Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Daud Diurapi

    Beberapa mil di sebelah selatan Yerusalem, “kota Raja yang besar itu,” terdapatlah kota Betlehem, tempat Daud anak Isai, dilahirkan lebih seribu tahun sebelum bayi Yesus dibuai di dalam kandang binatang dan disembah oleh orang-orang Majus dari Timur. Berabad-abad sebelum kedatangan Juruselamat, Daud, di dalam kesegaran masa kanak-kanaknya, menjaga kawanan dombanya sementara mereka memakan rumput di atas bukit-bukit di sekeliling kota Betlehem. Anak gembala yang sederhana ini menyanyikan nyanyian-nyanyian yang digubahnya sendiri, dan musik yang keluar dari kecapinya menjadi suatu pengiring yang indah daripada alunan suaranya yang masih segar itu. Tuhan telah memilih Daud, dan sedang menyediakan dia, di dalam kehidupannya yang terpencil bersama dengan kawanan dombanya itu, untuk pekerjaan yang Ia rencanakan untuk mempercayakannya kepada dia pada tahun-tahun mendatang.PB2 245.1

    Sementara Daud hidup dengan cara demikian di tempat tinggalnya sebagai seorang gembala yang sederhana, Tuhan Allah berkata-kata tentang dia kepada nabi Samuel. “Maka berfirmanlah Tuhan kepada Samuel demikian: Berapa lamakah engkau bercintakan Saul, yang sudah kubuang juga, supaya jangan lagi ia raja atas orang Israel? Isilah olehmu akan tandukmu dengan minyak yang harum, lalu pergilah, maka aku hendak menyuruhkan dikau kepada Isai, orang Betlehem itu, karena Aku sudah melihat di antara segala anaknya laki-laki akan seorang raja bagiku. . . . Bawalah olehmu akan seekor anak lembu sertamu, lalu katakanlah ini: Adapun aku kemari ini hendak mempersembahkan korban kepada Tuhan. Maka hendaklah engkau menjemput Isai kepada korban itu, maka Aku akan memberi tahu kamu kelak, barang yang patut kauperbuat dan hendaklah engkau menyirami bagiku dengan minyak yang harum barangsiapa yang kukatakan kepadamu kelak. Maka diperbuatlah oleh Samuel setuju dengan firman Tuhan, lalu iapun ke Betlehem. Maka datanglah segala tua-tua negeri itu menyambut akan dia dengan gentarnya, sambil katanya: Adapun datang tuan ini dengan selamatkah? Maka sahutnya: “Dengan selamat.” Para tua-tua itu menerima undangan kepada korban itu, dan Samuel juga memanggil Isai dan anak-anaknya. Mezbah didirikan dan korbanpun disediakan. Segenap keluarga Isai hadir, kecuali Daud, anak bungsu itu, yang ditinggalkan menjaga kawanan dombanya, karena tidaklah selamat meninggalkan kawanan domba tanpa ada penjaga.PB2 245.2

    Pada waktu upacara korban itu berakhir, dan sebelum ambil bahagian dalam pesta korban itu, Samuel memulai pekerjaannya sebagai seorang nabi untuk memeriksa anak-anak Isai yang agung penampilannya itu. Eliab , adalah anak yang tertua, dan lebih mirip Saul dalam perawakan dan ketampanannya dibandingkan dari yang lainnya. Wajahnya yang tampan dan bentuk tubuhnya yang baik itu telah menarik perhatian nabi. Apabila Samuel melihat pembawaannya yang seperti raja itu, ia berpikir, “Sesungguhnya inilah orang yang telah dipilih oleh Tuhan sebagai pengganti Saul,” dan ia menunggu pengesyahan ilahi agar supaya ia dapat mengurapinya. Tetapi Tuhan tidak memandang penampilan secara luar. Eliab tidak takut akan Tuhan. Jikalau ia telah dipanggil untuk menduduki takhta, maka ia akan menjadi seorang raja yang sombong dan kejam. Firman Tuhan kepada Samuel adalah, “Janganlah engkau pandang akan rupanya atau akan ketinggian lembaganya, karena sudah kutolak akan dia; bahwa yang dipandang oleh manusia itu satupun tiada adanya, karena manusia memandang seperti yang di hadapan mata sahaja, tetapi Tuhan memandang sampai ke dalam batin.” Tidak ada keindahan secara rupa yang dapat membuat seorangpun terpuji di hadapan Allah. Hikmat dan keindahan yang dinyatakan dalam tabiat dan pembawaan, menunjukkan keindahan yang sejati dari seorang manusia; dan adalah nilai-nilai yang di dalam, keindahan daripada hati seseorang, yang menentukan apakah kita berkenan di hadapan Tuhan serwa sekalian alam. Betapa dalamnya kita harus merasakan kebenaran ini di dalam mengukur diri kita dan orang lain. Kita bisa belajar dari kesalahan Samuel betapa sia-sianya perkiraan yang didasarkan atas keindahan wajah dan keagungan perawakan itu. Kita dapat melihat betapa tidak berdayanya hikmat manusia untuk memahami rahasia hati atau nasihat Allah tanpa mendapat penerangan dari sorga. Jalan dan pemikiran Allah sehubungan dengan mahluk-mahlukNya adalah lebih tinggi daripada pikiran kita yang terbatas ini; tetapi kita mempunyai jaminan bahwa anak-anakNya akan dituntun untuk mengisi tempat untuk mana mereka sanggup, dan akan disanggupkan melaksanakan pekerjaan yang diserahkan ke tangan mereka, jikalau mereka mau menyerahkan kehendak mereka kepada Allah, agar rencanaNya yang menguntungkan itu tidak akan digagalkan oleh kejahatan manusia.PB2 246.1

    Eliab berjalan lalu di hadapan Samuel, dan keenam saudaranya yang hadir dalam upacara itu mengikutinya berturut-turut untuk diperiksa oleh nabi itu; tetapi Tuhan tidak menyatakan pilihanNya atas seorangpun dari antara mereka itu. Dengan rasa cemas Samuel mengamat-amati anak muda yang terakhir itu; nabi merasa amat bingung. Ia bertanya kepada Isai, “Sudahkah ini segala anak-anak muda itu?” Bapa itu menjawab,“Tinggal lagi yang bungsunya, bahwasanya ia menggembalakan kambing.” Samuel memerintahkan agar dia dibawa menghadap, sambil berkata, “Tiada kita akan duduk makan sehidangan jikalau belum ia ke mari.”PB2 247.1

    Gembala yang kesepian itu merasa kaget mendengar adanya panggilan yang tidak diharapkan dari pesuruh itu, yang memberitahukan bahwa nabi telah datang ke Betlehem dan telah menyuruh dia untuk bertemu. Dengan heran ia bertanya mengapa nabi dan hakim Israel itu ingin bertemu dengan dia; tetapi dengan tidak berlambatan ia telah menuruti panggilan itu. “Adapun rupa orang muda ini pipinya merah, dan bisai matanya dan elok parasnya.” Apabila Samuel memandang dengan penuh kesukaan kepada anak gembala yang sederhana, tampan dan bersifat jantan ini, suara Allah terdengar kepada Samuel berkata, “Bangkitlah engkau berdiri, siramilah akan dia, karena inilah dia.” Daud telah membuktikan dirinya berani dan setia dalam tugasnya yang sederhana sebagai seorang gembala, dan sekarang Tuhan telah memilih dia untuk menjadi pemimpin umatNya. “Maka oleh Samuel diambil akan tanduk yang berisi minyak yang harum itu, disiraminya akan dia di tengah-tengah segala saudaranya, maka Roh Tuhanpun berlakulah atas Daud daripada hari itu dan kemudiannya.” Nabi telah melaksanakan tugas yang telah ditetapkan kepadanya, dan dengan hati yang lega ia kembali ke Rama.PB2 247.2

    Samuel tidak memberitahukan maksud kedatangannya, sekalipun kepada keluarga Isai, dan upacara pengurapan Daud telah diadakan dengan sembunyisembunyi. Hal ini merupakan satu pemberitahuan kepada pemuda ini tentang adanya masa depan yang mulia yang sedang menunggu dia, bahwa di tengah-tengah beraneka ragam pengalaman dan bahaya-bahaya pada tahun-tahun mendatang, pengetahuan akan hal ini akan memberikan ilham kepadanya supaya tetap setia akan maksud Allah yang akan dilaksanakan oleh hidupnya.PB2 247.3

    Kehormatan besar yang telah diberikan kepada Daud tidaklah membuat dia jadi tinggi hati. Sekalipun adanya kedudukan tinggi yang akan ditempatinya, dengan diam-diam ia meneruskan pekerjaannya, sambil merasa puas untuk menunggu perkembangan rencana Allah menurut jalan dan waktuNya sendiri. Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati yang sama seperti pada waktu belum diurapi, anak gembala ini kembali ke bukit-bukit dan menjaga serta mengawasi kawanan dombanya sebaik seperti sebelumnya. Tetapi dengan ilham baru ia telah menggubah lagu-lagunya dan memainkan kecapinya. Di hadapannya terbentang satu padang yang subur dan ditutupi oleh keindahan yang beraneka ragam. Pohon anggur, dengan rangkaian buahbuahnya, kelihatan indah sekali di bawah sinar matahari. Pohon-pohon di hutan, dengan daun-daunnya yang hijau, melambai-lambai ditiup angin sepoi-sepoi. Ia melihat matahari yang memenuhi langit dengan cahayanya, terbit seperti seorang pengantin yang keluar dari kamarnya dan bersuka-suka seperti seorang laki-laki yang kuat yang sedang berlomba lari. Terlihat juga puncak-puncak bukit yang tinggi menjulang ke angkasa; di kejauhan berdiri gunung-gunung batu Moabi yang tandus. Di atas segala sesuatunya itu terbentang langit biru yang menaungi. Dan jauh di baliknya bertakhta Allah. Ia tidak dapat melihatNya, tetapi hasil karyaNya penuh dengan puji-pujian kepadaNya. Terang di siang hari, hutan dan gunung-gunung yang indah, padang rumput dan sungai, mengangkat pikiran untuk melihat Bapa terang itu, Sumber daripada segala sesuatu pemberian yang baik dan sempurna. Kenyataan-kenyataan daripada sifat dan keagungan Khaliknya yang dilihatnya setiap hari memenuhi hati penggubah syair yang masih muda ini dengan rasa kagum dan kesukaan. Dengan merenung-renungkan Allah dan hasil ciptaanNya kekuatan hati dan pikiran Daud berkembang dan menjadi lebih kuat untuk pekerjaan pada masa depannya. Setiap hari ia semakin erat berhubungan dengan Allah. Pikirannya senantiasa menembusi hal-hal yang baru sehingga ia memperoleh pokok pikiran yang segar yang memberikan ilham kepadanya untuk menggubah lagu dan memainkannya dengan kecapinya. Alunan suaranya yang merdu itu yang berkumandang di udara, dipantulkan kembali oleh bukit-bukit seolah-olah merupakan jawab terhadap kegembiraan daripada nyanyian-nyanyian malaikat di sorga.PB2 247.4

    Siapakah yang dapat mengukur hasil daripada tahun-tahun yang penuh dengan kerja keras dan pengembaraan di bukit-bukit yang sunyi itu? Hubungan dengan alam dan dengan Allah, penjagaan terhadap kawanan dombanya, bahaya-bahaya dan kelepasan, suka dan duka daripada kehidupannya yang sederhana itu, bukan hanya membentuk tabiat Daud dan mempengaruhi hidupnya pada masa yang akan datang, tetapi juga melalui mazmur dari penyanyi Israel yang merdu ini semuanya itu membangkitkan kasih dan iman di dalam hati umat Allah pada masa mendatang, membawa mereka lebih dekat kepada hati yang selalu mengasihi Dia yang di dalamnya segala mahlukNya hidup.PB2 248.1

    Daud, di dalam keindahan dan kesegaran masa mudanya, sedang mempersiapkan diri untuk menduduki suatu jabatan yang tinggi di antara orang-orang yang paling bangsawan di atas dunia ini. Talenta-talentanya, sebagai pemberian yang berharga dari Allah, telah digunakan untuk memuliakan Oknum yang telah memberikannya. Kesempatan-kesempatannya untuk merenung-renungkan dan bermeditasi telah memperkaya dia dengan hikmat dan pengabdiannya yang telah menjadikan dia dikasihi oleh Allah dan malaikat-malaikat. Apabila ia merenung-renungkan kesempurnaan Khaliknya, pandangan-pandangan yang lebih jelas tentang Allah terbuka bagi jiwanya. Segala pokok pikiran yang tadinya samar-samar sekarang menjadi lebih terang, kesulitan-kesulitan menjadi jelas, kekhawatiran dihilangkan, dan setiap berkas terang yang baru telah menyebabkan pernyataan kegembiraan, pengabdian yang lebih nikmat, kepada kemuliaan Allah dan Penebus itu. Kasih yang menggerakkan hatinya, kesedihan yang mengganggu dia, kemenangan yang menyertainya, semuanya merupakan pokok pikiran bagi pikirannya yang giat itu; dan apabila ia melihat kasih Allah di dalam segala pimpinan dalam hidupnya, hatinya dipenuhi oleh rasa syukur dan pujian, suaranya menggema dalam nyanyian yang merdu, kecapinya mengumandangkan kesukaan yang amat besar; dan anak gembala ini maju dari kekuatan kepada kekuatan, dari pengetahuan kepada pengetahuan; olehkarena Roh Allah ada padanya.PB2 249.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents