Setiap wanita yang akan menjadi seorang ibu, apa pun keadaan lingkungannya, harus selalu berusaha mempunyai sifat yang senang, riang dan puas, dengan mengetahui bahwa untuk segenap usaha ke arah ini ia akan mendapat upah sepuluh kali lipat dalam sifat fisik maupun moral dari turunannya. Ini belum semua. Ia dapat, oleh tabiatnya, membiasakan dirinya berpikir gembira dan dengan begitu menumbuhkan satu keadaan pikiran yang bahagia kepada keluarganya dan kepada orang sepergaulannya. Dan kesehatan fisiknya akan mengalami pertambahan yang menakjubkan. Satu tenaga akan dimasukkan ke dalam sumber hidup, darah tidak akan bergerak lamban, sebagaimana keadaannya jiwa dia membiarkan dirinya putus asa serta muram. Kesehatan mental dan moralnya dikuatkan oleh roh kegembiraannya. Kuasa kemauan itu dapat menahan kesan-kesan dari pikiran serta akan terbukti merupakan penenang luar biasa kepada urat-urat saraf. Anak-anak yang tidak memperoleh vitalitas yang seharusnya mereka warisi dari orang tuanya harus mendapat perhatian saksama. Dengan teliti memperhatikan undang-undang tentang perwujudannya suatu kondisi yang terlebih baik mengenai berbagai hal dapat diciptakan. NBS 167.5
Dia, yang berharap menjadi seorang ibu harus menaungi dirinya dalam kasih Allah. Pikirannya harus tenang; dia harus bersandar dalam kasih Yesus, mempraktikkan perkataan Kristus. Dia harus ingat bahwa seorang ibu adalah seorang pekerja bersama-sama dengan Allah. NBS 168.1
Suami dan istri harus bekerja sama. Dunia yang bagaimanakah yang akan kita punyai kalau semua ibu mau mempersembahkan dirinya di atas mezbah Allah dan mau mempersembahkan anak-anaknya kepada Allah, baik sebelum maupun sesudah kelahirannya! NBS 168.2
Efek dari pengaruh-pengaruh sebelum lahir dianggap oleh orang tua sebagai masalah kecil; tetapi surga tidak menganggapnya demikian. Pekabaran yang dikirim oleh seorang malaikat Allah, dan dua kali diberikan dalam cara yang teramat khidmat, menunjukkan bahwa itu patut mendapat perhatian yang saksama. NBS 168.3
Dalam perkataan kepada ibu orang Ibrani (istri Manoah), Allah berbicara kepada semua ibu dalam segala zaman. “Hendaklah dipeliharakannya dirinya,” kata malaikat; “hendaklah diperhatikannya segala pesanku kepadanya,” Keadaan yang baik dari seorang anak akan dipengaruhi oleh sifat-sifat ibu. Selera makan serta nafsunya harus dikendalikan oleh prinsip. Ada sesuatu yang harus dijauhinya, sesuatu yang harus dilawannya, kalau dia menggenapi maksud Allah baginya dalam memberikan kepadanya seorang anak. NBS 168.4
Dunia penuh jerat buat kaki seorang anak. Banyak orang tertarik oleh suatu kehidupan yang mementingkan diri dan kesenangan hawa nafsu. Mereka tidak dapat melihat bahaya-bahaya yang tersembunyi atau akhir yang menakutkan dari jalan yang tampak bagi mereka jalan kesenangan. Perantaraan pemanjaan selera dan hawa nafsu tenaga mereka disia-siakan dan jutaan orang menjadi rusak bagi dunia ini serta bagi dunia yang akan datang. Orang tua harus ingat bahwa anak-anak mereka harus menghadapi pencobaan. Bahkan sebelum seorang anak dilahirkan, persiapan harus dimulai agar menyanggupkan dia untuk memenangkan peperangan melawan kejahatan. NBS 168.5
Kalau sebelum kelahiran anaknya ia sendiri suka memanjakan dirinya, kalau ia mementingkan diri, tidak sabar dan suka menuntut, sifat-sifat ini akan dipantulkan dalam tingkah laku anaknya. Begitulah banyak anak-anak telah menerima warisan kecenderungan- kecenderungan jahat yang hampir tidak dapat diatasi. NBS 168.6
Tapi bila ibu tanpa ragu-ragu mentaati prinsip-prinsip yang benar, bila ia bertarak dan suka menyangkal diri, kalau ia ramah, lemah lembut dan tidak mementingkan diri, ia akan memberikan kepada anaknya sifat-sifat yang baik dari tabiat yang sama. NBS 168.7
Anak-anak bayi adalah kaca bagi ibu di mana ia dapat melihat pantulan tabiat serta tingkah lakunya sendiri. Kalau begitu, betapa teliti seharusnya bahasa serta kelakuannya di depan anak- anak kecil yang baru belajar! Sifat-sifat apa pun yang dia ingin lihat tumbuh pada anaknya haruslah diperkembangkan di dalam dirinya sendiri. NBS 168.8