Go to full page →

Diet dan Perkembangan Mental Pd 156

Hubungan diet dengan perkembangan mental harus diterangkan lebih menarik dari sebelumnya. Kekacauan mental dan kebodohan sering diakibatkan kesalahan di dalam mengatur makanan. Pd 156.1

Telah sering kita mendengar anjuran bahwa di dalam memilih makanan, selera makan adalah penuntun yang baik. Jika hukum-hukum kesehatan selalu diturut dan diikuti dengan seksama, hal itu benar. Tetapi dengan kebiasaan salah yang diteruskan dari generasi ke generasi, selera makan sudah menjadi begitu kacau sehingga selalu membiarkan pemuas an keinginan yang merusak. Penuntun yang demikian tidak dapat diharapkan lagi kini. Pd 156.2

Dalam belajar ilmu kesehatan, murid-murid harus diajar mengenai kegunaan aneka ragam makanan yang bergizi. Akibat makanan yang berbumbu dan merangsang serta makanan yang kurang bergizi harus diterangkan dengan jelas. Teh dan kopi, roti yang terbuat dari tepung yang baik, acar, sayur-sayuran yang kasar atau berserabut, gula-gula, sambal dan kue yang lezat tidak cukup memberikan gizi yang menyehatkan. Banyak pela-jar yang gagal akibat makanan yang semacam itu. Banyak anak yang lemah pikiran dan tubuhnya karena korban makanan yang tak bergizi. Bijibijian, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran di dalam campuran yang pantas, berisi segala unsur gizi; dan apabila disediakan dengan layak, akan menjadi makanan yang paling baik untuk mempertinggi ke kuatan jasmani dan pikiran. Pd 156.3

Juga perlu dipikirkan bukan hanya khasiat makanan itu saja, tetapi penyesuaian kepada yang memakannya. Sering makanan yang dapat dimakan oleh orang-orang yang bekerja dengan menggunakan tenaga jasmani harus dihindarkan orang yang kerjanya terutama menggunakan tenaga mental. Perhatian juga harus diberikan kepada paduan makanan yang pantas. Bagi pekerja-pekerja yang banyak menggunakan otak dan yang duduk terikat pada satu tempat, harus memakan makanan yang cukup ragamnya. Pd 156.4

Dan kelebihan makan, walaupun makanan yang sangat menyehatkan, harus dihindarkan. Alam tidak dapat memakai lebih selain yang diperlukan untuk pembangunan bermacam-macam organ tubuh, dan kelebihan itu menyumbat atau memberati pencernaan. Banyak pelajar yang diduga gagal karena terlalu banyak belajar, tetapi sebab yang sebenarnya adalah karena kelebihan makan. Sementara perhatian yang pantas diberikan kepada hukum kesehatan, ada bahaya kecil dari pembebanan mental; tetapi di dalam banyak hal kegagalan mental adalah karena mengisi perut dengan makanan sehingga memenatkan tubuh, dan melemahkan pikiran. Pd 156.5

Di dalam banyak hal dua kali makan sehari lebih baik daripada tiga kali. Makan malam, apabila sebelum waktunya akan menghalangi pencernaan makanan yang sebelumnya. Bila terlambat, tidak dapat dicerna sebelum waktu tidur. Dengan demikian perut itu tidak cukup beristirahat. Tidur terganggu, otak dan saraf lelah, selera untuk makan pagi berkurang, seluruh badan tidak segar dan tidak siap melaksanakan tugas hari itu. Pd 157.1

Pentingnya keteraturan waktu makan dan tidur harus diperhatikan. Karena pembangunan tubuh terjadi pada waktu istirahat maka perlu dibiasakan, istimewa pada waktu muda, tidur harus teratur dan cukup. Pd 157.2

Sedapat-dapatnya makan terburu-buru haruslah dihindarkan. Semakin sedikit waktu makan, semakin sedikit yang dimakan. Lebih baik membuang makanan daripada memakannya tanpa mengunyah dengan sempurna. Pd 157.3

Waktu makan haruslah menjadi saat-saat mengadakan perhubungan sosial dan masa penyegaran. Segala sesuatu yang membebani atau mengganggu pikiran harus dibuang. Hendaklah kepercayaan, kebaikan hati, dan ucapan syukur kepada Pemberi segala kebaikan, dipertahankan. Dan pembicaraan hendaknya menggembirakan pikiran dan meninggikan jiwa. Pd 157.4

Pemeliharaan sifat bertarak dan keteraturan di dalam segala hal, mempunyai kuasa yang ajaib. Hal itu berbuat lebih banyak daripada bakat yang meninggikan kemanisan dan ketenangan untuk memperlancar jalan hidup manusia. Pada waktu yang sama kuasa pengendalian diri yang diperoleh itu akan terbukti menjadi satu alat yang paling berharga untuk mengaitkan tugas dan kenyataan yang menunggu setiap orang. Pd 157.5

Yang bijaksana “jalannya adalah jalan penuh bahagia” Amsal 3:17. Biarlah setiap orang muda di negara kita, dengan kesempatan yang di hadapan mereka lebih tinggi dari raja-raja yang bermahkota, mempertimbangkan pelajaran yang terdapat di dalam kata-kata orang bijaksana, “Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!” Pengkhotbah 10:17. Pd 157.6