Seorang pria tidak diciptakan untuk tinggal menyendiri, dia ditetapkan menjadi makhluk sosial. Tanpa pertemanan, pemandangan yang indah dan pekerjaan yang menyenangkan di taman Eden akan gagal untuk menghasilkan kebahagiaan sejati. Bahkan persekutuan dengan para malaikat tidak dapat memuaskan kerinduannya untuk simpati dan pertemanan. Tidak ada yang sama hakikatnya untuk dikasihi dan untuk mengasihi dia. {LYL 11.1} SPM 7.4
Tuhan sendiri memberikan Adam seorang teman. Ia memberikan “seorang penolong yang sepadan dengan dia.” - seorang penolong yang berhubungan dengan dia - seorang yang sesuai untuk menjadi relasinya, dan seorang yang dapat menjadi satu dengan dia dalam kasih dan simpati. Hawa diciptakan dari sebuah tulang rusuk yang diambil dari sisi Adam, menandakan bahwa dia bukan untuk mengendalikan Adam yang mana ialah kepala, bukan juga untuk diinjak-injak selaku yang lebih rendah, tetapi untuk berdiri di samping sederajat dengan dia, untuk dikasih dan dilindungi olehnya. Sebuah bagian dari seorang pria, tulang dari tulangnya, dan daging dari tubuhnya, dia menjadi dirinya yang kedua, menunjukkan betapa dekatnya persatuan dan hubungan erat yang harusnya ada pada relasi ini. “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,...” Efesus 5:29. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” [Matius 19:5] SPM 7.5
Tuhan merayakan pernikahan yang pertama. Demikianlah institusi itu dicetuskan oleh Pencipta alam semesta. “Pernikahan itu penuh hormat” [Ibrani 13:4]; karena itu ialah salah satu karunia Tuhan bagi manusia, dan itu ialah salah satu dari dua institusi yang setelah kejatuhan dalam dosa Adam bawa bersama dengan dia keluar gerbang Surga. Saat prinsip ilahi dikenali dan dituruti dalam relasi ini, pernikahan ialah sebuah berkat; ini menjaga kemurnian dan kebahagiaan ras manusia, ini menyediakan bagi manusia kebutuhan sosial, ini mengangkat secara fisik, intelek, dan moral. {LYL 11.3} SPM 8.1
Saat Sang Pencipta menggandengkan tangan pasangan kudus itu [Adam dan Hawa] dalam ikatan pernikahan sambil berkata “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” [Kejadian 2:24], Dia kumandangkan itu bagi semua anak-anak Adam. {LYL 12.1} SPM 8.2
Hal itu yang Bapa yang Kekal Sendiri telah umumkan baik ialah hukum berkat terbesar dan pertumbuhan bagi manusia. {LYL 12.2} SPM 8.3