Tetapi hamba yang jahat itu berpikir di dalam hatinya, ” Tuanku tidak datang-datang” (Mat. 24:48), mengaku menunggu Kristus. Dia adalah seorang”hamba”yang kelihatannya bertekun melakukan pekerjaan Tuhan sedang di dalam hatinya dia telah menyerah kepada Setan. NBS 290.6
Dia tidak seperti pengolok-olok itu, terang-terangan menyangkal kebenaran tetapi nyata daripada hidupnya isi hatinya-bahwa kedatangan Tuhan ditangguhkan. Kepongahan menyebabkan dia melalaikan kebutuhannya yang kekal. Dia menerima kebiasaan dunia serta menyesuaikan dengan itu dalam hidupnya. Kekikiran, kesombongan dunia, dan kehendak hatinyalah yang utama. Karena takut saudara-saudaranya akan lebih tinggi daripada dirinya sendiri, dia mulai mengecilkan usaha mereka serta menantang motif mereka. Demikianlah dia memukul sesamanya hamba. NBS 290.7
Karena dia mengasingkan dirinya dari umat Allah lalu dia semakin bersatu dengan orang yang tiada beribadat. Dia didapati makan minum ‘dengan pemabuk” menggabungkan diri dengan orang duniawi serta sejiwa dengan mereka. Demikianlah dia ditidurkan di dalam rasa aman yang fana serta ditaklukkan oleh kelengahan, oleh perasaan tidak peduli, dan kemalasan.7 NBS 290.8