Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Tahun-Tahun Terakhir Raja Daud

    Pasal ini dialaskan atas 2 Samuel 24; 1 Raja 1; 1 Taw. 21:28; 29.

    Dengan dihancurkannya pemberontakan Absalom tidaklah dengan segera membawa damai kepada kerajaan itu. Begitu banyaknya penduduk negeri itu yang melibatkan diri dalam pemberontakan sehingga Daud tidak mau kembali ke ibu kota kerajaannya dan memegang tampuk pemerintahan tanpa satu undangan dari suku-suku bangsa itu. Di dalam kekacauan yang mengikuti kekalahan Absalom, tidak ada tindakan yang cepat dan tegas untuk memanggil kembali raja, dan pada waktu akhirnya Yehuda berusaha membawa Daud kembali, kecemburuan suku-suku bangsa lain telah timbul, dan satu pemberontakan balasanpun timbullah. Namun demikian, hal ini dengan segera dapat diatasi, dan damaipun memenuhi Israel kembali.PB2 360.1

    Sejarah Daud memberikan salah satu kesaksian yang paling mengesankan yang pernah diberikan sehubungan dengan bahaya yang mengancam jiwa yang datang dari kekuasaan dan kekayaan dan kehormatan duniawi—perkara perkara yang sangat diinginkan oleh manusia. Hanya sedikit orang yang pernah melalui satu pengalaman dengan cara yang lebih baik, untuk menyediakan mereka agar dapat bertahan terhadap ujian yang seperti itu. Kehidupan Daud yang mula-mula sebagai seorang gembala, dengan pelajaranpelajarannya yang penuh dengan kerendahan hati, ketabahan, dan kelemahlembutannya terhadap ternaknya, hubungannya dengan alam di bukit-bukit yang sunyi, yang mengembangkan keahliannya dalam musik dan sajak, dan mengarahkan pikirannya kepada Khaliknya, disiplin yang lama dalam kehidupannya di padang belantara, yang telah menghasilkan keberanian, keteguhan, kesabaran dan iman akan Allah, telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai satu persediaan untuk menaiki tahta kerajaan Israel. Daud telah menikmati pengalaman-pengalaman yang berharga sehubungan dengan kasih Allah dan dengan berkelimpahan telah dikaruniai dengan RohNya, di dalam sejarah kehidupan Saul ia telah melihat betapa sia-sianya hikmat manusia itu. Namun demikian, sukses dan kehormatan duniawi telah begitu melemahkan tabiat Daud sehingga berulang-ulang ia telah dikalahkan oleh sipenggoda itu.PB2 360.2

    Pergaulan dengan bangsa-bangsa kapir telah menuntun kepada satu keinginan untuk meniru adat kebiasaan mereka dan membangkitkan keinginan untuk memperoleh kebesaran duniawi. Sebagai umat Tuhan, Israel harus dihormati; tetapi apabila kesombongan dan kepercayaan terhadap diri sendiri semakin bertambah, bangsa Israel tidak lagi merasa puas dengan kedudukan yang penting ini. Mereka lebih mementingkan kedudukan mereka di antara bangsa-bangsa lain. Roh seperti ini tidak bisa tidak akan mengundang pencobaan. Dengan satu tujuan untuk melebarkan sayap kekuasaannya di antara bangsa-bangsa asing, Daud telah bertekad untuk menambah jumlah bala tentaranya dengan menuntut dinas militer dari semua orang yang telah mencapai umur tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, maka perlulah diadakannya cacah jiwa segenap penduduk kerajaan itu. Kesombongan dan ambisilah yang telah mendorong tindakan raja ini. Dengan dihitungnya orang banyak itu akan menunjukkan perbedaan antara kelemahan kerajaan itu pada waktu Daud mula-mula menaiki tahta dan kekuatan dan kemakmurannya setelah itu berada di bawah pemerintahannya. Hal ini akan cenderung menambah keyakinan terhadap diri sendiri yang sudah terlalu besar baik di dalam diri raja dan juga orang banyak itu. Alkitab berkata, “Setan berdiri melawan Israel, dan mendorong Daud untuk membilang bangsa Israel.” Kemakmuran Israel di bawah pemerintahan Daud terjadi olehkarena berkat Allah gantinya olehkarena kesanggupan daripada rajanya atau olehkarena kekuatan tentaranya. Tetapi dengan ditambahkannya bala tentara kerajaan itu akan memberikan kesan kepada bangsa-bangsa sekelilingnya bahwa yang menjadi tempat bersandar Israel adalah bala tentaranya, dan bukan kuasa Tuhan.PB2 361.1

    Sekalipun bangsa Israel merasa bangga akan kebesaran mereka sebagai satu bangsa, mereka tidak menyetujui rencana Daud untuk memperbesar kekuatan tentara mereka dengan jumlah yang begitu besar. Cacah jiwa yang sudah direncanakan itu telah menyebabkan rasa tidak puas, dan sebagai akibatnya maka dirasa perlu menggunakan tenaga dari tentara itu gantinya para imam dan penghulu, yang sebelumnya telah mengadakan cacah jiwa. Tujuan tindakan ini dengan secara langsung bertentangan dengan prinsipprinsip pemerintahan theokrasi. Yoab sendiri merasa marah, sekalipun selama ini ia adalah seorang yang tidak berprinsip. Ia berkata, “Hendaklah kiranya ditambahi Tuhan akan segala umatnya dengan beratus-ratus ganda, berapa banyak bilangannya sekarangpun, bukankah mereka itu sekalian, ya tuanku; bukankah mereka itu sekalian patik tuanku juga? Mengapa maka tuanku menghendaki perkara ini? mengapa gerangan perkara ini menanggungkan salah atas orang Israel? Tetapi menanglah titah baginda atas Yoab, sebab itu Yoabpun keluar lalu berjalan keliling dalam segenap negeri Israel, kemudian kembalilah ia ke Yerusalem.” Cacah jiwa itu belum selesai waktu Daud merasa yakin akan dosanya. Terhukum oleh dirinya sendiri, ia “berkata kepada Allah, Bahwa aku sudah berdosa sangat dengan membuat perkara yang demikian, tetapi lalukan apalah sekarang salah hambamu, karena perbuatanku ini dengan sangat bodohku.” Keesokan paginya satu kabar telah disampaikan kepada Daud oleh nabi Gad: “Demikianlah firman Tuhan: Hendaklah engkau pilih: Atau bala kelaparan tiga tahun lamanya, atau tewas di hadapan musuhmu tiga bulan lamanya, sehingga engkau dihambat oleh pedang musuhmu, atau pedang Tuhan makan tiga hari lamanya, yaitu bala sampar di dalam negeri dan seorang malaikat Tuhan membinasakan orang pada segala tepi tanah orang Israel? Maka sekarang juga,” kata nabi itu, “hendaklah kau timbang apa jawab kubawa kembali kelak kepada Dia yang sudah menyuruhkan daku.”PB2 361.2

    Jawab raja adalah, “Sangatlah kepicikan hatiku; baiklah kiranya aku jatuh ke dalam tangan Tuhan, karena amatlah banyak segala rahmatnya, tetapi jangan sampai aku jatuh ke dalam tangan manusia.”PB2 362.1

    Negeri itu ditimpa oleh bala sampar, yang membinasakan tujuh puluh ribu orang di dalam negeri Israel. Cambuk itu belum memasuki ibu kota, pada waktu “Daud menengadah dan terlihatlah ia akan malaikat Tuhan itu berdiri di antara langit dengan bumi dan pedang yang terhunuspun pada tangannya dilayamkan kepada Yerusalem; maka pada ketika itu sujudlah Daud dan segala tua-tuapun sertanya dengan mukanya sampai ke bumi dan mereka itupun berpakaikan kain karung.” Raja memohon kepada Allah demi untuk Israel: “Bukankah aku juga yang sudah menyuruh membilang banyak orang ini? bahkan, aku juga yang berdosa dan yang sudah berbuat jahat besar, tetapi adapun akan kambing domba ini apa gerangan perbuatannya? Ya Tuhan, Aliahku! hendaklah kiranya tanganmu lawan aku dan lawan isi rumah bapaku, tetapi janganlah lawan segala umatmu akan menyiksakan dia.”PB2 362.2

    Karena dengan diadakannya cacah jiwa itu telah menyebabkan perlawanan di antara orang banyak, namun demikian, mereka sendiri telah memanjakan dosa yang sama yang telah mendorong tindakan Daud. Sebagaimana Tuhan melalui dosa Absalom menjatuhkan hukuman ke atas diri Daud, demikian pula melalui kesalahan Daud Ia telah menghukum dosa Israel.PB2 362.3

    Malaikat pembinasa itu telah menghentikan pekerjaannya di luar kota Yerusalem. Ia berdiri di atas bukit Moria, “hampir dengan tempat pengirik Oman, orang Yebuzi itu.” Atas perintah nabi, Daud pergi ke atas bukit itu, dan di sana mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan, “dan dipersembahkannya korban bakaran dan korban syukur, sambil berseru-seru kepada Tuhan, maka disahut Tuhan akan dia dengan api dari langit turun di atas mezbah korban bakaran itu.” “Demikianlah diadakan grafirat atas negeri itu di hadapan Tuhan dan bala itupun dilalukan daripada orang Israel.”PB2 362.4

    Tempat yang di atasnya mezbah didirikan, yang mulai saat itu selalu dianggap sebagai satu tempat yang suci, telah ditawarkan kepada raja oleh Oman sebagai satu pemberian. Tetapi raja telah menolak menerimanya dengan cara demikian. “Janganlah begitu, melainkan tak dapat tiada aku membeli dia dengan sepenuh-penuh harganya,” katanya, “karena tiada aku mau mengambil barang yang engkau punya bagi Tuhan, sehingga aku mempersembahkan korban bakaran dengan cuma-cuma! Maka diberikan Daud kepada Ornan karena tempat itu enam ratus syikal emas setimbangannya.” Tempat ini, yang terkenal sebagai satu tempat dimana Ibrahim telah mendirikan mezbah untuk mengorbankan anaknya, dan sekarang dijadikan sebagai satu tempat yang suci oleh kelepasan yang besar ini, pada kemudian hari telah dipilih sebagai tempat kaabah yang dibangun oleh Solaiman.PB2 363.1

    Masih ada bayangan lain yang menudungi tahun-tahun terakhir Daud. Ia telah mencapai usia tujuh puluh tahun. Kesukaran dam bahaya-bahaya daripada pengembaraannya yang mula-mula itu, segala peperangan yang diadakannya, beban serta penderitaan di hari-hari tuanya, telah mengisap mata air kehidupannya. Sekalipun pikirannya masih terang dan kuat, kelemahan serta usia, yang membutuhkan istirahat di tempat yang sunyi, telah menghalangi dia untuk dapat melihat dengan cepat apa yang sedang terjadi di dalam kerajaannya itu, dan sekali lagi pemberontakan telah timbul dekat sekali dengan tahtanya. Kembali buah-buah daripada sifat Daud yang suka memanjakan itu terlihat. Orang yang sekarang ingin menduduki tahta kerajaan itu adalah Adonia, “seorang yang sangat elok rupanya” dalam pribadi dan pembawaannya, tetapi tidak berprinsip dan pula semberono. Di dalam masa mudanya ia tidak berada di bawah pengendalian, olehkarena “ayahnya belum pernah gusar akan dia seumur hidupnya, atau titahnya: Mengapa engkau berbuat begitu?” Sekarang ia memberontak terhadap wewenang Allah, yang telah mengangkat Solaiman ke atas tahta kerajaan. Baik oleh kesanggupannya secara alamiah ataupun sifat keagamaannya Solaiman lebih tepat daripada kakaknya untuk menjadi pemerintah Israel; namun demikian, sekalipun pilihan Allah telah dinyatakan dengan jelas, Adonia tidak tinggal diam untuk mencari para simpatisannya. Yoab, sekalipun bersalah atas banyak perbuatan jahat, hingga saat ini tetap setia kepada raja; tetapi sekarang ia telah menggabungkan diri dengan orang-orang yang bermupakat melawan Solaiman, sebagaimana juga halnya Abyatar, imam itu.PB2 363.2

    Pemberontakan sudah matang, para pemberontak telah berhimpun dalam satu pesta besar tidak jauh dari kota untuk mengumumkan bahwa Adonia adalah raja, pada saat mana rencana mereka itu telah dihalangi oleh tindakan yang cepat dari beberapa orang yang setia, dengan dipimpin oleh antara lain Zadok, imam itu, nabi Natan, dan Batsyeba-ibu Solaiman. Mereka ini telah menghadapkan segala perkara itu kepada raja, sambil mengingatkan kepadanya tentang perintah ilahi bahwa Solaiman harus menggantikannya sebagai raja. Dengan segera Daud menyerahkan tahtanya kepada Solaiman, yang dengan segera pula telah dilantik dan dinyatakan sebagai raja. Pemberontakan itu dihancurkan. Para pemimpinnya telah dijatuhi hukuman mati. Abyatar dibiarkan hidup, untuk menghormati tugas jabatannya dan kesetiaannya kepada Daud pada masa yang lalu; tetapi ia telah dicopot dari tugasnya sebagai imam besar, yang kemudian diserahkan kepada keluarga Zadok. Yoab dan Adonia untuk sementara waktu dibiarkan hidup, tetapi setelah kematian Daud mereka telah dijatuhi hukuman atas kejahatan mereka. Dilaksanakannya hukuman ke atas diri anak Daud ini telah menggenapi hukuman yang empat kali lipat yang menyaksikan akan kebencian Allah terhadap dosa bapa itu.PB2 364.1

    Dari sejak awa” pemerintahan Daud, salah satu daripada rencananya yang paling disukainya adalah untuk mendirikan sebuah kaabah bagi Tuhan. Sekalipun ia tidak diijinkan untuk melaksanakan rencananya itu, ia tidaklah menunjukkan semangat dan kesungguh-sungguhan yang berkurang untuk pekerjaan itu. Ia telah menyediakan bahan-bahan yang amat mahal dalam jumlah yang banyak—emas, perak, batu unam, dan batu-batu yang berbagai corak warnanya; batu marmar, dan kayu yang amat mahal. Dan sekarang harta yang mahal ini yang telah dikumpulkannya itu harus diserahkan kepada orang lain; olehkarena tangan yang lain harus mendirikan rumah bagi peti perjanjian itu, lambang daripada hadirat Allah.PB2 364.2

    Menyadari bahwa akhir hidupnya sudah dekat, raja telah mengumpulkan para pemimpin Israel, dengan segala perwakilan dari seluruh bahagian kerajaan itu, untuk menerima warisan ini sebagai barang kepercayaan. Ia ingin menyerahkan kepada mereka pesannya yang terakhir dan memperoleh persetujuan dan dukungan mereka di dalam pekerjaan besar yang harus dilaksanakan itu. Olehkarena tubuhnya yang sudah lemah itu, maka ia tidak diharapkan hadir secara pribadi dalam upacara penyerahan ini; tetapi ilham Allah datang ke atasnya, dan dengan semangat dan kekuatan yang lebih besar daripada biasanya, ia telah sanggup, untuk terakhir kalinya, memberikan amanatnya kepada bangsanya. Ia menceritakan kepada mereka tentang keinginannya untuk mendirikan kaabah, dan tentang perintah Allah bahwa pekerjaan ini harus diserahkan kepada Solaiman, anaknya. Jaminan ilahi adalah, “Bahwa anakmu, Solaiman itu, akan membuat rumahku dan segala pagar halamanku, karena telah kupilih akan dia, supaya ia menjadi anak bagiku dan Akupun menjadi bapa baginya. Maka Aku akan meneguhkan kerajaannya sampai selama-lamanya, jikalau ia tetap dalam melakukan hukum dan undang-undangku seperti pada hari ini.” “Maka sekarangpun,” kata Daud, “di hadapan mata segenap orang Israel, yaitu sidang umat Tuhan, dan di hadapan pendengaran Allah kita, peliharakanlah dan lakukanlah segala hukum Tuhan, Aliahmu, supaya kamu mempunyai tanah yang baik ini dengan sentosa, dan kamu meninggalkan dia bagi anak-anakmu yang kemudian daripadamu akan bahagian pusaka sampai selama-lamanya.”PB2 364.3

    Daud telah belajar melalui pengalamannya sendiri bagaimana sulitnya jalan dia yang berpaling dari Tuhan. Ia telah merasakan hukuman dari undang-undang yang sudah dilanggar itu, dan telah menuai buah-buah pelanggaran; dan segenap jiwanya dipenuhi oleh kerinduan agar supaya para pemimpin Israel setia kepada Allah, dan agar Solaiman menurut hukum Allah, sambil menjauhkan diri dari dosa-dosa yang telah melemahkan wewenang bapanya, menggetirkan hidupnya, dan menghinakan Allah. Daud mengetahui bahwa kerendahan hati diperlukan, selalu bergantung kepada Allah, dan kewaspadaan yang terus-menerus untuk melawan segala penggodaan yang pasti akan menyerang Solaiman dalam kedudukannya yang tinggi itu; olehkarena orang-orang yang terkemuka seperti itu yang menjadi sasaran utama dari panah setan. Sambil berpaling kepada anaknya, yang telah diakui sebagai penggantinya di atas tahta itu, Daud berkata: “Maka engkau, hai anakku Solaiman, hendaklah engkau mengenal akan Allah bapamu dan beribadatlah kepadanya dengan hati yang tulus dan dengan batin yang benar, karena diselidik Tuhan akan segala batin dan diketahuinya akan segala angan-angan hati; jikalau engkau mencahari Dia, niscaya terdapatlah Ia olehmu, tetapi jikalau kiranya engkau meninggalkan Dia, niscaya dibuangnya akan dikau sampai selama-lamanya. Perhatikanlah baikbaik, bahwa telah dipilih Tuhan akan dikau, supaya engkau membangunkan sebuah rumah akan tempat suci; pertetapkanlah hatimu dan sampaikanlah pekerjaan itu.”PB2 365.1

    Daud memberikan kepada Solaiman petunjuk-petunjuk yang terperinci untuk membangun kaabah itu, dengan disertai pola untuk setiap bahagiannya, dan segala alat-alat yang akan dipakai untuk melayani, sebagaimana yang telah dinyatakan kepadanya oleh ilham ilahi. Solaiman masih muda, dan merasa takut untuk memikul tanggung jawab yang berat di atas bahunya untuk mendirikan kaabah dan memerintah umat Allah. Daud berkata kepada anaknya, “Hendaklah engkau gagah dan tetaplah hatimu, dan lakukanlah pekerjaan itu, jangan engkau takut dan jangan engkau gentar, karena Tuhan Aliahmu, yaitu Aliahku, akan ada sertamu kelak, tiada Ia undur daripadamu dan tiada ditinggalkannya dikau.”PB2 365.2

    Kembali Daud mengadakan panggilan kepada perhimpunan itu: “Adapun Solaiman anakku, yang telah dipilih Allah seorangnya itu, ia itu lagi muda dan lemah lembut adanya, maka besarlah pekerjaan ini, karena bukan ia itu istana manusia, melainkan istana Tuhan Allah adanya.” Ia berkata, “Bahwa sekuat-kuatku aku sudah menyediakan bakal bait Aliahku,” dan kemudian ia menyebutkan bahan-bahan yang telah dikumpulkannya. Lebih dari itu, ia berkata, “Tegal bait Aliahku itulah kegemaranku, maka kuberikan lagi segala benda emas dan perak yang padaku, lain daripada segala bakal yang telah kusediakan akan bait kesucian itu, yaitu tiga ribu talenta emas daripada emas Ofir, dan tujuh ribu talenta perak semata-mata suci, akan disalut dengan dia dinding segala biliknya.” “Maka sekarang siapakah,” katanya kepada orang banyak yang telah berkumpul dan membawa pemberian mereka yang limpah itu, “dengan keridlaan hatinya hendak memenuhi tangannya bagi Tuhan?”PB2 366.1

    Perhimpunan itu telah menjawab dengan serentak. “Maka pada masa itu dibawa oleh segala penghulu bapa-bapa dan segala penghulu suku-suku bangsa Israel dan segala kepala atas orang seribu dan atas orang seratus dan segala penghulu orang yang dalam pekerjaan baginda akan beberapa persembahan dengan keridlaan hatinya. Dipersembahkannya akan perbuatan bait-Ullah emas lima ribu talenta sepuluh ribu dirham, dan perak sepuluh ribu talenta, dan tembaga delapan belas ribu talenta, dan besi seratus ribu talenta banyaknya. Maka kepada barangsiapa didapati akan permata intan, dipersembahkannya akan perbendaharaan rumah Tuhan. . . . Maka bersukacitalah hati orang banyak itu olehkarena persembahan mereka itu dengan keridlaan hatinya, karena dengart hati yang tulus dan dengan segala keridlaan dipersembahkannya kepada Tuhan, dan lagi baginda raja Daudpun amat besar sukacita hatinya.”PB2 366.2

    “Maka sebab itu dipuji-puji Daud akan Tuhan di hadapan segenap sidang itu, lalu kata Daud: Segala puji bagimu, ya Tuhan, Allah bapa kami Israel, daripada selama-lamanya datang kepada selama-lamanya! Bagimu, ya Tuhan, adalah segala kebesaran dan segala kuasa dan segala kemuliaan dan segala kesempurnaan dan segala subuhat, bahkan, segala sesuatu yang di dalam langit dan di atas bumi, Engkau juga, ya Tuhan! mempunyai kerajaan dan kebesaran atas segala sesuatu yang bergelar kepala. Maka segala kekayaan dan kemuliaan daripadamu juga datangnya dan Engkaupun memerintahkan semesta sekalian, dan di dalam tanganmu adalah kuasa akan membesarkan dan akan menguatkan segala sesuatu. Maka sekarang, ya Allah kami! mengucap syukurlah kami kepadamu dan kami memuji nama kemuliaanmu. Karena siapa gerangan aku ini, dan apa gerangan bangsaku ini, maka kami beroleh kuat akan mempersembahkan dengan keridlaan hati kami persembahan yang demikian itu? karena daripadamu juga semuanya itu, dan adapun kami mempersembahkan ini, ia itu daripada tanganmu juga asalnya. Karena kami ini orang dagang juga di hadapan hadiratmu dan lagi orang menumpang seperti segala leluhur kami dan umur hidup kami di atas bumi ini seperti bayang-bayang jua adanya, tiadalah ketentuannya. Ya Tuhan, Allah kami! adapun segala kelimpahan ini, yang sudah kami sediakan akan membuat sebuah rumah bagi nama kesucianmu itu, ia itu semuanya daripada tanganmu juga asalnya dan Engkau juga yang mempunyai dia. Maka ketahuilah aku, ya Aliahku! bahwa Engkau juga menguji hati, dan Engkaupun berkenan akan hati yang tulus.”PB2 366.3

    “Maka dengan tulus dan keridlaan hatiku sudah kupersembahkan segala perkara ini, dan adapun segala umatmu yang sekarang terdapat di sini, maka telah kulihat bahwa mereka itupun sudah menghantar persembahannya kepadamu dengan sukacita dan dengan segala keridlaan hatinya. Ya Tuhan, Allah leluhur kami Ibrahim dan Ishak dan Israel, peliharakanlah ini kiranya sampai selama-lamanya di dalam niat-niat kepikiran hati segala umatmu dan cenderungkan apalah hatinya kepadamu selalu, dan karuniakanlah kiranya kepada anakku Solaiman hati yang tulus akan memeliharakan segala firmanmu dan segala syahadat dan syariatmu dan akan membuat istana yang telah kusediakan segala bakalnya! Setelah itu maka titah Daud kepada segenap sidang itu: Marilah kamu, pujilah akan Tuhan, Aliahmu. Maka dipuji-puji oleh segenap sidang itu akan Tuhan, Allah leluhurnya, dan mereka itupun tunduk kepala dan menyembah sujud kepada Tuhan di hadapan baginda.”PB2 367.1

    Dengan perhatian yang amat dalam raja telah mengumpulkan bahan-bahan yang mahal untuk membangun dan memperindah kaabah itu. Ia telah menggubah lagu-lagu yang mulia yang di tahun-tahun mendatang akan menggema di dalam seluruh bangunan itu. Sekarang hatinya bersukacita di dalam Allah, apabila pemimpin bapa-bapa dan para penghulu Israel memberikan sambutannya yang baik itu terhadap ajakannya, dan menawarkan diri mereka kepada tugas yang penting yang ada di hadapan mereka. Dan apabila mereka memberikan pelayanan mereka itu, mereka cenderung untuk berbuat lebih banyak lagi. Mereka memperbanyak persembahan mereka, sambil memberikan harta milik mereka kepada perbendaharaan itu. Daud telah merasakan bahwa dirinya tidak layak untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk rumah Allah itu, dan pernyataan setia daripada para penghulu dalam kerajaannya itu, apabila dengan rela hati mereka telah menyerahkan harta mereka kepada Tuhan dan menyerahkan diri mereka untuk melayani pekerjaanNya, telah memenuhi hatinya dengan kesukaan. Tetapi hanya Allah saja yang telah mengaruniakan sikap seperti ini kepada umatNya. Dia, bukan manusia, yang harus dipermuliakan. Dialah yang telah menyediakan orang banyak itu dengan hasil bumi, dan RohNya telah menjadikan mereka rela untuk membawa harta milik mereka yang mahal itu untuk keperluan kaabah. Segala sesuatunya berasal dari Tuhan, jikalau kasihNya tidak menggerakkan hati orang banyak itu, maka usaha raja itu akan sia-sia, dan kaabah itu tidak pernah akan didirikan.PB2 367.2

    Segala sesuatu yang manusia terima dari Allah adalah masih merupakan kepunyaan Allah. Barang apapun yang Allah berikan dalam bentuk harta dunia yang mahal dan indah itu telah diletakkan di dalam tangan manusia untuk menguji mereka—untuk menguji berapa dalamnya kasih mereka kepadaNya dan penghargaan mereka terhadap kebajikanNya. Apakah itu berbentuk harta kekayaan ataupun kepintaran otak, semuanya itu harus diletakkan di kaki Yesus sebagai satu persembahan sukarela; dan sementara itu sipemberinya, bersama-sama dengan Daud, akan berkata, “Karena daripadamu juga semuanya itu, dan adapun kami mempersembahkan ini, ia itu daripada tanganmu juga asalnya.”PB2 368.1

    Apabila ia merasakan bahwa kematian akan segera datang, beban hati Daud masih tetap bagi Solaiman dan bagi kerajaan Israel, yang kemakmurannya sebagian besar bergantung kepada kesetiaan rajanya. “Maka berpesanlah baginda kepada Solaiman, putera baginda, titahnya: Bahwa aku hendak pergi kepada jalan segala orang isi dunia ini, sebab itu hendaklah engkau bertetap hatimu dan kelakuanmu seperti orang laki-laki. Dan lakukanlah olehmu akan segala ibadat kepada Tuhan, Aliahmu, dengan menurut jalannya dan memeliharakan segala hukumnya dan undang-undangnya dan syariat dan firmannya, . . . supaya bijaksana engkau dalam segala sesuatu yang kauperbuat dan selamatlah engkau barang ke manapun baik engkau akan pergi; supaya disampaikan Tuhan akan janji, seperti yang telah Ia berfirman akan halku, bunyinya: Jikalau kiranya anak-anakmu memeliharakan jalannya baik-baik, serta berjalan di hadapan hadiratku dengan setia dan dengan segenap hatinya dan segenap nyawanya, niscaya, demikianlah firmannya, seorang juapun tiada akan terputuskan bagimu daripada tahta kerajaan Israel.” 1 Raja 2:1-4.PB2 368.2

    “Kata-kata Daud yang terakhir,” yang dicatat, adalah sebuah nyanyian—satu nyanyian penyerahan, nyanyian tentang prinsip yang amat agung, dan iman yang tidak pernah pudar:PB2 368.3

    “Sabda Daud bin Isai,
    Orang yang diangkat tinggi-tinggi,
    Yang telah dilantik oleh Allah Yakub,
    Dan yang kekasih kepada orang Israel karena segala mazmurnya:
    Bahwa Roh Tuhan berkata-kata dalam aku: ....
    Akan ada seorang Pemerintah atas segala manusia, seorang yang adil,
    Seorang Pemerintah dengan takut akan Allah,
    Maka iapun akan jadi seperti terang pada pagi apabila terbit matahari,
    Yaitu pada pagi yang tiada berawan,
    Terlebih daripada cahaya titik hujan Pada tumbuh-tumbuhan muda yang di bumi.
    Bukankah ada begini bahwa isi rumahku akan di hadapan Allah?
    Karena telah diteguhkannya dengan aku suatu perjanjian yang kekal,
    Yang berpatutan dalam semuanya, lagi terpelihara;
    Bukankah Ia akan menumbuhkan kelak selamatku dan segala keridlaan itu?” 2 Samuel 23:1-5
    PB2 369.1

    Hebatlah kejatuhan Daud, tetapi dalam juga pertobatannya, hangatlah kasihnya, dan kuatlah imannya. Ia telah diampuni, dan oleh sebab itu telah mengasihi dengan sungguh-sungguh. Lukas 7:48.PB2 369.2

    Mazmur Daud mencakup segala macam pengalaman, mulai dari dalamnya kesalahan yang disadari dan hukuman yang dijatuhkan oleh diri sendiri sampai kepada iman yang paling agung, dan hubungan yang amat luhur dengan Allah. Catatan hidupnya menyatakan bahwa dosa hanya akan mendatangkan kutuk dan kehinaan, tetapi bahwa cinta dan rahmat Allah dapat menjangkau sampai kepada jurang yang paling dalam, bahwa iman akan mengangkat jiwa yang bertobat untuk ambil bahagian dalam pengangkatan sebagai anak-anak Allah. Dari segala jaminan yang terkandung di dalam firmanNya, itu merupakan salah satu kesaksian yang paling kuat akan kesetiaan, keadilan dan perjanjian rahmat Allah.PB2 369.3

    Manusia “lenyap seperti bayang-bayang dan tiada tahan lama,” “tetapi firman Allah kita kekal sampai selama-lamanya.” “Tetapi kemurahan Tuhan itu dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas segala orang yang takut akan Dia, dan setianyapun adalah dengan anak cucu-cicit mereka itu. Yaitu dengan segala orang yang memeliharakan perjanjiannya dan yang ingat akan hukum-hukumnya, supaya dilakukannya.” Ayub 14:2; Yesaya 40:8; Mazmur 103:17, 18.PB2 369.4

    “Bahwa segala sesuatu yang dibuat oleh Allah itu akan kekal selamalamanya.” Alkhatib 3:14.PB2 369.5

    Mulialah janji-janji yang telah diadakan kepada Daud dan seisi rumah tangganya, janji-janji yang memandang ke depan kepada masa kekekalan, dan menemukan kegenapannya di dalam Kristus. Tuhan menyatakan:PB2 369.6

    “Aku telah berjanji dengan Daud hambaKu. . . . Maka tanganku akan menyokong dia selalu, dan lenganku akan menguatkan dia. . . . Maka setiaku dan kemurahanku akan menyertai dia, dan oleh sebab namaku maka akan ditinggikan tanduknya. Maka akan kutumpangkan tangannya pada laut dan tangannya kanan pada segala sungai. Iapun akan memanggil akan Daku: Engkau juga Bapaku, Aliahku dan gunung batu selamatku! Maka Akupun akan menjadikan dia anak sulung, yang maha tinggi di atas segala raja-raja di bumi. Pada selama-lamanya Aku akan memeliharakan kemurahanku padanya, dan perjanjianku akan jadi teguh setia padanya.” Mazmur 89:3-29.PB2 370.1

    “Maka Aku akan menaruh benihnya sampai kekal,
    Dan tahta kerajaannya sepanjang umur langit.”
    Mazmur 89:30.

    “Bahwa Ia akan membenarkan hal segala orang miskin,
    Dan Iapun akan melepaskan segala anak orang papa,
    Dan memijak-mijak orang penganiaya itu.
    Maka mereka itu takut akan dikau selagi ada matahari,
    Dan selagi ada bulan, yaitu turun temurun. ...
    Maka pada zamannya kelak orang benar itu akan berbunga,
    Dengan kebanyakan sejahtera, sehingga bulan tiada lagi.
    Maka iapun akan memegang perintah daripada laut masyrik sampai
    kepada laut magrib,
    Dan daripada sungai besar sampai kepada segala ujung bumi.”

    “Bahwa namanya akan kekal selama-lamanya;
    Selagi ada matahari namanya akan disebut orang turun temurun;
    Mereka itu akan diberkati oleh sebabnya,
    Dan segala bangsa akan memuji dia berbahagialah adanya.” Mazmur 72:4-8, 17.
    PB2 370.2

    “Karena seorang Putera sudah jadi bagi kita, seorang anak laki-laki sudah dikaruniakan kepada kita, bahwa pertuanan adalah di atas bahunya dan namanyapun disebut oranglah Ajaib, Bicara, Allah yang Mahakuasa, Bapa kekekalan, Raja salam.” “Maka Ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan Anak Allah Yang Mahatinggi; maka Allah, Tuhan kita, akan mengaruniakan kepadanya tahta Daud, leluhurnya itu. Maka Iapun akan menjadi raja atas benih Yakub selama-lamanya, dan kerajaannya itu tiada berkesudahan.” Yesaya 9:5; Lukas 1:32, 33.PB2 370.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents