana juga tata tertib yang ketat di seluruh perkemahan dan lingkungannya, telah ditetapkan. Peraturanperaturan kesehatan yang teliti dijalankan. Setiap orang yang dinodai oleh sesuatu sebab tidak diizinkan memasuki perkemahan itu. Peraturan-peraturan ini sangat mutlak untuk memelihara kesehatan di antara bangsa yang sangat besar jumlahnya itu; dan perlu juga diadakan tata tertib dan kesucian yang sempurna dipertahankan, agar bangsa Israel dapat menikmati hadirat Allah yang suci. Dengan demikian Ia berkata, “TUHAN Aliahmu berjalan di tengah-tengah perhimpunanmu, untuk melepaskan kamu dan menyerahkan musuh kepada tanganmu; oleh sebab itu hendaklah perkemahanmu itu suci adanya.” SPN 447.1
Di dalam seluruh perjalanan bangsa Israel, “tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka, . . . untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.” Bilangan 10:33. Dengan dipikul oleh anak-anak Kehat, peti suci yang berisi hukum Allah yang suci itu harus memimpin orang banyak itu. Di depannya berjalanlah Musa dan Harun; dan imam-imam sambil membawa nafiri perak, ditempatkan di dekatnya. Imam-imam ini menerima petunjuk-petunjuk dari Musa, yang harus mereka sampaikan kepada orang banyak melalui nafiri itu. Pemimpin-pemimpin setiap regu bertugas memberikan petunjuk-petunjuk yang pasti tentang segala gerakan yang harus diadakan sesuai dengan bunyi nafiri itu. Barangsiapa yang lalai mentaati petunjuk yang diberikan itu dapat dijatuhi hukuman mati. SPN 447.2
Allah adalah Allah yang teratur. Segala sesuatu yang berhubungan dengan surga adalah dalam tata tertib yang sempurna; ketaatan serta disiplin yang ketat menandai pergerakan dari pasukan malaikat. Sukses hanya akan terjadi bila ada pekerjaan yang teratur dan serasi. Allah menuntut adanya tata tertib serta sistem yang teratur di dalam pekerja- an-Nya sekarang ini sama seperti pada zaman Israel. SPN 447.3
Semua orang yang bekerja bagi Dia haruslah bekerja dengan penuh pemikiran, jangan dengan cara yang kurang hati-hati atau membahayakan. Ia mau agar pekerjaan-Nya dilaksanakan dengan iman dan ketelitian agar Ia dapat memberikan meterai persetujuan-Nya ke atas pekerjaan itu. SPN 448.1
Allah sendiri yang mengatur Israel di dalam perjalanan mereka. Tempat perkemahan mereka dinyatakan oleh turunnya tiang awan; dan selama mereka harus tinggal dalam perkemahan itu, awan tadi berhenti di atas Kemah Suci itu. Apabila mereka harus melanjutkan perjalanan mereka maka awan itu terangkat tinggi di atas kemah yang suci itu. Satu doa yang khidmat selalu menandai saat mereka berhenti atau memulai keberangkatan mereka. “Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu. Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini.” Bilangan 10:35,36. SPN 448.2
Jarak antara Sinai dengan Kadesy, di perbatasan Kanaan adalah sebelas hari perjalanan; dan adalah dengan pengharapan akan segera memasuki tanah yang subur itu di mana bangsa Israel telah memulai perjalanan mereka ketika akhirnya awan itu memberikan tanda untuk bergerak maju. Tuhan telah mengadakan perkara-perkara ajaib pada waktu membawa mereka keluar dari Mesir, dan berkat apa yang tidak dapat mereka harapkan sekarang ini di mana mereka telah berjanji secara resmi untuk menerima Dia sebagai Pemerintah mereka, dan mereka pun telah diakui sebagai umat pilihan dari Yang Mahatinggi? SPN 448.3
Namun demikian banyak dari antara mereka yang hampir-hampir merasa enggan untuk meninggalkan tempat mereka telah lama berkemah. Mereka telah menganggap tempat itu sebagai rumah mereka. Di bawah naungan dinding-dinding batu gunung itu Allah telah mengumpulkan umat-Nya, terpisah dari bangsa-bangsa lain untuk memberikan Kembali kepada mereka hukum-Nya itu. Mereka senang memandang ke gunung yang suci itu, yang di atas puncaknya yang putih dan tandus itu kemuliaan Ilahi sering dinyatakan. Pemandangan itu telah dihubungkan dengan erat sekali kepada kehadiran Allah dan malaikat-malaikat suciNya sehingga seolah-olah tempat itu terlalu suci untuk ditinggalkan dengan begitu saja sekalipun dengan rasa gembira. SPN 448.4
Namun demikian, apabila tanda dari peniup-peniup nafiri itu terdengar seluruh perhimpunan itu bergerak maju, dengan Kemah Suci dipikul di tengah-tengah mereka dan masing-masing suku pada kedudukan yang telah ditetapkan di bawah panjinya masing-masing. Semua mata dengan penuh kerinduan diarahkan untuk melihat jurusan mana awan itu akan memimpin mereka. Apabila awan itu bergerak ke sebelah timur, tempat terdapatnya hanya barisan gunung-gunung saja, yang sunyi dan gelap, satu perasaan sedih dan bimbang timbul di hati mereka. SPN 449.1
Apabila mereka bergerak maju, jalan mereka menjadi semakin sukar. Jalan mereka terbentang melalui tebing-tebing batu dan padang yang tandus. Di sekeliling mereka terdapat padang belantara yang luas. “Tanah yang tandus dan yang lekak-lekuk, di tanah yang sangat kering dan gelap, di tanah yang tidak dilintasi orang dan yang tidak didiami manusia.” Yeremia 2:6. Jalan yang berbatu-batu itu, jauh dan dekat, dipenuhi oleh orang laki-laki, perempuan dan anak-anak, dengan binatang-binatang dan pedati, dan deretan yang panjang dari kawanan kambing dan domba, perjalanan mereka lambat dan memenatkan; dan orang banyak itu setelah lama berkemah tidak bersedia untuk menahan bahaya-bahaya dan kesulitan-kesulitan sepanjang jalan. SPN 449.2
Setelah tiga hari perjalanan persungutan yang terang-terangan mulai terdengar. Ini berasal dari bangsa campuran itu, banyak dari antara mereka tidak sepenuhnya bergabung dengan Israel dan selalu mencari sebabsebab untuk mengeritik. Orang-orang yang bersungut ini tidak merasa senang dengan arah perjalanan mereka itu, dan mereka selalu mencaricari salah dalam caranya Musa memimpin mereka, sekalipun mereka mengetahui dengan baik bahwa dia, sebagaimana halnya mereka itu, sedang mengikuti awan yang memimpin mereka. Rasa tidak puas adalah sesuatu yang bisa menular dan dengan segera berjangkit di seluruh perkemahan itu. SPN 449.3
Sekali lagi mereka mulai menginginkan daging untuk dimakan. Sekalipun disediakan manna dengan limpahnya mereka merasa tidak puas. Bangsa Israel, selama perbudakan di Mesir, telah dipaksa untuk hidup dengan makanan yang paling sederhana, tetapi selera makan yang telah ditimbulkan oleh kerja berat dan kesukaran-kesukaran telah menjadikan makanan itu terasa sedap. Namun demikian banyak dari antara orang Mesir yang sekarang ada di antara mereka, yang sudah terbiasa dengan makanan yang mewah; dan mereka inilah yang pertama-tama telah bersungut. Pada waktu diberikannya’ manna, sesaat sebelum Israel tiba di Sinai, Tuhan telah memberikan daging sebagai jawab atas tuntutan mereka; tetapi itu diberikan kepada mereka hanya untuk satu hari. SPN 449.4
Allah sebenarnya dapat menyediakan daging bagi mereka semudah seperti ia telah menyediakan manna, tetapi satu pembatasan telah diadakan untuk kebaikan mereka. Maksud-Nya adalah untuk menyediakan bagi mereka makanan yang lebih cocok dengan kebutuhan mereka daripada makanan yang merangsang telah mereka biasakan waktu di Mesir. Selera makan yang telah rusak itu harus dipulihkan kepada keadaan yang lebih sehat, agar mereka dapat menikmati makanan yang sejak semula telah disediakan bagi manusia, hasil-hasil tanah yang telah diberikan Allah kepada Adam dan Hawa di Taman Eden. Itulah sebabnya orang Israel telah dibatasi sedemikian jauh dari makanan yang berasal dari daging binatang. SPN 450.1
Setan telah menggoda mereka untuk menganggap pembatasan ini sebagai tindakan yang tidak adil dan kejam. Ia telah menyebabkan mereka menginginkan perkara-perkara yang dilarang, oleh sebab ia melihat bahwa pemanjaan selera makan yang tidak dikendalikan akan cenderung membangkitkan nafsu berahi, dan dengan cara ini orang banyak akan dengan lebih mudah dikuasainya. Penyebab penyakit dan penderitaan itu akan menyerang manusia di mana dia dapat memperoleh sukses yang amat besar. Melalui pencobaan yang berhubungan dengan selera makan ia sedemikian jauh, menuntun manusia ke dalam dosa semenjak ia telah memperdayakan Hawa untuk memakan buah larangan. Dengan cara yang serupa inilah ia telah menuntun Israel bersungut terhadap Allah. Sikap tidak bertarak dalam makan dan minum, dengan menuntun seseorang kepada pemanjaan nafsu berahi membuka jalan bagi manusia untuk mengabaikan segala tanggung jawab moral. Apabila diserang oleh peng- godaan, mereka hanya mempunyai sedikit saja kuasa untuk menentangnya. SPN 450.2
Allah telah membawa Israel keluar dari Mesir, agar Ia dapat meneguhkan mereka di tanah Kanaan, sebagai satu bangsa yang suci bersih dan berbahagia. Di dalam pelaksanaan tujuan ini Ia telah memberikan kepada mereka disiplin baik untuk kebaikan mereka sendiri, dan juga bagi keturunan mereka. Andaikata mereka rela menahan diri dalam soal selera makan, dengan mentaati larangan-Nya yang bijaksana itu, maka kelemahan dan penyakit tidak akan terdapat di antara mereka. Keturunan mereka akan memiliki baik kekuatan jasmani dan juga pikirani. Mereka akan memiliki pandangan yang jelas terhadap kebenaran dan tanggung jawab, memiliki kesanggupan untuk membedakan yang baik dan jahat serta pertimbangan yang baik. Tetapi keengganan mereka untuk taat kepada pembatasan dan tuntutan-tuntutan Allah, mencegah mereka, sedemikian jauh, untuk dapat mencapai ukuran yang tinggi yang dikehendaki-Nya dari kita, dan untuk dapat menerima berkat-berkat yang ingin diberikan-Nya kepada mereka. SPN 451.1
Kata Pemazmur: “Mereka mencobai Allah: Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun? Memang, Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air dan membanjir sungai-sungai; tetapi sanggupkah Ia memberikan roti juga, atau menyediakan daging bagi umat-Nya? Sebab itu, ketika mendengar hal itu, TUHAN gemas.” Mazmur 78:18-21. Persungutan dan kegaduhan sering terjadi selama dalam perjalanan dari Laut Merah ke Sinai, tetapi oleh karena merasa kasihan atas kebodohan dan kebutaan mereka pada waktu itu, Allah tidak memberikan hukuman atas dosa mereka. Tetapi sejak waktu itu Ia telah menyatakan diri-Nya kepada mereka di Horeb, mereka telah menerima terang yang besar, oleh karena mereka telah menjadi saksi-saksi terhadap rahmat, kuasa dan kemuliaan Allah; dan sikap tidak percaya serta tidak puas mereka itu mendatangkan kesalahan yang lebih besar lagi. Lebih jauh lagi, mereka telah berjanji untuk menerima Tuhan sebagai Raja mereka dan menurut wewenang-Nya. Sekarang persungutan mereka adalah pemberontakan dan hal seperti ini harus segera dihukum dengan nyata, jikalau Israel ingin dipelihara dari kekacauan dan kehancuran. “Menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.” Yang paling bersalah dalam persungutan ini telah mati disambar petir dari awan itu. SPN 451.2
Dalam ketakutan orang banyak berusaha mencari Musa supaya memohon kepada TUHAN demi kebaikan mereka, la memenuhinya dan api pun padamlah. Untuk memperingati hukuman ini ia menamai tempat itu Tabera, “satu pembakaran.” SPN 452.1
Tetapi dengan segera kejahatannya menjadi lebih buruk keadaannya daripada sebelumnya. Gantinya hal ini telah membuat mereka yang masih hidup itu merendahkan diri dan bertobat, hukuman yang menakutkan ini kelihatannya hanya menambah persungutan mereka. Di mana-mana orang banyak telah berkumpul di pintu kemah mereka sambil menangis dan meratap. “Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.” Dengan demikian mereka menyatakan rasa tidak puas mereka terhadap makanan yang disediakan Khalik mereka bagi mereka. Tetapi mereka mempunyai bukti yang tetap bahwa itu telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka; karena sekalipun adanya kesulitan-kesulitan yang mereka derita tetapi tidak ada seorang pun yang lemah di dalam segenap suku bangsa mereka itu. SPN 452.2
Hati Musa hancur. Ia telah meminta agar Israel jangan dibinasakan, sekalipun keturunannya sendiri di kemudian hari bisa menjadi satu bangsa yang besar. Di dalam kasihnya bagi mereka ia telah berdoa agar namanya saja dihapuskan dari buku kehidupan daripada bangsa itu harus dibiarkan jadi binasa. Ia telah mengorbankan segala sesuatunya bagi mereka dan inilah yang menjadi balasan dari mereka. Untuk segala kesulitan mereka, mereka telah menuduh Musa sebagai penyebabnya; dan persungutan mereka yang jahat itu menjadikan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya menjadi dua kali lebih berat menindih diri Musa. Di dalam kesusahannya itu ia tergoda untuk tidak mempercayai Allah. Doanya hampir merupakan satu persungutan. “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.” SPN 452.3
Tuhan mendengar doanya dan menyuruh dia untuk mengumpulkan ketujuh puluh tua-tua orang Israel, orang-orang yang bukan saja tua dalam usia, tetapi juga memiliki wibawa, pertimbangan yang baik dan pengalaman. Ia berkata, “Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau. Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.” SPN 453.1
Tuhan mengirimkan Musa memilih bagi dirinya orang-orang yang paling setia dan mantap untuk ambil bagian dalam tanggung jawab bersama dengan dia. Pengaruh mereka akan menolong dalam membendung kejahatan orang banyak itu, dan mengatasi pemberontakan; tetapi kejahatan yang cukup parah telah terjadi sebagai akibat dari pada pengangkatan mereka itu. Mereka tidak akan pernah dipilih jikalau Musa telah menyatakan iman sehubungan dengan bukti-bukti yang telah disaksikannya tentang kuasa dan kebajikan Allah. Tetapi ia telah membesarbesarkan beban dan pekerjaannya, sehingga hampir-hampir kehilangan pandangan terhadap kenyataan bahwa dia hanyalah sekadar alat oleh mana Allah telah bekerja. Ia tidak mempunyai maaf dalam memanjakan roh persungutan, betapa pun kecilnya, yang merupakan kutuk orang Israel. Kalau saja ia telah bergantung kepada Allah dengan sepenuhnya, Tuhan telah memimpin dia senantiasa, dan akan memberikan kepadanya kekuatan untuk menghadapi setiap keadaan darurat. SPN 453.2
Musa diperintahkan untuk mempersiapkan orang banyak untuk hal yang Allah akan segera lakukan bagi mereka. “Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan Tuhan dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan?—Tuhan akan memberi kamu daging untuk dimakan. Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari, tetapi genap sebulan lamanya, sampai ke luar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak—karena kamu telah menolak Tuhan yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita ke luar dari Mesir? SPN 454.1
Tetapi kata Musa: “Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?” SPN 454.2
la telah ditegur atas sikapnya yang tidak percaya itu, “Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak.” Musa mengulangi kambali kepada perhimpunan akan firman Tuhan, dan mengumumkan tentang pengangkatan Ketujuh puluh tua-tua Israel itu. Amanat Musa kepada ketujuh puluh tua-tua itu dapat dijadikan sebagai satu contoh kejujuran secara hukum bagi hakim-hakim pembuat hukum pada zaman modern:“Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara saudara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil di dalam perkara-perkara antara seseorang dengan saudaranya atau dengan orang asing yang ada padanya. Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapa pun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah.” Ulangan 1:16,17. SPN 454.3
Musa sekarang memanggil ketujuh puluh tua-tua itu ke Kemah Pertemuan. “Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi. Seperti murid-murid pada hari Pentakosta, mereka dipenuhi oleh kuasa dari atas.” Dengan cara demikian Allah senang menyediakan mereka bagi pekerjaan mereka, dan menghormati mereka di hadapan perhimpunan itu agar kepercayaan terhadap mereka ini diteguhkan sebagai orangorang yang dipilih Ilahi untuk bersatu dengan Musa dalam menjalankan pemerintahan bangsa Israel. SPN 454.4
Sekali lagi dibuktikan adanya roh yang agung dan tidak mementingkan diri di dalam hati Musa, dua dari antara ketujuh puluh tua-tua itu, yang dengan rendah hati merasa tidak layak untuk memegang jabatan yang penuh tanggung jawab seperti itu, tidak bergabung bersama-sama dengan saudara-saudara mereka di Kemah Pertemuan; tetapi Roh Allah turun ke atas diri mereka di tempat mereka berada, mereka juga telah mengadakan karunia nubuatan. Pada waktu diberitahukan tentang kejadian ini, Yosua mencoba mencegah ketidakberesan seperti ini, khawatir jangan-jangan ini akan menimbulkan perpecahan. Rindu untuk membela kehormatan tuannya, ia berkata, “Tuanku Musa, cegahlah mereka itu.” Jawabnya adalah, “Apakah engkau begitu giat mendukung dinku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!” SPN 455.1
Kini angin yang kencang bertiup dari arah lautan membawa burung puyuh, “Kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan kirakira dua hasta tingginya dari atas muka bumi.” Bilangan 11:31. Sepanjang hari dan malam itu, dan keesokan harinya, orang banyak itu bekerja untuk mengumpulkan makanan yang telah disediakan dengan ajaib. Mereka telah mengumpulkan banyak sekali. Setiap orang sedikitdikitnya mengumpulkan sepuluh homer.” Semua yang tidak akan digunakan saat ini telah disimpan dengan cara mengeringkannya, sehingga persediaan mereka itu, seperti yang dijanjikan, akan cukup untuk sepanjang bulan. SPN 455.2
Allah telah memberikan kepada mereka apa yang sebenarnya bukan yang terbaik bagi mereka, oleh karena mereka telah berkeras menghendaki makanan itu; mereka tidak merasa puas dengan apa yang sebenarnya akan terbukti bermanfaat bagi mereka. Keinginan mereka yang disertai dengan pemberontakan itu telah dikabulkan tetapi mereka dibiarkan untuk menanggung akibat-akibatnya. Mereka berpesta pora tanpa batas dan keadaan yang berlebih-lebihan ini dengan segera telah dihukum. “TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.” Banyak dari antara mereka telah binasa oleh penyakit demam panas yang tinggi sedangkan yang paling bersalah di antara mereka telah dibunuh segera setelah mereka mengecap makanan yang mereka inginkan itu. SPN 455.3
Di Hazerot, tempat perkemahan mereka yang berikutnya setelah meninggalkan Tabera, satu ujian yang lebih pahit menunggu kedatangan Musa. Harun dan Miryam menduduki satu jabatan yang terhormat dalam kepemimpinan bangsa Israel. Kedua-duanya dikaruniai dengan karunia nubuatan dan kedua-duanya telah ditetapkan Allah untuk bekerja sama dengan Musa dalam membebaskan Israel. “Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu” (Mikha 6:4) adalah firman Allah melalui Nabi Mikha. Keteguhan tabiat Miryam sejak mulanya telah dinyatakan pada waktu sebagai seorang kanak-kanak ia telah mengamat-amati di tepi Sungai Nil akan keranjang kecil di dalam mana bayi Musa disembunyikan. Allah telah menjadikan sifat pengendalian diri dan bijaksana itu sebagai alat untuk memelihara hidup dari pada pembebas umat-Nya itu. Dengan bakatnya dalam bidang musik dan syair, Miryam telah memimpin kaum wanita Israel dalam nyanyian dan tari-tarian di pantai Laut Meral. Pada pemandangan bangsa itu, dan juga di hadapan surga, ia berdiri setingkat saja lebih rendah daripada Musa dan Harun. Tetapi kejahatan yang sama yang pertama kali telah membawa perpecahan di surga timbul di dalam hal wanita Israel ini, dan ia pun telah mendapat simpati sehubungan dengan rasa tidak puasnya itu. SPN 456.1
Di dalam pengangkatan Ketujuh puluh tua-tua itu Miryam dan Harun tidak diajak berunding, dan kecemburuan mereka telah timbul terhadap Musa. Pada waktu kunjungan Yitro, sementara bangsa Israel berada dalam perjalanan ke Sinai, penerimaan Musa terhadap nasihat mertuanya itu telah menimbulkan di dalam diri Harun dan Miryam, perasaan takut bahwa pengaruhnya terhadap Musa akan lebih besar daripada pengaruh mereka. Di dalam mengangkat majelis tua-tua Israel itu mereka merasa bahwa kedudukan dan wewenang mereka telah diabaikan begitu saja. Miryam dan Harun tidak pernah mengetahui betapa beratnya pekerjaan dan tanggung jawab yang ada di pundak Musa; tetapi oleh karena mereka telah dipilih untuk membantu dia mereka menganggap diri mereka mempunyai bagian yang sama dalam tanggung jawab kepemimpinan, dan mereka menganggap pengangkatan pembantu-pembantu yang lainnya itu tidak diperlukan. SPN 456.2
Musa merasa pentingnya pekerjaan yang besar yang telah diserahkan kepadanya sebagaimana tidak ada seorang lain pun yang telah merasakannya. Ia menyadari akan kelemahannya, dan ia menjadikan Allah sebagai penasihatnya. Harun menganggap dirinya lebih tinggi dan kurang berharap kepada Tuhan. Ia telah gagal pada waktu diberi tanggung jawab, memberikan bukti tentang kelemahan tabiatnya oleh bersepakat dalam hal penyembahan berhala di Sinai. Tetapi Miryam dan Harun, buta oleh rasa cemburu dan ambisi, telah kehilangan pandangan akan hal ini. Harun telah dihormati oleh Allah di dalam pengangkatan keluarganya kepada pekerjaan keimamatan yang suci; tetapi malahan hal ini sekarang telah menambahkan keinginan untuk meninggikan diri. “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga la berfirman?” Menganggap bahwa diri mereka sama pada pemandangan Allah, mereka merasa bahwa mereka berhak untuk memperoleh jabatan dan’ wewenang yang sama. Dengan menyerah kepada roh tidak puas, Miryam telah memperoleh alasan untuk bersungut di dalam peristiwa-peristiwa di mana Allah telah mengendalikannya. Pernikahan Musa pun tidak menyenangkan hatinya. Bahwa ia harus memilih seorang perempuan dari bangsa lain, yang gantinya mengambil seorang istri dari antara orang Ibrani, merupakan satu penghinaan kepada keluarganya, dan rasa kebangsaan terhadap bang-sanya. SPN 457.1
Zipora dengan diam-diam diperlakukan dengan tidak baik. Sekalipun disebut seorang “perempuan Kusy” (Bilangan 12:1), istri Musa ini adalah seorang Midian, dan dengan demikian adalah keturunan Abraham. Di dalam penampilan pribadinya ia berbeda dari orang Israel oleh karena kulitnya agak hitam. Sekalipun ia bukan orang Israel, Zipora adalah seorang penyembah Allah yang benar. Ia agak pemalu, mempunyai kecenderungan untuk menyendiri, lemah lembut dan berbelas kasihan, dan merasa susah bilamana melihat penderitaan; dan oleh sebab ini Mua dalam perjalanannya ke Mesir telah setuju agar dia kembali ke Midian. Ia mau agar dia terhindar dari rasa sakit hati bilamana menyaksikan hukuman-hukuman yang jatuh kepada orang-orang Mesir. SPN 457.2
Pada waktu Zipora menggabungkan diri kembali dengan suaminya di padang belantara, ia melihat bahwa beban suaminya itu terlalu berat dan ia pun menyatakan khawatimya kepada Yitro, yang kemudian memberikan anjuran untuk meringankan bebannya itu. Inilah sebenarnya yang menjadi sebab utama dari rasa antipati Miryam terhadap Zipora. Tertekan oleh perasaan bahwa dirinya dan Harun telah diabaikan, ia menganggap istri Musalah penyebabnya, dan berkesimpulan bahwa pengaruh istrinya itu telah mencegah dia untuk bermusyawarah dengan mereka seperti waktu-waktu sebelumnya. Andaikata Harun telah berdiri teguh pada pihak yang benar, ia akan dapat mencegah kejahatan itu; tetapi gantinya menunjukkan kepada Miryam kekejian dari perbuatannya itu, ia telah bersimpati dengan Miryam dan mendengar kata-kata persungutannya, dengan demikian ia pun ambil bahagian dalam rasa cemburunya. SPN 458.1
Tuduhan-tuduhan mereka itu ditanggung oleh Musa tanpa persungutan sedikit pun. Ini adalah pengalaman yang diperolehnya selama tahuntahun yang penuh kesukaran di Midian—roh kerendahan hati dan panjang sabar telah dikembangkan di tempat ini—yang telah mempersiapkan Musa untuk menghadapi dengan sabar sikap tidak percaya dan persungutan dari pada orang banyak itu, dan kesombongan serta iri hati dari pada mereka yang seharusnya menjadi penolong yang tetap baginya. Musa ‘Ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi,” dan inilah yang menyebabkan mengapa dikaruniai dengan hikmat dan pimpinan Ilahi lebih daripada semua orang yang lainnya. Kata Alkitab, “la membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” Mazmur 25:9. Orang yang lemah lembut dipimpin oleh Tuhan oleh karena mereka bisa diajar, mau untuk diberi petunjuk. Mereka mempunyai satu keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah. Janji Juruselamat adalah, “Ba-rangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajakan-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” Yohanes 7:17. Dan melalui Rasul Yakobus, Ia berkata, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” Yakobus 1:5. Tetapi janji-Nya ini hanyalah bagi mereka yang mau mengikut Tuhan dengan segenap hatinya. Allah tidak memaksa kemauan seorang pun; oleh sebab itu Ia tidak dapat memimpin mereka yang terlalu sombong untuk diajar, yang cenderung untuk mengikuti jalannya sendiri. Tentang orang yang pikirannya bercabang— yang berusaha mengikuti kemauannya sendiri, sementara mengaku sedang melakukan kehendak Allah—telah tertulis, “Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.” Yakobus 1:7. SPN 458.2
Allah telah memilih Musa dan telah mencurahkan Roh-Nya ke atas dirinya; Miryam dan Harun, oleh persungutan mereka, telah bersalah dalam hal tidak setia, bukan saja kepada pemimpin mereka yang telah ditetapkan itu, tetapi juga kepada Allah sendiri. Orang-orang yang telah bersungut-sungut itu kemudian dipanggil ke Kemah Pertemuan dan dibawa menghadap muka dengan muka kepada Musa. “Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya.” Pengakuan mereka telah memperoleh karunia nubuatan tidaklah disangkal; Allah sebenarnya dapat berbicara kepada mereka di dalam khayal dan mimpi. Tetapi kepada Musa yang telah dikatakan Allah sendiri “yang setia dalam segenap rumah-Ku,” satu hubungan yang lebih erat telah diadakan. Dengan dia, Allah berbicara muka dengan muka. “Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa? Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah la.” SPN 459.1
Awan itu meninggalkan Kemah Pertemuan sebagai tanda murka Allah, dan Miryam telah dihukum. Ia “kena kusta, putih seperti salju.” Harun selamat, tetapi dengan hukuman terhadap Miryam itu dirinya telah ditempelak. Kini, kesombongan mereka dicampakkan ke tanah, Harun mengakui dosa mereka dan memohon agar saudara perempuannya itu jangan dibiarkan binasa oleh kutuk yang memuakkan dan mematikan itu. Sebagai jawab kepada doa Musa penyakit kustanya itu telah disembuhkan. Namun demikian, Miryam diasingkan dari perkemahan itu selama tujuh hari. Setelah ia dikeluarkan dari perkemahan itu selama tujuh hari, barulah tanda kemurahan Allah itu kelihatan kembali di atas Kemah Suci. Dengan penuh rasa hormat atas jabatannya yang tinggi, dan dengan rasa sedih atas hukuman yang telah menimpa dirinya itu, seluruh perhimpunan yang tinggal di Hazerot itu, menunggu-nunggu kedatangannya kembali. SPN 460.1
Pernyataan murka Tuhan ini dimaksudkan untuk menjadi satu amaran kepada semua orang Israel, untuk mencegah berkembangnya roh ketidak puasan dan pemberontakan. Jikalau roh ketidakpuasan dan iri hati Miryam tidak ditempelak dengan keras maka itu akan menimbulkan kejahatan yang lebih besar lagi. Iri hati adalah salah satu sifat Iblis yang paling jahat yang dapat timbul di dalam hati manusia, dan itu adalah salah satu sifat yang paling jahat dalam pengaruhnya. Kata orang yang bijaksana itu, “Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?” Amsal 27:4. Adalah sifat iri hatil yang pertama-tama telah menyebabkan kekacauan di surga dan pemanjaan akan sifat itu telah mengakibatkan kejahatan yang tak dapat dilukiskan di antara manusia. “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” Yakobus 3:16. SPN 460.2
Janganlah dianggap sebagai satu perkara remeh untuk berbicara jahat tentang orang lain atau menjadikan diri kita hakim terhadap tindakan dan motif mereka. “Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jikalau engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.” Yakobus 4:11. Hanya ada satu hakim saja—yakni “Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati.” 1 Korintus 4:5. Dan barangsiapa yang menghakimi dan menghukum sesamanya, dia merebut hak mutlak dari Khalik itu. SPN 460.3
Alkitab secara khusus mengajarkan kepada kita agar berhati-hati dalam menuduh mereka yang telah dipilih Allah untuk bertindak sebagai duta-duta-Nya. Rasul Petrus, dalam menggambarkan segolongan orang yang merupakan orang berdosa yang terbuang, berkata, “Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa daripada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.” 2 Petrus 2:10,11. Dan Paulus, di dalam petunjuknya bagi mereka yang diberi tanggung jawab atas jemaat itu, berkata, “Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi” 1 Timotius 5:19. Ia yang telah memberikan kepada manusia tanggung jawab yang berat sebagai pemimpin-pemimpin dan guru-guru umat-Nya akan meminta pertanggungan jawab atas cara-cara oleh mana orang-orang itu telah memperlakukan hamba-hamba-Nya itu. Kita harus menghormati mereka yang telah dihormati Allah. Hukuman yang dijatuhkan ke atas diri Miryam haruslah menjadi satu tempelakan kepada semua orang yang menyerah kepada sifat cemburu dan bersungutsungut terhadap mereka yang kepadanya Allah telah mempercayakan pekerjaan-Nya. SPN 461.1