Perlu sekalilah memeriksa diri sendiri dengan teliti, dan menyelidik dengan seksama dalam terang Sabda Allah. Apakah hati saya benar atau apakah najis? Apakah saya sudah dibaharui dalam Kristus atau apakah hati saya masih menurut hawa nafsu dibungkus dengan pakaian baharu di luar? Cobalah pikirkan dirimu seolah-olah berdiri di hadapan kursi pengadilan Tuhan Allah, dan cobalah periksa seperti dalam pemandangan Tuhan kalau-kalau engkau tidak menyembunyikan sesuatu dosa, kalau-kalau tidak ada sesuatu kejahatan atau beberapa ilah, yang belum engkau buangkan. Berdoalah, ya berdoalah, seperti engkau belum pernah dahulu berdoa, supaya engkau tidak disesatkan oleh tipu daya iblis, dan supaya engkau tidak menyerah kepada pikiran kurang peduli, kelalaian, dan kesia-siaan, serta menjalankan kewajiban perbaktian akan mendiamkan angan-angan hatimu, ... AML 76.3
Salah satu dari dosa-dosa yang menjadi satu tanda akhir zaman, ialah, yang orang-orang Kristen lebih suka menurut hawa nafsunya daripada cinta kepada Allah. Biarlah engkau selalu tulus terhadap dirimu sendiri. Periksalah akan dirimu dengan teliti. Bagaimana sedikit orang bisa memandang ke atas, sesudah memeriksa dirinya dengan betul-betul, serta berkata: “Aku tidak terbilang dengan mereka itu seperti yang sudah tertulis. Aku ini bukan seorang yang lebih suka menurut hawa nafsuku sendiri daripada cinta akan Allah.” Betapa sedikit orang yang bisa berkata: “Aku sudah mati bagi dunia; hidupku dalam daging sekarang ini, yaitu sebab aku hidup oleh percaya akan Anak Allah. Kehidupan saya adalah dengan Kristus terselindung dalam Allah, dan apabila Dia yang kehidupan saya nanti dinyatakan, maka nanti aku juga akan dinyatakan sertaNya dengan kemuliaan.” AML 77.1
Kecintaan dan rahmat Allah! Oh, betapa besar indahnya! Lebih mahal daripada emas tulen! Dia mengangkat dan meninggikan roh lebih daripada segala azas-azas yang lain. Dia tujukan hati dan segala cita-cita kepada surga. Sementara manusia di sekitar kita memikir-mikirkan kesia-siaan dunia, keramaian dan kegila-gilaan, maka kita berkata-kata tentang perkara-perkara surga, darimana kita menantikan Juruselamat kita; jiwa kita mohon kepada Allah akan keampunan dan perdamaian, kebenaran dan kesucian yang benar. Perhubungan dengan Allah serta berpikir-pikir tentang perkara-perkara yang di atas, mengubahkan jiwa kita menurut teladan Kristus.— Review and Herald, 11 Mei 1886. AML 77.2