Kita sedang berada dalam zaman terang yang besar; tetapi banyak yang dikatakan terang hanyalah membuka jalan bagi kebijaksanaan dan muslihat Setan. Banyak yang akan dihadapkan yang kelihatan benar, tetapi memerlukan penyelidikan yang saksama disertai oleh doa; karena kemungkinan, itu adalah muslihat seteru itu. Yang salah sering kelihatan berdampingan dengan yang benar. Hampir tidak dapat dibedakan daripada jalan menuju kesucian dan surga. Tetapi hanyalah pikiran yang diterangi oleh Roh Suci yang dapat mengetahui bahwa itu sudah menyimpang daripada jalan terang. Seketika, lagi keduanya akan kelihatan jauh terpisah. NBS 274.5
Teori bahwa Allah itu adalah suatu hakikat pengaruh yang mencakup seluruh alam adalah salah satu muslihat Setan yang paling lihai. Dia memberikan gambaran Allah yang salah, dan itu adalah hinaan terhadap kebesaran dan keagungan Tuhan Allah. NBS 274.6
Teori panteisme tidak didukung oleh firman Allah. Terang kebenaran Tuhan menyatakan bahwa teori itu adalah alat perusak jiwa. Ini berunsur kegelapan, dan mengobarkan hawa nafsu. Memuaskan keinginan hati dan memberikan persetujuan kepada kecenderungan yang salah. Perpisahan dengan Allahlah yang terjadi akibat penerimaan ajaran yang demikian. NBS 274.7
Keadaan kita sudah jauh daripada yang semula karena keadaan dosa, maka kuasa yang memulihkan kita haruslah di luar jangkauan manusia (supernatural), kalau tidak akan sia-sia. Hanya satu kuasa yang dapat melepaskan kita daripada genggaman si jahat, yaitu kuasa Allah di dalam Yesus Kristus. Hanyalah melalui darah Dia yang tersalib itu ada penyucian dari dosa. Hanya rahmat-Nya saja yang dapat menyanggupkan kita melawan dan menaklukkan kelemahan sifat kita yang berdosa. Kuasa teori spiritisme dari hal diri Allah tidak berdaya. Jika Allah itu adalah kuasa yang meliputi segenap alam, dengan demikian Dia berdiam di dalam diri semua manusia; dan untuk mencapai kesucian, yang perlu bagi manusia hanya meningkatkan kuasa yang ada di dalam dirinya. NBS 274.8
Teori ini sesuai dengan kesimpulannya yang logis telah melanda seluruh ajaran Kristen. Dihilangkannya ajaran perlunya pendamaian lalu membuat manusia itu sendiri jadi Juruselamatnya. Ajaran mengenai diri Allah membuat firman-Nya tidak berguna, dan mereka yang menerima ajaran ini berada dalam bahaya akan menganggap Alkitab itu dongeng. Mereka boleh saja menganggap kebaikan itu lebih baik daripada kejahatan; tetapi karena Allah itu tiada lagi ditempatkan pada tempat kedaulatan-Nya, mereka bergantung pada kuasa manusia yang tiada gunanya tanpa Allah. Kemauan manusia sudah diruntuhkan. Manusia tidak mempunyai perintang terhadap dosa lagi. Bila sekali bantuan firman dan Roh Allah ditolak, kita tidak akan dapat mengetahui betapa dalamnya seseorang akan tenggelam di dalam dosa. NBS 274.9
Mereka yang terus berpegang pada ajaran spiritisme yang seperti ini pasti akan merusak pengalaman Kekristenannya, memutuskan hubungannya dengan Allah dan akan kehilangan hidup yang kekal.2 NBS 275.1