Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Daud Dan Goliat

    Pada waktu raja Saul menyadari bahwa ia telah ditolak oleh Allah, dan pada waktu ia merasakan kekuatan daripada kata-kata hukuman yang telah diucapkan kepadanya oleh nabi itu, ia dipenuhi oleh kekecewaan dan pemberontakan yang getir. Bukanlah pertobatan yang sejati yang telah menjadikan kepala raja yang sombong itu tertunduk. Ia tidak mempunyai pandangan yang jelas tentang sifat dosanya yang keji itu, dan tidak bangkit untuk mengadakan pekerjaan pembaharuan dalam hidupnya, akan tetapi terus memikir-mikirkan apa yang ia rasa sebagai ketidak-adilan Allah dalam menyisihkan dia dari takhta kerajaan Israel, dan dengan mengambil penggantinya bukan dari keturunannya. Ia senantiasa memikir-mikirkan kehancuran yang telah menimpa rumah tangganya. Ia merasa keberaniannya yang telah ditunjukkannya di dalam menghadapi musuh-musuhnya haruslah menghapuskan dosa pelanggarannya itu. Ia tidak menerima dengan kerendahan hati akan hukuman Allah itu; tetapi rohnya yang congkak itu menjadi kecewa sekali, sehingga hampir-hampir ia kehilangan pikirannya. Para penasihatnya menganjurkan agar ia mencari bantuan dari seorang ahli musik, dengan pengharapan bahwa lagu-lagu yang merdu dari satu alat musik akan dapat menenangkan pikirannya yang kacau itu. Di dalam pimpinan Allah, Daud, sebagai seorang pemain kecapi yang ahli, dibawa ke hadapan raja. Permainan musiknya yang amat merdu dan diilhami oleh sorga itu memberikan hasil yang diinginkan. Kesedihan yang seperti awan gelap yang menudungi pikiran Saul telah dihapuskan.PB2 250.1

    Bilamana tenaganya tidak diperlukan lagi di istana Saul, Daud kembali kepada kawanan dombanya di antara bukit-bukit dan terus mempertahankan kesederhanaan roh dan pembawaannya. Kalau dia diperlukan, ia akan dipanggil untuk melayani raja, untuk menenangkan pikiran raja yang Dalam kesusahan itu sampai roh jahat itu meninggalkan dirinya. Tetapi sekalipun Saul merasa senang kepada Daud dan musiknya, gembala yang muda itu pergi meninggalkan istana raja ke padang rumput dan bukit-bukit itu dengan perasaan lega dan gembira.PB2 250.2

    Daud bertumbuh dalam keadaan yang diperkenan oleh Allah dan manusia. Ia telah diajar dalam jalan Tuhan, dan sekarang ia menetapkan hatinya dengan lebih teguh lagi untuk melakukan kehendak Allah daripada sebelumnya. Ia telah berada di dalam istana raja dan telah melihat segala tanggung jawab seorang raja. Ia telah mendapati beberapa daripada pencobaan-pencobaan yang mengganggu Saul dan telah memahami beberapa dari antara rahasia-rahasia tabiat dan cara perlakuan raja Israel yang pertama itu. Ia telah melihat kemuliaan raja ditudungi oleh awan kesedihan yang gelap, dan ia mengetahui bahwa rumah tangga Saul, di dalam kehidupan pribadi mereka, tidak berbahagia. Semua hal ini telah menimbulkan pikiran yang menyusahkan dia yang telah diurapi untuk menjadi raja Israel. Tetapi sementara ia sedang asyik dalam meditasi, dan dipenuhi oleh kecemasan, ia berpaling kepada kecapinya, dan memainkan lagu-lagu yang mengangkat pikirannya kepada Sumber segala yang baik, dan awan gelap yang kelihatan menudungi cakrawala masa depannya itu telah dilenyapkan.PB2 251.1

    Allah sedang mengajarkan kepada Daud suatu pelajarat untuk berharap. Sebagaimana Musa telah dilatih untuK pekerjaannya, demikian pula Allah sedang mendidik anak Isai ini agar layak menjadi pemimpin umatNya. Di dalam penjagaannya terhadap kawanan dombanya itu, ia sedang memperoleh suatu sikap penghargaan terhadap penjagaan dari Gembala Yang Agung itu terhadap domba-dombanya di padang.PB2 251.2

    Bukit-bukit yang sunyi dan bukit-bukit liar tempat Daud mengembara bersama dengan kawanan dombanya merupakan tempat berkeliaran binatangbinatang buas. Tidak jarang singa dari hutan di tepi sungai Yarden, atau beruang dari goa di antara bukit-bukit, datang dengan ganas olehkarena lapar, menyerang kawanan domba itu. Sesuai dengan kebiasaan pada zaman itu, Daud hanya bersenjatakan ali-ali dan tongkat gembala; namun demikian semenjak mudanya ia telah memberikan bukti akan kekuatan dan keberaniannya dalam melindungi domba-dombanya itu. Pada waktu menceritakan perkelahian-perkelahiannya dengan binatang-binatang itu, ia berkata, “Bahwa sekali peristiwa, sementara patik menggembalakan kambing bapa patik, datanglah seekor singa, dan sekali pula seekor beruang, menerkam seekor kambing daripada kawanan itu. Lalu pergilah patik mengusir dia dan patik sentak kambing itu dari dalam mulutnya, serta ia hendak menerkam akan patik, maka patik memegang janggutnya lalu patik palu dan bunuh dia.” 1 Samuel 17:34, 35. Pengalamannya dalam hal ini membuktikan hati Daud dan memperkembangkan di dalam dirinya keberanian dan kekuatan serta iman.PB2 251.3

    Bahkan sebelum ia dipanggil ke istana Saul, Daud telah membuat dirinya menonjol olehkarena perbuatan-perbuatannya yang perkasa. Pegawai yang membawa dia kepada perhatian raja menyatakan bahwa dia adalah “seorang pahlawan yang gagah berani dan pandai pada segala perkara, seorang yang elok parasnya, dan Tuhanpun adalah menyertai akan dia,” katanya.PB2 252.1

    Pada waktu peperangan diumumkan oleh Israel terhadap orang Filistin, ketiga anak Isai menggabungkan diri dalam ketentaraan di bawah pimpinan Saul; tetapi Daud tetap tinggal di rumah Namun demikian, setelah beberapa waktu, ia telah pergi untuk mengunjungi perkemahan Saul. Oleh perintah bapanya ia harus membawa satu kabar dan satu pemberian untuk kakak-kakaknya dan untuk menyelidiki apakah mereka masih sehat dan selamat. Tetapi, dengan tidak setahu Isai, gembala yang masih muda ini telah diberi suatu kepercayaan dengan satu tugas yang lebih penting. Bala tentara Israel sedang berada dalam bahaya besar, dan Daud telah diperintahkan oleh seorang malaikat untuk menyelamatkan bangsanya.PB2 252.2

    Apabila Daud mendekati tentara itu, ia mendengar suara kegaduhan, seolah-olah satu peperangan akan segera berlangsung. Dan “tentara itu keluar dengan aturannya dan orangpun bersorak-sorak “hendak berperang.” Israel dan Filistin saling berhadapan dalam barisan yang teratur, tentara melawan tentara. Daud berlari menggabungkan diri ke dalam bala tentara itu, dan datang memberi salam kepada saudara-saudaranya. Sementara ia berkata-kata dengan mereka, Goliat, pahlawan orang Filistin itu, maju dan dengan kata-kata hinaan mengejek Israel dan menantang mereka untuk menyediakan seseorang dari bala tentara mereka yang mau bertarung dengan dia dalam perkelahian satu lawan satu. Ia mengulangi kembali tantangannya, dan pada waktu Daud melihat bahwa segenap Israel dipenuhi oleh kegentaran, dan mengetahui bahwa ejekan orang Filistin itu dilemparkan kepada mereka dari hari ke hari, tanpa membangkitkan seorang pahlawan untuk membungkamkan mulut orang yang sombong itu, jiwanya bergumul. Ia dibakar oleh semangat mempertahankan kehormatan Allah yang hidup, dan kehormatan bangsanya.PB2 252.3

    Bala tentara Israel merasa tertekan. Semangat mereka hancur. Mereka saling berkata satu dengan yang lain, “Sudahkah engkau melihat orang yang datang ke mari itu? Adapun ia datang ke mari yaitu hendak menghinakan orang Israel.” Dengan rasa malu dan marah Daud berseru, “Karena siapa sikulup Filistin ini, maka dihinakannyalah bala tentara Allah yang hidup itu?”PB2 252.4

    Eliab, saudara Daud yang tertua, pada waktu mendengar kata-kata ini, mengetahui benar akan perasaan yang sedang berkecamuk di dalam jiwa anak muda ini. Sekalipun hanya seorang gembala, Daud telah menyatakan keberanian, semangat dan kekuatan, cuma jarang disaksikan; dan kunjungan rahasia Samuel ke rumah bapanya, dan keberangkatannya yang diam-diam itu, telah menimbulkan kecurigaan di dalam pikiran kakak-kakaknya itu akan apa sebenarnya yang menjadi tujuan kedatangannya itu. Kecemburuan mereka telah dibangkitkan waktu mereka melihat Daud telah dihormati lebih dari mereka, dan mereka tidak memandang dia dengan sikap hormat dan kasih yang harus dinyatakan olehkarena kejujuran dan kelemah-lembutannya. Mereka menganggap dia hanya sekedar sebagai seorang gembala yang masih muda, dan sekarang pertanyaan yang dikemukakannya itu dianggap oleh Eliab sebagai suatu kecaman terhadap sifat pengecutnya yang tidak mau berusaha untuk membungkamkan raksasa Filistin itu. Dengan marah kakaknya itu berteriak, “Mengapa sekarang engkau kemari, dan kepada siapa kau tinggalkan segala kambing di padang, jikalau sejurus lamanya sekalipun. Bahwa aku mengetahui akan keberanianmu dan niatmu yang jahat! Adapun engkau ke mari ini hendak melihat perang juga.” Jawab Daud diberikan dengan sikap hormat tetapi tegas: “Apa gerangan perbuatanku sekarang? Bukankah ada sebabnya?”PB2 252.5

    Kata-kata Daud diulangi kembali kepada raja, yang memanggil dia supaya menghadap. Saul mendengarkan dengan penuh rasa heran atas kata-kata gembala ini, apabila ia mengatakan, “Seorangpun jangan tawar hatinya karena sebab perkara itu; bahwa patik hendak pergi berperang dengan orang Filistin itu.” Saul berusaha mencegah Daud dari niatnya itu, tetapi orang muda itu tidak dapat digoyahkan. Ia menjawab dengan cara yang sederhana dan rendah hati, sambil menceritakan pengalaman-pengalamannya sementara menjaga kawanan domba bapanya. Dan ia berkata, “Adapun Tuhan yang sudah meluputkan patik daripada cakar singa dan daripada cakar beruang itu, Ia juga akan meluputkan patik kelak daripada tangan orang Filistin itu. Maka titah Saul kepada Daud: Pergilah juga engkau dan hendaklah Tuhan kiranya menyertai akan dikau.”PB2 253.1

    Empat puluh hari lamanya bala tentara Israel gemetar di hadapan tantangan raksasa Filistin yang sombong ini. Semangat mereka pudar apabila mereka melihat bentuk tubuh yang amat kokoh itu, yang tingginya enam hasta lebih sejengkal. Di kepalanya terdapat sebuah topi terbuat dari baja, ia mengenakan pakaian zirha yang bersisik yang beratnya lima ribu syikal tembaga, dan ia memakai mozah tembaga di kedua kakinya. Jubahnya terbuat dari lempeng-lempeng tembaga yang saling bersusun satu dengan yang lain, seperti sisik seekor ikan, dan semuanya itu terjalin dengan rapat sekali sehingga tidak akan ada tombak ataupun panah yang dapat menembusi- nya. Di punggungnya ia memakai sebuah halkah yang juga terbuat dari tembaga. “Maka batang tombaknya itu seperti pesa orang tenun dan berat mata tumbaknya itu enam ratus syikal besi, dan adalah seorang pembawa perisai berjalan di hadapannya.”PB2 253.2

    Pagi dan petang Goliat mendekati perkemahan orang Israel, sambil berseru dengan suara yang keras, “Mengapa kamu keluar hendak mengikat perang? Bukankah aku ini seorang Filistin dan kamu sekalian hamba Saul? Pilihlah di antara kamu seorang, yang datang mendapatkan aku. Jikalau ia dapat berperang dengan aku dan mengalahkan aku, maka kami sekalian akan menjadi hambamu; tetapi jikalau aku mengalahkan dia dan membunuh dia, maka kamu sekalian menjadi hamba kami dan takluk kepada kami. Dan lagi kata orang Filistin itu: Bahwa pada hari ini aku sudah menghinakan segala bala tentara orang Israel; berikanlah sekarang seorang laki-laki kepadaku, supaya kami berperang bersama seorang.”PB2 254.1

    Sekalipun Saul telah memberikan ijin kepada Daud menerima tantangan Goliat, raja hanya mempunyai pengharapan yang tipis bahwa Daud akan berhasil di dalam usahanya yang berani itu. Perintah telah diberikan untuk memakaikan pakaian perang raja sendiri kepada anak muda itu. Ketopong tembaga yang berat itu diletakkan di atas kepalanya, dan jubah bersisik dikenakan kepada tubuhnya; pedang raja disandangkan pada pinggangnya. Dengan perlengkapan seperti ini, ia melangkah maju untuk bertarung, tetapi tidak lama sesudah itu ia mundur kembali. Pikiran yang pertama timbul di dalam hati orang banyak yang sedang menonton itu ialah bahwa Daud telah mengambil keputusan untuk tidak mengambil risiko dengan mempertaruhkan hidupnya menghadapi seorang musuh yang amat tidak seimbang itu. Tetapi hal ini adalah jauh daripada pikiran anak muda yang amat berani itu. Pada waktu ia kembali kepada Saul ia meminta ijin untuk menanggalkan pakaian perang yang berat itu, sambil berkata, “Bahwa patik tiada dapat berjalan dengan ini, karena belum pernah patik mencobainya.” Ia menanggalkan pakaian raja itu, dan sebagai penggantinya ia hanya membawa di tangannya tongkatnya, dengan buntil gembalanya dan sebuah ali-ali yang sederhana. Setelah memilih lima butir batu yang licin dari sebuah sungai, ia memasukkannya ke dalam kantongnya, dan dengan ali-ali itu pada tangannya, pergi mendekati orang Filistin itu. Raksasa itu dengan beraninya melangkah maju, sambil mengharapkan akan berhadapan dengan tentara yang paling kuat di antara orang Israel. Pembawa senjatanya berjalan di hadapannya, dan ia melihat seolah-olah tidak ada sesuatu yang dapat bertahan di hadapannya. Apabila ia datang lebih dekat lagi kepada Daud ia hanya melihat seorang remaja, yang disebut anak-anak olehkarena masih amat muda. Wajah Daud nampak kemerah-merahan olehkarena sehat, dan perawakannya yang kekar, tidak dilindungi oleh senjata, telah dipertunjukkan untuk memperoleh keuntungan; namun demikian, di antara anak yang masih muda dan orang Filistin yang berperawakan kokoh ini, ada suatu perbedaan yang menyolok.PB2 254.2

    Goliat dipenuhi oleh rasa heran dan marah. “Anjingkah aku ini,” teriaknya, “maka engkau datang mendapatkan aku dengan membawa tongkat?” Kemudian ia menghujani Daud dengan kutuk-kutuk daripada segala dewa yang diketahuinya. Sambil mengejek ia berseru, “Marilah kepadaku, maka aku akan memberikan daging tubuhmu kelak kepada unggas yang di udara dan kepada segala margasatwa yang di padang.PB2 255.1

    Daud tidak menjadi gentar di hadapan pahlawan Filistin itu. Sambil melangkah maju ia berkata kepada lawannya itu, “Adapun engkau datang mendapatkan aku yaitu dengan pedang dan tombak dan perisai, tetapi aku ini datang kepadamu dengan nama Tuhan serwa sekalian alam, yaitu Allah bala tentara Israel, yang telah kau hujat itu. Maka pada hari ini juga Tuhan menyerahkan dikau kelak kepada tanganku, maka aku akan membunuh dikau dan mengerat kepalamu dari tubuhmu, dan pada hari ini juga aku memberi bangkai bala tentara orang Filistin kelak kepada unggas yang di udara dan kepada segala margasatwa yang di padang, maka akan diketahui oleh segenap isi bumi, bahwa pada orang Israel ada Allah; dan segenap perhimpunan ini mengetahui kelak akan hal Tuhan menolong bukan dengan pedang dan bukan pula dengan tumbak, melainkan perang itu Tuhan punya, dan Iapun menyerahkan kamu kelak kepada tangan kami.”PB2 255.2

    Di dalam nada suaranya tercetus suatu perasaan yang tidak gentar, dan pada wajahnya terlukis suatu gambaran kemenangan dan kesukaan. Kata-kata ini, yang diucapkan dengan suara yang jelas dan merdu, mendengung di udara, dan dengan jelas terdengar oleh ribuan orang yang telah maju ke medan perang. Kemarahan Goliat berkobar-kobar sampai kepada puncaknya. Di dalam kemarahannya itu ia mengangkat ketopongnya yang melindungi dahinya, dan dengan cepat bergerak maju untuk mengadakan pembalasan kepada lawannya. Anak Isai ini mempersiapkan diri untuk menghadapi musuhnya itu. “Maka sesungguhnya demi orang Filistin itu bangkit, lalu berjalan pergi mendapatkan Daud, berlarilah Daud dengan segeranya ke medan peperangan mendapatkan orang Filistin itu. Maka dimasukkan Daud tangannya ke dalam bokcanya, diambilnya sebuah batu dari dalamnya, lalu diali-alinya kena dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, lalu rebahlah ia terjerumus ke bumi.”PB2 255.3

    Rasa heran memenuhi kedua barisan bala tentara itu. Mereka telah merasa yakin bahwa Daud akan terbunuh; akan tetapi bilamana batu itu melayang di udara, langsung kena kepada sasarannya, mereka melihat tentara yang gagah perkasa itu bergetar, dan merentangkan kedua belah tangannya, seakan-akan ia diserang oleh kebutaan yang mendadak. Raksasa itu terhuyung-huyung, dan seperti pohon kayu ek yang ditebang, terjerembab ke atas bumi. Daud tidak menunggu sedikitpun. Ia melompat ke atas tubuh raksasa Filistin yang terbaring itu, dan dengan kedua belah tangannya memegang pedang Goliat yang berat itu. Sesaat sebelumnya, raksasa itu telah menyombongkan bahwa dengan pedang itu ia akan menceraikan kepala Daud dari tubuhnya dan memberikan tubuhnya kepada unggas yang di udara. Sekarang pedang itu diangkat ke atas, dan kemudian kepala orang yang sombong itu terpisah dari tubuhnya, dan suatu teriakan kegembiraan menggema dari kemah-kemah Israel.PB2 255.4

    Orang Filistin dipenuhi kegentaran, dan kekacauan yang mengikutinya telah mengakibatkan mereka lari tunggang-langgang. Teriakan kemenangan dari orang-orang Ibrani itu menggema di atas puncak-puncak gunung, sementara mereka mengejar musuh mereka yang sedang melarikan diri itu; dan mereka “mengusir orang Filistin dari tempat orang masuk ke lembah itu sampai ke pintu negeri Ekeron, maka segala orang Filistin yang luka itu berhembalangan pada jalan Saarayim sampai ke Gat dan sampai ke Ekeron. Setelah itu maka berbaliklah bani Israel daripada sangat mengusir orang Filistin, lalu dirampasinya akan segala tempat tentaranya. Maka oleh Daud diambil akan kepala orang Filistin itu, dibawanya ke Yerusalem; hanya segala pakaian perangnya ditaruhnya dalam kemahnya.”PB2 256.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents