Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Hukum Dinlangi

    Tuhan memberitahukan kepada Musa bahwa waktu yang telah ditetapkan untuk merebut Kanaan telah dekat, dan apabila nabi yang tua itu berdiri di satu tempat yang tinggi dari tempat mana terlihat sungai Yarden dan Tanah Perjanjian itu, ia memandang dengan penuh perhatian ke tanah waris umatnya. Mungkinkah hukuman yang telah dinyatakan terhadap dirinya olehkarena dosanya di Kades itu dicabut kembali? Dengan penuh kesungguhsungguhan ia memohon, “Ya Tuhan Hua! Engkau telah mulai menunjukkan kepada hambamu kebesaranmu dan tangan kodratmu! maka dewa yang mana adalah dalam langit atau di atas bumi, yang dapat berbuat sebagai perbuatanmu dan sebagai segala kodratmu. Berilah kiranya hambapun menyeberang, supaya hamba melihat tanah yang baik, yang di seberang Yarden, pegunungan yang baik itu serta dengan Libanon.” Ulangan 3:24, 25.PB2 56.1

    Jawabnya adalah, “Cukuplah bagimu! Janganlah kau sebutkan perkara itu lagi kepadaku! Naiklah engkau ke atas kemuncak Pisga dan angkatlah matamu, pandanglah ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur, dan lihatlah dengan kedua belah matamu, tetapi tak boleh engkau menyeberang Yarden ini.” Ayat 26, 27.PB2 56.2

    Tanpa satu persungutanpun Musa telah tunduk kepada perintah Allah. Dan sekarang perhatiannya yang besar adalah untuk Israel. Siapakah yang akan menaruh perhatian untuk kesejahteraan mereka seperti yang pernah dirasakannya? Dari satu hati yang penuh ia telah melayangkan doa, “Hendaklah kiranya Tuhan, Aliahnya nyawa segala tubuh, mengangkat akan seorang penghulu atas sidang ini; seorang yang keluar masuk di hadapan mereka itu serta yang menghantar mereka itupun keluar masuk, asai jangan sidang umat Tuhan seperti suatu kawan domba yang tiada bergembala adanya.” Bilangan 27:16, 17.PB2 56.3

    Tuhan telah mendengar doa hambaNya; dan jawabnya datang, “Ambillah olehmu akan Yusak bin Nun, seorang yang dalamnya ada Roh, lalu tumpangkanlah tanganmu kepadanya. Hadapkanlah dia kepada Eliezar yang imam dan kepada segenap sidang serta lantikkanlah dia di hadapan mereka itu sekalian. Dan bahagikanlah kepadanya daripada kemuliaanmu, sehingga kedengaranlah ia itu kepada segenap sidang bani Israel.” Ayat 18-20. Sudah lama Yusak mendampingi Musa; dan olehkarena dia adalah seorang yang bijaksana, mempunyai kesanggupan dan iman, ia telah dipilih untuk menggantikannya.PB2 57.1

    Melalui penumpangan tangan oleh Musa, disertai oleh satu amanat yang paling mengesankan, Yusak dengan khidmat telah diasingkan sebagai pemimpin Israel. Sekarang ini juga ia diberi bahagian dalam pemerintahan. Firman Tuhan tentang Yusak datang melalui Musa kepada perhimpunan itu, “Maka iapun akan berdiri di hadapan Eliezar yang imam, maka ia ini akan bertanyakan karenanya hukum Urim di hadapan hadirat Tuhan, maka atas bunyi hukumnya mereka itu akan keluar masuk, baik ia baik segala bani Israelpun sertanya, yaitu segenap sidang.” Ayat 21.PB2 57.2

    Sebelum menyerahkan jabatannya sebagai pemimpin Israel yang kelihatan, Musa diperintahkan untuk mengulangi kepada mereka sejarah tentang kelepasan mereka dari Mesir dan pengembaraan mereka di padang belantara, dan juga mengulangi secara singkat hukum yang telah diberikan di Sinai. Pada waktu hukum diberikan, hanya sedikit saja dari perhimpunan yang ada sekarang ini yang cukup dewasa untuk memahami betapa khidmatnya peristiwa itu. Karena mereka akan segera menyeberangi Yarden dan merebut Tanah Perjanjian itu, Allah menghadapkan kepada mereka tuntutantuntutan hukumNya dan menyatakan kepada mereka bahwa penurutan adalah sebagai syarat kemakmuran mereka.PB2 57.3

    Musa berdiri di hadapan orang banyak untuk mengulangi amaran dan nasihatnya yang terakhir. Wajahnya diterangi oleh satu terang yang suci. Rambutnya telah memutih karena usia yang sudah lanjut, tetapi tubuhnya masih tetap tegak, wajahnya menggambarkan adanya kesehatan tubuh yang tidak berkurang dan penglihatannya masih tetap terang dan tidak kabur. Saat itu adalah satu peristiwa yang penting dan dengan dipenuhi oleh perasaan yang dalam ia telah menggambarkan tentang kasih dan rahmat Pelindung mereka Yang Mahakuasa itu:PB2 57.4

    “Maka bertanyakanlah juga zaman-zaman dahulu kala, yang dahulu daripada kamu, yaitu daripada hari tatkala dijadikan Allah akan manusia di atas bumi, dan daripada ujung langit kepada ujung langit yang lain, jikalau pernah jadi sesuatu perkara yang seperti perkara yang besar ini, atau jikalau kedengaran barang sesuatu yang sebagainya; yaitu suatu bangsa telah mendengar suara Allah yang berfirman dari tengah-tengah api, seperti telah kamu dengar, maka tinggal hidup juga bangsa itu? Atau jikalau pernah dicoba Allah datang akan mengangkat akan dirinya suatu bangsa dari tengah-tengah segala bangsa lain, dengan percobaan dan tanda alamat dan barang ajaib serta dengan perang dan dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang terkedang dan dengan hebat yang besar, seperti segala perkara yang telah diperbuat Tuhan, Aliahmu, karena kamu di Mesir, di hadapan matamu? Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang esa tiadalah yang lain lagi.”PB2 57.5

    “Bukannya sebab bilangan kamu lebih banyak daripada segala orang yang lain maka dikasihi Tuhan akan kamu begitu, sehingga dipilihnya akan kamu, karena kamulah terkecil daripada segala bangsa itu. Melainkan sebab dikasihi Tuhan akan kamu dan supaya disampaikannya perkara yang dijanjinya kepada leluhurmu pakai sumpah, maka dihantar Tuhan akan kamu keluar dengan tangan yang kuat dan dilepaskannya kamu dari dalam tempat perhambaan dan daripada tangan Firaun, raja Mesir. Maka sebab itu ketahuilah olehmu, bahwa Tuhan Aliahmu itu Allah yang benar dan Allah yang setiawan adanya, yang menentukan perjanjiannya dan kemurahannya kepada segala orang yang mengasihi akan Dia dan yang memeliharakan hukumnya, maka ia itu sampai kepada beribu-ribu anak cucunya.” Ulangan 7:7-9.PB2 58.1

    Bangsa Israel selalu menyalahkan Musa atas segala kesusahan-kesusahan yang merasa alami; tetapi sekarang kecurigaan mereka bahwa ia dikendalikan oleh kesombongan, ambisi atau sifat mementingkan diri telah hilang, dan mereka mendengarkan dengan penuh kepercayaan akan kata-katanya. Dengan setia Musa telah memaparkan di hadapan mereka akan kesalahankesalahan dan pelanggaran leluhur mereka. Sering mereka merasa tidak sabar dan memberontak oleh sebab pengembaraan yang lama di padang belantara; tetapi Tuhan tidak bisa dituduh atas adanya keterlambatan dalam memiliki tanah Kanaan; Ia lebih merasa sedih daripada mereka oleh sebab Ia tidak dapat membawa mereka untuk mempusakai Tanah Perjanjian itu dengan cepat, dimana Ia dapat menunjukkan kuasaNya yang hebat di hadapan segala bangsa dalam melepaskan umatNya. Dengan tiada berharap kepada Allah, oleh kesombongan dan tiadanya percaya mereka, mereka tidak bersedia memasuki Kanaan. Dengan cara bagaimanapun mereka tidak dapat mewakili satu umat yang Aliahnya adalah Tuhan; olehkarena mereka tidak menunjukkan tabiatNya yang suci, penuh dengan “kebajikan dan kedermawanan. Kalau saja leluhur mereka telah menyerah dengan iman kepada petunjuk Allah, sambil diperintah oleh pertimbangan-pertimbangan Allah dan berjalan dalam upacara-upacaraNya, mereka sudah lama telah menempati Kanaan sebagai satu umat yang makmur, suci dan berbahagia. Keterlambatan mereka dalam memasuki Kanaan telah menghinakan Tuhan dan mengurangi kemuliaanNya di hadapan bangsa-bangsa sekelilingnya.PB2 58.2

    Musa, yang mengerti sifat dan nilai hukum Allah, memberikan jaminan kepada bangsa itu bahwa tidak ada bangsa lain yang memiliki peraturanperaturan yang bijaksana, benar dan penuh rahmat seperti yang telah diberikan kepada orang-orang Ibrani itu. “Bahwa sesungguhnya,” katanya, “aku telah mengajarkan kamu segala hukum dan undang-undang, seperti Tuhan Aliahku telah befirman kepadaku, supaya kamu berbuat kebenaran dalam negeri, yang kamu tuju hendak mempusakai dia. Maka sebab itu hendaklah kamu memeliharakan dia dan berbuat akan dia, karena ia itu menjadi bagimu akan budi dan hikmat kepada pemandangan segala bangsa; apabila didengarnya akan segala hukum ini, maka akan katanya demikian: Bahwasanya bangsa yang besar ini, yaitu suatu bangsa yang budiman dan bijaksana.”PB2 59.1

    Musa telah mengalihkan perhatian mereka kepada “pada hari tatkala kamu menghadap hadirat Tuhan Aliahmu di Horeb.” Dan ia menantang bala tentara Ibrani itu: “Karena pada bangsa yang besar manakah ada dewata yang hampir kepada mereka itu, seperti Tuhan Allah kita seberapa kali kita berseru kepadanya? Dan pada bangsa yang besar manakah adalah hukum dan undang-undang yang adil seperti segala hukum, yang kuberikan kepada kamu sekarang ini?” Sekarang ini tantangan yang dihadapkan kepada Israel itu bisa diulangi kembali. Hukum yang telah diberikan Allah kepada umatNya pada zaman dulu adalah lebih bijaksana, lebih baik, dan lebih bersifat kemanusiaan daripada hukum-hukum bangsa yang paling beradab sekalipun di atas dunia ini. Undang-undang bangsa manusia ditandai oleh kelemahan-kelemahan serta nafsu dari hati yang belum dibaharui; tetapi hukum Allah mengandung cap ilahi.PB2 59.2

    “Tetapi Tuhan sudah mengangkat akan kamu, dihantarnya akan kamu keluar dari dapur besi,” kata Musa, “supaya kamulah bangsa bahagian pusaka Tuhan, seperti adanya pada hari ini.” Negeri yang segera mereka akan masuki, dan yang akan menjadi milik mereka dengan syarat penurutan kepada hukum Allah, telah diterangkan kepada mereka dengan cara sedemikian rupa—dan tentu kata-kata ini telah menggerakkan hati orang Israel, apabila mereka mengingat bahwa ia yang telah menggambarkan dengan jelas sekali akan berkat-berkat negeri yang baik itu, oleh dosa-dosa mereka, telah dilarang untuk menikmati pusaka umatnya:PB2 59.3

    “Karena kamupun dibawa oleh Tuhan Aliahmu kepada tanah yang baik,” “yaitu bukan seperti negeri Mesir, tempat kamu keluar daripadanya, dan yang kamu taburi dengan biji-bijianmu dan mendiruskan dengan kakimu seperti akan kebun sayur-sayuran. Tetapi tanah yang kamu menyeberang kepadanya hendak mengambil dia akan milik pusaka, yaitu tanah yang ada banyak gunungnya dan lembah, yang minum air oleh hujan dari langit,” “suatu tanah tempat anak-anak sungai dan mata air dan tasik, dan yang ada pancaran air baik di lembah, baik di gunung. Suatu tanah tempat gandum dan jagung dan pokok anggur dan pokok ara dan delima, suatu tanah tempat minyak zait dan air madu. Suatu tanah tempat kamu akan makan roti tiada dengan hemat-hemat dan tiada kamu akan kekurangan barang sesuatu, yaitu suatu tanah yang batunya besi, dan dari dalam gunung-gunungnya kamu akan menggali tembaga.” “Yaitu tanah yang dipeliharakan oleh Tuhan Aliahmu; senantiasa mata Tuhan Aliahmu menilik akan dia daripada permulaan tahun datang kepada kesudahan tahun.” Ulangan 8:7-9; 11:10-12.PB2 59.4

    “Maka apabila sudah jadi bahwa Tuhan Aliahmu telah membawa akan kamu masuk ke dalam negeri, yang dijanjinya kepada nenek-moyangmu Ibrahim, Ishak dan Yakub pakai sumpah, hendak mengaruniakan dia kepadamu, yaitu beberapa negeri yang besar dan baik, yang bukan kamu bangunkan. Dan beberapa rumah penuh segala harta benda, yang bukan kamu penuhkan, dan beberapa perigi yang bukan kamu gali dan beberapa kebun pokok anggur dan kebun pohon zait, yang bukan kamu tanam, dan apabila kamu makan sampai kenyang, peliharakanlah kiranya dirimu daripada melupakan Tuhan.” “Jagalah baik-baik akan dirimu, jangan kamu melalaikan perjanjian Tuhan. . . . Karena Tuhan Aliahmu itu suatu api yang membinasakan, yaitu suatu Allah yang cemburuan adanya.” Jika mereka melakukan yang jahat di hadapan Tuhan, Musa berkata, “Dengan segera juga kamu akan hilang dari dalam negeri, yang kamu tuju sekarang dengan menyeberang Yarden, hendak mengambil dia akan milik pusaka.” Setelah mengulangi hukum itu di hadapan umum, Musa menyelesaikan pekerjaan untuk menuliskan segala hukum, syariat, dan pertimbanganpertimbangan yang telah diberikan Allah kepadanya, dan segala peraturan yang ada hubungannya dengan upacara korban. Buku yang berisi semua ini telah dipercayakan kepada pegawai-pegawai tertentu, dan supaya terpelihara dengan baik buku itu disimpan di samping tabut perjanjian. Pemimpin besar itu masih tetap dipenuhi oleh perasaan takut bahwa umatnya akan berpaling dari Allah. Di dalam satu amanat yang paling agung dan mengharukan, ia menghadapkan kepada mereka berkat-berkat yang akan menjadi bahagian mereka dengan syarat penurutan, dan kutuk yang akan mengikuti pelanggaran:PB2 60.1

    “Jikalau sahaja dengan yakin kamu dengar akan bunyi suara Tuhan Aliahmu hendak memeliharakan dan menurut akan segala hukum ini, yang kupesan akan kamu sekarang.” “Berkatlah kamu di dalam negeri dan berkatlah kamu di bendang,” juga dalam “buah perutmu dan berkatlah hasil tanahmu dan hasil binatangmu. . . Berkatlah bakulmu dan palunganmu. Berkatlah kamu apabila kamu masuk, dan berkatlah kamu apabila kamu keluar! Tuhan Aliahmu akan menyerahkan segala musuhmu, yang bangkit berdiri hendak melawan kamu, sehingga alahlah mereka itu di hadapanmu; . . . Bahwa Tuhan akan menyuruhkan berkat menyertai kamu dalam peluburmu dan dalam segala yang dipegang tanganmu.”PB2 60.2

    “Tetapi akan jadi kelak, jikalau tiada kamu mau dengar akan bunyi suara Tuhan Aliahmu, supaya kamu melakukan dengan yakin segala hukumnya dan undang-undangnya, yang kupesan kepadamu sekarang, maka segala kutuk ini akan datang atas kamu.” “Dan kamupun akan menjadi bagaikan suatu tamasya dan perbahasaan dan sindiran di antara segala bangsa yang kamu dihalaukan oleh Tuhan kepadanya.” “Maka Tuhanpun akan mencerai-beraikan kamu di antara segala bangsa, daripada hujung bumi datang kepada hujungnya, maka di sana biarlah kamu berbuat bakti kepada berhala, yang tiada dikenal dahulu oleh kamu atau oleh nenekmoyangmupun tidak, yaitu yang daripada kayu atau batu. Maka di antara bangsa-bangsa itu kamupun tiada akan senang, dan tiada akan ada perhentian bagi tapak kakimu, karena di sana Tuhan akan memberi kepadamu hati yang gemetar selalu dan mata bilis dan dukacita. Maka nyawamu akan bergantung pada rambut sehelai di hadapanmu, dan kamupun akan dalam ketakutan baik siang, baik malam, dan tiada kamu akan tentu atas hidupmu. Maka pada pagi hari kamu akan berkata demikian: Aduh, biarlah kiranya petang, dan pada petang hari akan katamu: Aduh, biarlah kiranya pagi hari; dari sebab ketakutan hatimu, yang akan datang atasmu, dan dari sebab segala perkara yang akan dilihat olehmu dan yang dipandang oleh matamu.”PB2 61.1

    Oleh Roh Inspirasi, sambil memandang berabad-abad jauh ke depan, Musa menggambarkan pemandangan yang mengerikan tentang kehancuran Israel sebagai satu bangsa dan kebinasaan Yerusalem oleh tentara Romawi: “Maka Tuhanpun akan membawa atas kamu suatu bangsa dari jauh, yaitu akan datang dari hujung bumi seperti terbang burung nasar, suatu bangsa yang tiada kamu mengerti bahasanya. Suatu bangsa dengan muka merengus, yang tiada sayang akan rupa orang tua dan tiada mengasihani orang muda.”PB2 61.2

    Kehancuran total negeri itu dan penderitaan bangsa itu selama masa penyerangan Yerusalem di bawah Titus berabad-abad kemudian, dengan jelas digambarkan: “Maka ia itu kelak makan habis akan hasil binatangmu dan hasil tanahmu, sampai sudah binasa kamu. . . . Maka bangsa itu akan menyesakkan kamu dalam negerimu dan merubuhkan segala pagar tembokmu yang tinggi lagi begitu teguh sehingga kamu harap akan dia dalam segala negerimu. . . . Kamu akan makan buah perutmu sendiri, yaitu daging anakmu laki-laki dan perempuan, yang telah dikaruniakan Tuhan Aliahmu kepadamu, dari sebab kesukaran dan kepicikan, yang diadakan musuhmu kepadamu.” “Adapun orang perempuan di antara kamu yang lemah lembut dan berlezat, sehingga tiada biasa ia menjejakkan tapak kakinya pada bumi sebab lezatnya dan lembutnya, yaitu akan menjeling dengan dengki akan laki ribaannya, . . . dan daripada anak yang telah diperanakkannya pada masa dimakannya akan dia sembunyi-sembunyi sebab kekurangan ia segala sesuatu, dalam kesukaran dan kepicikan yang diadakan musuhmu atas karru dalam segala negerimu.”PB2 61.3

    Musa telah mengakhirinya dengan kata-kata yang mengesankan ini: “Bahwa pada hari ini juga aku mengambil langit dan bumi akan saksi atas kamu, dari hal aku telah menghadapkan kepada matamu baik kehidupan, baik kematian, baik berkat, baik kutuk! Maka sebab itu pilihlah olehmu akan kehidupan itu, supaya boleh kamu hidup, yaitu baik kamu, baik segala anak buahmu, sambil mengasihi akan Tuhan Aliahmu, sambil mendengar akan bunyi suaranya, sambil bersangkut paut kepadanya; karena Ialah kehidupanmu dan panjang umurmu; supaya kekallah kamu dalam negeri yang telah dijanji Tuhan kepada nenek moyangmu Ibrahim, Ishak dan Yakub pakai sumpah hendak dikaruniakannya kepada mereka itu.” Ulangan 30:19, 20.PB2 62.1

    Agar dapat menanamkan kebenaran-kebenaran ini lebih dalam lagi pada pikiran mereka, pemimpin besar itu telah mewujudkannya di dalam ayat-ayat suci. Nyanyian ini bukan hanya bersifat sejarah, tetapi juga merupakan nubuatan. Sementara nyanyian itu menceritakan kembali perlakuan Allah yang ajaib dengan umatNya pada masa yang silam, itu juga membayangkan peristiwa besar kemudian hari, kemenangan terakhir umat yang setia pada waktu Kristus datang untuk kedua kalinya di dalam kuasa dan kemuliaan. Orang banyak itu diperintahkan untuk menghapalkan di luar kepala tulisan sejarah ini, dan mengajarkannya kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Itu harus diucapkan oleh perhimpunan apabila mereka berkumpul untuk berbakti dan harus diulangi oleh orang banyak itu apabila mereka pergi untuk melakukan pekerjaan mereka setiap hari. Adalah tanggung jawab orang tua untuk menanamkan kata-kata ini sedemikian rupa di dalam pikiran anak-anak mereka yang peka itu sehingga tidak akan pernah dilupakan.PB2 62.2

    Olehkarena bangsa Israel harus menjadi, dalam satu arti yang istimewa, sebagai penjaga hukum Allah, maka makna peraturan-peraturan itu, dan pentingnya penurutan terutama sekali ditekankan kepada mereka, dan melalui mereka, kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Sehubungan dengan peraturan-peraturan ini Tuhan memerintahkan: “Dan hendaklah kamu mengajarkan dia akan anak-anakmu, dan berkata-katalah kamu akan halnya apabila kamu duduk dalam rumahmu atau apabila kamu berjalan di luar atau apabila kamu membaringkan dirimu hendak tidur atau apabila kamu bangun daripada tidurmu. . . . Dan hendaklah kamu menyuratkan dia pada jenang rumahmu dan pada segala pintumu.”PB2 62.3

    Apabila kelak anak-anak mereka bertanya, “Apakah asai segala firman dan hukum dan undang-undang, yang telah diberikan Tuhan Aliahmu, kepadamu itu?” maka orang tua harus mengulangi kembali sejarah tentang perlakuan Allah yang penuh rahmat kepada mereka—bagaimana Tuhan telah mengadakan kelepasan bagi mereka agar mereka dapat menurut akan hukumNya—dan menyatakan kepada mereka, “Maka pada masa itu disuruh Tuhan akan kami menurut segala hukum ini, dengan takut akan Tuhan Allah kami, supaya selamatlah kami pada segala hari dan supaya kamipun dihidupi seperti adalah hal kami sekarang ini. Maka inilah akan kebenaran kami, jikalau kami ingat akan menurut segala hukum ini di hadapan hadirat Tuhan Allah kami, seperti yang Tuhan sudah berfirman kepada kami.”PB2 63.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents