Dalam Perjanjian Baru dan Lama keduanya, hubungan pernikahan dipakai untuk melambangkan, kasih dan hubungan kudus yang ada antara Kristus dan umat-Nya, umat tebusan yang telah Ia beli dengan harga Kalvari. {LYL 16.1} SPM 13.1
“Janganlah takut,” Firman-Nya; “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel,” “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan [suami - literal KJV] atas kamu!” Yesaya 54:4,5; Yeremia 3:14. Dalam Kidung Agung kita mendengar suara sang mempelai berkata, “Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia.” Dan Ia yang bagi mempelainya “menyolok mata di antara selaksa orang.” berkata kepada umat pilihan-Nya. “Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.” Kidung Agung 2:16, 5:10, 4:7. {LYL 16.2} SPM 13.2