Setelah kita melihat di hadapan kita gambaran kemerosotan derajat dunia dalam soal mode, bagaimanakah orang-orang yang mengaku dirinya Kristen berani berjalan dengan orang dunia? Apakah kita akan kelihatan memperkenankan mode yang menurunkan derajat tersebut dengan mengikuti dia? Banyak orang yang mengikuti mode dunia ini, tetapi hal itu disebabkan Kristus tiada dalam mereka, pengharapan mulia itu. Hidup dalam kemewahan, berpakaian yang berlebih-lebihan merupakan satu dari tanda-tanda akhir zaman. AML 336.3
Kesombongan dan kesia-siaan dinyatakan di mana-mana, akan tetapi barang siapa yang mau melihat ke dalam kaca untuk mempercantik dirinya sendiri, dan kurang menaruh minat terhadap hukum Tuhan, kaca batin yang besar itu. Berhala pakaian ini membinasakan segala sesuatu yang rendah hati, lemah lembut dan indah dalam tabiat. Hal itu menelan waktu yang berharga yang patut untuk direnung-renungkan, menyelidiki hati, mempelajari Firman Tuhan dengan doa yang tekun. Dalam perkataan Allah, Ilham itu sudah menuliskan segala pelajaran yang terutama untuk pengajaran kita. . . . AML 336.4
Pendewaan terhadap pakaian banyak menelan uang yang diserahkan untuk pekerjaan pengasihan dan kemurahan, dan pemborosan ini adalah satu perampokan terhadap Tuhan Allah. Segala uang kita tidak diberikan pada kita untuk memuaskan kesombongan hati dan cinta kita akan kemewahan. Haruslah kita menjadi juru kunci yang berakal budi, yang memberikan pakaian kepada orang telanjang, makanan kepada orang lapar, dan memberikan uang kita untuk kemajuan pekerjaan Tuhan. Kalau kita mau perhiasan, karunia kelemah-lembutan, kerendahan hati, sopan santun, dan kebijaksanaan disesuaikan dengan tiap-tiap orang, di dalam segala golongan dan keadaan hidup. AML 336.5
Apakah tidak baik kita berdiri teguh sebagai penjaga yang setia dan melalui ajaran dan teladan menjauhkan kemanjaan dalam pemborosan dan kemewahan dalam abad yang merosot ini? Apakah kita tidak akan mengadakan satu teladan yang benar kepada orang-orang muda kita, baik kita makan atau minum, hendaklah kita membuat sekalian itu akan kemuliaan Allah?— Review and Herald, 12 Desember 1912. AML 337.1