Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pesta-Pesta Tahunan

    Ada tiga kumpulan kebaktian tahunan bagi segenap Israel yang diadakan di kaabah. Untuk beberapa waktu lamanya Silo adalah tempat perkumpulan ini; tetapi kemudian Yerusalem menjadi pusat perbaktian bangsa itu, dan di tempat inilah suku-suku bangsa itu berhimpun mengadakan pesta-pesta yang khidmat itu.PB2 136.1

    Bangsa itu dikelilingi oleh orang-orang yang kejam dan suka berperang, yang berhasrat merebut tanah mereka; namun demikian tiga kali setiap tahun semua orang yang tubuhnya kuat, dan semua orang yang sanggup mengadakan perjalanan, diperintahkan meninggalkan rumah mereka, dan pergi ke tempat perhimpunan itu, di dekat pusat negeri itu. Apakah yang menghalangi musuh-musuh mereka sehingga tidak dapat membinasakan keluarga-keluarga yang tidak mempunyai pelindung itu, dan tidak dapat memusnahkan mereka dengan api dan pedang? Apakah yang telah mencegah penyerangan terhadap negeri itu, yang dapat membawa Israel ke dalam tawanan bangsa asing, musuh mereka itu? Allah telah berjanji akan menjadi pelindung umatNya. “Bahwa malaikat Tuhan berpasukan mengelilingi segala orang yang takut akan Dia, dan dipeliharakannya mereka itu.” Mazmur 34:8. Sementara orang-orang Israel pergi berbakti, kuasa ilahi akan menghalangi musuh mereka. Janji Allah ialah, “Maka apabila sudah Aku menghalaukan segala bangsa itu dari dalam negerinya di hadapan kamu, dan sudah Aku meluaskan perhinggaan negerimu, maka seorangpun tiada akan menghendaki negerimu dalam antara kamu berjalan naik hendak menghadap Tuhan Aliahmu, tiga kali pada setahun”. Keluaran 34:24.PB2 136.2

    Yang pertama dari upacara-upacara perayaan ini, adalah Paskah, pesta roti yang tidak beragi, yang diadakan pada bulan Abib, bulan yang pertama dalam penanggalan Yahudi, yang bersamaan dengan akhir bulan Maret dan awal bulan April. Musim dingin telah berlalu, hujan akhir telah lewat, dan segenap alam bersuka-suka dalam kesegaran dan keindahan musim semi. Rumput-rumput menghijau di atas bukit dan lembah, dan di manamana bunga-bunga liar menyemarakkan padang-padang. Bulan, yang mendekati saat purnama sekarang ini, menjadikan malam hari indah sekali. Saat itu merupakan satu musim yang dengan indah sekali telah digambarkan oleh penyanyi kudus:PB2 136.3

    “Karena sesungguhnya musim sejuk sudah lalu,
    Hujan deraspun sudah berhenti, tiada ia datang kembali.
    Segala bungapun kelihatan di tanah,
    Musim nyanyi sudah sampai,
    Bunyi burung tekukur kedengaranlah di tanah kita.
    Pokok ara bermasakkan buahnya,
    Dan pokok anggurpun berbunga,
    Dan semerbaklah baunya.” Kidung Agung 2:11-13.
    PB2 137.1

    Di seluruh negeri itu, kelompok-kelompok peziarah sedang berjalan menuju Yerusalem. Para gembala dari kawanan domba mereka, para gembala dari gunung-gunung, para nelayan dari Laut Galilea, para petani dari ladang mereka, anak-anak para nabi dari sekolah-sekolah agama, semuanya mengalihkan langkah mereka menuju tempat hadirat Allah telah dinyatakan. Mereka berjalan melalui jalan pendek, karena banyak yang berjalan kaki. Kafilah itu terus bertambah-tambah jumlahnya, dan sering menjadi rombongan yang amat besar sebelum tiba di kota suci itu.PB2 137.2

    Kesegaran alam menimbulkan kesukaan di hati bangsa Israel, dan rasa syukur kepada Pemberi segala sesuatu yang baik. Mazmur orang Ibrani yang indah itu dinyanyikan, sambil meninggikan kemuliaan serta keagungan Tuhan. Pada waktu terdengar bunyi nafiri sebagai aba-aba, dengan disertai lagu dari alat-alat musik, menggemalah nyanyian ucapan syukur yang keluar dari ratusan suara:PB2 137.3

    “Bahwa sukacitalah hatiku akan orang yang berkata kepadaku demikian,
    Marilah kita masuk ke dalam rumah Tuhan.
    Bahwa kaki kami adalah berdiri
    Dalam pintu gerbangmu, hai Yerusalem....
    Ia itu negeri yang dituju oleh segala suku bangsa, yaitu oleh
    segala suku umat Tuhan,...
    Aku mengucap syukur kepada nama Tuhan. ...
    Pintalah doa akan selamat sentosa Yerusalem,
    Sejahteralah kiranya orang yang kasih akan dikau.” Mazmur 122:1-6
    PB2 137.4

    Apabila mereka melihat bukit-bukit yang terdapat di sekeliling mereka, tempat bangsa kapir biasa menyalakan api mezbah mereka, bani Israel menyanyikan:PB2 138.1

    “Bahwa mataku menengadah kepada segala gunung,
    Daripadanya akan datang penolongku.
    Maka penolongku itu daripada pihak Tuhan,
    Yang telah menjadikan langit dan bumi.” Mazmur 121:1, 2.

    PB2 138.2

    “Adapun orang yang harap pada Tuhan,
    la itu seperti bukit Sion adanya, yang tiada bergoncang, melainkan
    tetaplah ia pada selama-lamanya.
    Bahwa seperti Yerusalem dilingkungi oleh bukit-bukit,
    Demikianpun adalah Tuhan keliling segala umatNya,
    Daripada sekarang sampai selama-lamanya.” Mazmur 125:1, 2.
    PB2 138.3

    Sambil mendaki bukit-bukit menuju ke kota suci itu, mereka memandang dengan penuh rasa hormat kepada orang banyak yang akan berbakti, yang sedang mengayunkan langkah menuju kaabah. Mereka melihat asap dupa naik ke atas, dan apabila mereka mendengar nafiri orang Lewi sebagai awal daripada upacara suci itu, mereka mengingat kembali sabda yang diilhamkan yang serasi dengan suasana saat itu, dan menyanyikan:PB2 138.4

    “Bahwa besarlah Tuhan dan patutlah Ia dipuji-puji,
    Bahwa di dalam negeri Allah kami adalah bukit kesucianNya,’
    Adapun bukit Sion itu elok kedudukannya, suatu kesukaan bagi segenap bumi,
    Pada pihak utaranya
    Adalah negeri Raja yang maha besar.” Mazmur 48:2, 3.

    PB2 138.5

    “Biarlah selamat dalam kota bentengmu,
    Dan sejahtera dalam segala mahligaimu.”
    “Bukailah aku pintu-pintu kebenaran,
    Supaya aku masuk daripadanya dan memuji akan Tuhan.”
    “Maka aku akan menyampaikan kelak segala nazarku kepada Tuhan,
    Di hadapan segala umatNya,
    Di dalam halaman rumah Tuhan,
    Di tengah-tengahmu, hai Yerusalem,
    Haleluyah!” Mazmur122:7;118:19;116:18,19
    PB2 138.6

    Semua rumah di Yerusalem dibukakan bagi para peziarah itu, dan kamar-kamar disediakan dengan cuma-cuma; tetapi semuanya ini tidaklah cukup untuk menampung jumlah pendatang yang besar itu, dan tenda-tenda didirikan di setiap tempat yang ada di dalam kota itu, dan di atas bukit-bukit sekelilingnya.PB2 139.1

    Pada hari yang keempat belas dari bulan itu, pada senja hari, Paskah dirayakan, upacara-upacaranya yang khidmat serta mengesankan memperingati kelepasan dari perhambaan di tanah Mesir, dan menunjuk ke depan kepada korban yang akan membebaskan dari perhambaan dosa. Pada waktu Juruselamat menyerahkan hidupNya di bukit Golgota, makna Paskah berakhir, dan upacara Perjamuan Suci ditetapkan sebagai suatu peringatan dari peristiwa yang sama untuk mana Paskah merupakan satu lambang.PB2 139.2

    Paskah diikuti oleh pesta roti yang tidak beragi selama tujuh hari. Hari yang pertama dan ketujuh adalah hari-hari untuk mengadakan perhimpunan yang suci dimana tidak ada pekerjaan sebagai seorang hamba dilaksanakan. Pada hari yang kedua dari pesta itu, buah sulung dari panen tahun itu dipersembahkan kepada Tuhan. Jawawut adalah jenis gandum yang pertamatama di tanah Palestina, dan pada permulaan pesta ini jenis gandum ini mulai masak. Seberkas gandum jenis ini dilambai-lambaikan oleh imam di hadapan mezbah Allah, sebagai satu pengakuan bahwa segala sesuatu adalah milikNya. Sebelum upacara ini diadakan hasil panen tidak boleh dikumpulkan.PB2 139.3

    Lima puluh hari semenjak dipersembahkannya buah sulung itu, datanglah hari Pentakosta, yang juga disebut masa raya panen dan masa raya minggu. Sebagai satu pernyataan rasa syukur akan gandum yang telah disediakan sebagai makanan, maka dua ketul roti yang dibakar dengan ragi dipersembahkan di hadapan Tuhan. Pentakosta hanya memakan waktu satu hari saja, yang digunakan untuk upacara keagamaan.PB2 139.4

    Pada bulan yang ketujuh datanglah Pesta Pondok Daun-daunan, atau Pesta mengumpulkan. Pesta ini mengakui kelimpahan Allah dalam hasil kebun jeruk, kebun anggur dan kebun pohon zaitun. Itu merupakan pesta untuk mengumpulkan hasil yang paling meriah sepanjang tahun. Tanah telah memberikan kelimpahannya, hasil panen telah dikumpulkan ke dalam lumbung-lumbung, buah-buahan, minyak, dan anggur telah disimpan, buahbuah sulung telah diasingkan, dan sekarang orang banyak datang dengan membawa persembahan syukur kepada Allah, yang telah memberkati mereka dengan limpahnya itu.PB2 139.5

    Pesta ini terutama sekali haruslah merupakan suatu peristiwa yang penuh dengan kesukaan. Ini dilaksanakan segera setelah hari grafirat yang besar itu, apabila jaminan telah diberikan bahwa kejahatan mereka tidak akan diingat lagi. Disertai damai dengan Allah, sekarang mereka datang kepadaNya untuk mengakui kebajikanNya, dan memuji Dia atas segala rahmatNya. Pekerjaan menuai sudah berakhir, dan kesibukan tahun yang baru belum dimulai, maka orang banyakpun bebas dari segala urusan, dan mereka dapat menikmati suasana yang khidmat serta penuh kesukaan itu. Sekalipun hanya bapa-bapa dan anak-anak lelaki saja yang diperintahkan untuk menghadiri pesta-pesta itu, namun demikian, sedapat-dapatnya seluruh anggota keluarga harus menghadirinya, dan atas keramah-tamahan mereka hamba-hamba, orang Lewi, orang asing, dan orang miskin disambut.PB2 139.6

    Sebagaimana halnya Paskah, Pesta Pondok Daun-daunan itu bersifat memperingati. Untuk memperingati hidup pengembaraan mereka di padang belantara, orang banyak itu sekarang harus meninggalkan rumah mereka, dan tinggal di dalam pondok-pondok, atau gubuk-gubuk, yang dibuat dari “cabang daripada pokok yang permai dan pelepah kurma dan carang pohon kayu yang rindang dan pokok gandarusa.” Imamat 23:40.PB2 140.1

    Hari pertama adalah untuk perhimpunan yang suci, dan kepada tujuh hari pesta itu ditambahkan hari yang kedelapan, yang harus dirayakan dengan cara yang sama.PB2 140.2

    Pada perhimpunan tahunan ini hati orang tua dan muda akan didorong di dalam pelayanan kepada Allah, sementara pergaulan dengan orang-orang dari tempat-tempat lainnya akan menguatkan ikatan yang mempersatukan mereka kepada Allah dan kepada satu dengan lainnya. Baiklah bagi umat Allah pada zaman sekarang ini mengadakan satu Pesta Pondok Daun-daunan, suatu peringatan yang penuh kesukaan akan segala berkat Allah kepada mereka. Sebagaimana bani ‘Israel memperingati kelepasan yang telah diadakan Allah bagi leluhur mereka, dan pemeliharaanNya yang ajaib terhadap mereka selama pengembaraan mereka dari Mesir, demikian pula kita dengan penuh kegembiraan harus mengingat berbagai jalan yang telah diadakanNya untuk membawa kita keluar dari dunia ini, dan dari kegelapan kepalsuan, ke dalam terang anugerah dan kebenaranNya yang indah.PB2 140.3

    Bagi mereka yang hidup jauh dari kaabah, lebih dari satu bulan setiap tahunnya harus digunakan untuk menghadiri pesta-pesta tahunan ini. Teladan untuk berbakti kepada Allah seperti ini haruslah menegaskan akan pentingnya upacara keagamaan, dan perlunya menyerahkan perhatian kita yang bersifat mementingkan diri dan duniawi kepada yang bersifat rohani dan kekal. Kita akan mengalami kerugian bilamana mengabaikan kesempatan berhimpun bersama-sama untuk saling menguatkan serta mendorong satu dengan yang lainnya di dalam pelayanan akan Allah. Kebenaran-kebenaran firmanNya akan menjadi kabur serta kehilangan maknanya di dalam ingatan kita. Hati kita tidak lagi akan diterangi dan dirangsang oleh pengaruh yang dapat menyucikan, dan kita akan merosot dalam kerohanian. Di dalam pergaulan kita sebagai orang Kristen kita kehilangan banyak olehkarena kurangnya simpati satu terhadap yang lain. Orang yang menutup dirinya bagi dirinya sendiri berarti tidak menunaikan tugas sebagaimana yang telah dimaksudkan Allah baginya. Kita semua adalah anak-anak dari satu Bapa, yang saling bergantung satu terhadap yang lain untuk memperoleh kebahagiaan. Tuntutan-tuntutan Allah dan kemanusiaan ada di atas pundak kita. Dengan mengusahakan pemeliharaan yang sepantasnya atas unsurunsur sosial dari sifat kita, akan menyebabkan kita merasa simpati kepada saudara-saudara kita, dan memberikan kepada kita kebahagiaan dalam usaha supaya menjadi berkat bagi orang lain.PB2 140.4

    Pesta Pondok Daun-daunan itu bukanlah hanya bersifat memperingati, tetapi juga adalah suatu lambang. Pesta itu bukan hanya menunjuk ke belakang, kepada pengembaraan di padang belantara, tetapi sebagai pesta penuaian, pesta itu memperingati dikumpulkannya hasil-hasil bumi, dan menunjuk ke depan ke hari yang terakhir di mana akan diadakan satu pengumpulan yang terakhir, bilamana Tuhan panen itu akan mengirimkan penuai-penuaiNya untuk mengumpulkan lalang bersama-sama untuk dibakar; dan mengumpulkan gandum ke dalam lumbungNya. Pada waktu itu orangorang jahat akan dibinasakan. Mereka akan menjadi “serasa tidak ada jadi adanya.” Obaja 16. Dan setiap suara di dalam alam semesta akan bersatu padu dalam pujian yang penuh kesukaan kepada Allah. Penulis Kitab Wahyu berkata, “Tiap-tiap makhluk yang di sorga, dan yang di atas bumi, dan yang di bawah bumi, dan yang dilaut, dan segala yang di dalamnya itu mengatakan: Bagi Dia yang duduk di atas arasy, dan bagi Anak-domba itu adalah puji dan kehormatan dan kemuliaan dan kuasa selama-lamanya.” Wahyu 5:13.PB2 141.1

    Orang Israel memuji Allah pada Pesta Pondok Daun-daunan apabila mereka mengingat dalam pikiran mereka akan rahmatNya di dalam kelepasan mereka dari perhambaan di Mesir dan penjagaanNya yang lemah lembut bagi mereka selama hidup pengembaraan mereka di padang belantara. Mereka juga bersuka-suka atas kesadaran bahwa mereka telah diampuni dan diterima, melalui upacara hari grafirat, yang baru saja berakhir. Tetapi bilamana umat tebusan Allah dengan selamat akan dikumpulkan ke dalam Kanaan semawi, selama-lamanya terlepas dari perhambaan kutuk, di bawah mana “segenap makhluk itu sama mengerang dan sama merasa kesakitan beranak sampai sekarang ini.” (Rom 8:22), mereka akan bergembira dengan satu kesukaan yang tak terlukiskan dan penuh dengan kemuliaan. Pekerjaan penebusan Kristus yang besar bagi manusia akan disempurnakan pada saat itu, dan dosa-dosa mereka akan dihapuskan untuk selama-lamanya.PB2 141.2

    “Bahwa padang belantara dan tanah yang sunyipun akan bergemar,
    Dan hutan rimbapun akan tamasya, karena itu ia akan berbunga-bunga
    seperti pokok mawar.
    Ia itu akan berbunga-bunga, bahkan berbunga-bunga, dan bertepuk
    tari dan bertempik sorak,
    Bahwa segala kemuliaan Lebanon sudah dikaruniakan kepadanya,
    Serta dengan keelokan Karmel dan Saron,
    Mereka itu akan melihat kemuliaan Tuhan dan segala keindahan
    Allah kami.

    “Pada masa itu orang buta akan dicelikkan matanya,
    Dan telinga orang tulipun akan dibukakan.
    Pada masa itu orang timpang akan melompat seperti rusa,
    Dan lidah orang keluh akan bersorak-sorak.

    “Apabila air berpancar di padang belantara.
    Dan sungai-sungaipun di gurun,
    Pada masa itu tanah yang keringpun akan berubah menjadi tasik,
    Dan tanah yang matipun akan berpancaran air....

    “Maka di sana akan ada suatu jalan rata, suatu jalan raya,
    Yang disebut jalan suci.
    Seorang najispun tiada akan lalu daripadanya!
    Maka Ia sendiri juga akan berjalan di hadapan mereka itu,
    Sehingga orang bodoh sekalipun tiada akan sesat.

    “Di sana tiada akan ada singa,
    Dan binatang yang ganaspun tiada akan sampai ke sana,
    Maka barang sesuatupun tiada didapati di sana,
    Apabila orang yang sudah ditebus itu menjalani dia.

    “Maka segala orang tebusan Tuhan akan berjalan,
    Pergi datang ke Sion dengan tempik sorak,
    Dan kesukaan yang kekal akan ada di atas kepalanya,
    Mereka itu akan mendapat kesukaan dan keramaian,
    Tetapi segala kedukaan dan pengeluh sudah terbang.” Yesaya 35:1, 2,5-10.
    PB2 142.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents