Jalan dengan Rendah Hati di Hadapan-Nya--“Kenakanlah olehmu segenap kelengkapan senjata Allah, dan jangan lupakan kasut Injil perdamaian. Janganlah datangi seseorang dengan suatu langkah yang berat atau dengan amarah dalam suaramu. Hendaklah semua hamba Allah, mulai dari mereka yang menduduki jabatan tertinggi, sampai kepada mereka yang berada pada kedudukan paling bawah, berjalan dengan rendah hati di hadapan-Nya. ”- Manuscript 140, 1902. SM 27.1
Waktu Berdoa--“Jangan lupa berdoa dan berembuk bersama-sama sebelum mencanangkan rencanarencanamu, dan kemudian, dengan Roh Kristus, majukan pekerjaan itu dengan bersatu. Jika salah seorang dari antara kamu memutuskan bahwa ia tidak dapat bekerja sama dengan saudara-saudaranya, dan tidak mempunyai keinginan untuk bekerja karena perbedaan pendapat, maka jalan yang harus ditempuh tidak ada persoalan. Rendahkanlah dirimu sendiri di hadapan Allah dan berusahalah berdoa, karena kamu tidak dapat dan tidak boleh coba-coba bekerja dengan berselisih. SM 27.2
Dari setiap orang yang memaksa dengan keras kepala dan kehendak diri, Allah akan mengambil RohNya, dan orang lain akan memakai mahkota yang tadinya adalah untuknya. Allah’ hanya menerima mereka yang mau belajar tentang Kristus, mereka yang mempelajari firman-Nya, mempelajari pelajaran-pelajaran tentang kelemahlembutan dan kerendahan hati, pelajaran tentang pėnurutan, kerelaan untuk melakukan pekerjaannya dengan cara Allah, bukan jalan mereka yang terbatas.... SM 27.3
Cinta diri, sombong, dan kepuasan diri terletak pada dasar pencobaan-pencobaan dan perselisihan terbesar yang memang selalu ada dalam dunia agama. Berulang-ulang malaikat itu berkata kepada saya, “Majulah bersama, majulah bersama, hendaklah satu pikiran, satu pertimbangan.” Kristus adalah Pemimpin, dan kamu bersaudara; ikutlahDia. Berjalanlah di dalam terang sebagaimana Ia di dalam terang. Mereka yang berjalan pada jejak kaki Kristus tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi mereka yang memisahkan diri dalam kebebasan yang tidak disucikan tidak dapat memiliki hadirat dan berkat Allah dalam pekerjaan.... SM 28.1
Para pekerja dengan mudah dapat menempatkan diri mereka sendiri di mana kasih dan kuasa serta hikmat Ilahi tidak dapat mencapai mereka, di mana mereka tidak dapat memperoleh pertolongan dalam nasihat, dalam kesukaran dan pencobaan, karena mereka tidak mau mengerti dan menerima dengan sebenarnya harta surga yang limpah. Mereka hendak memuliakan dirinya sendiri, dan merasa jalan mereka sendiri yang sempurna, dan menjadi mantap dalam kebenaran diri sendiri. ”- Letter 4, 1890 (19 Maret 1890 kepada Saudara-saudara di Afrika). SM 28.2
Hikmat dari Atas--“Orang-orang yang diperlukan adalah yang merasa perlu akan hikmat dari atas, orangorang yang hatinya telah bertobat, yang mengerti bahwa mereka hanyalah makhluk fana yang berdosa dan harus mempelajari pelajaran mereka di sekolah Kristus sebelum mereka siap untuk menempa pikiran orang lain. Bila manusia telah belajar bergantung atas Allah, bila mereka memiliki iman yang bekerja oleh kasih, dan menyucikan jiwa mereka sendiri, maka mereka tidak akan meletakkan beban ke atas bahu orang lain yang akan menyebabkan kesedihan.”--Letter 83, 1896 (22 Mei 1896 kepada O. A. Olsen) SM 28.3
Kepemimpinan Serampangan--” Engkau menyukai pujian dan keramaian serta menampilkan dirimu sendiri ke depan. Engkau jauh lebih mempedulikan penerimaan dan pujian manusia daripada penerimaan Allah. Engkau memimpin orang-orang lain. Mereka tidak mengetahui ke mana engkau memimpin mereka bahkan engkau sendiri pun tidak tahu, sebab engkau maju dengan serampangan, tidak menghiraukan, menuruti kata hati, tanpa pertimbangan sehat, atau hikmat surgawi. Allah telah memberimu amaran. Allah telah menasihatimu. Sudahkah engkau gemetar karena firman-Nya? Sudahkah engkau menolak pencobaan? Sudahkah engkau memisahkan dirimu lebih banyak dari pengaruh-pengaruh duniawi? “-- Letter 3, 1882, hlm. 3 (1 April 1882). SM 29.1
Allah Meninggikan yang Rendah--“Yang paling cocok untuk memikul tanggung jawab dan perintah adalah yang paling menyatakan Allah dalam tabiat,dalam kebaikan, kemurahan, dan kesetiaan yang kukuh kepada pekerjaan dan perbuatan Allah. Setiap orang sekarang perlu bekerja untuk saudara, untuk sahabat, untuk tetangga, dan untuk orang asing, menyeret pikiran dari keputusasaan yang akan masuk ke sikap dengan menghormati Allah dan menuruti perintah-perintah-Nya sehingga seorang manusia benarbenar menjadi besar... SM 29.2
Selama ia tetap berserah, orang yang dilengkapi Allah dengan pengertian dan kesanggupan tidak akan menyatakan suatu keinginan untuk jabatan yang tinggi, juga ia tidak akan berusaha memerintah atau mengendalikan. Terhadap keperluan manusia harus memikul tanggung jawab; tetapi gantinya mengejar keunggulan, seorang pemimpin sejati akan berdoa meminta hati yang mengerti, untuk mengerti antara baik dan jahat. ”- Prophets and Kings, hlm. 30-31. SM 32.1
Para Pemimpin adalah Pelajar-pelajar--“Mereka yang menerima jabatan tanggung jawab dalam pekerjaan Allah harus selalu ingat bahwa dengan panggilan kepada pekerjaan ini Allah juga memanggil mereka untuk berjalan dengan hati-hati di hadapan-Nya dan di hadapan sesamanya. Gantinya menganggap itu kewajiban mereka untuk memerintah dan mendikte serta mengomando, mereka harus menyadari bahwa mereka sendiri harus menjadi pelajar. Bila seorang pekerja yang bertanggung jawab gagal mempelajari pelajaran ini, semakin cepat ia dibebaskan dari tanggung jawabnya akan semakin baik untuk dia dan untuk pekerjaan Allah. Jabatan tidak pernah akan memberi kesucian dan kesempurnaan tabiat. Barang siapa menghormati Allah dan memelihara hukumhukum-Nya dengan sendirinya akan dihormati. SM 32.2
Pertanyaan yang harus masing-masing tanyakan pada diri sendiri dengan segala kerendahan hati ialah: “Adakah saya layak untuk jabatan ini? Sudahkah saya belajar mengikuti jalan Tuhan untuk melakukan keadilan dan penghakiman?” Teladan Juruselamat di bumi telah diberikan kepada kita supaya kita jangan berjalan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi supaya masing-masing harus menganggap dirinya sendiri, sama seperti ungkapan Salomo, ‘aku masih sangat muda.’”- Testimonies, Jilid 9, hlm. 282-283. SM 32.3
Penipuan Mematikan--“Ada suatu penipuan yang paling menakutkan dan menantikan pada pikiran manusia. Oleh karena orang-orang dalam jabatan kepercayaan, dikaitkan dengan pekerjaan Allah, dalam perkiraan mereka sendiri mereka ditinggikan, dan tidak mengerti bahwa jiwa-jiwa lain berharga sepenuhnya pada pemandangan Allah sebagaimana mereka sendiri, dilalaikan, dan diperlakukan dengan kasar, dilukai, dan disakiti, serta ditinggalkan sampai mali.”- Testimonies to Ministers, hlm. 357-35S. SM 33.1
Tokoh-tokoh Kawakan Sasaran Khusus bagi Setan--“Daud mengetahui bahwa akan memerlukan kerendahan hati, kepercayaan tetap pada Allah, dan kewaspadaan yang tak berkesudahan, untuk menahan pencobaan yang pasti akan menimpa Salomo dalam kedudukannya yang ditinggikan; karena tokoh-tokoh kawakan seperti itu adalah sasaran khusus untuk panah-panah Setan- Patriarchs and Prophets, hlm. 750-751. SM 33.2
Tumbuhkan Ketergantungan yang Rendah Hati--“Orang-orang yang dipanggil Tuhan kepada jabatan-jabatan penting dalam pekerjaan-Nya harus menumbuhkan suatu ketergantungan yang rendah hati pada-Nya. Mereka tidak boleh berusaha merangkul terlampau banyak kekuasaan; karena Allah tidak memanggil mereka kepada pekerjaan memerintah, melainkan untuk merencanakan, dan berembuk dengan teman sekerja mereka. Setiap pekerja harus menjaga dirinya supaya patuh kepada tuntutan-tuntutan dan nasihat-nasihat Allah.”- Testimonies, Jilid 9, hlm. 170. SM 33.3