Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pemerintahan Daud

    Segera setelah Daud ditetapkan di atas takhta Israel ia mulai mencari satu tempat yang lebih tepat ibukota kerajaannya itu. Dua puluh mil dari Hebron satu tempat telah dipilih sebagai ibukota kerajaan itu untuk masa mendatang. Sebelum Yusak memimpin bala tentara Israel menyeberangi sungai Yarden tempat itu disebut Salem. Di dekat tempat inilah Ibrahim telah menunjukkan dirinya setia kepada Allah. Delapan ratus tahun sebelum pelantikan Daud tempat ini merupakan rumah Melkisedik, imam Allah yang maha tinggi. Tempat ini terletak di tengah-tengah dan di bahagian yang tinggi negeri itu, dan dikelilingi oleh bukit-bukit. Terletak di perbatasan antara Benyamin dan Yehuda, tempat itu dekat sekali ke Efrayim dan mudah untuk didatangi oleh suku-suku yang lainnya.PB2 314.1

    Untuk memperoleh tempat ini bangsa Ibrani harus mengusir sisa bangsa Kanani, yang menduduki satu benteng di atas bukit Sion dan Moria. Benteng ini disebut Yebuz dan penduduknya disebut Yebuzi. Berabad-abad lamanya Yebuz dianggap sebagai satu benteng yang tidak dapat dikalahkan, tetapi benteng itu telah direbut oleh bangsa Ibrani di bawah pimpinan Yoab, yang sebagai upah dari keberaniannya itu, telah dijadikan sebagai pemimpin bala tentara Israel. Sekarang Yebuz menjadi ibukota bangsa itu, dan namanya telah diubah menjadi Yerusalem.PB2 314.2

    Hiram, raja Tsur yang mewah itu, di tepi Laut Tengah, sekarang berusaha untuk bersekutu dengan raja Israel, dan memberikan pertolongannya kepada Daud di dalam pekerjaan untuk mendirikan sebuah istana di Yerusalem. Para utusan telah dikirimkan dari Tsur, dengan disertai oleh para ahli bangunan dan pekerja-pekerja dan kereta-kereta yang dimuati dengan kayukayu yang mahal, pohon kayu araz dan bahan-bahan yang mahal lainnya.PB2 314.3

    Dengan bertambah kuatnya Israel dalam persatuan di bawah pimpinan Daud, direbutnya benteng Yebuz, dan persekutuan dengan Hiram, raja Tsur, telah membangkitkan sikap permusuhan dari orang Filistin, dan sekali lagi mereka telah menyerang negeri itu dengan satu kekuatan tentara yang besar, sambil menempatkan mereka di lembah Refayim, tidak jauh dari Yerusalem. Daud dan tentaranya pergi ke benteng Sion, menunggu perintah ilahi. “Bertanyalah Daud kepada Tuhan: Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku? Tuhan menjawab Daud: Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.”PB2 314.4

    Dengan segera Daud bergerak maju menyerang musuh itu dan mengalahkan dan membinasakan mereka, dan merebut dari tangan mereka dewa-dewa yang mereka bawa bersama dengan mereka untuk memastikan kemenangan mereka. Marah olehkarena merasa hina atas kekalahannya itu, bangsa Filistin telah mengerahkan bala tentaranya yang lebih kuat lagi, dan kembali untuk berperang. Dan sekali lagi mereka “berkaparanlah di lembah Refayim.” Kembali Daud mencari Tuhan dan AKU ADA yang besar itu telah memimpin bangsa Israel.PB2 315.1

    Allah memerintahkan Daud, sambil berkata, “Jangan engkau menampil kepadanya dari hadapan, melainkan hendaklah engkau melingkungkan mereka dari belakang, sehingga engkau menghampiri mereka itu dari sebelah pohon-pohon kertau. Maka akan jadi kelak, apabila kedengaranlah kepadamu bunyi orang berjalan di atas mercu pohon-pohon kertau itu, hendaklah engkau bersegera-segera, karena pada masa itu Tuhan keluar berjalan di hadapanmu hendak mengalahkan bala tentara orang Filistin.” Jikalau Daud seperti Saul, telah memilih jalannya sendiri, sukses tidak akan menjadi bahagiannya. Tetapi ia berbuat sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan, dan ia “mengalahkan tentara orang Filistin dari Gibeon datang ke Gezer. Maka termasyhurlah nama Daud kepada segala negeri; dan didatangkan Tuhan gentar akan dia dalam hati segala orang kafir.” 1 Tawarikh 14:16, 17.PB2 315.2

    Sekarang Daud telah berdiri dengan teguhnya di atas takhta dan bebas dari serangan bangsa-bangsa asing, ia telah berpaling kepada satu tujuan yang telah diidam-idamkannya—untuk membawa peti perjanjian itu ke Yerusalem. Bertahun-tahun lamanya peti Allah itu telah disimpan di Kiryat-Yearim, yang jaraknya sembilan mil, tetapi sepatutnyalah bahwa ibukota bangsa itu harus mendapat kehormatan dengan tanda dari Hadirat ilahi.PB2 315.3

    Daud telah menghimpunkan tiga puluh ribu tokoh-tokoh orang Israel, karena maksudnya adalah untuk menjadikan peristiwa itu sebagai sesuatu yang menggembirakan sekali dan penuh dengan pertunjukan. Orang banyak menyambut panggilan itu dengan senang hati. Imam besar, dengan saudara- saudaranya yang ada di dalam pekerjaan yang suci itu, dan penghulupenghulu dan para pemimpin suku bangsa, telah berkumpul di Kiryat-Yearim. Daud dipenuhi oleh semangat suci yang berkobar-kobar. Peti itu dibawa dari dalam rumah Abinadab dan diletakkan di atas pedati baru yang ditarik oleh lembu, sementara kedua anak Abinadab mengawalnya.PB2 315.4

    Orang Israel mengikutinya dengan sorak sorai dan nyanyian kesukaan, suara orang banyak bergabung menjadi satu dalam nyanyian sambil diiringi oleh bunyi alat-alat musik, “maka Daud dan segenap orang isi rumah Israelpun bermainlah di hadapan hadirat Tuhan . . . pada kecapi dan dandi dan rebana dan genta dan gung.” Sudah lama waktu berlalu semenjak Israel menyaksikan satu suasana kemenangan seperti itu. Dengan kegembiraan yang disertai suasana khidmat rombongan orang banyak itu berjalan menuju ke Kota Suci dengan melalui bukit-bukit dan lembah-lembah.PB2 316.1

    Tetapi “sesampainya mereka itu di tempat pengirik Nakhon, tiba-tiba dicapai Uza akan tabut Allah, dipegangnya, karena terserandunglah lembunya. Maka berbangkitlah murka Tuhan akan Uza, dibunuh Allah akan dia di sana, sebab alpanya, maka matilah ia di sana dekat dengan tabut Allah.” Satu kegentaran yang mendadak telah memenuhi rombongan orang banyak yang sedang bersuka-suka itu. Daud merasa heran dan panik sekali, dan di dalam hatinya ia meragukan tentang keadilan Allah. Ia sedang berusaha untuk menghormati peti itu sebagai satu tanda hadirat ilahi. Kalau demikian, mengapa hukuman yang mengerikan itu telah dijatuhkan sehingga suasana yang penuh dengan kegembiraan itu telah berubah menjadi suasana sedih dan berkabung? Merasa bahwa tidaklah aman untuk membiarkan peti itu berada di dekatnya Daud mengambil keputusan untuk membiarkan saja di mana peti itu berada. Satu tempat tidak jauh dari situ telah ditemukan untuk menyimpan peti itu, yaitu di rumah Obed-Edom orang Geti.PB2 316.2

    Nasib Uza adalah merupakan satu hukuman ilahi terhadap pelanggaran atas satu perintah yang paling nyata. Melalui Musa Tuhan telah memberikan petunjuk yang khusus sehubungan dengan pemindahan peti itu. Tidak ada seorangpun kecuali para imam, turunan Harun, boleh menjamahnya, atau sekalipun hanya memandangnya tanpa penutupnya. Perintah ilahi adalah, “Maka hendaklah anak-anak Kehat itu datang hampir akan meng-usung dia, tetapi jangan dijabatnya akan barang yang suci itu, supaya jangan mereka itu dibunuh.” Bilangan 4:15. Para imam harus menutupi peti itu, dan kemudian anak-anak Kehat harus mengangkatnya dengan memegang alat pengusungnya, yang diletakkan di dalam satu bulatan pada kedua belah sisi peti itu, dan yang tidak boleh dipindahkan. Kepada suku Gerson dan Merari, yang bertanggung jawab atas tirai-tirai dan papan-papan dan tiang-tiang kaabah, Musa telah memberikan pedati dan lembunya untuk alat pengangkutan dari apa yang telah diserahkan atas tanggung jawab mereka. “Tetapi kepada bani Kehat suatupun tiada diberikannya daripadanya, sebab pekerjaan tempat suci yang ditanggungkan atas mereka itu, yaitu mengusung benda itu di atas bahunya.” Bilangan 7:9. Dengan demikian, di dalam membawa peti itu dari Kiryat-Yearim ada satu pelanggaran yang langsung dan tidak dapat dimaafkan terhadap perintah Tuhan.PB2 316.3

    Daud dan orang banyak itu telah berhimpun untuk melaksanakan suatu tugas yang suci, dan mereka telah mengambil bahagian di dalam pekerjaan itu dengan hati yang senang dan sukarela; tetapi Tuhan tidak dapat menerima pelayanan mereka, olehkarena itu tidak dilaksanakan sesuai dengan petunjukNya. Bangsa Filistin yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hukum Allah, telah menempatkan peti itu di atas satu pedati yang baru pada waktu mereka mengembalikannya kepada Israel, dan Tuhan telah menerima usaha yang telah mereka adakan itu. Tetapi Israel memiliki di tangannya satu pernyataan yang jelas tentang kehendak Allah di dalam segala perkara ini, dan kelalaian mereka terhadap petunjuk-petunjuk ini merupakan suatu penghinaan kepada Allah. Di atas diri Uza tertanggung satu kesalahan yang lebih besar, yaitu perbuatan yang takabur. Pelanggaran terhadap hukum Allah telah mengurangi kepekaannya terhadap kesucian peti itu, dan dengan dosa yang belum diakui terdapat di dalam dirinya ia telah—di hadapan larangan ilahi itu—berani menjamah lambang hadirat ilahi. Allah tidak dapat menerima penurutan yang setengah-setengah, tidak menerima cara yang sembarangan dalam memperlakukan hukum-hukumNya. Dengan menghukum Uza Ia bermaksud untuk mengingatkan Israel akan pentingnya memberikan perhatian yang ketat terhadap segala tuntutanNya. Dengan demikian kematian seorang, dengan menuntun mereka kepada pertobatan, akan dapat mencegah perlunya diturunkan hukuman ke atas ribuan orang.PB2 317.1

    Dengan merasa bahwa hatinya sendiri belum beres seluruhnya dengan Allah, Daud, setelah melihat hukuman terhadap diri Uza, merasa takut terhadap peti itu, karena jangan-jangan dosa yang sama di pihaknya akan mendatangkan hukuman ke atas dirinya. Tetapi Obed-Edom, sekalipun ia bersuka-suka dengan disertai kegentaran, telah menyambut lambang yang suci itu sebagai suatu perjanjian belas kasihan Allah terhadap orang yang menurut. Perhatian segenap Israel sekarang diarahkan kepada orang Geti dan seisi rumahnya, semua orang menunggu-nunggu apa yang akan terjadi terhadap diri mereka. “Maka diberkati Tuhan akan Obed-Edom, dan akan segala isi rumahnya.”PB2 317.2

    Ke atas diri Daud teguran ilahi telah mencapai tujuannya. Ia telah dituntun untuk menyadari sebagaimana yang belum pernah dilakukannya tentang kesucian hukum Allah, dan perlunya menunjukkan penurutan yang ketat. Kebajikan yang telah dinyatakan atas rumah tangga Obed-Edom telah menuntun Daud untuk berharap bahwa peti itu akan mendatangkan berkat ke atas dirinya dan kepada bangsa itu.PB2 318.1

    Setelah tiga bulan berlalu ia mengambil keputusan untuk mencoba sekali lagi memindahkan peti itu, dan sekarang ia telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap setiap petunjuk ilahi sampai kepada perkara yang kecil sekalipun. Sekali lagi para pemuka bangsa itu dihimpunkan, dan satu perkumpulan yang besar telah berhimpun di sekeliling tempat tinggal orang Geti itu. Dengan sikap yang hormat peti itu sekarang diletakkan di atas bahu orang-orang yang telah ditetapkan oleh ilahi, orang banyak itu berbaris, dan dengan hati yang gemetar rombongan orang banyak itu telah bergerak maju. Setelah maju enam langkah terompet berbunyi menandakan bahwa mereka harus berhenti. Oleh petunjuk Daud korban daripada “lembu dan domba jantan” dipersembahkan. Sekarang kesukaan menggantikan rasa kegentaran. Raja telah menanggalkan jubah kerajaannya dan mengenakan baju efod yang biasa, seperti yang biasa digunakan oleh para imam. Oleh tindakan ini ia tidaklah menyatakan bahwa ia akan melakukan pekerjaan imam, olehkarena baju efod kadang-kadang dipakai oleh orang lain selain imam. Tetapi di dalam upacara yang suci ini ia mau mengambil tempat, di hadapan Allah, sebagai seorang yang setaraf dengan bawahannya. Pada hari itu Tuhan harus ditinggikan. Ia harus menjadi satusatunya Oknum yang dihormati.PB2 318.2

    Kembali barisan manusia yang panjang itu bergerak maju, dan bunyi kecapi dan rebana, terompet dan gung, terangkat ke atas, bergabung bersama-sama dengan nyanyian orang banyak itu. “Maka berlompatlah Daud sekuat-kuatnya di hadapan Tuhan,” di dalam kegembiraannya sambil menyesuaikan waktunya dengan panjangnya nyanyian itu.PB2 318.3

    Dengan menarinya Daud disertai kegembiraan yang khidmat di hadapan Allah itu telah digunakan oleh orang-orang yang sedang dengan kepelesiran sebagai satu dalih untuk membenarkan dansa-dansi yang sekarang ini banyak dilakukan, tetapi tidak ada dasar untuk alasan seperti itu. Pada zaman kita sekarang ini dansa dihubung-hubungkan dengan pesta-pesta tengah malam dengan segala kebodohannya. Kesehatan dan akhlak telah dikorbankan untuk kepelesiran. Oleh orang-orang yang sering berada di dalam tempat dansa, Allah tidak dijadikan sebagai satu bahan untuk dipikirkan dan dihormati; doa atau nyanyian pujian tidaklah dianggap sewajarnya di dalam perkumpulan mereka. Ujian ini amat menentukan. Hiburan-hiburan yang mempunyai suatu kecenderungan untuk melemahkan kasih kita terhadap perkara-perkara yang suci dan mengurangi kesukaan kita di dalam pelayanan kita kepada Allah janganlah dicari oleh orang Kristen. Musik dan tarian di dalam puji-pujian yang penuh kesukaan bagi Allah pada waktu memindahkan peti itu sedikitpun tidak menyerupai cara-cara dansa yang seperti sekarang ini. Yang satu cenderung untuk mengingat Allah dan meninggikan namaNya yang suci itu. Yang lain adalah satu alat setan untuk membuat manusia melupakan Tuhan dan menghinakan Dia.PB2 318.4

    Arak-arakan kemenangan itu memasuki ibukota, sambil mengikuti lambang yang suci dari Raja mereka yang tidak kelihatan itu. Kemudian terdengar gemuruh nyanyian yang meminta para penjaga benteng itu supaya membuka pintu gerbang Kota Suci itu:PB2 319.1

    “Angkatlah kepalamu, hai segala pintu gerbang;
    Dan angkatlah dirimu, hai pintu yang kekal;
    Supaya masuk Raja yang maha mulia!”
    PB2 319.2

    Serombongan penyanyi dan pemain musik menjawab:PB2 319.3

    “Siapa gerangan Raja yang maha mulia itu?”PB2 319.4

    Dari rombongan yang lain terdengar sahutan:PB2 319.5

    “Ia itulah Tuhan yang perwira perkasa,
    la itu Tuhan yang pahlawan dalam peperangan.”
    PB2 319.6

    Kemudian ratusan suara, bergabung bersama-sama, menyanyikan lagu kemenangan:PB2 319.7

    “Angkatlah kepalamu, hai segala pintu gerbang,
    Angkatlah akan dirimu, hai pintu yang kekal,
    Supaya masuk Raja yang maha mulia.”
    PB2 319.8

    Kembali pertanyaan yang menggembirakan itu terdengar, “Siapa gerangan Raja yang maha mulia itu?” Dan suara orang banyak itu, seperti “bunyi air yang banyak,” terdengar menjawab:PB2 319.9

    “la itulah Tuhan serwa sekalian alam.
    Ialah Raja yang maha mulia itu.” Mazmur 24:7-10.
    PB2 319.10

    Kemudian pintu gerbang itu dibuka lebar-lebar, rombongan itu masuk, dan dengan sikap yang hormat peti itu disimpan di dalam kemah yang telah disediakan untuk penerimaannya. Sebelum mezbah korban yang suci itu didirikan, asap dari korban perdamaian dan korban bakaran, dan asap dupa, dengan doa dan puji-pujian orang Israel telah naik ke sorga. Setelah upacara itu selesai, raja sendiri telah melayangkan doa berkat bagi bangsanya. Kemudian dengan limpahnya ia telah memberikan makanan dan air anggur untuk menjamu mereka.PB2 319.11

    Semua suku bangsa diwakili dalam upacara ini, perayaan daripada satu peristiwa yang paling suci yang menandai pemerintahan Daud. Roh yang memberikan inspirasi turun ke atas raja, dan sekarang sementara pancaran yang terakhir dari matahari yang sedang tenggelam itu menerangi kaabah itu dengan sinar yang redup, hatinya terangkat dalam rasa syukur kepada Allah di mana lambang hadiratNya yang penuh berkat itu kepada dekat dengan takhta Israel.PB2 320.1

    Dengan renungan seperti itu, Daud kembali ke istananya, “hendak memberkati orang isi istananya.” Tetapi ada seorang yang menyaksikan peristiwa yang penuh kegembiraan ini dengan satu roh yang amat berbeda dengan roh yang menggerakkan hati Daud. “Setelah sampai tabut Tuhan masuk ke dalam negeri Daud, tiba-tiba adalah Mikhal, anak Saul, menengok dari tingkap rumahnya; demi terlihatlah ia akan baginda raja Daud bertari-tari dan berlompat-lompat di hadapan hadirat Tuhan, maka dicelakannya akan dia dalam hatinya.” Di dalam kegetiran nafsunya itu ia tidak dapat menunggu kembalinya Daud ke istana, tetapi ia telah pergi keluar untuk menemui dia, dan terhadap ucapan selamat Daud yang manis itu tercetuslah kata-kata yang pedas. Sungguh menyayat dan menusuk sindiran perkataannya itu:PB2 320.2

    “Bagaimana raja orang Israel dipermuliakan hari ini! bahwa ditelanjangkannya dirinya pada hari ini di hadapan mata segala pacal hamba sahayanya, seperti seorang yang terhina menelanjangkan dirinya dengan tiada malu.”PB2 320.3

    Daud merasa bahwa pekerjaan Allah itulah yang telah dicela dan dihinakan oleh Mikhal, dan dengan tegas ia menjawab: “Bahwa di hadapan hadirat Tuhan, yang sudah memilih aku akan ganti ayahmu dan segala orang isi istananya, disuruhnya aku menjadi penganjur segala umat Tuhan, yaitu orang Israel, bahkan, di hadapan hadirat Tuhan itulah aku mau bersukasukaan. Lagipun aku hendak merendahkan diriku lebih pula daripada sekali ini, dan aku hendak memandang rendah akan diriku, maka dengan segala pacal yang kau katakan itu, dengan mereka itu juga aku hendak beroleh kemuliaan.” Dengan teguran Daud ditambahkan pula teguran dari Tuhan: oleh sebab kesombongan dan kecongkakannya, Mikhal “sampai kepada hari matinya tiada ia tahu beranak.”PB2 320.4

    Upacara khidmat yang menyertai dipindahkannya peti itu telah me- ninggalkan kesan yang dalam kepada orang Israel, dan telah membangkitkan suatu perhatian yang lebih dalam terhadap upacara-upacara kaabah dan menyalakan kembali semangat mereka bagi Tuhan. Daud berusaha dengan segala macam cara yang ada di dalam kekuasaannya untuk memperdalam kesan ini. Nyanyian dijadikan sebagai bahagian yang tetap daripada upacara keagamaan, dan Daud telah menggubah mazmur, bukan hanya untuk digunakan oleh imam-imam di dalam upacara kaabah, tetapi juga untuk dinyanyikan oleh orang banyak di dalam perjalanan mereka menuju mezbah bangsa itu pada pesta-pesta tahunan. Pengaruh yang akan diberikan dengan cara demikian sangat meluas, dan itu berakibat dalam membebaskan bangsa itu dari penyembahan berhala. Banyak dari antara bangsa-bangsa di sekelilingnya, dengan memperhatikan kemakmuran Israel, telah dituntun agar berpikir tentang perkara yang baik-baik yang berkaitan dengan Allah Israel, yang telah berbuat perkara yang sedemikian besarnya bagi umatNya.PB2 320.5

    Kaabah yang didirikan oleh Musa, dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara-upacaranya, kecuali peti itu, masih berada di Gibea. Daud bermaksud untuk menjadikan Yerusalem sebagai satu pusat keagamaan bangsa itu. Ia telah mendirikan satu istana bagi dirinya, dan ia merasa bahwa tidaklah sepatutnya bilamana peti Allah itu disimpan di dalam sebuah kemah. Ia memutuskan untuk mendirikan tempat penyimpanan peti itu sebuah kaabah yang begitu megah sehingga akan merupakan ungkapan daripada penghargaan Israel terhadap kehormatan yang telah diberikan kepada bangsa itu dengan adanya hadirat Tuhan Raja mereka di antara mereka. Setelah menyampaikan niatnya kepada nabi Natan, ia telah memperoleh jawab yang memberikan semangat, “Baiklah tuanku sampaikan segala niat hati tuanku, karena Tuhan juga menyertai tuanku.”PB2 321.1

    Tetapi pada malam yang sama itu juga firman Allah datang kepada Natan, memberikan kepadanya satu berita bagi raja. Daud harus dicegah dari memperoleh kesempatan untuk mendirikan sebuah rumah bagi Allah, tetapi ia diberi jaminan akan belas kasihan ilahi terhadap dirinya, kepada turunannya, dan kepada kerajaan Israel: “Inilah firman Tuhan serwa sekalian alam: Bahwa Aku sudah mengangkat akan dikau dari dalam barung, dari belakang kambing domba, akan menjadi penganjur segala umatku, yaitu orang Israel. Maka Aku sudah menyertai akan dikau barang ke mana engkau pergi dan sudah kutumpas segala musuhmu di hadapanmu, dan sudah kubesarkan namamu, seperti nama orang yang terbesar di atas bumi. Dan lagi telah kukaruniakan kepada umatku Israel suatu tempat sendiri, kutetapkan dia, supaya duduklah ia pada tempat yang tentu dan jangan dipusingkan ke sana-ke mari dan jangan pula diusik oleh bangsa khianat akan dia, seperti pada zaman dahulu.”PB2 321.2

    Apabila Daud ingin mendirikan sebuah rumah bagi Allah, janji telah diberikan, “Dan lagi Tuhanpun memberitahu akan dikau, bahwa Tuhan juga akan mengekalkan rumahmu kelak. . . . Aku akan membangkitkan benihmu, yang akan terbit daripada selbimu. . . . Maka iapun akan membangunkan sebuah rumah akan tempat namaku dan Akupun akan menetapkan takhta kerajaannya sampai selama-lamanya.”PB2 322.1

    Alasan mengapa Daud tidak boleh mendirikan kaabah telah dijelaskan: “Bahwa engkau sudah menumpahkan amat banyak darah, dan sudah melakukan perang yang besar-besar; tiada boleh engkau membuat sebuah rumah bagi namaku. . . . Bahwa sesungguhnya seorang laki-laki akan diperanakkan bagimu kelak, maka ialah akan menjadi orang bersenang; karena Aku akan mengadakan kesenangan baginya kelak daripada segala musuhnya; . . . maka iapun akan bernama Solaiman, karena pada zamannya Aku mengaruniakan selamat sentosa kelak kepada segala orang Israel. Maka ialah akan membuat sebuah rumah bagi namaku.” 1 Tawarikh 22:8-10.PB2 322.2

    Sekalipun rencana yang diidam-idamkan itu telah ditolak daripadanya, Daud menerima kabar itu dengan rasa syukur. “Ya Tuhan Hua, siapakah gerangan hambamu ini?” katanya, “dan apa gerangan isi rumah hamba, maka Tuhan sudah membawa akan hamba ke mari? Maka perkara ini lagi kecil pada pemandanganmu, ya Tuhan Hua! karena Tuhan juga berfirman akan rumah hambamu ini pada akhir zaman,” dan kemudian ia membaharui perjanjiannya dengan Allah.PB2 322.3

    Daud mengetahui bahwa akan menjadi satu kehormatan kepada namanya dan akan mendatangkan kemuliaan kepada pemerintahannya untuk melaksanakan pekerjaan yang telah direncanakannya di dalam hatinya, tetapi ia sedia menyerahkan kehendaknya kepada kehendak Allah. Penyerahan yang disertai dengan rasa syukur yang dinyatakan seperti itu jarang terlihat, sekalipun di antara orang Kristen. Betapa seringnya mereka yang telah melewati batas kekuatan manusia berpegang kepada harapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang besar yang telah direncanakan di dalam hatinya, tetapi untuk mana mereka tidak pantas lagi untuk melakukannya! Pimpinan Allah boleh jadi berbicara kepada mereka, sebagaimana nabiNya kepada Daud, menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka ingini itu tidaklah diserahkan kepada mereka. Bahagian merekalah untuk mengadakan persiapan bagi orang lain, untuk melaksanakannya. Tetapi gantinya dengan rasa syukur menyerah kepada petunjuk ilahi, banyak yang telah undur seakanakan merasa telah ditolak dan direndahkan, sambil merasa bahwa jikalau mereka tidak dapat berbuat satu perkara yang mereka inginkan untuk melaksanakannya, maka mereka tidak akan berbuat apa-apa. Banyak yang berpegang dengan segenap tenaganya kepada tanggung jawab yang tidak sanggup mereka tanggung, dan dengan sia-sia berusaha untuk melaksanakan satu tugas untuk mana mereka tidak mampu, sementara perkara yang mereka sanggup lakukan diabaikan begitu saja. Dan oleh sebab adanya kurang kerja sama seperti ini di pihak mereka, maka pekerjaan yang lebih besar telah terhalang atau terbengkalai.PB2 322.4

    Daud, di dalam perjanjiannya dengan Yonatan, telah bersepakat bahwa bilamana ia tidak lagi mendapat gangguan dari musuh-musuhnya maka ia akan melakukan perbuatan-perbuatan baik terhadap isi rumah Saul. Di dalam kemakmurannya, sambil mengingat perjanjian ini, ia telah bertanya, “Adakah lagi tinggal orang daripada isi istana Saul, supaya boleh aku berbuat kebajikan akan dia karena sebab Yonatan?” Kepadanya diberitahukan bahwa anak laki-laki Yonatan, Mefiboset, yang lumpuh semenjak lahirnya. Pada waktu kekalahan Saul oleh orang Filistin di Yezriel, inang pengasuh anak ini, sambil berusaha melarikan diri bersama dengan dia, telah terjatuh, dengan demikian telah menyebabkan dia timpang seumur hidupnya. Sekarang Daud memerintahkan agar anak itu dibawa menghadap kepadanya di istana dan menyembutnya dengan penuh kemurahan hati. Harta milik pribadi Saul telah dikembalikan kepadanya untuk membiayai rumah tangganya; tetapi anak Yonatan itu sendiri harus menjadi tamu yang tetap di istana itu, setiap hari duduk sehidangan dengan raja. Melalui laporan-laporan dari musuh Daud, Mefiboset telah memendam rasa syak wasangka terhadap Daud sebagai seorang perampok; tetapi penerimaan Daud yang murah hati dan sopan santun itu, dan kebajikannya yang terus-menerus itu telah menawan hati orang muda ini; ia menjadi terikat erat kepada Daud, dan seperti bapanya Yonatan, ia merasa bahwa perhatiannya adalah satu dengan perhatian raja yang telah dipilih oleh Allah itu.PB2 323.1

    Setelah diteguhkannya Daud di atas takhta Israel itu bangsa itu menikmati masa damai yang lama. Bangsa-bangsa di sekelilingnya, melihat kekuatan dan kesatuan kerajaan itu, dengan segera berpikir bahwa satu kebijaksanaanlah untuk menahan diri daripada permusuhan yang terang-terangan; dan Daud, sibuk dengan organisasi dan pembangunan kerajaannya itu, menahan dirinya daripada mengadakan serangan-serangan. Namun demikian, pada akhirnya ia telah mengadakan peperangan dengan musuh lama Israel, bangsa Filistin, dan dengan bangsa Moabi, dan telah berhasil mengalahkan keduaduanya dan menjadikan mereka sebagai negara-negara pembayar upeti.PB2 323.2

    Kemudian telah dibentuk satu persekutuan yang amat besar dari antara bangsa-bangsa sekeliling untuk melawan kerajaan Daud, dari datangnya peperangan yang terbesar dan kemenangan-kemenangan dalam pemerintahan- nya dan kenaikannya kepada kekuasaan yang paling tinggi. Persekutuan yang jahat ini, yang semata-mata timbul sebagai akibat kecemburuan terhadap kekuasaan Daud yang semakin bertambah itu, sama sekali tidak dirangsang oleh tindakan Daud. Keadaan-keadaan yang telah menuntun sehingga hal itu telah terjadi adalah sebagai berikut:PB2 323.3

    Berita telah diterima di Yerusalem yang memberitahukan tentang kematian Nabas, raja bangsa Ammon—seorang raja yang telah menunjukkan kebajikan kepada Daud pada waktu ia melarikan diri dari kemarahan Saul. Sekarang, ingin menyatakan penghargaan atas kebaikannya pada waktu ia berada dalam kesusahan, Daud telah mengirimkan utusannya dengan satu ucapan belasungkawa kepada Hanun, anak dan pengganti raja Ammon itu. “Maka titah Daud: Bahwa aku hendak berbuat kebajikan akan Hanun bin Nahas, sebab ayahnyapun sudah berbuat kebajikan akan daku dahulu.”PB2 324.1

    Tetapi tindakannya yang sopan ini telah disalah-tafsirkan. Bangsa Ammon membenci Allah yang benar dan merupakan musuh besar Israel. Tindakan yang kelihatannya penuh dengan kebajikan yang diperbuat oleh Nahas kepada Daud semata-mata telah didorong oleh perseteruannya kepada Saul sebagai raja Israel. Kabar dari Daud telah disalah-tafsirkan oleh para penasihat Hanun. Mereka “berkata kepada Hanun, tuannya: Sungguhkah Daud memuliakan seri paduka ayahanda pada pemandangan tuanku, sebab disuruhkannya beberapa penghibur menghadap tuanku? Bukankah inilah sebabnya maka Daud menyuruhkan hambanya menghadap tuanku, hendak memeriksa peri hal negeri ini dan mengintai akan dia dan membinasakan dia?” Juga atas usul para penasihat ini, Nahas setengah abad sebelumnya, telah dituntun untuk mengadakan syarat-syarat yang kejam terhadap orang-orang di Yabes-Gilead, pada karena dikepung oleh bangsa Ammon, mereka meminta diadakannya janji perdamaian. Nahas telah menuntut agar kepadanya diberikan kesempatanu untuk mencungkil mata mereka yang sebelah kanan. Bangsa Ammon masih mengingat dengan jelas bagaimana raja Israel telah menghalangi rencana mereka yang kejam itu, dan telah menyelamatkan bangsa yang akan mereka jajah dan binasakan itu. Kebencian yang sama terhadap Israel masih terpendam di dalam hati mereka. Mereka tidak dapat mengerti akan roh Daud yang murah hati dalam mengirimkan ucapan simpatinya itu. Apabila setan mengendalikan pikiran manusia, ia akan membangkitkan iri hati dan kecurigaan yang akan menyalah-tafsirkan maksud yang paling baik sekalipun. Dengan mendengar para penasihatnya itu, Hanun menganggap pesuruh-pesuruh Daud itu sebagai mata-mata, dan menghujani mereka dengan ejekan dan nistaan.PB2 324.2

    Bangsa Ammon telah diijinkan untuk melaksanakan niat mereka yang jahat itu tanpa batas, agar supaya tabiat mereka yang sebenarnya bisa dinyatakan kepada Daud. Bukanlah kehendak Allah Israel harus memasuki satu persekutuan dengan bangsa kapir yang jahat ini.PB2 324.3

    Pada masa dulu, sebagaimana halnya sekarang ini, tugas seorang duta dianggap suci. Undang-undang bangsa-bangsa memberikan jaminan yang melindungi mereka dari kekejaman ataupun penghinaan. Duta berdiri sebagai wakil rajanya, setiap penghinaan yang dilemparkan kepadanya menuntut balas dendam yang cepat. Bangsa Ammon, menyadari bahwa penghinaan yang dilemparkan kepada Israel pasti akan dibalas, telah mengadakan persiapan untuk berperang. “Setelah diketahui oleh bani Ammon akan hal dibusukkannya bau dirinya kepada Daud, maka dikirim Hanun dan segala bani Ammon seribu talenta perak akan mengupah beberapa rata perang dan orang berkuda dari Mesopotamia dan dari Syam-Maakha dan dari Zoba, sehingga mereka itu mengupah bagi dirinya tiga puluh dua ribu rata perang dan lagi raja Maakha serta dengan segala rakyatnya, maka datanglah mereka itu, lalu didirikannyalah kemah-kemah pada sebelah timur Medeba, maka segala bani Ammonpun dikerahkannyalah, lalu datanglah mereka itu sekalian kepada peperangan.” 1 Tawarikh 19:6, 7.PB2 325.1

    Sungguh mereka ini merupakan satu persekutuan yang kuat sekali. Penduduk daerah yang terdapat di antara sungai Ferat dan Laut Tengah telah bersekutu dengan bangsa Ammon. Bahagian utara dan timur daripada tanah Kanaan telah dikepung oleh tentara yang bersenjata, yang bergabung bersama-sama untuk menghancurkan kerajaan Israel.PB2 325.2

    Bangsa Ibrani tidak menunggu serangan terhadap negeri mereka. Bala tentara mereka, di bawah pimpinan Yoab, telah menyeberangi Yordan dan bergerak maju menuju ke ibukota negeri Ammon. Apabila pemimpin bangsa Ibrani ini membawa tentaranya menuju medan pertempuran, ia berusaha untuk memberikan semangat kepada mereka untuk berperang dengan berkata, “Sahaja hendaklah engkau berani dan biarlah kita memberanikan diri kita karena sebab bangsa kita dan karena sebab segala negeri Allah kita; biarlah dibuat Tuhan barang yang baik kepada pemandanganNya.” 1 Tawarikh 19:13. Bala tentara gabungan sekutu itu telah dikalahkan dalam peperangan yang pertama. Tetapi mereka belum mau menyerah, dan pada tahun berikutnya mereka telah memperbaharui peperangan itu. Raja negeri Syam menghimpunkan bala tentaranya, sambil mengancam Israel dengan satu kekuatan yang hebat. Daud, menyadari bagaimana besarnya akibat daripada peperangan ini, telah memimpin langsung peperangan ini, dan oleh berkat Tuhan telah berhasil mengalahkan bangsa Syam sedemikian rupa sehingga dari Libanon sampai ke sungai Ferat, bangsa itu bukan hanya kalah perang tetapi juga menjadi negara pembayar upeti kepada Israel. Daud telah berperang melawan bangsa Ammon dengan gigihnya, sehingga benteng-benteng mereka jatuh dan seluruh daerah mereka telah dikuasai oleh Israel.PB2 325.3

    Bahaya-bahaya yang telah mengancam bangsa itu dengan kebinasaan menyeluruh, oleh pimpinan Allah, terbukti telah menjadi alat yang dengannya bangsa itu telah naik ke puncak kebesarannya. Dalam memperingati kelepasan yang hebat ini, Daud menyanyikan:PB2 326.1

    “Bahwa hiduplah Tuhan, dan segala puji bagi gunung batuku,dan
    dipermuliakanlah kiranya Allah, pohon selamatku.
    Ia itu Allah yang telah menuntut bela bagiku dengan sempurna dan
    Ia juga yang telah menaklukkan segala bangsa itu kepadaku.
    Yang melepas aku daripada segala seteruku,
    Bahkan, yang telah meninggikan aku daripada segala orang
    mendurhakakan kepadaku,
    Dan Ia juga telah meluputkan aku daripada orang penggagah.
    Maka sebab itu aku memuji-muji akan Dikau, ya Tuhan, di antara segala
    bangsa.
    Dan akan namamupun aku hendak menyanyikan Mazmur.
    Maka Ia telah mengadakan kelepasan besar bagi rajanya,
    Dan yang berbuat kemurahan akan orang yang dilantiknya,
    Yaitu akan Daud dan segala anak cucunya sampai selama-lamanya. Mazmur 18:47-51.
    PB2 326.2

    Dan di seluruh nyanyian Daud ini pikiran umatNya diingatkan bahwa Tuhan adalah kekuatan dan pembebas mereka:PB2 326.3

    “Bahwa seorang rajapun tiada menang olehkarena kebanyakan bala entaranya,
    Dan seorang hulu balangpun tiada diluputkan oleh kebesaran kuatnya.
    Bahwa kuda itu kepalang bagi kemenangan,
    Dan oleh kebesaran kuatnya tiada ia akan meluputkan.” Mazmur 33:16, 17.
    PB2 326.4

    “Maka Engkau lagi sama sahaja, ya Allah, ya Rajaku!
    Suruhkanlah kiranya kelepasan bagi Yakub!
    Dengan Engkau juga kami dapat menanduk segala musuh kami,
    Dan dengan namaMu kami akan memijak-mijak segala orang yang ber-
    bangkit hendak melawan kami.
    Karena bukan aku harap pada busur panahku,
    Dan pedangkupun tiada akan memberi kemenangan kepadaku;
    Melainkan Engkau juga yang dapat melepaskan kami daripada segala
    lawan kami,
    Dan Engkau juga yang memberi malu akan segala orang yang benci akan kami.” Mazmur 44:4-7.
    PB2 326.5

    “Bahwa ada yang bermegah akan rata, ada yang bermegah akan kuda,
    Tetapi kita juga hendak bermegah akan nama Tuhan, Allah kita.” Mazmur 20:7.
    PB2 327.1

    Kerajaan Israel sekarang telah mencapai sepenuhnya kegenapan perjanjian yang telah diberikan kepada Ibrahim, dan setelah itu diulangi kepada Musa: “Aku telah memberi tanah ini akan anak buahmu, yaitu daripada sungai Mesir sampai kepada sungai besar, yaitu sungai Ferat.” Kejadian 15:18. Israel telah menjadi satu bangsa yang kuat, disegani dan ditakuti oleh bangsa-bangsa sekelilingnya. Di dalam wilayah pemerintahannya kekuasaan Daud sangat besar. Ia telah berhasil menawan, dimana hanya sedikit saja raja pada zaman manapun yang dapat melakukannya, kasih dan kesetiaan bangsanya. Ia telah menghormati Allah, dan sekarang Allah sedang meng-hormati dia.PB2 327.2

    Tetapi di tengah-tengah kemakmuran seperti ini bahaya sedang mengintai. Pada zaman kejayaannya ini Daud sedang berada dalam bahaya yang amat besar, dan telah menghadapi kekalahannya yang paling mengecewakan.PB2 327.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents