Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Kematian Saul

    Sekali lagi perang diumumkan antara Israel dengan Filistin. “Maka datanglah orang Filistin berhimpun, lalu didirikannya kemah-kemahnya di Sunem,” di ujung sebelah utara padang Yizriel; sementara Saul dan bala tentaranya berkemah beberapa mil jaraknya, di kaki bukit Gilboa, di perbatasan selatan padang itu. Di atas bukit inilah Gideon, bersama dengan tiga ratus tentaranya, telah mengusir bala tentara Midian. Tetapi roh yang mengilhami pembebas Israel itu amatlah berbeda daripada apa yang sekarang ini menggerakkan hati raja. Gideon pergi berperang dengan disertai iman yang kuat kepada Allah Yakub yang maha kuasa; tetapi Saul merasa dirinya sendirian dan tidak berdaya, olehkarena Allah telah meninggalkan dia. Apabila ia memandang kepada bala tentara Filistin itu, “maka takutlah ia dan sangat gemetarlah hatinya.”PB2 284.1

    Saul telah mengetahui bahwa Daud dan tentaranya ada bersama-sama dengan orang Filistin, dan ia mengharapkan bahwa anak Isai itu akan mengambil kesempatan ini untuk membalas dendam terhadap segala penderitaan yang telah dialaminya. Raja berada dalam keadaan yang tertekan sekali. Oleh nafsunya yang tidak beralasan itu, yang mendorong dia untuk membunuh orang yang sudah dipilih Allah, yang telah melibatkan bangsa itu ke dalam suatu mara bahaya yang amat hebat itu. Sementara ia sedang asyik mengejar Daud ia telah mengabaikan pertahanan kerajaan itu. Orang Filistin, yang mengambil keuntungan dari keadaan lengah ini, telah menembus ke jantung negeri itu. Dengan demikian sementara setan mendorong Saul untuk menggunakan segenap tenaganya memburu Daud agar ia dapat membunuhnya, roh jahat yang serupa pula telah mendorong orang Filistin menggunakan kesempatan itu untuk membinasakan Saul, dan menghancurkan umat Allah! Ia bekerja di dalam hati beberapa orang yang tidak berserah untuk membangkitkan iri hati dan persengketaan di dalam gereja, dan kemudian, dengan mengambil keuntungan dari keadaan perpecahan umat Allah ini, ia menggerakkan alat-alatnya untuk menghancurkan mereka.PB2 284.2

    Pada keesokan harinya Saul harus berperang dengan orang Israel. Bayangan gelap daripada kehancuran yang akan terjadi dengan segera itu menyelimuti dirinya; ia merindukan pertolongan dan bimbingan. Akan tetapi sia-sialah usahanya untuk mencari nasihat dari Allah. “Tetapi tiada Tuhan sahut akan dia, baik dengan mimpi atau dengan Urim atau dengan nabi.” Tuhan tidak pernah mengusir satu jiwa yang datang kepadaNya dengan sungguh-sungguh dan dengan rendah hati. Mengapakah Ia telah membiarkan Saul pergi tanpa memberikan suatu jawab? Raja dengan tindakannya sendiri telah meniadakan keuntungan daripada segala cara untuk bertanya kepada Allah. Ia telah menolak nasihat Samuel nabi itu, ia telah membuang Daud, orang yang sudah dipilih Allah itu; ia telah membantai imam-imam Tuhan. Dapatkah ia berharap untuk dijawab oleh Tuhan setelah ia memutuskan segala saluran komunikasi yang telah ditetapkan sorga? Ia telah berdosa terhadap Roh anugerah itu, dan dapatkah ia dijawab oleh mimpimimpi dan wahyu dari Tuhan? Saul tidak berpaling kepada Tuhan dengan rendah hati dan pertobatan. Bukanlah keampunan dari dosa dan perdamaian yang ia cari, melainkan kelepasan dari musuh-musuhnya. Oleh kekerasan hati dan pemberontakannya, ia telah memutuskan dirinya dari Allah. Tidak ada jalan kembali kecuali melalui pertobatan dan hati yang hancur; tetapi raja yang congkak itu, di dalam keadaan kecewa dan kesulitannya itu, telah bertekad mencari pertolongan dari sumber yang lain.PB2 285.1

    “Lalu titah Saul kepada hambanya: Caharikanlah aku seorang perempuan yang menaruh setan tenungan, supaya boleh aku pergi meminta ikhtiar kepadanya.” Saul mempunyai satu pengetahuan yang sempurna tentang ilmu tenung. Hal itu dengan tegas telah dilarang oleh Tuhan, dan hukuman mati telah ditentukan terhadap mereka yang menjalankan pekerjaan yang najis ini. Selama masa hidup Samuel, Saul telah memerintahkan agar semua ahli sihir dan mereka yang mempunyai roh petenung harus dibunuh; tetapi sekarang, pada saat-saat kekecewaan yang menekan itu, ia telah pergi meminta pertolongan kepada seorang perempuan petenung yang telah dinyatakannya sebagai suatu kekejian.PB2 285.2

    Kepada raja diberitahukan bahwa ada seorang perempuan yang mempunyai roh petenung yang hidup di satu tempat yang terpencil di Endor. Perempuan ini telah mengadakan satu perjanjian dengan setan bahwa ia akan menyerahkan dirinya atas pengendaliannya, untuk melaksanakan maksudmaksudnya; dan sebaliknya, penghulu kejahatan itu telah mengadakan tanda-tanda ajaib baginya dan menyatakan perkara-perkara yang tersembunyi kepadanya.PB2 285.3

    Dengan menyamar, Saul telah pergi pada waktu malam bersama dengan dua orang pengawalnya, untuk mencari tempat tinggal ahli tenung itu. Oh, betapa suatu pemandangan yang amat menyedihkan! Raja Israel telah ditawan oleh setan atas kemauannya sendiri! Jalan apakah yang lebih gelap daripada yang dapat dipijak oleh kaki manusia seperti yang telah dipilih oleh seorang yang telah memaksakan kehendaknya, sambil menolak pengaruh yang suci dan Roh Allah! Perhambaan apakah yang begitu mengerikan seperti perhambaan seorang yang telah menyerahkan dirinya kepada kekuasaan tirani yang paling kejam—yaitu dirinya sendiri! Berharap kepada Allah, dan penurutan kepada kehendakNya adalah syarat-syarat atas mana Saul bisa menjadi raja Israel. Jikalau ia telah menggenapi syaratsyarat ini selama masa pemerintahannya, kerajaannya akan aman; Allah akan menjadi pembimbingnya, dan Yang Mahakuasa itu menjadi pelindungnya. Allah telah bersikap sabar terhadap Saul; dan sekalipun pemberontakan dan kecongkakannya itu hampir-hampir menghilangkan suara ilahi di dalam jiwanya, masih ada kesempatan untuk bertobat. Tetapi bilamana di dalam bahaya ia telah berpaling dari Allah untuk memperoleh terang dari seorang sahabat setan, maka ia telah memutuskan ikatan yang terakhir yang menghubungkan dirinya kepada Khaliknya; ia telah menempatkan diri seluruhnya di bawah pengendalian kuasa iblis yang selama bertahun-tahun telah dijalankan terhadap dirinya, dan yang telah membawa dia ke tepi jurang kebencian.PB2 287.1

    Di dalam kegelapan Saul dan pengawal-pengawalnya itu telah menyusuri jalan mereka menyeberangi padang itu, dan setelah dengan selamat berhasil melewati bala tentara Filistin, mereka telah mendaki sebuah gunung, terus sampai ke rumah ahli tenung yang terpencil itu. Di tempat ini perempuan ahli tenung itu telah menyembunyikan diri agar ia dengan diam-diam dapat meneruskan pekerjaan sihimya yang keji itu. Sekalipun ia telah menyamar, perawakan Saul yang tinggi dan pembawaannya sebagai seorang raja menyatakan bahwa dia bukanlah hanya sekedar tentara biasa. Perempuan itu menaruh curiga bahwa pengunjungnya itu adalah Saul, dan pemberiannya yang amat mahal itu telah menguatkan kecurigaannya. Kepada permohonannya, “Pertenunglah engkau akan daku dan bangkitkanlah akan daku orang yang akan kukatakan kepadamu,” perempuan itu menjawab, “bahwasanya engkau mengetahui juga akan perbuatan Saul, bagaimana dari dalam negeri ini sudah ditumpasnya segala tukang tenung dan segala orang yang tahu hikmat iblis; sekarang mengapa engkau memasang jerat akan nyawaku, hendak membunuh aku?” Kemudian “bersumpahlah Saul kepadanya demi Tuhan, katanya: Demi Tuhan yang hidup, sekali-kali tiada engkau akan mendapat susah oleh sebab perkara ini!” Dan pada waktu ia berkata, “Siapa hendak kubangkitkan akan dikau?” ia menjawab, “Bangkitkanlah akan daku Samuel.”PB2 287.2

    Setelah menjalankan tenungnya itu, ia berkata, “Patik melihat ada dewa berbangkit dari dalam bumi. . . . Adapun yang bangkit itu seorang orang tua berselubungkan kain selimut. Serta diketahui Saul, bahwa ia itu Samuel, maka tunduklah ia dengan mukanya sampai ke bumi lalu sujud.”PB2 288.1

    Bukanlah nabi Allah yang suci itu yang telah bangkit atas perintah perempuan petenung itu. Samuel tidak hadir di tempat roh-roh jahat itu. Penampilan yang gaib itu telah dihasilkan hanya oleh kuasa setan. Dengan mudahnya ia dapat menyaru dalam bentuk Samuel sebagaimana ia menyaru sebagai seorang malaikat yang suci, pada waktu ia menggoda Kristus di padang belantara.PB2 288.2

    Ucapan yang pertama perempuan itu pada waktu berada di dalam tenungannya itu telah ditujukan kepada raja, “Mengapa tuanku mendustai patik? karena tuanku ini Saul juga.” Dengan demikian tindakan yang pertama roh jahat yang menyerupai nabi itu adalah berkata-kata kepada perempuan itu dengan secara diam-diam, untuk mengamarkan kepadanya tentang tipu daya yang telah diadakan terhadap dirinya. Berita untuk Saul dari orang yang menyerupai nabi itu adalah, “Mengapa maka engkau mengusik aku dengan membangkitkan aku? Maka kata Saul: Bahwa aku dalam ketakutan sangat, karena orang Filistin berperang dengan aku, maka Allah sudah undur daripadaku, tiada ia memberi jawab lagi akan daku, baik dengan lidah nabi atau dengan mimpi, maka sebab itu aku sudah memanggil engkau, supaya engkau memberitahu aku barang yang patut kuperbuat.”PB2 288.3

    Pada waktu Samuel masih hidup, Saul telah menolak nasihatnya dan ia telah marah pada waktu ditegur. Tetapi sekarang, pada saat-saat kesulitan dan malapetaka yang mengancam, ia merasa bahwa petunjuk dari nabi adalah satu-satunya pengharapannya, dan agar supaya ia dapat berhubungan dengan duta sorga ia dengan sia-sia telah pergi meminta tolong kepada pesuruh neraka! Saul telah menempatkan diri sepenuhnya di bawah kuasa setan; dan sekarang ia yang hanya senang untuk membuat manusia menderita dan binasa, telah menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk membinasakan raja yang malang ini. Sebagai jawab atas permohonan Saul datanglah satu kabar yang amat mengerikan, seolah-olah datangnya dari Samuel:PB2 288.4

    “Mengapa engkau bertanyakan daku, tegal Tuhan sudah undur daripadamu dan sudah menjadi lawanmu? Maka sekarang Tuhan berbuat barang yang dikatakannya dahulu dengan lidahku, yaitu dirampasnya kerajaan itu daripadamu, dikaruniakannya kepada kawanmu, yaitu kepada Daud. Maka sebab tiada engkau menurut firman Tuhan dan tiada engkau melakukan kehangatan murkanya atas orang Amalek itu, sebab itu perbuatan Tuhan demikian akan dikau pada hari ini. Dan lagi diserahkan Tuhan kelak segala orang Israel sertamu kepada tangan orang Filistin, dan esok hari kelak engkau dan segala anakmu laki-lakipun akan ada di tempatku ini, dan lagi diserahkan Tuhan kelak balatentara orang Israel kepada tangan orang Filistin.”PB2 288.5

    Selama masa pemberontakannya itu Saul telah ditipu dan dibujuk oleh setan. Pekerjaan sipenggodalah meremehkan dosa, untuk menjadikan jalan pelanggaran itu mudah dan menarik, untuk membutakan pikiran terhadap amaran dan ancaman dari Tuhan. Setan, oleh kuasa tipu dayanya, telah menuntun Saul untuk membenarkan dirinya dalam menentang teguran serta amaran Samuel. Tetapi sekarang pada saat-saat ia menghadapi kesulitan, ia telah berpaling kepadanya, sambil menghadapkan kekejian dosanya dan tidak adanya harapan untuk beroleh keampunan, agar ia dapat mendesak dia ke dalam keadaan putus asa. Tidak ada sesuatu yang lebih baik yang dapat dipilihnya untuk menghancurkan semangat Saul dan mengacau-balaukan pertimbangannya, atau mendorong dia kepada keadaan kekecewaan serta kebinasaan.PB2 289.1

    Saul merasa letih olehkarena puasa; ia digentarkan dan dihukum oleh hati nuraninya. Apabila ramalan yang mengerikan itu terdengar oleh telinganya, tubuhnya goyah seperti pohon ek yang ditiup oleh topan, dan ia jatuh terjerembab ke tanah.PB2 289.2

    Petenung itu menjadi panik. Raja Israel tersungkur di hadapannya seperti orang mati. Kalau ia mati di tempat kediamannya itu, apakah akibatnya terhadap dirinya? Ia menyuruhnya untuk bangkit dan makan, sambil mengatakan bahwa olehkarena dia telah membahayakan dirinya dengan memenuhi permintaan raja, maka raja harus mengabulkan permintaannya demi untuk keselamatan hidupnya sendiri. Hamba-hambanyapun membujuknya, dan akhirnya Saul menyerah, dan perempuan itu menyajikan di hadapannya anak lembu yang gemuk dan roti yang tidak beragi yang disediakannya dengan tergesa-gesa. Betapa sebuah pemandangan—di dalam goa petenung, yang sesaat sebelumnya telah mendengungkan ucapan kutuk itu—di hadapan pesuruh setan—ia yang telah diurapi Allah sebagai raja Israel telah duduk makan, sebagai persiapan untuk peperangan yang dahsyat hari itu.PB2 289.3

    Sebelum fajar menyingsing bersama-sama dengan para pengawalnya itu ia telah kembali ke perkemahan Israel, bersiap sedia menghadapi peperangan. Dengan mencari nasihat dari roh kegelapan itu Saul telah membinasakan dirinya sendiri. Tertekan oleh kegentaran dan kekecewaan, mustahillah baginya membakar semangat tentara-tentaranya. Terpisah dari Sumber kekuatan, ia tidak dapat menuntun pikiran orang Israel memandang kepada Allah sebagai penolong mereka. Dengan demikian ramalan yang buruk itu akan terjadi dengan sendirinya.PB2 289.4

    Di padang Sunem dan di lereng gunung Gilboa bala tentara Israel dan bala tentara Filistin telah berhadapan untuk bertarung. Sekalipun peristiwa yang mengerikan di goa Endor telah melenyapkan segala harapan dari hatinya, Saul berperang dengan segenap kekuatannya untuk mempertahankan takhta dan kerajaannya. Tetapi sia-sia belaka. “Lalu larilah orang Israel dari hadapan orang Filistin dan rebahlah mati mereka itu di atas pegunungan Gilboa.” Tiga anak-anak lelakinya yang gagah berani itu mati di sisinya. Pasukan pemanah mendesak Saul. Ia telah melihat tentara-tentaranya bergelimpangan di sekelilingnya dan putera-putera mahkotanya tewas di-makan pedang. Ia sendiri terluka, ia tidak dapat berperang atau terbang. Tidak mungkin melarikan diri, dan ia bertekad tidak mau ditangkap hiduphidup oleh Filistin, maka ia telah memerintahkan sipembawa senjatanya itu, “Hunuslah pedangmu, tikamlah akan daku dengan dia.” Apabila orang itu menolak mengangkat tangannya untuk membunuh orang yang sudah diurapi Allah itu, Saul telah membunuh dirinya dengan merebahkan dirinya ke atas pedangnya.PB2 290.1

    Dengan demikian binasalah raja Israel yang pertama itu, dengan dosa membunuh dirinya sendiri tertanggung atas jiwanya. Hidupnya merupakan satu kegagalan, dan ia telah pergi dalam keadaan yang hina dan kecewa, oleh sebab ia telah memaksakan kehendaknya yang sudah rusak itu melawan kehendak Allah.PB2 290.2

    Kabar tentang kekalahan itu telah tersebar luas, menimbulkan kegentaran kepada bangsa Israel. Orang banyak melarikan diri dari kota-kota, dan orang Filistin telah mengambil segala harta benda yang tertinggal. Pemerintahan Saul, terpisah dari Allah, nyaris mendatangkan kehancuran kepada bangsanya.PB2 290.3

    Pada hari setelah terjadinya peperangan itu, bangsa Filistin, dengan menyelidiki seluruh medan perang untuk mengambil barang-barang orangorang yang sudah terbunuh itu, telah menemukan tubuh Saul dan ketiga anak lelakinya. Untuk melengkapkan kemenangan mereka, mereka telah memenggal kepala Saul dan mengambil senjatanya; kemudian kepala dan senjatanya yang berlumuran darah itu, dikirim ke negeri Filistin sebagai tanda kemenangan, “supaya dikabarkannya hal itu dalam segala rumah berhalanya dan kepada segala orang sebangsanya.” Senjata itu akhirnya disimpan di dalam “rumah berhala Astarot,” sementara kepalanya dipakukannya di dalam rumah berhala Dagon. Dengan demikian kemuliaan daripada kemenangan mereka itu telah diberikan kepada kuasa dewa-dewa palsu ini, dan nama Tuhanpun telah dihinakan.PB2 290.4

    Mayat Saul dan ketiga anaknya telah diseret ke Bait-San, satu kota yang tidak jauh dari Gilboa, dan dekat dengan sungai Yarden. Di tempat ini mayat-mayat itu digantung dengan rantai untuk dijadikan makanan kepada burung-burung yang buas. Tetapi orang-orang yang berani dari Yabes-Gilead, sambil mengingat kelepasan yang telah diadakan oleh Saul terhadap kota mereka pada tahun-tahun permulaan yang baik dari pemerintahannya, sekarang menyatakan rasa terima kasih mereka dengan mengambil mayat raja dan putera-puteranya, dan menguburkannya dengan cara yang hormat. Dengan menyeberangi sungai Yarden pada waktu malam, mereka “mengangkat mayat Saul dan mayat ketiga orang anaknya daripada dewala Bait-San itu; setelah sampai mereka itu ke Yabes, dibakarnya habis akan segala mayat itu di sana. Dan diambilnya akan segala tulang-tulangnya, dikuburkannya di bawah pohon kayu yang di Yabes; kemudian daripada itu berpuasalah mereka itu tujuh hari lamanya. Dengan demikian perbuatan yang agung yang telah diperbuatnya empat puluh hari sebelumnya, telah menolong menguburkan Saul dan ketiga anaknya oleh tangan-tangan yang berkemurahan pada jam-jam yang gelap dari kekalahan dan kehinaan itu.PB2 291.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents