Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Kemurtadan Di Yarden

    Dengan hati yang dipenuhi kesukaan dan iman yang dibaharui kepada Allah, bala tentara Israel yang menang itu telah kembali dari Bazan. Mereka telah berhasil memperoleh satu daerah yang amat berharga, dan mereka merasa yakin akan dapat dengan segera menaklukkan tanah Kanaan. Hanya sungai Yarden saja yang memisah mereka dengan Tanah Perjanjian. Tepat di seberang sungai itu terdapat suatu padang yang subur, dipenuhi dengan tanaman-tanaman hijau, diairi oleh mata air yang berkelimpahan, dan dinaungi oleh pohon-pohon palem yang indah. Di perbatasan sebelah barat padang itu berdiri menara-menara dan istana-istana Yerikho, yang dipenuhi oleh pohon-pohon palem sedemikian rupa sehingga disebut “kota pohon palem.”PB2 46.3

    Di sebelah timur sungai Yarden, di antara sungai itu dengan dataran tinggi yang telah mereka lalui, terdapat juga sebuah padang datar, beberapa mil lebarnya dan terbentang di sepanjang sungai itu. Lembah yang terlindung ini beriklim tropis; di sini bertumbuh dengan suburnya pohon-pohon sitim, sehingga itu disebut, “Lembah Sitim.” Di tempat inilah bangsa Israel telah berkemah, dan di kebun-kebun pohon sitim yang terletak di tepi sungai inilah mereka menemukan satu tempat yang baik untuk tinggal.PB2 46.1

    Tetapi di tengah-tengah pemandangan yang menarik ini mereka harus menghadapi satu bahaya yang lebih hebat daripada bala tentara yang bersenjata ataupun binatang-binatang buas yang ada di padang belantara. Negeri ini, yang berkelimpahan di dalam kekayaan alamnya, telah dinodai oleh penduduknya. Di dalam perbaktian umum kepada Baal, ilah mereka yang terkemuka, perbuatan-perbuatan yang paling mesum dan jahat selalu dilakukan. Di mana-mana terdapat tempat-tempat penyembahan berhala dan perzinahan, sedangkan nama-nama tempat-tempat itu sendiri menggambarkan kejahatan penduduknya.PB2 46.2

    Keadaan sekeliling seperti ini telah memberikan satu pengaruh yang dapat mengotori Israel. Pikiran mereka menjadi biasa dengan pikiran-pikiran jahat yang selalu dihadapkan kepada mereka; kehidupan mereka yang senang dan bermalas-malasan telah menghasilkan pengaruh yang merusak; dan dengan tidak disadarinya mereka sedang memisahkan diri dari Allah dan memasuki satu keadaan dimana mereka akan jatuh sebagai satu mangsa yang empuk terhadap penggodaan.PB2 47.1

    Selama masa perkemahan mereka di tepi sungai Yarden, Musa sedang mempersiapkan penyerangan ke tanah Kanaan. Di dalam pekerjaan ini Musa sedang memusatkan segenap perhatiannya; tetapi kepada orang banyak waktu yang senggang dan menunggu-nunggu ini merupakan satu ujian yang amat berat, dan sebelum beberapa minggu berlalu sejarah mereka telah dinodai oleh kemurtadan yang amat mengerikan dari kesetiaan dan kebajikan.PB2 47.2

    Mula-mula terdapat hubungan yang sedikit antara Israel dengan tetanggatetangga mereka yang kapir itu, tetapi setelah beberapa waktu perempuanperempuan Midian mulai menyelinap memasuki perkemahan Israel. Kehadiran mereka di tempat itu tidak menimbulkan kepanikan, dan rencana ini diatur dengan begitu tenang sehingga Musa sendiripun tidak memperhatikannya. Perempuan-perempuan ini bertujuan, di dalam pergaulan mereka dengan orang Ibrani, untuk menuntun mereka kepada pelanggaran hukum Allah, untuk menarik perhatian mereka kepada upacara-upacara dan adat kebiasaan kapir, dan memimpin mereka kepada penyembahan berhala. Motif ini disembunyikan di bawah jubah persahabatan, sehingga mereka tidak dicurigai, sekalipun oleh pemimpin-pemimpin bangsa itu.PB2 47.3

    Atas usul Bileam, satu pesta meriah untuk menghormati ilah-ilah mereka telah ditetapkan oleh raja Moab, dan dengan sembunyi-sembunyi telah diatur agar Bileam mengajak orang Israel menghadirinya. Ia dianggap oleh mereka sebagai nabi Allah, dan oleh sebab itu sedikit saja kesulitan yang akan dihadapinya sehubungan dengan rencana itu. Banyak sekali dari orang Israel ikut bersama dengan dia menyaksikan upacara perbaktian itu. Mereka telah memberanikan diri melangkah ke daerah yang terlarang dan telah terjerat dalam perangkap setan. Digelapkan oleh musik dan tarian-tarian, terpesona oleh kecantikan perempuan-perempuan kapir itu, mereka telah meninggalkan kesetiaan mereka terhadap Tuhan. Apabila mereka ikut serta dalam pesta-pesta kekapiran itu, minuman anggur telah merusakkan indera mereka, dan menghancurkan pagar pengendalian diri. Nafsu menguasai diri mereka sepenuhnya, dan setelah menodai hati nurani mereka oleh perbuatan mesum, merekapun terbujuk menyembah berhalaberhala. Mereka mempersembahkan korban di atas mezbah kapir dan turut ambil bagian dalam upacara-upacara yang paling keji.PB2 47.4

    Dalam waktu yang tidak lama racun itupun telah merajalela, seperti satu wabah maut, di seluruh perkemahan Israel. Mereka yang akan dapat menaklukkan musuh mereka dalam peperangan telah ditaklukkan oleh muslihat perempuan-perempuan kapir. Bangsa itu kelihatannya benar-benar dibodohi. Penghulu-penghulu dau pemimpin-pemimpin termasuk di antara mereka yang paling pertama mengadakan pelanggaran, dan begitu banyak dari orang Israel itu telah bersalah sehingga kemurtadan itu telah menyeluruh di antara bangsa itu. “Israel telah menggabungkan diri dengan Baal Peor.” Pada waktu Musa bangkit untuk melihat kejahatan itu, muslihat musuh mereka telah begitu berhasil sehingga bukan saja Israel ambil bahagian dalam perbaktian mesum di gunung Peor, tetapi upacara kekapiran itu telah diikuti di dalam perkemahan Israel. Pemimpin yang sudah tua ini dipenuhi oleh kemarahan, dan murka Allah menyala-nyala.PB2 48.1

    Perbuatan-perbuatan jahat mereka ini telah menyebabkan sesuatu terhadap Israel yang tidak dapat diperbuat oleh segala tenungan Bileam—perbuatan keji mereka itu telah memisahkan mereka dari Tuhan. Oleh pehukuman yang datang dengan segera orang banyak itu telah dapat menyadari akan kejinya dosa mereka. Satu bala sampar yang dahsyat telah melanda perkemahan mereka, dan dengan cepat puluhan ribu telah jatuh sebagai korbannya. Allah memerintahkan agar supaya pemimpin-pemimpin kemurtadan ini dihukum mati oleh tua-tua Israel. Perintah ini dengan segera diturut. Yang berbuat dosa itu dibinasakan, kemudian mayat mereka digantung di hadapan segenap bangsa Israel agar perhimpunan itu, melihat pemimpin-pemimpin mereka telah diperlakukan dengan begitu ngerinya, dapat menyadari dengan sedalam-dalamnya akan kebencian Allah terhadap dosa mereka dan kehebatan murkaNya terhadap mereka.PB2 48.2

    Semua orang merasa bahwa hukuman itu adil dan mereka cepat-cepat pergi ke kaabah, dengan disertai air mata dan kerendahan hati mengakui segala dosa mereka. Sementara mereka sedang menangis di hadapan Allah, di pintu kaabah, sementara bala sampar itu masih merajalela dan tua-tua Israel sedang melaksanakan tugas maut mereka, Zimri, salah seorang dari orang-orang bangsawan Israel, dengan beraninya datang ke dalam perkemahan, dengan ditemani oleh seorang perempuan sundal orang Midiani, seorang “penghulu suku bangsa Midiani” yang ia bawa ke tendanya. Belum pernah ada satu tindakan kejahatan yang seberani dan senekad seperti ini. Mabuk oleh air anggur, Zimri menyatakan “dosanya seperti Sodom” dan ia bermegah-megah dalam perbuatan kehinaannya itu. Imam-imam dan mimpin-pemimpin bersujud dengan rasa sedih dan penyesalan, menangis “di antara serambi kaabah dengan mezbah itu” sambil memohon kepada Tuhan untuk membiarkan umatNya hidup dan jangan membiarkan milikNya itu dinista oleh bangsa lain, pada waktu penghulu Israel ini berbuat dosanya di hadapan perhimpunan itu, seolah-olah menentang murka Allah dan mengolok-olok hakim-hakim bangsa itu. Pinehas, anak Eliezar imam besar itu, bangkit dari antara perhimpunan itu, dan sambil membawa sebatang lembing, “ia pergi mengikuti orang Israel itu sampai ke dalam tendanya,” dan kemudian membinasakan keduanya. Dengan cara demikian bala sampar itupun dihentikan, sementara imam yang telah melaksanakan hukuman ilahi itu telah dihormati di hadapan segenap bangsa Israel, dan keimamatanpun telah diberikan kepadanya dan kepada rumah tangganya untuk selamalamanya.PB2 48.3

    Pinehas “telah mengundurkan murkaKu dari atas bani Israel,” adalah pekabaran ilahi; “sebab itu katakanlah kepadanya, bahwa sesungguhnya Aku menganugerahi dia dengan perjanjian selamatku! Maka perjanjian imamat itu adalah dengan dia serta dengan anak-cucunya kemudian daripadanya sampai selama-lamanya, sebab dicemburukannya perkara Aliahnya dan diadakannya grafirat atas bani Israel.”PB2 49.1

    Hukuman yang dijatuhkan ke atas Israel olehkarena dosa mereka di Sitim, telah membinasakan sisa daripada sekelompok besar orang-orang, yang hampir empat puluh tahun sebelumnya, telah terkena hukuman, “Di padang belantara juga mereka itu akan mati kelak.” Pada waktu dihitungnya orang banyak itu atas perintah ilahi, selama perkemahan mereka di padang Yarden, menunjukkan bahwa “daripada segala orang yang dibilang dahulu oleh Musa dan Harun yang imam, yaitu yang dibilang oleh bani Israel di padang belantara Sinai . . . seorangpun tiada lagi, melainkan Kaleb bin Yefuna, dan Yusak bin Nun.” Bilangan 26:64, 65.PB2 49.2

    Tuhan telah menjatuhkan hukuman ke atas orang Israel karena telah menyerah kepada tipu daya orang Midian, tetapi sipenggoda itu tidak terlepas dari murka keadilan ilahi. Bangsa Amalek, yang telah menyerang Israel di Rafidim, yang membinasakan mereka yang dalam keadaan letih lesu di bahagian belakang dari tentara Israel, tidak dibinasakan sampai bertahuntahun kemudian; tetapi bangsa Midian yang telah menyesatkan mereka ke dalam dosa dengan segera merasakan hukuman Allah, karena hal ini dianggap sebagai musuh yang lebih berbahaya. “Menuntut bela Tuhan kepada orang Midiani itu” (Bilangan 31:2), adalah perintah Allah kepada Musa; “kemudian engkau akan pulang kelak kepada asalmu.” Perintah ini dengan segera diturut. Seribu orang telah dipilih dari setiap suku bangsa dan telah diutus di bawah pimpinan Pinehas. “Maka berperanglah mereka itu dengan orang Midiani, setuju dengan firman Tuhan yang kepada Musa .... Dibunuhnya pula raja-raja orang Midiani, kecuali segala orang lain yang diparangkannya, . . . lima orang raja Midiani, dan lagi Bileam bin Beorpun dibunuhnya dengan pedang.” Ayat 7, 8. Perempuan-perempuan itu juga, yang telah berhasil ditawan oleh tentara mereka, telah dibunuh atas perintah Musa, sebagai musuh Israel yang paling bersalah dan berbahaya.PB2 49.3

    Demikianlah kesudahan mereka yang telah merencanakan kejahatan atas diri umat Allah. Pemazmur berkata, “Bahwa terperosoklah orang kapir dalam pelobang, yang telah diperbuatnya, dan kakinyapun sudah tertangkap dalam jaring yang disembunyikannya.” Mazmur 9:16. “Karena tiada dilalaikan Tuhan akan umatNya, dan tiada ditinggalkanNya akan pusakaNya. Maka hukum itu akan kembali kepada pengadilan.” Apabila manusia “hendak membunuh orang yang benar,” maka Tuhan “akan membalas durhakanya kepada mereka itu, dan Iapun akan membinasakan mereka itu dalam kejahatannya.” Mazmur 94:14, 15, 21, 23.PB2 50.1

    Pada waktu Bileam dipanggil untuk mengutuk bani Ibrani, ia tidak dapat, oleh segala tenungannya, mendatangkan yang jahat kepada mereka; karena tiada dipandangNya “akan kesalahan Yakub,” ataupun “ditilikNya akan kejahatan dalam Israel.” Bilangan 23:21. Tetapi bilamana mereka melanggar hukum Allah dengan menyerah kepada pencobaan, maka pertahanan merekapun hilanglah. Apabila umat Allah tetap setia kepada perintah-perintahNya, “bahwasanya tiadalah berguna barang pesima lawan Yakub atau barang tenungan lawan Israel.” Ayat 23. Oleh sebab itu segala kuasa dan tipu daya setan diadakan untuk menuntun Israel berbuat dosa. Jikalau mereka yang mengaku sebagai pemelihara hukum Allah menjadi pelanggar-pelanggar peraturan-peraturannya, maka mereka telah memisahkan diri dari Allah, dan mereka tidak akan sanggup bertahan di hadapan musuh mereka.PB2 50.2

    Orang-orang Israel, yang tidak dapat dikalahkan oleh senjata ataupun tenungan orang Midian, telah menjadi mangsa perempuan-perempuan sundal. Demikianlah kuasa kaum wanita, yang menggabungkan diri dalam pelayanan kepada setan, telah diadakan untuk menjerat dan membinasakan jiwa. “Banyaklah orang yang mati dibinasakan olehnya, dan amat banyak bilangan orang yang telah dibunuhnya.” Amsal Solaiman 7:26. Dengan cara yang sama anak-anak Set telah ditipu sehingga menyimpang dari kesetiaan mereka, dan benih yang suci itupun telah dinodai. Dengan cara seperti itu pula Yusuf digoda. Dengan cara ini juga Simson telah menyerahkan kekuatannya, pembela Israel, ke dalam tangan orang Filistin. Di dalam hal ini Daud telah jatuh. Dan Solaiman, yang paling bijaksana dari antara raja-raja, yang untuk tiga kali telah disebut sebagai orang yang dikasihi Allah, telah menjadi hamba nafsu, dan mengorbankan kesetiaannya kepada kuasa yang menyesatkan itu.PB2 50.3

    “Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh.PB2 51.1

    Setan telah menyesatkan bangsa Israel ke dalam perbuatan cabul sebelum memimpin mereka ke dalam penyembahan berhala. Mereka yang menghinakan peta Allah dan menodai kaabahNya yang ada di dalam tubuhnya tidak akan segan-segan untuk berbuat sesuatu yang menghina Allah dengan hal-hal yang akan memuaskan keinginan hati mereka yang sudah rusak. Pemanjaan hawa nafsu melemahkan pikiran dan merusak jiwa. Kuasa akhlak dan pikiran digelapkan dan dilumpuhkan oleh pemanjaan nafsu kebinatangan; dan adalah mustahil bagi hamba nafsu untuk menyadari tanggung jawab yang suci dari hukum Allah, untuk menghargai penebusan atau memberikan suatu penilaian yang sebenarnya atas jiwa. Kebajikan, kesucian dan kebenaran, hormat kepada Allah dan kasih bagi perkaraperkara yang suci—segala kasih yang suci dan keinginan-keinginan yang luhur yang menghubungkan manusia dengan sorga—dimusnahkan oleh api nafsu. Jiwa menjadi satu tempat yang gelap dan sunyi, tempat tinggalnya roh-roh jahat dan “sangkar daripada segala burung yang kotor dan keji.” Mahluk-mahluk yang diciptakan atas peta Allah telah diseret ke bawah ke taraf binatang.PB2 51.2

    Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.PB2 52.1

    Pada waktu bangsa Israel berada dalam satu keadaan yang senang dan amanlah mereka telah dituntun ke dalam dosa. Mereka telah gagal untuk membiarkan Allah selalu ada di hadapan mereka, mereka melalaikan doa, dan memanjakan roh percaya kepada diri sendiri. Kesenangan dan pemanjaan diri telah menyebabkan benteng jiwa tidak dijaga dan pikiranpikiran yang merusakpun telah memasukinya. Pengkhianat-pengkhianat di dalam bentenglah yang telah membinasakan prinsip-prinsip, dan menyerahkan Israel ke dalam tangan setan. Dengan cara demikianlah setan masih tetap berusaha untuk membinasakan jiwa. Satu proses persiapan yang lama, yang tidak diketahui oleh dunia, berlangsung di dalam hati orang Kristen sebelum ia melakukan dosa yang terang-terangan. Pikiran tidaklah secara mendadak berpindah dari keadaan yang suci dan bersih kepada kemerosotan, kejahatan dan dosa. Ia memerlukan waktu untuk merusak mahluk-mahluk yang dijadikan dalam peta Allah, supaya merosot menjadi setaraf dengan binatang atau sesuatu yang bersifat iblis. Oleh memandang kita diubahkan. Dengan pemanjaan pikiran yang kotor, manusia dapat mendidik pikirannya sedemikian rupa sehingga dosa yang dulunya memuakkan dirinya sekarang akan menjadi sesuatu yang menyenangkan baginya.PB2 52.2

    Setan sedang menggunakan segala alat untuk menjadikan kejahatan dan kemaksiatan itu populer. Kita tidak dapat menyusuri jalan-jalan di kota besar tanpa melihat adanya perkara-perkara yang jahat seperti yang dimuat dalam banyak buku novel, atau yang dipertunjukkan di dalam gedung bioskop. Pikiran dididik supaya biasa dengan dosa. Jalan yang ditempuh oleh orang-orang jahat dan yang merosot ahlaknya terus-menerus dihadapkan kepada orang banyak melalui majalah-majalah sekarang ini, dan segala sesuatu yang dapat membangkitkan hawa nafsu dihadapkan kepada mereka dalam cerita-cerita yang merangsang. Mereka mendengar dan membaca begitu banyak tentang kejahatan-kejahatan yang keji sehingga hati nurani yang dulunya begitu peka, yang akan merasa gentar melihat pemandangan-pemandangan yang mengerikan itu, sekarang menjadi kebal dan mereka sangat menaruh perhatian kepadanya.PB2 53.1

    Banyak dari antara kepelesiran-kepelesiran yang populer dewasa ini, sekalipun bagi mereka yang mengaku diri Kristen, cenderung untuk mempunyai tujuan yang sama seperti yang ada pada orang-orang kapir pada zaman dulu. Hanya sedikit saja di antara mereka yang tidak dijadikan setan sebagai alat untuk membinasakan jiwa. Melalui drama ia telah bekerja selama berabad-abad membangkitkan nafsu, dan bersuka-suka dalam kejahatan. Opera, dengan pemandangan yang mempesonakan serta musik yang merangsang, tarian-tarian orang yang bertopeng, dansa-dansi, permainan kartu, setan telah gunakan untuk menghancurkan benteng prinsip dan membuka pintu kepada pemanjaan hawa nafsu. Di dalam setiap kumpulan untuk mencari kepelesiran dimana kesombongan ditunjukkan dan selera makan dimanjakan, dimana seseorang dituntun untuk melupakan Tuhan dan kehilangan pandangan terhadap perkara-perkara yang baka, di sanalah setan sedang mengikatkan belenggunya kepada jiwa-jiwa manusia.PB2 53.2

    “Peliharakanlah hatimu terlebih daripada segala yang patut dipeliharakan,” adalah nasihat dari orang yang bijaksana; “karena dari dalamnya terpancarlah segala mata air hidup.” Amsal Solaiman 4:23. Sebagaimana “orang menunggui dirinya, demikianlah adanya.” Amsal Solaiman 23:7. Hati harus dibaharui oleh anugerah ilahi, kalau tidak maka sia-sialah usaha untuk menyucikan hidup. la yang mencoba untuk membangun satu tabiat yang agung dan baik tanpa anugerah Kristus adalah sedang membangun rumah di atas pasir. Itu pasti hancur bila dilanda oleh tofan pencobaan. Doa Daud haruslah menjadi permohonan dari setiap jiwa: “Jadikanlah dalam aku suatu hati yang suci, ya Allah! dan baharuilah dalam aku suatu peri yang teguh.” Mazmur 51:12. Dan setelah menjadi orang-orang yang ambil bahagian dalam karunia-karunia sorga, kita harus maju terus kepada kesempurnaan, “yang dengan kuasa Allah terpelihara dari sebab iman.” 1 Petrus 1:5.PB2 53.3

    Kita masih mempunyai suatu pekerjaan untuk melawan pencobaan. Mereka yang tidak mau menjadi mangsa alat-alat iblis harus menjaga dengan baik akan segala jalan yang menuju kepada jiwa; mereka harus menjauhkan diri dari membaca, melihat atau mendengar hal-hal yang akan membangkitkan pikiran yang kotor. Pikiran jangan dibiarkan melayang-layang semaunya kepada perkara-perkara yang dihadapkan oleh musuh kita. “Hendaklah ingatanmu tajam,” kata rasul Petrus, “... janganlah kamu merupakan kehidupanmu menurut hawa nafsumu yang dahulu itu, tatkala kamu di dalam masa jahiliat, melainkan, sebagaimana Tuhan yang sudah memanggil kamu itu ada kudus, demikian juga kamupun hendaklah kudus di dalam segenap perkara kehidupanmu.” 1 Petrus 1:13-15. Paulus berkata, “Barang apa yang benar, barang apa yang indah, barang apa yang adil, barang apa yang suci, barang apa yang molek, barang apa yang kedengaran baik, jikalau ada sesuatu kebaikan dan jikalau ada sesuatu kepujian, itulah yang hendak kamu pikirkan.” Pilipi 4:8. Ini memerlukan doa yang tekun dan kewaspadaan yang terus-menerus. Kita harus ditolong oleh kuasa Roh Suci yang tinggal di dalam hati kita, yang akan mengangkat pikiran kita ke atas, dan mengisinya dengan hal-hal yang suci dan bersih. Dan kita harus mempelajari firman Allah dengan sungguh-sungguh. “Dengan apa gerangan orang muda akan memeliharakan jalannya suci daripada salah? Jikalau dipatutkannya dengan firmanmu.” “Firmanmu,” kata pemazmur, “telah kutaruh dalam hatiku, supaya jangan aku berdosa kepadamu.” Mazmur 119:9, 11-PB2 54.1

    Dosa Israel di bukit Peor telah mendatangkan hukuman kepada segenap bangsa itu, dan sekalipun dosa yang sama itu tidak akan dihukum secepat itu sekarang ini, dosa-dosa itu pasti akan menerima ganjarannya. “Jikalau barang seorang membinasakan Rumah Allah, maka ia akan dibinasakan oleh Allah.” 1 Korinti 3:17. Alam telah menetapkan hukuman berat kepada kejahatan-kejahatan seperti ini—hukuman yang, lambat atau segera, akan dijatuhkan kepada orang yang melanggar. Dosa-dosa seperti inilah lebih daripada yang lainnya, yang telah menyebabkan merosotnya umat manusia, dan juga penyakit serta penderitaan yang menjadi kutuk kepada dunia. Manusia boleh jadi bisa menyembunyikan pelanggaran mereka dari sesama mereka, namun demikian tetap mereka akan menuai akibatnya, dalam penderitaan, penyakit, kebodohan, atau kematian. Dan di seberang kehidupan yang sekarang ini pengadilan sorga menunggu, dengan hukuman kekal sebagai ganjarannya. “Orang yang mengamalkan segala perkara yang demikian itu tiada akan mewarisi kerajaan Allah,” tetapi bersama-sama dengan setan dan malaikat-malaikatnya akan memperoleh bahagian mereka di dalam “laut api” yaitu “mati yang kedua.” Galatia 5:21; Wahyu 20:14.PB2 54.2

    “Bahwasanya lidah perempuan jalang itu bertitik-titik air madu dan langitan mulutnyapun terlebih licin daripada minyak. Tetapi akhirnya pahit seperti empedu dan tajam seperti pedang jambiak.” Amsal Solaiman 5:3, 4. “Jauhkanlah jalanmu daripada perempuan begitu, dan janganlah hampiri pintu rumahnya. Supaya jangan engkau menyerahkan kemuliaanmu kepada orang lain dan umur hidupmu kepada orang yang bengis. Supaya jangan orang dagang kelak mengenyangkan dirinya dengan harta bendamu, dan hasil segala kelelahanmu itu masuk ke dalam rumah orang yang tiada ketahuan. Kemudian pada akhirnya engkau kelak meraung-raung, apabila haus-hauslah kulitmu dan dagingmupun.” Ayat 8-11. “Rumahnya cenderunglah kepada maut.” “Barangsiapa yang masuk ke sana, ia itu tiada akan balik lagi.” Amsal Solaiman 2:18, 19. “Dan segala jemputannya itu adalah dalam keluburan neraka.” Amsal Solaiman 9:18.PB2 55.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents