Iman itu bukanlah perasaan. Adapun iman itulah percaya yang sungguh akan hal perkara-perkara yang diharapkan, dan keyakinan akan hal perkara-perkara yang tiada kelihatan. Bahwa ada satu jenis agama yang tidak lebih daripada satu kekikiran. Memperkenankan kesenangan-kesenangan duniawi. Cukuplah baginya dengan memikir-mikirkan agama Kristus, dan tiada mengetahui suatu apa tentang kuasa penyelamatan. Barang siapa yang mempunyai agama yang demikian menganggap bahwa dosa itu enteng, sebab tidak diketahuinya tentang Kristus. Selama dalam keadaan demikian, mereka menganggap kewajiban itu dengan ringan. Tetapi kesetiaan dalam melakukan kewajiban berjalan bersama-sama dengan penghargaan yang benar tentang tabiat Allah. — Review and Herald, 28 Pebruari 1907. AML 97.1