Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Jatanhnya Kota Yerikha

    Pasal ini dialaskan atas Yusak 5:13-15; 6:7.

    Bangsa Ibrani telah memasuki Kanaan, tetapi mereka belum menaklukkannya, dan kepada penglihatan manusia pergumulan untuk merebut negeri itu sukar sekali dan akan memakan waktu yang lama. Itu dihuni oleh satu bangsa yang kuat, yang siap sedia untuk menentang setiap penyerangan ke daerah mereka. Suku-suku bangsa yang beraneka ragam itu diikat menjadi satu oleh rasa takut terhadap satu bahaya yang sama. Kuda dan rata besi mereka, pengetahuan mereka akan negeri itu dan terlatihnya mereka dalam peperangan, memberikan kepada mereka satu keuntungan yang besar. Lebih jauh, negeri itu dilindungi oleh bentengbenteng, “ota-kota besar yang menjulang tinggi ke langit.” Ulangan 9:1. Hanya dalam jaminan dari satu kekuatan yang bukan milik mereka bangsa Israel dapat mengharapkan sukses dalam peperangan yang segera akan terjadi itu.PB2 80.1

    Salah satu benteng yang paling kuat di negeri itu—kota Yerikho yang besar dan mewah itu—terbentang tepat di hadapan mereka, tetapi sedikit agak jauh dari perkemahan mereka di Gilgal. Di perbatasan dari satu padang yang subur yang berkelimpahan dengan hasil bumi yang beraneka ragam, istana-istana dan kuil-kuil tempat tinggalnya kemewahan serta kejahatan, kota yang sombong ini, terlindung di balik bentengnya yang kokoh, menghadapkan satu tantangan kepada Allah bangsa Israel. Yerikho adalah salah satu tempat kedudukan yang utama daripada penyembahan berhala, yang dikhususkan kepada ilah Astoret, dewi bulan itu. Di tempat inilah terpusat segala bentuk yang paling jahat dan paling keji dari agama bangsa Kanani. Bangsa Israel, yang di dalam pikirannya masih segar tergambar akibat-akibat yang menakutkan dari dosa mereka di Betpeor, memandang kepada kota kapir ini dengan dipenuhi rasa jijik dan ngeri.PB2 80.2

    Penghancuran Yerikho oleh Yusak dianggap sebagai langkah pertama dalam menaklukkan Kanaan. Tetapi pertama-tama ia mencari jaminan pimpinan ilahi, dan itu telah diberikan kepadanya. Dengan mengasingkan diri dari perkemahan itu untuk mengadakan meditasi dan beroda agar Allah bangsa Israel akan pergi di hadapan umatNya, ia melihat seorang serdadu yang bersenjata, yang berperawakan tinggi dan berwibawa, “dengan pedang yang terhunus di tangannya.” Kepada tantangan yang dihadapkan oleh Yusak, “Engkau daripada kamikah? atau daripada musuhkah?” jawab yang diberikan, “Akulah Penghulu bala tentara Tuhan; bahwa sekarang Aku telah datang.” Perintah yang sama yang diberikan kepada Musa di Horeb, “Tanggalkanlah kasut daripada kakimu, karena sucilah tempat engkau berdiri itu,” menunjukkan karakter yang sebenarnya daripada orang asing yang penuh rahasia itu. Adalah Kristus, Seorang Yang Ditinggikan, yang berdiri di hadapan pemimpin Israel itu. Dengan penuh kegentaran, Yusak bersujud dan menyembah, dan mendengar jaminan, “Bahwa sesungguhnya Aku menyerahkan Yerikho ini serta dengan rajanya dan segala pahlawannya yang berani-berani itu kepada tanganmu,” dan ia menerima petunjuk untuk menaklukkan kota itu.PB2 81.1

    Sesuai dengan perintah ilahi itu Yusak telah mengerahkan bala tentara Israel. Tidak perlu diadakan penyerangan. Mereka hanya diperintahkan untuk mengelilingi kota itu, sambil membawa peti perjanjian Allah dan meniup terompet-terompet. Mula-mula berbarislah serdadu-serdadu, sekelompok orang-orang yang terpilih, yang sekarang akan menaklukkan kota itu bukan dengan keahlian dan keberanian mereka sendiri, tetapi dengan mentaati petunjuk-petunjuk yang telah diberikan kepada mereka oleh Tuhan. Tujuh orang imam dengan membawa terompet mengikutinya. Kemudian peti perjanjian Allah, dikelilingi oleh terang kemuliaan ilahi, dipikul oleh imam-imam yang memakai pakaian yang menunjukkan pekerjaan mereka yang suci. Lalu bala tentara Israel menyusul, masing-masing suku dengan benderanya. Demikianlah arak-arakan yang mengelilingi kota yang terkutuk itu. Tidak ada suara yang terdengar kecuali jejak langkah bala tentara yang dahsyat itu, dan bunyi terompet-terompet yang khidmat, yang menggema di antara bukit-bukit dan di seluruh jalan-jalan di kota Yerikho. Perjalanan mengelilingi kota itu telah dilaksanakan, tentara Israel telah kembali dengan tenang ke tenda-tenda mereka, dan peti perjanjian itu dikembalikan ke tempatnya di dalam kaabah.PB2 81.2

    Dengan rasa heran dan panik pengawal kota itu memperhatikan setiap gerak gerik mereka, dan melaporkannya kepada atasan-atasan mereka. Mereka tidak mengetahui arti segala pertunjukan ini; tetapi apabila mereka melihat bala tentara yang hebat itu berbaris mengelilingi kota itu sekali setiap hari, dengan disertai oleh tabut perjanjian dan imam-imam, keajaiban pemandangan itu telah menimbulkan kegentaran di hati para imam dan orang banyak. Kembali mereka memeriksa pertahanan mereka yang kuat itu, dan merasa pasti bahwa mereka akan berhasil menahan serangan yang paling hebat sekalipun. Banyak dari antara mereka yang mengolok-olok pendapat bahwa sesuatu malapetaka akan datang menimpa mereka hanya olehkarena pertunjukan-pertunjukan yang aneh ini. Yang lain merasa heran apabila mereka mengamat-amati barisan yang setiap hari bergerak mengelilingi kota itu. Mereka ingat bahwa Laut Merah pernah terbelah di hadapan bangsa ini, dan satu jalan telah terbentang bagi mereka pada waktu menyeberangi sungai Yarden belum lama berselang. Mereka tidak mengetahui keajaiban apa yang akan Allah adakan bagi mereka berikutnya.PB2 81.3

    Enam hari lamanya bala tentara Israel telah mengelilingi kota itu. Hari yang ketujuh tibalah, dan dengan menyingsingnya fajar, Yusak telah mengerahkan bala tentara Tuhan. Sekarang mereka diperintahkan untuk berbaris mengelilingi kota Yerikho tujuh kali, dan pada saat terompet dibunyikan dengan nyaring mereka harus berteriak dengan suara yang keras, karena Allah telah memberikan kota itu kepada mereka.PB2 82.1

    Bala tentara yang besar itu dengan khidmat berbaris mengelilingi kota benteng itu. Segala sesuatunya hening, kecuali jejak langkah kaki yang jumlahnya banyak itu, dan bunyi terompet yang sekali-sekali itu, memecah kesunyian pagi hari itu. Tembok-tembok kota yang kokoh itu seolah-olah menantang setiap usaha manusia untuk merebutnya. Penjaga-penjaga benteng itu memperhatikan dengan penuh ketakutan, apabila perjalanan keliling yang pertama berakhir, kemudian diikuti oleh yang kedua, kemudian yang ketiga, keempat, kelima, keenam. Apakah gerangan maksud barisan-barisan yang ajaib itu? Peristiwa dahsyat apakah yang segera akan terjadi? Mereka tidak perlu menunggu lama-lama. Apabila perjalanan keliling yang ketujuh itu berakhir, barisan yang panjang itupun berhentilah. Terompet-terompet yang untuk sementara waktu tidak terdengar bunyinya, sekarang terdengar menggema sehingga menggocangkan bumi. Dinding-dinding batu yang kokoh itu, bersama-sama dengan benteng dan menara-menaranya, bergetar dan tercabut dari dasarnya, dan kemudian jatuh ke bumi hancur berkepingkeping. Penduduk Yerikho dilumpuhkan oleh kegentaran, dan bala tentara Israel berbaris masuk dan menguasai kota itu.PB2 82.2

    Bangsa Israel telah memperoleh kemenangan bukan oleh kekuatan mereka sendiri, kemenangan itu sama sekali berasal dari Tuhan; dan sebagai buah sulung dari negeri itu, kota ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, harus diserahkan sebagai korban kepada Allah. Perlu dijelaskan kepada Israel bahwa di dalam menaklukkan Kanaan mereka tidak perlu berperang bagi mereka sendiri, tetapi hanyalah sebagai alat untuk melaksanakan kehendak Allah; bukan untuk mencari kekayaan ataupun kehormatan diri, melainkan untuk kemuliaan Tuhan, Raja mereka. Sebelum merebut kota itu perintah telah diberikan, “Maka negeri ini hendaklah ditumpas karena Tuhan, baik negerinya baik segala isinya.” “Hendaklah kamu memeliharakan dirimu daripada barang tumpas itu, supaya jangan kamu mendatangkan kutuk tumpas ke atas dirimu . . . dan menyebabkan tentara Israel ditumpas dan membawa dia kepada kebinasaan.”PB2 82.3

    Segenap penduduk kota itu, dengan segala mahluk hidup yang ada di dalamnya, “baik laki-laki dan perempuan, tua dan muda, dan lembunya, dan dombanya, dan keledainya,” harus dibunuh oleh pedang. Hanya Rahab yang setia itu, dengan seisi rumah tangganya, dibiarkan hidup, sebagai kegenapan janji dari mata-mata itu. Kota itu sendiri dibakar; istana dan kuil-kuilnya, tempat-tempatnya yang megah dengan segala kemewahannya, kain-kain dan jubah-jubah yang mahal, semuanya dibakar. Segala sesuatu yang tidak bisa dimusnahkan oleh api, “perak, dan emas, dan bejana-bejana yang terbuat dari kuningan dan besi,” harus diserahkan untuk pekerjaan pelayanan dalam kaabah. Tempat dari kota itu sendiri harus ditumpas; Yerikho tidak pernah akan didirikan lagi sebagai satu benteng yang kuat; hukuman dihadapkan kepada siapa saja yang berani membangun kembali dinding-dinding yang telah dihancurkan oleh kuasa ilahi. Suatu pengumuman yang khidmat telah diberikan di hadapan segenap bani Israel, “Kutuklah kiranya di hadapan Tuhan, barangsiapa yang bangkit berdiri akan membangunkan pula negeri Yerikho ini! biar dialaskannya di atas anaknya laki-laki yang sulung dan didirikannya pintunya di atas anaknya laki-laki yang bungsu!”PB2 83.1

    Kebinasaan total orang-orang Yerikho adalah merupakan kegenapan perintah yang pernah diberikan sebelumnya melalui Musa sehubungan dengan penduduk Kanaan: “Hendaklah kamu membinasakan mereka itu sama sekali.” Ulangan 7:2. “Adapun negeri bangsa-bangsa ini, . . . janganlah kamu hidupi barang sesuatu isinya yang bernapas.” Ulangan 20:16. Kepada banyak orang perintah ini seolah-olah bertentangan dengan roh kasih dan rahmat seperti yang dinyatakan di bahagian lain Alkitab, tetapi sesungguhnya semuanya ini merupakan perintah daripada kebajikan dan kebijaksanaan yang tidak terbatas. Allah segera akan menetapkan Israel di Kanaan, untuk mengembangkan di antara mereka satu bangsa dan pemerintahan yang akan menjadi sebagai satu pernyataan daripada kerajaanNya di atas dunia ini. Mereka bukan saja akan menjadi pewaris agama yang benar, tetapi juga harus menyebar-luaskan prinsip-prinsipnya ke seluruh permukaan bumi. Bangsa Kanani telah menyerahkan dirinya kepada kekapiran yang paling jahat dan paling menjijikkan, dan perlulah negeri itu dibersihkan dari perkara-perkara yang pasti akan menghalangi terlaksananya maksud-maksud Allah yang indah itu.PB2 83.2

    Penduduk negeri Kanaan telah diberi kesempatan yang cukup untuk bertobat. Empat puluh tahun sebelumnya, dibelahkannya Laut Merah dan hukuman-hukuman terhadap negeri Mesir telah menjadi saksi tentang kekuasaan Allah bangsa Israel. Dan sekarang kehancuran raja-raja Midian, Gilead dan Bazan, lebih jauh telah menyatakan bahwa Tuhan lebih tinggi daripada segala dewa-dewa. Kesucian tabiatNya dan rasa jijikNya terhadap segala kenajisan telah dinyatakan dalam hukuman ke atas bangsa Israel olehkarena mereka telah mengambil bahagian dalam upacara-upacara yang keji bagi Baalpeor. Segala peristiwa ini diketahui oleh penduduk Yerikho, dan banyak dari antara mereka yang merasakan keyakinan yang sama seperti Rahab, sekalipun mereka menolak menurutinya, bahwa Tuhan, Allah bangsa Israel, “adalah Allah langit yang di atas dan bumi yang di bawah.” Seperti orang-orang sebelum Air Bah, bangsa Kanani hidup hanya untuk menghujat Sorga dan menodai bumi ini. Dan baik kasih dan juga keadilan menuntut diadakannya hukuman yang segera ke atas pemberontak-pemberontak terhadap Tuhan dan musuh kepada manusia.PB2 84.1

    Betapa mudahnya bala tentara sorga telah menghancurkan temboktembok Yerikho, kota yang sombong itu, yang bentengnya empat puluh tahun sebelumnya telah menyebabkan kegentaran kepada mata-mata yang tidak percaya itu! Yang Mahakuasa bangsa Israel telah berkata, “Aku telah memberikan Yerikho kepada tanganmu.” Terhadap kata-kata ini kekuatan manusia tidak berdaya.PB2 84.2

    “Oleh iman juga roboh tembok negeri Yerikho.” Ibrani 11:30. Penghulu bala tentara Allah hanya berhubungan dengan Yusak saja; Ia tidak menyatakan diriNya kepada segenap perhimpunan itu, dan terserah kepada mereka untuk mempercayai atau meragukan kata-kata Yusak, untuk menurut kepada perintah yang diberikan olehnya di dalam nama Tuhan, atau untuk menyangkal wewenangnya. Mereka tidak dapat melihat bala tentara malaikat yang mengawal mereka di bawah pimpinan Anak Allah. Mereka bisa saja berdalih: “Betapa tidak berartinya usaha-usaha ini, dan betapa ganjilnya untuk berbaris setiap hari mengelilingi dinding kota itu sambil meniup terompet yang terbuat dari tanduk domba. Ini tidak akan ada pengaruhnya terhadap benteng-benteng yang menjulang tinggi itu.” Tetapi rencana untuk meneruskan pekerjaan ini yang memakan waktu yang cukup lama sebelum hancurnya tembok-tembok itu telah memberikan kesempatan untuk berkembangnya iman di antara bani Israel. Haruslah dijelaskan kepada pikiran mereka bahwa kekuatan mereka bukan terdapat dalam kebijaksanaan manusia, atau di dalam kegagahannya, tetapi hanya di dalam Allah keselamatan mereka. Dengan demikian mereka akan terbiasa bersandar sepenuhnya kepada pemimpin ilahi mereka.PB2 84.3

    Allah akan melakukan perkara-perkara yang besar bagi mereka yang berharap kepadaNya. Sebab mengapa orang-orang yang mengaku diri sebagai umatNya tidak memiliki kekuatan yang lebih besar olehkarena mereka berharap terlalu banyak kepada kebijaksanaan mereka sendiri, dan tidak memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk menyatakan kuasaNya demi kepentingan mereka. Ia akan menolong umatNya yang percaya di dalam setiap keadaan darurat jikalau mereka mau menaruh segenap kepercayaan mereka di dalam Dia, dan dengan setia menurut kepadaNya.PB2 85.1

    Segera setelah kehancuran Yerikho, Yusak bertekad untuk menyerang Ai, sebuah kota kecil di antara lembah-lembah beberapa mil di sebelah barat Lembah Yarden. Mata-mata yang diutus ke tempat ini telah membawa kembali laporan bahwa penduduknya sedikit, dan bahwa dengan sedikit saja kekuatan tentara maka kota itu akan dapat ditaklukkan.PB2 85.2

    Kemenangan besar yang diadakan Allah bagi mereka telah menjadikan bani Israel merasa percaya kepada diri sendiri. Olehkarena Ia telah menjanjikan kepada mereka negeri Kanaan itu mereka merasa aman dan gagal untuk menyadari bahwa hanya pertolongan ilahi saja yang dapat memberikan sukses kepada mereka. Yusak sendiri telah mengadakan rencana-rencana untuk menaklukkan Ai tanpa meminta nasihat dari Allah.PB2 85.3

    Bangsa Israel telah mulai mengagung-agungkan kekuatan mereka sendiri serta menganggap remeh musuh mereka. Mereka merasa bahwa kemenangan akan diperoleh dengan mudah, dan mereka berpendapat tiga ribu orang saja sudah cukup untuk merebut kota itu. Mereka ini dengan tergesa-gesa telah mengadakan serangan tanpa adanya jaminan bahwa Allah akan beserta dengan mereka. Pada waktu mereka sudah mendekati pintu gerbang kota itu, mereka ternyata menghadapi satu pertahanan yang amat kuat. Mereka panik melihat jumlah musuh yang banyak serta persiapan yang baik itu, mereka telah melarikan diri dengan kacau balau melalui jalan yang menurun. Bangsa Kanani mengejarnya dengan garangnya; “dan lagi diusirnya akan mereka itu daripada pintu negerinya, . . . lalu dipecah-pecahkannya mereka itu pada curam bukit.” Sekalipun kerugian mereka kecil jumlah-. nya—tetapi tiga puluh enam orang telah mati terbunuh—kekalahan itu telah mengecewakan seluruh perhimpunan itu. “Maka hilanglah hati orang banyak itu, dan menjadi tawar. seperti air.” Ini adalah kali yang pertama dimana mereka telah berhadapan dengan bangsa Kanani dalam peperangan yang sebenarnya, dan jikalau mereka bisa diusir oleh bala tentara dari kota yang kecil itu, apakah yang menjadi akibatnya bilamana mereka harus menghadapi satu peperangan yang lebih besar di hadapan mereka? Yusak menganggap bahwa kegagalan mereka itu sebagai ungkapan murka Allah, dan dengan hati yang sedih dan susah ia “mencarik-carik pakaiannya, lalu tersungkur dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan sampai petang hari, baik ia baik segala tua-tua Israel dan disiramkannya abu kepada kepalanya.”PB2 85.4

    “Ya Tuhan Hua!” teriaknya, “mengapa maka Engkau sudah menyuruh orang banyak itu menyeberang Yarden? supaya kami diserahkan ke tangan orang Amorikah? supaya kami dibinasakankah? .... Ya Tuhan! apakah boleh hamba katakan setelah sudah Israel membuang belakang di hadapan musuhnya? Bahwa perkara ini kedengaranlah kelak kepada orang Kanani dan kepada segala orang isi negeri ini, maka kami akan dikepungnya dan dihapuskannya nama kami dari atas bumi! maka apakah akan kuperbuat karena namaMu yang besar?”PB2 86.1

    Jawab dari Tuhan adalah, “Bangkitlah engkau berdiri. Apa guna engkau tersungkur demikian? Israel telah . . . melangkah perjanjian yang telah Kupesan kepada mereka.” Itu adalah saat untuk bertindak dengan cepat dan tegas, dan bukan untuk bersusah hati dan kecewa. Ada satu dosa tersembunyi di perkemahan mereka, dan itu harus diselidiki dan dibuangkan sebelum berkat dan hadirat Tuhan dapat menyertai mereka. “Jikalau tiada kamu membuang tumpas itu dari tengah-tengahmu, maka tiada boleh lagi Aku menyertai akan kamu.”PB2 86.2

    Perintah Allah telah diabaikan oleh salah seorang dari antara mereka yang telah ditetapkan untuk melaksanakan peraturan-peraturanNya. Dan bangsa itu harus bertanggung jawab atas kesalahan orang yang melanggar itu: “Mereka telah mengambil barang tumpas itu, dan mencurinya dan mereka itupun berdusta.” Petunjuk telah diberikan kepada Yusak untuk mencari dan menghukum sipenjahat itu. Undi harus diadakan untuk mengetahui siapa yang bersalah. Orang yang bersalah itu tidak ditunjuk secara langsung, untuk sementara waktu perkara itu dibiarkan menjadi kebimbangan, agar supaya orang banyak itu dapat merasakan tanggung jawab mereka terhadap dosa-dosa yang ada di antara mereka, dan dengan demikian mereka akan dituntun untuk menyelidiki hati serta merendahkan diri di hadapan Tuhan.PB2 86.3

    Pagi-pagi sekali keesokan harinya, Yusak mengumpulkan bangsa itu suku demi suku, dan upacara yang khidmat dan mengesankan itupun dimulailah. Langkah demi langkah penyelidikan itupun diadakan. Ujian yang menakutkan itupun lebih lama menjadi lebih ketat. Mula-mula suku bangsanya, kemudian keluarganya, kemudian rumah tangganya, kemudian orangnya dinyatakan, dan Akhan bin Kharmi, dari suku Yehuda, ditunjuk oleh jari Allah sebagai penyebab kesulitan itu.PB2 86.4

    Untuk menjadikan agar tidak ada keragu-raguan tentang kesalahannya, agar tidak ada alasan untuk menuduh bahwa ia telah dihukum dengan secara tidak adil, Yusak dengan khidmat meminta agar Akhan menyatakan kebenaran. Orang yang malang itu telah mengadakan pengakuan sepenuhnya tentang kejahatannya: “Sungguh hamba telah berbuat dosa terhadap Tuhan, Allah Israel, . . . Karena hamba melihat dalam barang jarahan itu sehelai kain Babiloni yang indah-indah dan dua ratus syikal perak dan sebuah kerungsang emas yang lima puluh syikal beratnya, maka inginlah hamba akan dia, lalu hamba mengambil dia, bahwasanya adalah yaitu hamba sembunyikan dalam tanah di tengah-tengah kemah hamba dan peraknyapun adalah di bawahnya.” Para utusan dengan segera telah disuruh pergi ke tenda itu, dimana mereka telah menggali tanah di tempat yang telah ditunjukkan, dan “sesungguhnya adalah barang-barang itu disembunyikan dalam kemahnya dan segala perak itu ada di bawahnya. Maka diambilnya akan sekaliannya itu dari dalam kemahnya, dibawanya kepada Yusak, . . . lalu dihamparkannya di hadapan hadirat Tuhan.”PB2 87.1

    Hukuman diucapkan dan dengan segera telah dilaksanakan. “Mengapa engkau mendatangkan celaka atas kami?” kata Yusak, “Bahwa Tuhan membinasakan dikau pada hari ini juga!” Olehkarena bangsa itu telah bertanggung jawab atas dosa Akhan, dan telah menderita akibat-akibatnya, maka mereka melalui wakil-wakil mereka, harus mengambil bahagian di dalam menjatuhkan hukumannya. “Lalu segenap orang Israel melontari dia dengan batu.”PB2 87.2

    Kemudian di atas orang itu disusun batu-batu yang jumlahnya banyak —sebagai satu saksi akan dosa dan hukumannya. “Maka sebab itu dinamai orang akan tempat itu lembah Akhor,” yang berarti, “kekacauan”. Di dalam buku Tawarikh peringatannya dituliskan—”Akhan, pengharu orang Israel.” 1 Tawarikh 2:7.PB2 87.3

    Dosa Akhan dilakukan dengan menentang amaran-amaran yang paling nyata dan khidmat dan pernyataan kuasa Allah yang paling hebat. “Hendaklah kamu memeliharakan dirimu daripada barang tumpas itu, supaya jangan kamu mendatangkan kutuk tumpas,” adalah pengumuman kepada segenap bangsa Israel. Perintah itu diberikan segera setelah mereka menyeberangi Yarden dengan secara ajaib, dan pengakuan akan perjanjian Allah dengan melalui upacara sunat kepada bangsa itu—setelah merayakan Pasah, dan setelah Malaikat perjanjian, Penghulu bala tentara Allah itu, menunjukkan diriNya. Peristiwa itu telah diikuti oleh hancurnya Yerikho, sebagai satu bukti akan kebinasaan yang pasti akan terjadi kepada semua orang yang melanggar hukumNya. Kenyataan bahwa hanya kuasa ilahi saja yang telah memberikan kemenangan kepada Israel, bahwa mereka bukan menguasai Yerikho oleh kekuatan mereka sendiri, memberikan arti yang khidmat kepada perintah yang melarang mereka mengambil barang-barang rampasan itu. Allah, oleh kuasa sabdaNya sendiri, telah menghancurkan benteng kota ini; kemenangan itu adalah milikNya, dan kepada Dia saja kota itu dengan segenap isinya harus dipersembahkan.PB2 87.4

    Dari antara jutaan orang Israel hanya satu orang saja, yang di tengahtengah suasana yang khidmat daripada kemenangan dan pehukuman itu, yang telah berani melanggar perintah Allah. Sifat tamak Akhan telah dirangsang oleh penglihatan akan jubah-jubah Babiloni yang indah; sekalipun pada saat itu telah membawa dia berhadapan dengan maut, ia menyebutnya “sehelai kain Babiloni yang indah-indah. ” Sebuah dosa telah menuntun kepada dosa yang lainnya, dan ia telah mengambil mas dan perak yang telah diserahkan kepada perbendaharaan Allah—ia telah merampok dari Tuhan akan buah sulung dari negeri Kanaan.PB2 88.1

    Dosa keji yang telah memimpin kehancuran Akhan berakar pada sifat tamak, di antara segala dosa, inilah yang paling biasa terjadi dan yang paling dianggap remeh. Sementara pelanggaran-pelanggaran yang lainnya diselidiki dan dihukum, betapa jarangnya usaha diadakan untuk meneliti pelanggaran terhadap hukum yang kesepuluh ini. Kekejian dosa ini, dan akibat-akibatnya yang hebat, adalah pelajaran dari sejarah Akhan.PB2 88.2

    Sifat tamak adalah satu kejahatan yang berkembang dengan lambat laun. Akhan telah memanjakan rasa ingin untuk memperoleh keuntungan sehingga itu telah menjadi kebiasaan, yang telah mengikat dia dengan satu tali yang hampir-hampir mustahil untuk diputuskan. Sementara memanjakan kejahatan ini, ia sebenarnya dipenuhi oleh rasa gentar mengingat akan datangnya malapetaka ke atas Israel; tetapi pandangannya telah digelapkan oleh dosa, dan bilamana penggodaan datang, ia telah jatuh sebagai satu mangsa yang empuk. Bukankah dosa-dosa yang sama masih tetap dilakukan, di hadapan amaran-amaran yang sama khidmat dan jelasnya? Larangan yang sama tegasnya terhadap pemanjaan sifat tamak diberikan kepada kita seperti kepada Akhan pada waktu ia mengambil barang-barang rampasan di Yerikho. Tuhan telah menyatakan hal itu sebagai satu penyembahan berhala. Kepada kita diamarkan, “Engkau tidak dapat melayani Allah bersama-sama dengan Mammon.” Matius 6:24. “Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu daripada segala tamak.” Lukas 12:15. “Jangan sampai namanyapun di antara kamu.” Efesus 5:3. Kita melihat di hadapan kita kutuk yang mengerikan yang telah menimpa Akhan, Yudas, Ananias dan Sapira. Di belakang dari semuanya ini kita juga melihat hal yang sama dari Lucifer, “anak fajar itu,” yang, dengan mengingini satu kedudukan yang lebih tinggi, telah kehilangan terang serta kemuliaan sorga. Namun demikian, sekalipun adanya segala amaran ini, sifat tamak tetap merajalela.PB2 88.3

    Di mana-mana jejaknya yang licin itu terlihat. Itu telah menimbulkan ketidakpuasan dan perpecahan di dalam rumah tangga; itu membangkitkan iri hati dan kebencian di dalam diri orang miskin terhadap orang kaya; itu menyebabkan penekanan yang kejam daripada orang kaya terhadap orang miskin. Dan kejahatan ini ada bukan hanya di dalam dunia saja tetapi juga di dalam gereja. Betapa lazimnya sekalipun di dalam gereja kita dapati sifat mementingkan diri, kejahatan, perbuatan yang berlebih-lebihan, melalaikan belas kasihan, dan merampok Allah “dalam perpuluhan dan persembahan.” Di antara anggota-anggota gereja “dalam status yang baik dan tetap” amat disayangkan, terdapat banyak Akhan. Banyak orang yang datang dengan rajin ke gereja, duduk pada meja perjamuan Tuhan, sementara itu di antara harta bendanya terdapat laba yang keji, perkara-perkara yang telah dikutuk oleh Allah. Untuk sehelai kain Babiloni yang indah, banyak orang telah mengorbankan bisikan hati nuraninya dan harapan mereka untuk memperoleh sorga. Banyak orang memikirkan sifat kejujuran mereka, dan kesanggupan mereka untuk menjadi manusia yang berguna, untuk memperoleh sekarung uang perak. Teriakan dari orang-orang miskin yang menderita tidak dipedulikannya lagi; terang Injil telah terhalang dalam perjalanannya; ejekan orang-orang dunia telah ditimbulkan oleh praktekpraktek yang bertentangan dengan pengakuan Kristen; namun demikian orang-orang yang bersifat tamak ini terus menimbun harta benda. “Bolehkah manusia menipu Allah? Maka kamu hendak menipu Aku?” (Maleakhi 3:8), kata Tuhan.PB2 89.1

    Dosa Akhan telah mendatangkan malapetaka ke atas segenap bangsa itu. Untuk dosa satu orang murka Allah telah turun ke atas segenap sidangNya sampai pelanggaran itu diselidiki dan dibuangkan. Pengaruh yang harus paling ditakuti oleh gereja bukanlah pengaruh dari orang-orang yang menentang dengan terang-terangan, orang-orang kapir, dan penghujatpenghujat, tetapi pengaruh dari orang-orang yang mengaku diri Kristen tetapi tidak hidup seperti orang Kristen. Mereka inilah yang telah menahan berkat-berkat Allah Israel dan menyebabkan kelemahan di antara umatNya.PB2 89.2

    Apabila gereja sedang berada dalam kesulitan, apabila timbul suasana dingin serta kemerosotan rohani, sehingga memberikan kesempatan kepada musuh-musuh Allah untuk menang, maka, gantinya berlipat tangan dan merasa sedih atas keadaan mereka, biarlah anggota-anggotanya bertanya kalau-kalau ada seorang Akhan di antara mereka. Dengan kerendahan hati serta menyelidiki hati, biarlah masing-masing berusaha untuk mencari dosa yang tersembunyi yang telah menutup hadirat ilahi.PB2 89.3

    Akhan mengakui kesalahannya, tetapi sesudah terlambat waktunya dimana pengakuan itu dapat menjadi keuntungan bagi dirinya. Ia telah melihat bala tentara Israel kembali dari Ai dengan kekalahan serta kekecewaan; namun demikian ia tidak berani maju ke depan dan mengakui dosanya. Ia telah melihat Yusak dan tua-tua Israel bersujud di atas bumi dalam kesedihan yang tidak terlukiskan oleh kata-kata. Andaikata ia telah mengadakan pengakuan pada saat itu, ia akan dapat memberikan bukti adanya pertobatan yang sejati; tetapi ia tetap berdiam. Ia telah mendengar pengumuman bahwa satu kejahatan besar telah dilakukan, dan malahan telah mendengar sifat kejahatan itu disebutkan. Tetapi bibirnya terkatup terus. Kemudian datanglah penyelidikan yang khidmat itu. Betapa jiwanya telah dipenuhi oleh kegentaran apabila ia melihat suku bangsanya dinyatakan, kemudian keluarga dan rumah tangganya! Tetapi tetap ia tidak mengadakan pengakuan, sampai jari Allah ditunjukkan kepada dirinya. Barulah, apabila dosanya tidak dapat disembunyikan lagi, ia mengakui apa yang sebenarnya. Betapa seringnya pengakuan serupa diadakan. Ada satu perbedaan yang besar antara mengakui kenyataan-kenyataan setelah semuanya itu dibuktikan dengan pengakuan dosa-dosa yang hanya diketahui oleh diri sendiri, dan Allah saja. Akhan tidak akan mengadakan pengakuan kalau ia tidak berharap bahwa dengan berbuat hal itu akan dapat melepaskan dirinya dari akibat-akibat kejahatannya. Tetapi pengakuannya hanyalah menyatakan bahwa hukuman terhadap dirinya adalah adil. Tidak ada pertobatan yang sejati, tidak ada penyesalan, tidak ada perubahan dalam maksud, tidak ada rasa kekejian dosa di dalam dirinya.PB2 90.1

    Jadi pengakuan-pengakuan akan diadakan oleh orang-orang yang bersalah di hadapan pengadilan Allah, setelah setiap persoalan telah ditetapkan untuk hidup atau mati. Akibat-akibat yang telah menimpa dirinya akan memaksa masing-masing orang untuk mengadakan pengakuan dosanya. Itu akan dipaksa keluar dari jiwanya oleh satu perasaan yang hebat daripada hukuman terhadap dirinya dan satu penglihatan yang menakutkan akan datangnya pengadilan. Tetapi pengakuan seperti itu tidak akan dapat menyelamatkan orang yang berdosa itu.PB2 90.2

    Selama mereka dapat menyembunyikan pelanggaran mereka dari sesama mereka, banyak orang seperti Akhan, merasa aman dan menenangkan dirinya bahwa Allah tidak akan terlalu teliti untuk mencatat kejahatan. Akhirnya setelah terlambat dosa-dosa mereka akan mendapatkan mereka pada hari bilamana mereka tidak akan dapat lagi menyucikannya dengan korban untuk selama-lamanya. Bilamana catatan-catatan sorga akan dibuka, Hakim itu tidak akan mengumumkan kepada manusia tentang dosadosanya melalui kata-kata, tetapi dengan melemparkan satu pandangan yang menembus serta meyakinkan, dan setiap perbuatan, setiap urusanurusan menyangkut kehidupan, dengan jelas akan ditimbulkan kembali di dalam ingatan orang-orang yang berbuat kesalahan itu. Orang itu tidak perlu, seperti pada zaman Yusak, harus diselidiki dari suku sampai kepada keluarganya, tetapi bibimya sendiri akan mengakui kesalahannya. Dosa-dosa yang tersembunyi dari pengetahuan manusia pada waktu itu akan diumumkan kepada seluruh dunia.PB2 90.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents