Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Kain Dan Habil Diuji

    Pasal ini dialaskan atas Kejadian 4:1-15.

    Kain dan Habil, anak-anak Adam, berbeda sekali dalam tabiat mereka. Habil memiliki roh kesetiaan kepada Tuhan; Ia melihat keadilan dan rahmat di dalam hubungan Khalik terhadap umat yang berdosa, dan dengan penuh rasa syukur menerima pengharapan penebusan itu. Tetapi Kain memanjakan roh pemberontakan dan bersungut-sungut terhadap Allah oleh sebab kutuk yang dijatuhkan ke atas bumi ini dan kepada umat manusia karena dosa Adam. Ia membiarkan pikirannya sejalan dengan arah yang telah memimpin kepada kejatuhan setan—memanjakan keinginan untuk meninggikan diri dan meragukan keadilan serta kekuasaan ilahi.PB1 64.1

    Kedua bersaudara ini telah diuji, sebagaimana Adam telah diuji sebelumnya, untuk membuktikan apakah mereka mau mempercayai dan menurut firman Allah. Mereka mengetahui akan persediaan yang telah diadakan untuk keselamatan manusia, dan mengerti tata cara persembahan yang telah ditetapkan Allah. Mereka harus menyatakan iman di dalam Juruselamat yang dilambangkan oleh persembahan itu, dan pada saat yang sama untuk mengakui bahwa mereka bergantung sepenuhnya kepada Dia untuk mendapat keampunan; dan mereka mengetahui bahwa dengan mengikuti rencana ilahi bagi penebusan mereka, mereka membuktikan penurutan mereka kepada kehendak Allah. Tanpa tercurahnya darah tidak akan ada pengampunan dosa; dan mereka harus menunjukkan iman mereka di dalam darah Kristus sebagai penebusan yang dijanjikan dengan cara mempersembahkan anak sulung domba mereka sebagai korban. Di samping itu, buah sulung hasil bumi harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan syukur.PB1 64.2

    Kedua bersaudara ini sama-sama mendirikan mezbah mereka dan masingmasing membawa persembahan. Habil membawa satu korban dari antara kawanan dombanya sesuai dengan petunjuk Tuhan. “Dan Tuhan pun berkenan akan Habil dengan persembahannya.” Api memancar dari sorga dan membakar korban itu. Tetapi Kain, telah melanggar petunjuk dan perintah Tuhan yang jelas itu, dengan hanya membawa persembahan buah-buahan. Tidak ada tanda-tanda dari sorga bahwa persembahannya diterima. Habil mengajak saudaranya untuk menghampiri Allah dengan cara seperti yang telah dijelaskan Tuhan tetapi bujukan Habil itu hanya membuat Kain lebih nekad untuk mengikuti kemauannya. Sebagai anak sulung ia merasa terlalu tinggi untuk menerima nasihat saudaranya, damiiapun menolaknya.PB1 64.3

    Kain datang ke hadapan Allah disertai persungutan dan tidak percaya di dalam hatinya sehubungan dengan korban yang dijanjikan itu dan perlunya persembahan korban itu. Pemberiannya tidak menyatakan adanya pertobatan akan dosanya. Ia merasa, sebagaimana banyak orang sekarang ini, bahwa adalah merupakan satu kelemahan untuk mengikuti dengan seksama akan rencana yang telah digariskan oleh Tuhan, untuk mempercayakan keselamatan itu dengan sepenuhnya kepada penebusan Juruselamat yang telah dijanjikan. Ia memilih untuk bergantung kepada diri sendiri. Ia mau mengandalkan jasa baiknya sendiri. Ia tidak mau membawa domba dan mencampur darahnya dengan persembahannya, melainkan mempersem-bahkan buah-buahannya, hasil jerih payahnya. Ia menghadapkan persembahannya itu sebagai satu jasa baiknya kepada Tuhan, melalui mana ia mengharapkan untuk memperoleh persetujuan ilahi. Kain menurut dalam mendirikan sebuah mezbah, menurut dalam hal membawa satu korban; tetapi satu penurutan yang hanya sebahagian saja. Bahagian yang perlu, pengakuan akan kebutuhan seorang Penebus, telah diabaikan.PB1 65.1

    Sehubungan dengan kelahiran mereka dan petunjuk-petunjuk keagamaan yang mereka terima, kedua bersaudara ini adalah sama. Kedua-duanya adalah orang berdosa, kedua-duanya mengakui tuntutan Allah dalam hal perbaktian dan penghormatan. Sampai titik tertentu agama mereka kelihatannya sama dari luarnya, tetapi lebih dari itu perbedaan antara keduanya itu sangatlah besar.PB1 65.2

    “Dari sebab iman juga Habil sudah mempersembahkan kepada Allah suatu korban yang terlebih indah daripada persembahan Kain, dan sebab imannya itu sudah disaksikan bahwa ia orang benar, sebab Allah menyaksikan di dalam hal persembahannya; dan oleh sebab imannya ia berkata-kata lagi, walaupun ia sudah mati.” Ibrani 11:4. Habil dapat memahami prinsipprinsip penebusan yang agung itu. Ia melihat dirinya sebagai seorang yang berdosa dan ia melihat dosa serta hukumannya yaitu kematian, dan di antara jiwanya dan perhubungannya dengan Tuhan. Ia membawa korban yang tersembelih itu, kehidupan yang dikorbankan, dengan demikian mengakui tuntutan-tuntutan hukum yang telah dilanggar. Melalui darah yang tertumpah ia memandang kepada korban yang akan datang, Kristus yang mati di atas salib Golgota; dan sambil berharap’ kepada penebusan yang diadakan di sana, ia mempunyai bukti bahwa ia benar dan persembahannya diterima.PB1 65.3

    Kain mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar dan menerima kebenaran-kebenaran ini sebagaimana halnya dengan Habil. Ia bukanlah merupakan korban dari satu tindakan yang sewenang-wenang. Seorang tidak dipilih untuk diterima Tuhan dan yang lain untuk ditolak, Habil memilih iman dan penurutan; Kain memilih tidak percaya dan pemberontakan. Di sinilah letak masalahnya.PB1 66.1

    Kain dan Habil menggambarkan dua golongan yang akan ada di dalam dunia ini sampai kesudahan zaman. Satu golongan akan berharap kepada korban yang telah ditentukan bagi dosa; yang lainnya sengaja bergantung kepada jasa baik diri mereka; usaha mereka ini adalah satu korban tanpa jasa pengantaraan ilahi, dan dengan demikian itu tidak akan dapat membawa manusia kepada satu keadaan yang diperkenankan Allah. Hanya melalui jasa-jasa Yesus bahwa pelanggaran-pelanggaran kita dapat diampuni. Mereka yang tidak merasa perlunya darah Kristus, yang merasa bahwa tanpa anugerah ilahi mereka dapat dengan melalui usaha sendiri untuk memperoleh persetujuan Allah adalah sedang berbuat kekeliruan sebagaimana halnya Kain. Jikalau mereka tidak menerima darah yang menyucikan itu, mereka berada di bawah hukuman. Tidak ada jalan lain oleh mana mereka dapat dilepaskan dari perhambaan dosa.PB1 66.2

    Golongan orang yang berbakti dengan mengikuti teladan Kain mencakup jumlah yang lebih besar di dalam dunia ini; oleh karena hampir setiap agama palsu didasarkan atas prinsip yang sama, bahwa manusia dapat bergantung atas usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan. Diakui oleh banyak orang bahwa umat manusia membutuhkan bukan penebusan, melainkan perkembangan bahwa itu dapat menghaluskan, meninggikan dan membaharui diri mereka. Sebagaimana Kain berpikir untuk memperoleh persetujuan ilahi melalui satu persembahan yang tidak berisi darah korban, demikian juga mereka ini mengharapkan akan dapat mengangkat kemanusiaan kepada ukuran ilahi dengan tidak bergantung kepada penebusan. Sejarah Kain menunjukkan apa yang harus menjadi akibatnya. Itu menunjukkan apa yang terjadi kepada manusia bilamana terpisah dari Kristus. Kemanusiaan tidak mempunyai kuasa untuk membaharui dirinya. Itu tidak mempunyai kecenderungan untuk bergerak menuju ke atas, kepada yang bersifat ilahi, melainkan ke bawah menuju kepada yang bersifat iblis. Kristuslah satusatunya pengharapan kita. “Maka tiadalah keselamatan di dalam barang seorang lainpun; karena di bawah langit tiada lagi nama lain yang dikaruniakan kepada manusia, yang di dalamnya kita selamat.” Kisah 4:12.PB1 66.3

    Iman yang benar, yang bergantung sepenuhnya kepada Kristus, akan dinyatakan melalui penurutan kepada semua tuntutan-tuntutan Allah, mulai dari zaman Adam sampai sekarang ini pertarungan yang besar itu menyangkut penurutan terhadap hukum Allah. Di dalam segala zaman selalu ada orang yang mengaku diperkenankan Tuhan sekalipun mereka tetap melanggar beberapa dari antara hukumNya. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa oleh perbuatan, “iman itu disempurnakan,” dan bahwa, tanpa usaha penurutan, iman itu “mati”. Yakub 2:22, 17. Ia yang mengaku kenal Allah, “dan tidak memelihara hukum-hukumNya, adalah pendusta dan kebenaran tidak ada di dalam dirinya.” 1 Yohanes 2:4.PB1 67.1

    Pada waktu Kain melihat bahwa persembahannya ditolak, ia marah terhadap Tuhan dan Habil; ia marah bahwa Tuhan tidak menerima usaha manusia sebagai pengganti korban yang telah ditetapkan oleh ilahi, dan marah terhadap saudaranya karena telah memilih untuk menurut Allah gantinya bergabung dalam pemberontakan terhadap Tuhan. Walaupun Kain tidak menghargai perintah ilahi, Tuhan tidak membiarkan dia begitu saja; tetapi Ia rela turun untuk bermusyawarah dengan seorang yang bertindak dengan tidak sepantasnya. Dan Tuhan bersabda kepada Kain, “Mengapa engkau marah dan mukamupun tunduk?” Melalui malaikat amaran ilahi disampaikan: “Jikalau engkau berbuat baik tidakkah engkau akan diterima? Dan jikalau engkau tidak berbuat baik, maka dosa itu ada sedia di muka pintu.” Pilihan ada di tangan Kain sendiri. Jikalau ia mau berharap kepada jasa daripada Juruselamat yang dijanjikan itu serta mau menurut tuntutan-tuntutan Allah, ia akan diperkenankan oleh Tuhan. Tetapi kalau saja ia berkeras tidak mau percaya dan tetap melanggar ia tidak mempunyai alasan untuk bersungut bahwa ia tidak diterima oleh Tuhan. Tetapi gantinya mengakui dosanya, Kain terus bersungut bahwa Allah tidak adil dan terus memanjakan cemburu serta kebencian terhadap Habil. Dengan marah ia menyalahkan Habil dan berusaha untuk mengajaknya berdebat tentang perlakuan Allah terhadap mereka. Dengan lemah lembut, tetapi tanpa rasa takut dan dengan teguh, Habil membela keadilan dan kebajikan Allah. Ia menunjukkan kesalahan Kain dan berusaha meyakinkan dia bahwa kesalahan ada di pihaknya. Ia menyebutkan belas kasihan Tuhan yang telah membiarkan orang tua mereka hidup di mana sebenarnya Ia dapat menghukumkan mereka dengan kematian di saat itu juga, dan ia menyatakan bahwa Tuhan mengasihi mereka, kalau tidak, tentu Ia tidak akan mau memberikan AnakNya, yang suci dan tidak bersalah, untuk menderita hukuman yang telah diakibatkan oleh dosa mereka. Semuanya ini telah menyebabkan kemarahan Kain makin menjadi-jadi. Pemikiran dan nurani mengatakan kepadanya bahwa Habil berada pada pihak yang benar; tetapi dia menjadi sangat gusar karena orang yang tidak mau menaruh perhatian terhadap ajakannya itu-sekarang ini mencoba untuk melawan dia,| dan juga karena ia tidak mendapat simpati di dalam pemberontakannya. Di dalam nafsu marahnya ia telah membunuh saudaranya.PB1 67.2

    Kain membenci dan membunuh saudaranya, bukan oleh karena ada sesuatu kesalahan yang telah dilakukan oleh Habil, tetapi “karena perbuatannya adalah jahat dan perbuatan saudaranya adalah benar.” 1 Yohanes 3:12. Demikian pula pada segala zaman orang jahat membenci mereka yang lebih baik dari mereka. Kehidupan Habil yang penuh penurutan dan imannya yang teguh kepada Kain merupakan satu tempelakan yang terus-menerus. “Karena barang siapa yang berbuat jahat, benci akan terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya jangan kelak segala perbuatannya itu kena tempelak.” Yohanes 3:20. Lebih bercahaya terang sorga yang dipantulkan dari tabiat hamba-hamba Allah yang setia, lebih jelas dosa daripada orang jahat dinyatakan dan lebih nekad lagi usaha mereka untuk membinasakan orang-orang yang mengganggu ketenangan mereka.PB1 68.1

    Pembunuhan Habil adalah contoh yang pertama tentang permusuhan yang Tuhan telah nyatakan akan ada di antara ular dan benih perempuan itu—antara setan dan pengikut-pengikutnya dengan Kristus dan pengikutpengikutNya. Melalui dosa manusia, setan telah memperoleh kuasa untuk mengendalikan umat manusia, tetapi Kristus akan menyanggupkan mereka untuk melepaskan diri dari cengkramannya. Bilamana saja melalui iman di dalam anak domba Allah, seseorang meninggalkan pelayanan terhadap dosa, maka amarah setan akan berkobar-kobar. Kehidupan Habil yang suci menjadi saksi yang melawan pernyataan setan yang menyatakan bahwa mustahil bagi manusia menurut hukum Allah. Pada waktu Kain, digerakkan oleh roh sijahat, melihat bahwa ia tidak dapat menguasai Habil, ia menjadi begitu marah sehingga ia telah dibinasakan hidupnya. Dan di mana saja ada seseorang yang berdiri teguh untuk mempertahankan kebenaran hukum Allah, maka roh yang sama itu akan dinyatakan terhadap mereka, itu adalah roh yang sepanjang zaman telah mendirikan tonggak-tonggak kayu dan menyalakan api pembakaran bagi murid-murid Kristus. Tetapi segala kekejaman yang telah ditimpakan ke atas pengikut-pengikut Yesus itu dibangkitkan oleh setan dan malaikat-malaikatnya, olehkarena mereka tidak dapat memaksa dia untuk menyerah kepada kekuasaan mereka. Itu adalah kemarahan dari seteru yang sudah dikalahkan. Setiap orang yang mati syahid bagi Yesus telah mati sebagai seorang pemenang. Nabi berkata, “Sekaliannya itu telah menyalahkan dia (ular tua itu yang disebut Iblis dan setan) oleh sebab darah Anak Domba itu, dan oleh sebab perkataan kesaksian mereka itu tidak menyayangi nyawanya, walaupun sampai mati.” Wahyu 12:11.PB1 68.2

    Kain si pembunuh itu dengan segera dipanggil untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya. “Tuhan berkata kepada Kain, di manakah Habil saudaramu itu? Dan ia menjawab, Aku tidak tahu, Akukah penunggu adikku?” Kain telah hanyut terlalu jauh dalam dosa sehingga ia telah kehilangan satu perasaan akan hadirat Allah, akan kebesaranNya serta kemahatahuanNya. Jadi iapun telah menggunakan dusta untuk menyembunyikan kesalahannya.PB1 69.1

    Kembali Tuhan berkata kepada Kain, “Apakah yang engkau telah perbuat? Bahwa suara darah adikmu itu berseru kepadaKu dari bumi.” Tuhan telah memberikan kepada Kain suatu kesempatan untuk mengakui dosanya. Ia telah diberi waktu untuk berpikir-pikir. Ia mengetahui kekejian daripada perbuatan yang telah dilakukannya; tetapi ia tetap memberontak dan hukuman tidak dapat ditunda lebih lama lagi. Suara ilahi yang telah terdengar berupa bujukan dan nasihat sekarang mengucapkan kata-kata yang mengerikan itu: “Maka sekarang terkutuklah engkau di atas bumi yang telah mengangakan mulutnya akan menerima darah adikmu itu daripada tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah ini kelak, niscaya tiada akan diberinya hasilnya kepadamu; bahwa engkau akan mengembara dan sesat di atas bumi.” Walaupun Kain oleh kejahatannya patut untuk menerima hukuman mati, Khalik yang rahmani tetap membiarkan ia hidup, dan memberikan kesempatan untuk bertobat. Tetapi Kain hidup hanya untuk mengeraskan hatinya, membangkitkan pemberontakan terhadap kekuasaan ilahi dan menjadi pemimpin dari kelompok orang yang berdosa yang berani dan sekarang terbuang. Kemurtadan yang satu ini, yang dipimpin oleh setan, menjadi satu penggoda bagi yang lainnya; dan contoh serta pengaruhnya telah menimbulkan kuasa yang merusakkan moral, sehingga dunia menjadi begitu jahat dan dipenuhi kekejaman sehingga perlu untuk dibinasakan.PB1 69.2

    Dengan membiarkan sipembunuh yang pertama itu hidup, Tuhan menghadapkan kepada alam semesta satu pelajaran sehubungan dengan pertarungan yang besar itu. Sejarah Kain dan keturunannya yang gelap itu adalah merupakan satu gambaran apa yang akan menjadi akibatnya bilamana orang yang berdosa dibiarkan untuk hidup selama-lamanya, untuk melancarkan pemberontakannya terhadap Allah. Kesabaran Allah hanya menjadikan orang jahat itu lebih berani dan lebih sombong di dalam kejahatan mereka. Lima belas abad setelah hukuman itu dijatuhkan kepada Kain, semesta alam ini menyaksikan buah-buah daripada pengaruh dan teladannya, di dalam kejahatan dan pencemaran yang melanda bumi ini. Jelaslah bahwa hukuman mati yang diucapkan kepada umat yang berdosa olehkarena pelanggaran terhadap hukum Allah itu adalah adil dan penuh rahmat. Lebih lama manusia hidup dalam dosa, lebih tidak peduli lagi mereka. Hukuman ilahi yang memperpendek satu jalan hidup kejahatan yang tak terkendalikan itu serta membebaskan dunia ini dari pengaruh mereka yang telah menjadi keras di dalam pemberontakan, adalah merupakan satu berkat gantinya kutuk.PB1 69.3

    Setan senantiasa bekerja, dengan usaha yang gigih dan di bawah seribu satu macam kedok, untuk menampilkan tabiat dan pemerintahan Allah dengan salah. Dengan rencana-rencana yang diatur dengan baik serta kuasa yang ajaib, ia sedang berusaha untuk menguasai penduduk bumi ini di bawah tipu dayanya. Allah, Seorang yang Maha bijaksana dan Yang Tiada Batasnya itu, melihat kesudahan dari awainya, dan di dalam perlakuanNya terhadap Iblis rencanaNya mempunyai jangkauan yang luas dan menyeluruh. TujuanNya bukanlah semata-mata untuk memusnahkan pemberontakan, tetapi juga untuk menyatakan kepada semesta alam akan sifat daripada pemberontakan itu. Rencana Allah membentangkan dan menunjukkan keadilan dan rahmatNya, dan dengan sepenuhnya membenarkan kebijaksanaan serta kebenaranNya di dalam perlakuanNya terhadap Iblis.PB1 71.1

    Penduduk dunia-dunia lain yang tidak berdosa mengamat-amati dengan perhatian yang dalam peristiwa-peristiv/a yang terjadi di atas bumi ini. Di dalam keadaan dunia yang terjadi sebelum Air Bah mereka melihat gambaran-gambaran daripada hasil pemerintahan yang telah diusahakan Lucifer untuk didirikan di sorga, dengan menolak kekuasaan Kristus dan menyisihkan hukum Allah. Di dalam diri orang-orang berdosa yang berkuasa pada zaman sebelum Air Bah mereka melihat hamba-hambu yang berada di bawah kungkungan setan. Angan-angan hati manusia adalah jahat semata-mata. Kejadian 6:5. Setiap perasaan, setiap dorongan serta keadaan pikiran adalah bertentangan dengan prinsip-prinsip ilahi yang ditandai oleh kesucian, damai dan kasih. Itu merupakan satu kemerosotan yang mengerikan sebagai akibat daripada cara kerja setan untuk menyisihkan tuntutantuntutan hukumNya yang suci dari mahluk Tuhan.PB1 71.2

    Dengan fakta-fakta yang terbit dari pertarungan yang besar itu, Tuhan menyatakan prinsip-prinsip aturan pemerintahanNya yang telah dipalsukan oleh setan dan oleh semua orang yang telah ditipunya. KeadilanNya pada akhirnya akan diakui oleh seluruh dunia, sekalipun pengakuan itu akan diadakan setelah terlambat untuk menyelamatkan pemberontak-pemberontak itu. Alam semesta bersimpati dan mengerti akan tindakan Allah bilamana rencanaNya yang besar itu langkah demi langkah menuju kegenapannya yang sempurna. Demikian juga halnya dengan tindakan Allah dalam menghapuskan pemberontakan itu untuk terakhir kalinya. Akan terlihat bahwa semua orang yang meninggalkan hukum-hukum ilahi itu telah menempatkan diri di pihak setan, dalam peperangan melawan Kristus. Pada waktu penghulu dunia ini dihukumkan dan semua yang telah menggabungkan diri dengan dia akan mengalami nasib yang sama, segenap alam ini sebagai saksi-saksi terhadap hukuman itu akan menyatakan, “Benar dan adillah jalanMu, Engkau Raja umat yang suci.” Wahyu 15:3.PB1 71.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents