“Siapakah yang menyatakan hal itu sejak zaman dulu? . . .
Bukankah Aku Tuhan? Dan tiada allah lain.”
Alkitab adalah sejarah yang paling purba dan paling luas yang dimiliki manusia. Ia datang dengan segar dari mata air kebenaran yang kekal, dan sepanjang zaman sebuah tangan ilahi telah memelihara kemurniannya. Ia menerangi masa lampau yang jauh, dimana jangkauan manusia tak berdaya menerobosnya. Dalam firman Allah saja kita melihat kuasa yang meletakkan dasar bumi, dan yang merentangkan langit. Di sini saja kita mendapatkan catatan yang otentik mengenai asal mula bangsa-bangsa. Di sini saja diberikan sejarah bangsa kita yang tidak ternoda oleh keangkuhan atau prasangka umat manusia. Pd 134.1
Dalam catatan sejarah manusia pertumbuhan bangsa-bangsa, kebangkitan dan kejatuhan kerajaan, tampaknya bergantung atas kehendak dan kehebatan manusia. Peristiwa-peristiwa yang terjadi tampaknya, banyak, ditentukan oleh kekuasaannya, ambisi atau tingkah-lakunya. Akan tetapi dalam firman Allah tirai ditarik dan kita melihat, ke belakang, ke atas dan melalui seluruh permainan dan kontra permainan dari kepentingankepentingan manusia dan kuasa serta nafsu, alat dari Dia yang penuh pengasihan, secara diam-diam, sabar menyampaikan nasihat dari kehendakNya sendiri. Pd 134.2
Alkitab mengungkapkan filsafat yang benar dari sejarah. Dalam perkataan yang tiada bandingan dalam keindahan dan kelemah-lembutan yang diucapkan rasul Paulus kepada kaum arif dari Atena dipaparkan maksud Allah dalam penciptaan dan pembagian bangsa dan negara: Ia “telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi serta Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia,” Kis 17:26, 27. Allah menjelaskan bahwa barang siapa mau boleh datang “ke kandang.” Yeh 20:37. Dalam penciptaan, dimaksudkanNya agar bumi didiami oleh makhluk yang keberadaannya, menjadi berkat kepada dirinya sendiri dan kepada satu sama lain lalu menjadi kehormatan kepada Khaliknya. Semua orang yang mau dapat menyesuaikan dirinya dengan maksud itu. Tentang mereka itu dikatakan, “Umat yang telah Kubentuk bagiKu akan akan memberitakan kemahsyuranKu.” Yes 43:21. Pd 134.3
Dalam hukumNya Allah menyatakan prinsip yang menjadi dasar seluruh kemakmuran yang sejati, baik kepada bangsa maupun kepada perorangan. “Ia menjadi bagimu akan budi dan hikmat,” kata Musa kepada Israel tentang hukum Allah, “Bukannya pesan ini sia-sialah adanya kepadamu, melainkan ia itulah kehidupanmu.” Ul 4:6; 32:47. Jadi berkatberkat yang dipastikan kepada Israel, mempunyai syarat-syarat dan derajat yang sama, kepada setiap bangsa dan perorangan di bawah langit yang luas ini. Pd 135.1
Kekuasaan yang dijalankan oleh setiap penguasa di bumi ini adalah pemberian sorga; dan keberhasilannya bergantung atas penggunaan kuasa yang dianugerahkan itu. Kepada setiap penguasa, kata-kata Penjaga ilahi itu ialah, “Aku sudah mengikatkan pinggangmu, meski pun engkau tiada mengetahui akan Daku.” Yes 45:5. Kepada setiap orang perkataan yang diucapkan kepada Nubukadnezar zaman dulu merupakan suatu pelajaran hidup: “Putuskan apalah segala dosa tuanku oleh kebenaran dan segala kesalahan tuanku oleh belas-kasihan akan orang miskin, supaya dilanjutkan kiranya selamat sejahtera tuanku.” Dan 4:27. Pd 135.2
Untuk memahami perkara-perkara itu, untuk mengerti bahwa “kebenaran itu memuliakan satu kaum,” bahwa “takhtanya ditetapkan dengan kebenaran” dan “dengan kebajikan ditetapkannya: (Ams 14:34; 16:12; 20: 28); untuk mengetahui pahala dari prinsip ini dalam pernyataan kuasaNya yang “memecatkan raja dan Ia pun mengangkat akan raja” (Dan 2:21), demi untuk memahami filsafat sejarah. Pd 135.3
Dalam firman Allah saja hal ini diungkapkan dengan tandas. Di sini ditunjukkan bahwa kekuatan suatu bangsa, maupun perorangan, tidak terdapat dalam kesempatan atau perlengkapan yang banyak menjadikan mereka itu tidak terkalahkan; tidak juga terdapat dalam kebesarannya yang dibanggakan. Tetapi ia diukur oleh kesetiaan dalam memenuhi maksud Allah. Pd 135.4
Suatu ilustrasi mengenai kebenaran ini terdapat dalam sejarah Babilon kuno. Bagi Nebukadnezar sebagai raja, tujuan pemerintahan nasional dilukiskan di bawah bentuk pohon yang besar, yang ketinggiannya “ sampai ke langit dan kelihatanlah ia sampai kepada hujung bumi. Maka permailah segala daunnya dan banyaklah buahnya dan padanya adalah makanan bagi segala makhluk dan di bawahnya pun bernaunglah segala margasatwa dan pada cabang-cabangnya berhinggaplah segala unggas dari udara dan daripadanya juga segala yang keadaan daging mendapat makan. ” Dan 4:11, 12. Gambaran ini menunjukkan sifat pemerintahan yang melindungi dan membangun bangsanya. Pd 135.5
Allah mengangkat Babilon agar ia dapat memenuhi maksud itu. Kemakmuran meliputi bangsa itu sampai ia mencapai puncak kekayaan dan kekuasaan yang belum pernah ada taranya sejak itu-cocok digambarkan dalam Kitab Suci dengan lambang, “ kepala dari emas.” Dan 2:38 . Pd 136.1
Akan tetapi sang raja gagal untuk mengakui kuasa yang telah mengangkat dia. Nebukadnezar dalam keangkuhan hatinya mengatakan: “ Bukankah ini Babil besar yang sudah kuperbuat akan tempat kedudukan kerajaan, oleh kuat kuasaku dan dengan kemuliaan kebesaranku?” Dan 4:30. Pd 136.2
Gantinya menjadi pelindung umat manusia, Babilon menjadi suatu penindas yang sombong dan kejam. Perkataan ilham menggambarkan kekejaman dan keserakahan penguasa di Israel, menunjukkan rahasia kejatuhan Babilon dan kejatuhan banyak kerajaan lain sejak awal dunia: “ Bahwa kamu mengenyangkan dirimu dengan susunya dan kamu berpakaikan dirimu dengan bulunya dan yang tambun-tambun kamu bantai, tetapi tiada kamu menggembalakan kawan kambing itu. Yang lemah tiada kamu kuatkan dan yang sakit tiada kamu obati dan yang luka tiada kamu obati dan yang terhalau tiada kamu bawa balik dan yang sesat tiada kamu cari melainkan kamu sudah memerintahkan dia dengan kekerasan dan dengan bengis.” Yoh 34:3, 4. Pd 136.3
Kepada penguasa Babilon datang hukuman Penjaga ilahi: “ Maklumlah kepadamu, hai raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan itu sudah lalu daripadamu.” Dan 4:31. Pd 136.4
“ Turunlah engkau dan duduklah dalam duli, hai tuan putri anak dara Babil!
Duduklah di tanah, karena tiada lagi singgasana. . .
Duduklah engkau termangu-mangu,
Masuklah ke dalam tempat yang gelap, hai putri Kasdim!
Karena tiada lagi disebut orang akan dikau permaisuri segala kerajaan. ” Pd 136.5
Yes 47:1-5.
“Hai engkau yang duduk di tempat air banyak dan yang menaruh harta benda,
Bahwa kesudahanmu sudah sampai dan perhinggaan kekikiranmu pun.” “Demikianlah perihal Babil; kebesaran segala kerajaan dan kemuliaan dan kemegahan segala orang Kasdim itu akan disamakan dengan Sodom dan Gomora.” Pd 136.6
“ Maka kujadikan dia bahagian pusaka landak dan akan paya dan kusapukan dia kelak dengan penyapu kebinasaan, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Yer 51:13; Yes 13:19; 14:23. Pd 137.1
Setiap bangsa yang tampil di atas panggung telah diizinkan untuk menduduki tempatnya di atas bumi, agar ia dapat dilihat apakah ia memenuhi maksud “Penjaga dan Yang Kudus itu.” Nubuatan menelusuri kebangkitan dan kejahatan kerajaan-kerajaan dunia yang besar—Babilon, Madai Parsi, Gerika dan Romawi. Setiap kerajaan ini, sebagaimana pula dengan kerajaan-kerajaan yang lebih kecil, sejarah berulang kembali. Masing-masing mempunyai masa ujiannya, masing-masing gagal, kemegahannya pudar, kekuasaannya sirna dan tempatnya diduduki oleh kerajaan yang lain. Pd 137.2
Sementara bangsa-bangsa menolak prinsip Allah, dan di dalam penolakan itu mencampakkan dirinya dalam kehancurannya sendiri, tetap ditunjukkan bahwa maksud kuasa ilahi bekerja dalam segala gerak likunya. Pd 137.3
Pelajaran ini diajarkan secara simbolis yang menarik, yang diberikan kepada nabi Yehezkiel selama pengasingannya di negri Khaldea. Khayal diberikan pada saat Yehezkiel ditekan oleh ingatan yang menyedihkan dan oleh firasat yang menyusahkan. Negri bapak-bapaknya sunyi sepi. Yerusalem menghalau penduduknya. Nabi itu sendiri merupakan orang asing di sebuah negri di sana ambisi dan kekejaman merajalela. Dalam setiap segi ia melihat kediktatoran dan kesalahan, jiwanya sedih dan ia berduka siang dan malam. Tetapi lambang yang diberikan kepadanya menunjukkan suatu kuasa di atas penguasa-penguasa dunia. Pd 137.4
Di tepi sungai Khebar, Yehezkiel memandang sebuah pusaran angin yang tampaknya muncul dari sebelah utara, “Sebuah awan yang kabus berisi api dan suatu cahaya kelilingnya, maka dari tengahnya, dari tengahtengah api itu kelihatanlah sesuatu yang seperti tembaga berkilat.” Sejumlah jentera berpusing, digerakkan oleh empat makhluk hidup. “ Maka di atas bentangan langit yang di atas kepalanya itu adalah seperti rupa arasy, rupanya seperti permata nilam dan di atas rupa arasy itu adalah seperti rupa manusia bersemayam di atasnya.” “Maka kelihatanlah pada kerubiun itu sesuatu yang serupa dengan tangan manusia di bawah sayap-sayapnya.” Yoh 1:4, 26; 10:8. Jentera-jentera itu sangat rumit sehingga pada awal pandangan tampak seperti dalam kekacauan; tetapi ia bergerak sempurna. Makhluk-makhluk sorga, menopang dan menuntun dengan tangan di bawah sayap kerubiun, memutar jentera itu; di atasnya, di atas arasy, adalah Yang Kekal dan di sekeliling arasy adalah pelangi, lambang dari rahmat ilahi. Pd 137.5
Sebagaimana rumitnya jentera itu berada di bawah tuntunan tangan, di bawah sayap kerubiun, demikianlah permainan rumit dari peristiwa umat manusia berada di bawah pengendalian ilahi. Di tengah pertikaian dan gejolak bangsa-bangsa, Ia yang duduk di atas kerubiun tetap menuntun peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi. Pd 137.6
Sejarah bangsa-bangsa yang silih berganti menduduki masa dan tempatnya, tanpa disadari bersaksi bagi kebenaran yang mereka sendiri tidak mengetahui maknanya, berbicara kepada kita. Kepada setiap bangsa dan kepada setiap orang pada zaman ini, telah ditetapkan Allah suatu tempat dalam rencanaNya yang besar itu. Sekarang manusia dan bangsa-bangsa dinilai oleh batu duga dalam tangan Dia yang tidak membuat kesa-lahan. Semua orang, dengan pilihannya sendiri menentukan nasibnya, dan Allah berada di atas segalanya untuk melaksanakan maksudNya. Pd 138.1
Sejarah yang telah ditandai oleh “Akulah Tuhan” dalam perkataanNya, menghubungkan mata rantai demi mata rantai dalam rantai nubuatan, sejak zaman kekekalan yang silam sampai kepada zaman kekekalan yang akan datang, menjelaskan di mana kita berada dalam perjalanan zaman, dan apa yang dapat diharapkan pada masa yang akan datang. Segala sesuatu yang diramalkan nubuatan akan berlaku, hingga sekarang ini, telah ditelusuri di atas halaman sejarah dan kita boleh merasa pasti bahwa segala sesuatu yang akan datang akan dipenuhi secara berurutan. Pd 138.2
Penumbangan terakhir seluruh pemerintahan duniawi dengan jelas dinubuatkan dalam firman kebenaran. Dalam nubuatan yang dituturkan tatkala hukuman Allah dijatuhkan di atas raja Israel yang terakhir begini beritanya: Pd 138.3
“Demikianlah firman Tuhan Hua: Lalukanlah tengkuluk itu, tanggalkanlah mahkota itu: ... meninggikan orang yang rendah dan merendahkan orang yang tinggi. Bahwa Aku menaruh mahkota itu akan dibalik, dibalik, dibalik belah; maka satu pun tiada akan ada sampai datang ia yang berhak atasnya, dan kepadanya juga kukaruniakan dia.” Yeh 21:26, 27. Pd 138.4
Mahkota yang ditanggalkan dari Israel diteruskan berturut-turut kepada kerajaan Babilon, Madai Parsi, Gerika dan Romawi. Allah mengatakan, Maka satu pun tiada akan ada sampai datang ia yang berhak atasnya dan kepadanya juga kukaruniakan dia.” Pd 138.5
Masa itu sudah dekat. Sekarang tanda-tanda zaman menyatakan bahwa kita berdiri di ambang peristiwa yang dahsyat dan khidmat. Segala sesuatu dalam dunia kita bergolak. Di hadapan mata kita nubuatan Juruselamat mengenai peristiwa-peristiwa yang mendahului kedatanganNya telah digenapi. Kamu akan mendengar dari hal peperangan dan khabar peperangan. . . . Bangsa akan berbangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan; maka akan jadi bala kelaparan dan gempa bumi sinisana.” Mat 24:6, 7. Pd 138.6
Masa sekarang ini adalah suatu masa yang sangat menarik kepada semua orang. Penguasa dan negarawan, orang yang menduduki kedudukan yang dipercayakan dan penuh kekuasaan, pria dan wanita dari segala lapisan, terpusat perhatiannya kepada peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Mereka menyaksikan hubungan yang tegang, menggelisahkan antara bangsa-bangsa. Mereka melihat kehebatan yang semakin menjadi-jadi dalam setiap unsur dunia, dan mereka mengakui bahwa sesuatu peristiwa yang besar serta menentukan akan segera terjadi—bahwa dunia berada di tepi krisis yang maha dahsyat. Pd 138.7
Kini malaikat menahan angin peperangan, agar jangan meniupnya sampai dunia diamarkan mengenai kehancurannya yang akan datang; tetapi badai tengah menjadi-jadi, siap untuk meledak di atas bumi; dan bila Allah meminta malaikat untuk melepaskan angin itu, maka akan terjadi peperangan yang begitu hebat yang tidak dapat digambarkan oleh pena. Pd 139.1
Alkitab, dan Alkitab saja, memberikan pandangan yang tepat mengenai hal ini. Di sini dinyatakan pemandangan terakhir sejarah dunia, peristiwa yang sudah mulai menampakkan bayangannya, bunyi suara yang mendekat menyebabkan bumi bergetar dan hati manusia resah ketakutan. Pd 139.2
“Maka sesungguhnya negeri itu dihampakan dan disunyikan oleh Tuhan, dibalik-belahnya akan dia dan dicerai-beraikannya segala orang isinya. . . . karena mereka itu sudah melangkah segala hukum dan diubahkannya segala adat dan ditiadakannya perjanjian yang kekal itu. Maka sebab itu negeri dimakan habis oleh laknat, karena segala orang isinya pun bersalah; dan sebab itu segala orang isi negeri itu dihanguskan oleh nyala murka, sehingga sedikit jua orang yang tinggal dalamnya. . . . Ramai rebana pun berhentilah, bunyi ramai orang tepuk tari pun tiada lagi; ramai bunyi kecapi pun diamlah.” Yes 24:1-8. Pd 139.3
“Wah, bagaimana hari itu! Niscaya hari Tuhan adalah hampir; maka datanglah ia seperti suatu kebinasaan dari pada pihak Yang Mahakuasa. . . . Bahwa segala biji-bijian sudah jadi busuk di bawah gumpal tanahnya, segala pelubur pun sudah rusak. Segala jelapang pun sudah dirombak, karena habislah segala gandum sudah lajur. Wah, bagaimana berkeluh-kesah segala binatang jinak; segala kawan lembu sudah bingung, karena tiadalah tempat rumput baginya dan lagi segala kawan domba pun sudah binasa.” “Pokok anggur itu sudah kering dan pokok ara sudah layu dan pokok delima dan pokok kurma dan pokok limau; segala pohon di padang pun sudah layu; demikian pun layulah sudah kesukaan segala anak Adam.” Yoel 1:15-18, 12. Pd 139.4
“Bagaimana bergelora hatiku; tiada boleh aku berdiam diriku, karena aku mendengar bunyi nafiri dan tempik sorak perang sampai ke dalam hatiku. Kealahan demi kealahan diserukan oranglah; rusaklah sudah seluruh tanah; sekonyong-konyong segala kemahku dibinasakan. ” Pd 139.5
“Jikalau aku melihat tanah itu, bahwasanya sunyi-senyap dan campur-baurlah adanya; jikalau aku menengadah ke langit maka padamlah segala pelitanya. Jikalau aku melihat kepada gunung-gunung, bahwasanya semuanya itu bergempalah dan segala bukit pun bergerak. Ke mana pun baik kupandang seorang pun tiada, jikalau unggas yang di udara sekali pun sudah terbang semuanya. Bahwa aku melihat tanah yang permai itu sudah menjadi padang tekukur, segala negrinya sudah dirobohkan oleh Tuhan dengan kehangatan murkanya.” Yer 4:19,20,23-26. Pd 140.1
“Aduh, bagaimana hebat hari itu, belum pernah ada sebagainya; bahwa inilah masa kepicikan bagi Yakub! kendatilah begitu, ia pun akan dilepaskan juga daripadanya.” Yer 30:7. Pd 140.2
“ Pergilah kamu, hai segala umatku! masuklah ke dalam bilikmu bersekat dan kancingkanlah pintu dari belakangmu, sembunyikanlah dirimu barang sesaat jua, sehingga murka itu sudah lalu.” Yes 26:20. Pd 140.3
“ Sesungguhnya Engkaulah perlindunganku, ya Tuhan,
Bahwa engkau sudah mengambil Allah Ta’ala akan tempatmu berlindung
Maka barang kejahatan pun tiada akan mengenai engkau,
Dan barang bala pun tiada akan hampir kepada tempat kediamanmu.” Pd 140.4
Maz 91:9, 10.
“ Bahwa Allah yang di atas segala dewa, yaitu Tuhan, berfirman, Serta memanggil segala isi bumi dari masyrik sampai ke magrib. Maka dari dalam Sion, yaitu kesempurnaan keelokan, bersinarlah Allah dengan kemuliaannya. Pd 140.5
Bahwa Allah kami akan datang dan tiada la berdiam dirinya. ”
“ Maka berserulah Ia kepada langit di atas,
Dan kepada bumi pun, bahwa Ia akan menghukumkan umatnya....
Maka hendaklah segala langit memasyhurkan adalatnya,
Karena Allah juga Hakim.” Pd 140.6
Maz 50:1-3; 50:4-6.
“ Hai Putri Sion. . . . Tuhan akan menebus engkau dari pada tangan segala musuhmu. Maka sekarang, beberapa bangsa yang besar-besar berhimpun lawan engkau, serta katanya: Bahwa ia sudah jadi najis dan mata kami memandang kepada Sion! Tetapi tiada diketahuinya akan kepikiran Tuhan dan tiada mereka itu mengerti bicaraNya.” “Sebab dinamai orang akan dikau: hai Kebuangan, yaitu Sion, yang seorang pun tiada peduli akan dia.” “Aku kelak mengadakan sehat bagimu dan menyembuhkan dikau dari pada segala penyakitmu, demikianlah firman Tuhan.” “Aku kelak menyudahkan hal ketawanan segala kemah Yakub dan Aku kelak mengasihani akan segala tempat kediamannya.” Mikha 4:10-12; Yer 30:17, 18. Pd 140.7
“ Maka pada hari itu juga orang akan berkata demikian: Bahwasanya inilah juga Allah kita; Maka kita sudah menantikan Dia, dan Ia pun sudah menyelamatkan kita;
Ia inilah Tuhan, maka kita sudah menantikan Dia;
Mari kita tamasya dan bersukacita akan selamatnya. ” Pd 140.8
“Maka maut akan ditelannya dengan kemenangan;... air matapun akan disapu Tuhan Hua daripada muka segala orang dan dijauhkannya kecelaan dari pada umatNya di atas seluruh muka bumi; karena demikianlah firman Tuhan” Yes 25:9, 8. Pd 141.1
“Pandanglah akan Sion, yaitu negri perhimpunan kami! Matamu akan melihat Yerusalem, suatu tempat kediaman yang bersentosa, sebuah kemah yang tiada terpindahkan. . . . Karena Tuhan juga Hakim kami, Tuhan juga Hakim kami, Tuhan juga Pemberi hukum kami, Tuhan juga Raja kami, Ia juga yang memeliharakan kami.” Yes 33:20-22. Pd 141.2
“ Melainkan orang miskin akan dihukumkannya dengan adil dan dibenarkannya hal orang yang tiada dapat melawan itu.” Yes 11:4. Pd 141.3
Kemudian maksud Allah akan digenapi; prinsip kerajaanNya akan dipermuliakan oleh semua makhluk di bawah matahari. Pd 141.4
“ Maka tiada kedengaran lagi barang pergagahan di dalam negrimu,
Atau kerusakan dan kebinasaan di dalam perhinggaan tanahmu,
Melainkan akan pagar tembokmu kelak kausebut Selamat
Dan akan segala pintu gerbangmu pun Kepujian. ”
“Maka oleh kebenaran juga engkau akan ditetapkan;
Dan engkau akan jauh dari pada aniaya, karena tiada engkau akan takut;
Dan engkau akan jauh dari pada kegentaran, karena tiada ia itu akan
menghampiri engkau. Pd 141.5
“ Yes 60:18; 54:14.
Nabi-nabi, yang kepadanya pemandangan yang besar itu dinyatakan, rindu mengerti maknanya. Mereka memeriksa dengan teliti “sambil memeriksakan masanya dan bagaimana keadaan masa yang ditunjukkan oleh Roh Kristus. . . . yang sudah dinyatakan bahwa bukannya bagi dirinya sendiri, melainkan bagi kamu;. . . perkara itulah malaikat ingin hendak menge-tahui.” I Petr 1:10-12. Pd 141.6
Kepada’ kita yang berdiri di ambang kegenapannya, betapa menggetarkan serta menarik keterangan mengenai masa depan itu— peristiwa yang, sejak nenek moyang kita yang pertama salah langkah di Eden, telah ditatap dan dinantikan, dirindukan dan didoakan oleh anak-anak Allah! Pd 141.7
Pada masa ini, sebelum krisis besar yang terakhir itu, seperti sebelum terjadinya kebinasaan dunia yang pertama, manusia diserap dalam kepelesiran dan mengejar kesenangan perasaan. Perhatiannya ditawan oleh perkara-perkara yang tampak dan yang sementara, mereka kehilangan pandangan terhadap perkara-perkara yang tidak tampak dan yang kekal. Terhadap perkara-perkara yang akan sirna karena penggunaannya, mereka mengorbankan permata-permata yang abadi. Pikiran mereka perlu ditinggikan, pandangan hidup mereka perlu diperluas. Mereka perlu dibangkitkan dari ketagihan tidur dalam impian duniawi. Pd 141.8
Dari kebangkitan dan kejatuhan bangsa-bangsa seperti telah dijelaskan dalam halaman Tulisan Suci, mereka perlu belajar bagaimana sia-sianya kemuliaan lahir dan duniawi. Babilon, dengan segala kuasa dan kemegahannya, keadaan yang belum pernah disaksikan dunia kita—kuasa dan kemegahan yang bagi orang-orang zaman itu tampak kokoh dan tahan lama—betapa ia telah musnah sama sekali! Sebagaimana “bunga di ladang” ia telah pudar. Demikianlah segala sesuatu yang tidak beralas pada Allah akan musnah. Hanya perkara-perkara yang berkaitan dengan maksudNya dan perkara yang mengungkapkan tabiatNya akan dapat bertahan. Prinsipnya sajalah satu-satunya perkara yang berdiri teguh yang dikenal dunia. Pd 142.1
Kebenaran-kebenaran yang mulia inilah yang perlu dipelajari oleh orang tua dan muda. Kita perlu mempelajari rentetan peristiwa maksud Allah dalam sejarah perihal bangsa-bangsa, dan dalam wahyu perkara-perkara yang akan datang, agar kita dapat menaksir nilai sesungguhnya dari perkaraperkara yang tampak dan perkara-perkara yang tidak tampak; supaya kita bisa mempelajari tujuan hidup yang sesungguhnya; sehingga dengan melihat peristiwa zaman dalam terang kekekalan, kita dapat meletakkannya pada penggunaan yang tepat dan mulia. Jadi, dengan mempelajari prinsip kerajaanNya dan menjadi pengikut serta warganya, kita dapat disiapkan untuk menghadapi kedatanganNya, masuk bersama Dia dalam kerajaanNya. Pd 142.2
Hari itu sudah dekat. Untuk mempelajari pelajaran itu, untuk melakukan pekerjaan, untuk mengubah tabiat supaya berhasil, waktu yang sisa amat singkat. Pd 142.3
“Hai anak Adam! bahwasanya kata bangsa Israel: Adapun khayal yang dilihatnya itu, ia itu akan beberapa-berapa hari yang kemudian dan ia pun bernubuat akan masa yang lagi jauh! Sebab itu katakanlah kepada mereka itu: Demikianlah firman Tuhan Hua: Dari pada segala firmanku sepatah katapun tiada akan dipertangguhkan lagi, melainkan firman yang telah kukatakan itu akan disampaikan kelak, demikianlah firman Tuhan. ” Yeh 12:27, 28. Pd 142.4