Manusia tidak dapat mengusahakan perbuatan yang luar biasa yang dapat memberikan dirinya ke-muliaan. Manusia mempunyai kebiasaan memulia-kan dan meninggikan orang lain. Hal ini membuat saya jijik hanya dengan melihat atau mendengarnya, karena beberapa kali ditunjukkan kepada saya beberapa kasus di mana kehidupan rumah tangga dan pekerjaan di dalam hati manusia penuh dengan mementingkan diri sendiri. Mereka telah dirusak, dicemari, kotor; dan tidak ada satu pun dari yang mereka lakukan dapat mengangkat diri mereka ke hadirat Allah, karena semua yang mereka lakukan adalah kekejian di mata Allah. Tidak ada pertobat-an yang sejati tanpa pengakuan dan pertobatan ter-hadap dosa, sampai sifat dosa tidak terlihat lagi. Dengan persepsi yang berdosa melalui penglihatan fana manusia, malaikat melihat bahwa mereka ter-hambat oleh pengaruh yang merusak, dengan jiwa dan tangan yang kotor, mereka berusaha menentukan takdirnya kepada kekekalan; dan sedikit orang yang mempunyai pengertian akan apa yang meru-pakan dosa dan penangkalnya. IP 32.1
Kita mendengar banyak khotbah mengenai per-tobatan jiwa yang bukan merupakan kebenaran. Manusia dididik untuk berpikir jika seseorang bertobat maka ia akan diampuni, berpikir bahwa pertobatan itu adalah jalan, pintu masuk ke dalam surga; bahwa ada suatu nilai yang diwakilkan atas pertobatan yang dapat membeli pengampunan. Dapatkah seseorang manusia mempertobatkan dirinya sendiri? Tidak lebih dari mengampuni dirinya sendiri. Air mata, keluh kesah, pemecahan masalah—semua hal ini adalah pemberian Allah, dan pertobatan kehidupan dari dosa adalah juga milik Allah. Di manakah kelayakan manusia untuk mendapatkan keselamatan, atau menawarkan sesuatu yang berharga dan hebat kepada Allah? Dapatkah persembahan uang, rumah, tanah, menempatkan dirimu dalam daftar orang yang la-yak? Tidak mungkin! IP 33.1
Ada sebuah bahaya mengenai pembenaran oleh iman jika menempatkan kelayakan pada iman. Pada saat engkau menerima kebenaran Kristus sebagai pemberian yang cuma-cuma, maka engkau dibenar-kan secara bebas melalui penebusan Kristus. Apakah iman itu? “Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Hal ini adalah suatu persetujuan terhadap pengertian pada Firman Allah yang mengikat hati manusia terhadap pengabdian dan pelayanan dengan keinginan sendiri kepada Allah, siapakah yang memberikan pengertian seperti itu, siapakah yang menggerakkan hati, siapakah yang pertama kali menarik pikiran manusia untuk melihat Kristus di salib Kalvari. Iman adalah memberikan kepada Allah, kekuatan intelektual, penyangkalan pemikiran sendiri dan menyerah kepada kehendak Allah, membuat Kristus sebagai satu-satunya pintu untuk masuk ke dalam kerajaan surga. IP 33.2
Pada saat manusia mengerti bahwa mereka tidak dapat melayakkan diri mereka untuk kebenaran melalui usaha yang mereka lakukan, maka mereka akan melihat dengan pasti dan ketergantungan se-penuhnya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya pengharapan, maka kepentingan diri sendiri akan menurun dan Yesus akan menjadi lebih dominan di dalam hatinya. Jiwa dan tubuh telah dikotori dan dicemari oleh dosa, hati telah diasingkan dari Allah, walaupun begitu banyak yang berusaha dengan kekuatannya yang terbatas untuk mendapatkan keselamatan melalui perbuatan. Yesus, dalam pikiran mereka, akan melakukan beberapa penyelamatan; dan mereka harus melakukan sisanya. Mereka harus melihat dengan iman bahwa Kebenaran Kristus adalah satu-satunya pengharapan masa sekarang dan masa yang akan datang. IP 34.1