Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pesan Yusak Yang Terakhir

    Peperangan untuk menaklukkan negeri itu telah berakhir, Yusak mengasingkan diri ke tempat istirahatnya yang tenang di kampung halamannya, di Timnath-Serah. “Maka pada sekali peristiwa, yaitu lama kemudian daripada Tuhan mengaruniakan kepada orang Israel kesenangan daripada segala musuhnya berkeliling . . . bahwa dipanggil Yusak akan segenap orang Israel datang berhimpun dengan segala tua-tua dan penghulu dan hakim dan pemerintah mereka itu.”PB2 117.1

    Beberapa tahun telah berlalu sejak orang banyak itu menetap di tanah pusaka mereka, dan sudah dapat dilihat munculnya dosa-dosa yang sama iyang hingga saat itu telah mendatangkan hukuman ke atas diri Israel. Apabila Yusak merasakan kelemahan-kelemahan masa tuanya menghinggapi dirinya, dan menyadari bahwa pekerjaannya segera akan berakhir, ia dipenuhi oleh rasa cemas akan masa depan bangsanya. Dengan disertai uatu perhatian yang lebih daripada seorang bapa ia telah memberikan pesannya kepada mereka, sementara mereka berkumpul mengelilingi pemimpin mereka yang sudah tua itu. “Maka kamu sudah melihat,” katanya, ‘segala sesuatu yang telah diperbuat Tuhan Aliahmu, akan segala bangsa ni karena kamu; bahwa sesungguhnya Tuhan Aliahmu, juga yang telah berperang karena kamu.” Sekalipun bangsa Kanani telah ditaklukkan, mereka nasih menguasai sebahagian daripada negeri yang telah dijanjikan kepada Israel, dan Yusak telah menasihatkan bangsanya itu agar jangan merasa uas, dan melupakan perintah Tuhan untuk sama sekali mengusir bangsabangsa kapir ini.PB2 117.2

    Orang banyak itu pada umumnya lambat dalam menyempurnakan ekerjaan untuk mengusir orang kapir itu. Suku-suku bangsa itu telah erpencar ke tanah pusaka mereka, bala tentara telah dibubarkan, dan usaha untuk mengadakan peperangan lagi dianggap sebagai satu pekerjaan yang sulit dan meragukan. Tetapi Yusak mengumumkan: “Maka Tuhan Aliahmu, juga akan menghalaukan mereka itu kelak dari hadapanmu dan membuang mereka itu dari tanah miliknya di hadapan kamu, dan kamupun akan beroleh tanah mereka itu akan bahagian pusaka, setuju dengan firman Tuhan Aliahmu, yang kepadamu. Maka sebab itu hendaklah kamu merajinkan dirimu sangat dalam memeliharakan dan melakukan segala sesuatu yang tersebut dalam kitab torat Musa dengan tiada menyimpang daripadanya ke kiri atau ke kanan.”PB2 117.3

    Yusak mengajak orang banyak itu sendiri untuk menjadi saksi bahwa, selama mereka memenuhi syarat-syaratnya, Allah telah dengan setia menggenapi janji-janjiNya kepada mereka. “Maka kamu ketahui dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,” katanya, “bahwa sepatah katapun tiada hilang daripada segala perkataan yang baik, yang telah dikatakan Tuhan Aliahmu, akan hal kamu, bahwa semuanya telah berlaku atas kamu dan sepatah katapun tiada hilang daripada sekalian itu.” Ia menyatakan kepada mereka bahwa sebagaimana Tuhan telah menggenapi janji-janjiNya, demikian pula Ia akan melaksanakan ancaman-ancamanNya. “Tetapi akan jadi kelak, seperti telah berlaku atas kamu segala perkara yang baik, yang firman Tuhan Aliahmu, akan hal kamu, demikianpun akan dilakukan Tuhan atas kamu segala perkara yang jahat.. . . Jikalau kiranya kamu melangkahkan perjanjian Tuhan, . . . niscaya murka Tuhan akan bernyala-nyala kepadamu, maka dengan segera juga kamu akan binasa dari dalam negeri yang baik, yang telah dikaruniakannya kepadamu itu.”PB2 118.1

    Setan menipu banyak orang dengan teori yang masuk di akal, bahwa kasih Allah bagi umatnya begitu besar sehingga Ia akan memaafkan dosa yang ada di dalam diri mereka; ia menyatakan bahwa sungguhpun ancamanancaman firman Allah itu mempunyai maksud tertentu di dalam pemerintahan moralNya, semuanya itu tidak akan dilaksanakan dengan sesungguhnya. Tetapi di dalam segala perlakuanNya dengan mahluk-mahlukNya, Allah telah mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dengan menyatakan dosa dalam tabiat yang sebenarnya—oleh menunjukkan bahwa akibatnya yang pasti adalah penderitaan dan kematian. Keampunan yang tidak bersyarat tidak pernah ada dan tidak pernah akan ada. Keampunan seperti itu akan menunjukkan tidak berlakunya prinsip-prinsip kebenaran yang menjadi dasar daripada pemerintahan Allah. Itu akan memenuhi semesta alam yang tidak pernah berbuat dosa dengan keadaan yang kacau balau. Allah dengan setia telah menunjukkan akibat-akibat dosa, dan jikalau amaran-amaran ini tidak benar, bagaimanakah kita dapat merasa pasti bahwa janji-janjiNya akan digenapi? Apa yang disebut sebagai kemurahan jikalau itu menyisihkan keadilan, bukanlah kemurahan, melainkan kelemahan.PB2 118.2

    Allah adalah pemberi hidup. Dari sejak mulanya, segala hukumNya telah ditetapkan untuk kehidupan. Tetapi dosa telah merusak peraturan yang telah ditetapkan Allah, dan kekacauanpun mengikutinya. Selama dosa ada maka penderitaan dan kematian tidak akan dapat dihindarkan. Hanyalah olehkarena Penebus itu telah menanggung kutuk dosa demi kita, maka manusia mempunyai pengharapan untuk melepaskan dirinya dari akibatakibatnya yang mengerikan.PB2 119.1

    Sebelum kematian Yusak, pemimpin-pemimpin dan wakil-wakil dari suku bangsa itu, sesuai dengan perintahnya, telah berhimpun bersama-sama di Sekhem. Tidak ada satu tempat di seluruh negeri itu yang mempunyai begitu banyak kenang-kenangan yang suci, yang dapat mengalihkan ingatan mereka kembali kepada perjanjian Allah dengan Ibrahim dan Yakub, serta mengingatkan mereka kepada perjanjian mereka yang khidmat pada waktu mereka memasuki Kanaan. Di tempat inilah terdapat bukit Ebal dan Gerizim, saksi-saksi yang diam dari janji-janji yang sekarang, di hadapan pemimpin mereka yang tidak lama lagi akan mati, akan mereka perbaharui. Di sekeliling mereka terdapat bukti-bukti akan apa yang telah diperbuat Allah bagi mereka; bagaimana Ia telah memberikan kepada mereka suatu negeri yang mereka tidak pernah usahakan, dan kota-kota besar yang tidak pernah mereka bangunkan, kebun-kebun anggur dan pohon zaitun yang tidak pernah mereka tanam. Yusak mengulangi kembali sejarah Israel, mengingatkan kembali akan pekerjaan Allah yang ajaib, agar supaya semua orang mempunyai satu perasaan akan kasih dan rahmatNya, dan mau melayani Dia “dengan tulus dan benar hati.”PB2 119.2

    Oleh perintah Yusak peti perjanjian diangkat dari Silo. Peristiwa ini merupakan sesuatu yang amat khidmat, dan lambang hadirat Allah ini akan memperdalam kesan yang ia mau tanamkan di dalam diri orang banyak itu. Setelah menghadapkan segala kebajikan Allah terhadap Israel, ia mengajak mereka, di dalam nama Tuhan, untuk memilih siapa yang akan mereka layani. Sebegitu jauh perbaktian kepada berhala masih tetap dijalankan dengan sembunyi-sembunyi, dan Yusak berusaha sekarang ini untuk membawa mereka kepada satu keputusan yang akan melenyapkan dosa ini dari Israel. “Maka jikalau pada sangkamu tidak baik beribadat kepada Tuhan,” katanya, “baiklah sekarang kamu pilih kepada siapa kamu hendak berbuat bakti.” Yusak ingin menuntun mereka untuk berbuat bakti kepada Allah, bukan oleh paksaan, melainkan dengan tulus hati. Kasih kepada Allah adalah dasar dari agama. Ikut serta dalam pelayanannya dengan didorong hanya oleh pengharapan akan mendapat pahala atau takut menerima hukuman, tidak ada gunanya sama sekali. Kemurtadan yang terang-terangan tidaklah lebih menghina Tuhan daripada kemunafikan dan perbaktian yang hanya sekedar rupa saja.PB2 119.3

    Pemimpin yang sudah tua itu mengajak orang banyak itu untuk memikir-mikirkan, baik buruknya, apa yang telah dihadapkannya kepada mereka, dan mengambil keputusan apakah mereka benar-benar ingin hidup seperti bangsa-bangsa penyembah berhala yang sudah rusak, yang ada di sekeliling mereka. Jikalau kelihatannya tidak baik bagi mereka untuk menyembah Tuhan, sumber kuasa itu, pancaran berkat, biarlah mereka pada hari itu juga mengambil keputusan siapakah yang akan mereka sembah, “dewa-dewa yang dahulu disembah oleh leluhurmu,” dari antara siapa Ibrahim telah dipanggil keluar, “atau berhala orang Amori, yang sekarang kamu mengeduduki tanahnya.” Pesan-pesan yang terakhir ini merupakan satu tempelakan yang keras kepada Israel. Berhala-berhala orang Amori tidak pernah sanggup untuk melindungi orang-orang yang menyembahnya. Oleh sebab dosa-dosa mereka yang keji dan merusak itu, bangsa-bangsa yang jahat itu telah dibinasakan, dan negeri yang baik yang dahulu mereka miliki telah diberikan kepada umat Allah. Betapa bodohnya bagi Israel untuk memilih menyembah dewa-dewa untuk mana bangsa Amori telah dibinasakan! “Adapun akan daku dan orang isi rumahku,” kata Yusak, “kami hendak beribadat kepada Tuhan jua!” Semangat suci yang sama yang telah memberikan ilham ke dalam hati pemimpin itu telah disampaikan kepada bangsa itu. Ajakannya telah merangsang sambutan yang tidak berlambatan, “Dijauhkanlah kiranya daripada kami meninggalkan Tuhan dan berbuat bakti kepada dewa-dewa.”PB2 120.1

    “Tiada juga boleh kamu berbuat bakti kepada Tuhan,” kata Yusak, “karena Ialah Allah yang maha suci; . . . Maka tiada Ia akan mengampuni salahmu dan dosamu.” Sebelum pembaharuan yang tetap bisa diadakan, orang banyak itu harus dipimpin untuk merasakan akan ketidak-sanggupan mereka, oleh mereka sendiri, untuk menurut Tuhan. Mereka telah melanggar hukumNya, itu telah menghukum mereka sebagai pelanggar-pelanggar, dan itu tidak menyediakan jalan untuk melepaskan diri. Sementara mereka berharap kepada kekuatan dan kebenaran mereka sendiri, maka tidak mungkin bagi mereka memperoleh keampunan dari dosa-dosa mereka; mereka tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan hukum Allah yang sempurna itu, dan adalah sia-sia bagi mereka untuk berjanji melayani Allah. Hanyalah oleh iman dalam Kristus dimana mereka bisa memperoleh keampunan dari dosa, dan menerima kekuatan untuk menurut hukum Allah. Mereka harus berhenti bergantung kepada usaha mereka untuk memperoleh keselamatan, mereka harus dengan sepenuhnya berharap kepada jasa Juruselamat yang telah dijanjikan itu, jikalau mereka mau diterima oleh Allah.PB2 120.2

    Yusak berusaha menuntun para pendengarnya untuk menimbangnimbang kata-kata mereka, dan menahan diri daripada mengadakan janji-janji yang mereka belum bersedia untuk menggenapinya. Dengan kesungguhsungguhan yang dalam mereka mengulangi kembali ucapan mereka, “Bukan, melainkan kami hendak berbuat bakti kepada Tuhan jua!” Sambil dengan khidmat menyetujui akan saksi-saksi terhadap diri mereka bahwa mereka telah memilih Tuhan, sekali lagi mereka telah mengulangi janji setia mereka: “Sesungguhnya kami hendak berbuat bakti kepada Tuhan Allah kami, dan mendengar akan suaraNya.”PB2 121.1

    “Maka pada hari itu juga diperbuat Yusak suatu perjanjian dengan orang banyak itu di Sekhem, dan dijadikannya itu bagi mereka itu akan hukum undang-undang.” Setelah menuliskan peristiwa yang khidmat ini sebagai satu catatan, ia telah meletakkannya, bersama-sama dengan kitab torat itu, di samping peti perjanjian. Dan ia telah mendirikan satu tiang sebagai suatu peringatan, sambil berkata, “Bahwa sesungguhnya batu ini akan menjadi saksi atas kita, karena telah didengarnya segala firman Tuhan yang dikatakannya kepada kita, bahkan, ia inipun akan menjadi saksi atas kamu, asal jangan kamu mungkir kelak akan Aliahmu. Lalu disuruh Yusak akan orang banyak itu pulang, masing-masing kepada milik pusakanya.”PB2 121.2

    Pekerjaan Yusak bagi Israel telah berakhir. Ia “telah menurut Tuhan pada segenap jalannya,” dan di dalam buku Allah ia dicatat sebagai, “Hamba Tuhan.” Kesaksian yang paling agung tentang tabiatnya sebagai seorang pemimpin orang banyak adalah sejarah generasi yang telah menikmati usahanya: “Maka orang Israelpun beribadatlah kepada Tuhan pada segala hari hidup Yusak dan pada segala hari hidup orang tua-tua kemudian daripada Yusak.”PB2 121.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents