Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Para Hakim Yang Mula-Mula

    Pasal ini dialaskan atas Hakim 6-8; 10.

    Setelah bermukim di Kanaan, suku-suku bangsa itu tidak mengadakan usaha yang bersemangat untuk menyempurnakan penaklukan negeri itu. Merasa puas dengan daerah yang diperoleh, semangat mereka menurun, dan peperanganpun tidak dilanjutkan. “Maka sesungguhnya apabila kuatlah orang Israel, diletakkannya upeti kepada orang Kanani, tetapi sekali-kali tidak dihalaukannya.” Hakim 1:28.PB2 143.1

    Dengan setia Tuhan telah menggenapi, di pihakNya, janji-janji yang telah diadakan dengan Israel; Yusak telah menghancurkan kekuasaan bangsa Kanani, dan telah membagikan negeri itu kepada suku-suku bangsa. Tinggallah bagi mereka, dengan berharap kepada jaminan pertolongan ilahi, menyempurnakan pekerjaan mengusir penduduk negeri itu. Tetapi hal ini telah gagal mereka lakukan. Dengan mengadakan persetujuan dengan bangsa Kanani mereka secara langsung telah melanggar perintah Allah, dan dengan demikian telah gagal memenuhi syarat atas mana Ia telah berjanji untuk menempatkan mereka sebagai pemilik tanah Kanaan.PB2 143.2

    Sejak pertemuan yang pertama antara Allah dengan mereka di Sinai, mereka telah diamarkan terhadap penyembahan berhala. Segera setelah diumumkannya hukum itu, kabar telah dikirimkan kepada mereka oleh Musa, sehubungan dengan bangsa-bangsa Kanani: “Jangan kamu menyembah sujud kepada dewata mereka itu atau berbuat bakti kepadanya, dan jangan kamu menurut perbuatan mereka itu, melainkan hendaklah kamu menumpas mereka itu sama sekali, dan menghancur-luluhkan segala berhalanya. Maka hendaklah kamu berbuat bakti kepada Tuhan Aliahmu, maka Iapun akan memberkati rotimu dan airmu, dan segala penyakit akan kulalukan kelak dari antara kamu.” Keluaran 23:24, 25. Jaminan telah diberikan bahwa selama mereka tinggal setia, Allah akan menaklukkan musuh-musuh mereka di hadapan mereka: “Maka kegentaran akan Daku kusuruhkan kelak berlaku di hadapanmu, dan Aku akan mengharubirukan segala bangsa yang kamu datangi, dan Aku mengadakan kelak bahwa segala musuhmu akan menundukkan tengkuknya kepadamu. Dan lagi Aku akan menyuruhkan bala kebinasaan di hadapanmu, yaitu akan menghalaukan segala orang Hewi dan Kanani dan Heti dari hadapanmu. Bukan dalam setahun jua lamanya Aku akan menghalaukan mereka itu dari hadapanmu, supaya jangan negeri itu sunyi senyap dan segala margasatwapun jangan diperbanyakkan atas kamu. Dengan pelahan-lahan Aku hendak menghalaukan mereka itu dari hadapanmu, sekadar kamu bertambah-tambah dan mempusakai negeri itu. . . . Karena segala orang isi negeri itu akan kuserahkan ke tanganmu, supaya dihalaukan olehmu dari hadapanmu. Maka jangan kamu berjanji-janjian dengan mereka itu atau dengan segala dewanya. Jangan mereka itu duduk dalam negerimu, supaya jangan diadakannya kamu berdosa kepadaku, jikalau kiranya kamu berbuat bakti kepada dewata mereka itu, niscaya ia itu akan menjadi suatu jerat bagimu.” Keluaran 23:27-33. Petunjuk-petunjuk ini telah diulangi kembali oleh Musa dengan cara yang paling khidmat sebelum kematiannya, dan semuanya itu telah diulangi lagi oleh Yusak.PB2 143.3

    Allah telah menempatkan umatNya di Kanaan sebagai suatu perisai yang kokoh untuk membendung arus kejahatan moral, agar itu jangan menghanyutkan dunia ini. Jikalau setia kepadaNya, Allah mau agar Israel terus menaklukkan serta mengalahkan. Ia akan menyerahkan ke dalam tangannya bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih berkuasa daripada bangsa Kanani. Janji itu adalah, “Karena jikalau kamu memeliharakan baikbaik segala hukum ini, yang kupesan kepada kamu . . . niscaya dihalaukan Tuhanpun segala bangsa ini dari dalam pusakanya di hadapan kamu, dan kamupun akan mengalahkan beberapa bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripada kamu. Segala tempat yang akan dijejak oleh tapak kakimu, ia itu menjadi kamu punya, daripada padang Tiah sampai kepada Libanon dan daripada sungai, yaitu sungai Ferat, sampai ke laut yang di sebelah barat akan menjadi perhinggaan tanahmu. Maka seorangpun tiada akan tahan berdiri di hadapanmu: gentar dan takut akan kamu kelak didatangkan Tuhan Aliahmu atas segala tanah yang akan dijejak olehmu, seperti firman Tuhan kepadamu.” Ulangan 11:22-25.PB2 144.1

    Tetapi dengan tidak mempedulikan masa depan mereka yang gemilang itu, mereka telah memilih hidup senang-senang dan memanjakan diri; mereka membiarkan kesempatan mereka untuk menyelesaikan penaklukan negeri itu berlalu begitu saja; dan beberapa generasi lamanya mereka telah menjadi menderita oleh sisa-sisa daripada bangsa penyembah berhala itu, yang seperti telah diramalkan nabi itu, menjadi seperti “duri dalam mata mereka,” dan seperti “penyucuk pada lambung mereka.” Bilangan 33:55.PB2 144.2

    Bangsa Israel “bercampur baur dengan segala orang kapir itu, dan mereka itu belajar perbuatannya.” Mereka mengadakan kawin campur dengan bangsa Kanani, dan penyembahan berhalapun merajalela seperti suatu wabah di seluruh negeri itu. “Mereka berbuat bakti kepada berhalanya, maka ia itu menjadi suatu jerat baginya. Tambahan lagi mereka itu telah mengorbankan anaknya laki-laki dan perempuan kepada segala setan. . . . Sehingga tanah itupun dinajiskan oleh utang darah itu.” “Maka sebab itu berbangkitlah murka Tuhan akan umatNya dan jemulah Ia akan bahagian pusaka.” Mazmur 106:35-38, 40.PB2 145.1

    Sampai kepada generasi yang telah menerima perintah dari Yusak itu musnah, penyembahan berhala memperoleh sedikit kemajuan; tetapi para orang tua telah menyediakan jalan bagi kemurtadan anak-anak mereka. Pelanggaran terhadap larangan-larangan Allah di pihak mereka telah menduduki Kanaan, telah menaburkan benih kejahatan yang terus-menerus menghasilkan buah-buah yang pahit selama beberapa generasi. Kebiasaankebiasaan orang Ibrani yang sederhana itu telah memberikan kepada mereka kesehatan jasmani; tetapi pergaulan dengan bangsa kapir telah memimpin mereka kepada kebiasaan untuk memanjakan selera makan dan nafsu, yang lambat laun mengurangi kekuatan jasmani mereka, dan menjadikan kuasa mental serta moral mereka merosot. Oleh dosa-dosa mereka Israel telah dipisahkan dari Allah; kekuatanNya diangkat dari mereka, dan mereka tidak bisa lagi menang terhadap musuh-musuh mereka. Dengan demikian mereka telah dibawa ke dalam penjajahan bangsa-bangsa yang melalui Allah mereka akan dapat menaklukkannya.PB2 145.2

    “Dan ditinggalkannya Tuhan, Allah leluhurnya, yang telah menghantar akan mereka itu keluar dari negeri Mesir,” “dan membawa akan mereka itu ke padang Tiah seperti kawan domba.” “Lalu mereka itu menerbitkan murkanya dengan segala panggungnya serta mendatangkan cemburuan baginya dengan segala berhalanya.” Oleh sebab itu Tuhan “telah meninggalkan kemah yang di Silo, yaitu kemah tempat kediamannya di antara manusia. Maka kuatnya diserahkannya kepada hal tawanan dan kemuliaannya kepada tangan musuh.” Hakim 2:12; Mazmur 78:52, 58, 60, 61. Namun demikian Ia tidak meninggalkan umatNya secara keseluruhannya. Selalu ada satu umat sisa yang setia kepada Tuhan; dan dari waktu ke waktu Tuhan telah membangkitkan orang-orang yang setia dan berani menghancurkan penyembahan berhala dan melepaskan Israel dari musuh-musuh mereka. Tetapi bilamana orang-orang yang telah membebaskan mereka itu mati, dan orang banyak itu telah lepas dari kekuasaannya, maka lambat laun mereka akan kembali kepada berhala-berhala mereka. Dan dengan demikian cerita kemurtadan dan hukuman, tentang pengakuan dan kemerdekaan, terulang berkali-kali.PB2 145.3

    Raja Mesopetamia, raja Moabi, dan setelah mereka bangsa Filistin, dan bangsa Kanani di Hazor, di bawah pimpinan Sisera, telah menjadi penjajah Israel. Otniel, Samgar, dan Ehud, Debora dan Barak, telah dibangkitkan sebagai pembebas bangsanya. Tetapi kembali “bani Israelpun berbuat perkara yang jahat kepada pemandangan Tuhan, maka sebab itu diserahkan Tuhan akan mereka itu kepada tangan orang Midian.” Hingga saat ini tangan sipenjajah itu telah menindas bangsa-bangsa yang tinggal di sebelah timur sungai Yarden tetapi tidak terlalu berat, tetapi di dalam malapetaka yang sekarang ini merekalah yang menjadi korbannya yang per-tama.PB2 146.1

    Bangsa Amalek di sebelah selatan negeri Kanaan, sebagaimana halnya bangsa Midian di perbatasan sebelah timur, dan di seberang padang pasir, masih merupakan musuh-musuh yang tidak henti-hentinya mengganggu Israel. Bangsa yang terakhir ini hampir-hampir saja dihancurkan oleh Israel pada zaman Musa, tetapi semenjak itu mereka telah menjadi bertambahtambah, dan telah menjadi besar serta kuat. Mereka haus mengadakan pembalasan; dan sekarang bilamana perlindungan Allah telah ditarik dari Israel, maka kesempatanpun tibalah. Bukan hanya bangsa-bangsa yang ada di sebelah timur sungai Yarden, tetapi seluruh negeri itu telah menderita olehkarena serangan mereka. Penduduk padang pasir yang buas dan kejam itu, “seperti belalang banyaknya,” datang memenuhi negeri itu bersama dengan segala kawanan kambing dombanya. Seperti bala sampar yang membinasakan mereka merajalela di seluruh negeri itu, dari sungai Yarden sampai ke padang datar Filistin. Mereka datang segera setelah panen mulai masak, dan tinggal sampai saat di mana hasil bumi yang terakhir dikumpulkan. Mereka merebut segala kelimpahan hasil ladang-ladang itu, dan merampok serta memperlakukan dengan kejam penduduk negeri itu, kemudian kembali ke padang pasir. Dengan demikian bangsa Israel yang tinggal di negeri yang terbuka dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka, dan berkumpul di dalam kota-kota yang berbenteng, mencari perlindungan di dalam bentengbenteng, atau bahkan tinggal di dalam goa-goa serta celah-celah batu karang di gunung-gunung. Tujuh tahun lamanya penjajahan ini berlangsung, dan kemudian apabila bangsa itu di dalam penderitaannya memperhatikan teguran Tuhan, dan mengakui dosa-dosa mereka, kembali Allah membangkitkan seorang penolong bagi mereka.PB2 146.2

    Gideon adalah anak Yoas, dari suku Manasye. Keluarga ini termasuk dalam kelompok yang tidak memegang kedudukan yang tinggi, tetapi rumah tangga Yoas terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Tentang anak-anak lelakinya yang berani itu dikatakan, “Mereka itu sekalian, sama saja rupanya seperti putera raja.” Hakim 8:18. Semua, kecuali satu orang telah gugur dalam pertarungan melawan bangsa Midian, dan ia telah menyebabkan namanya ditakuti oleh penyerang-penyerang itu. Kepada Gideon datanglah panggilan ilahi untuk melepaskan umatNya. Waktu itu ia sedang sibuk menggiling gandum. Sejumlah kecil gandum telah berhasil disembunyikan, dan olehkarena tidak berani menggilingnya di tempat gilingan yang biasa, maka ia telah bersembunyi ke satu tempat dekat dengan penggilingan anggur; olehkarena musim anggur yang masak masih lama datangnya, maka sekarang ini sedikit saja perhatian ditujukan ke kebun anggur. Sementara Gideon bekerja dengan diam-diam dan sembunyisembunyi, dengan susah hati ia merenung-renungkan keadaan Israel, dan memikirkan bagaimana caranya agar kuk si penjajah itu dapat dilepaskan dari bangsanya.PB2 146.3

    Tiba-tiba “Malaikat Tuhan” kelihatan, dan berkata kepadanya, “Bahwa Tuhan adalah serta dengan dikau, hai pahlawan yang perkasa!”PB2 147.1

    “Aduh! ya tuan!” jawabnya, “jikalau kiranya adalah Tuhan serta dengan kami, mengapa gerangan sekalian ini berlaku atas kami? Manakah segala perkara ajaibnya yang diceritakan oleh bapa-bapa kami kepada kami, katanya: Bahwasanya Tuhan juga telah menghantar akan kami keluar dari Mesir. Tetapi sekarang Tuhan telah meninggalkan kami dan telah menyerahkan kami kepada tangan orang Midian.”PB2 147.2

    Pesuruh sorga itu menjawab, “Pergilah engkau dengan kuatmu ini, maka engkau akan melepaskan orang Israel kelak daripada tangan orang Midian. Bukankah Aku ini yang menyuruhkan dikau?”PB2 147.3

    Gideon meminta beberapa tanda bahwa seorang yang sedang berbicara kepadanya ini adalah Malaikat Perjanjian itu, yang pada masa silam telah bekerja bagi Israel. Malaikat-malaikat Allah, yang berhubungan dengan Ibrahim, pernah pada suatu kali turut serta menikmati keramah-tamahannya; dan sekarang Gideon meminta Pesuruh ilahi itu tinggal sebagai tamunya. Dengan bergegas-gegas menuju tendanya, ia telah menyediakan dari simpanannya yang tinggal sedikit itu seekor anak kambing dan apam fatir yang tidak beragi, yang ia bawa dan persembahkan di hadapannya. Tetapi malaikat itu memerintahkan kepadanya, “Ambillah olehmu akan daging dan apam fatir itu, letakkanlah dia di atas batu gunung ini dan curahkanlah kuah kepadanya.” Gideon melakukannya, dan kemudian tanda yang dikehendakinya itu telah diberikan: dengan tongkat yang ada di tanganNya, Malaikat itu telah menjamah daging dan apam fatir yang tidak beragi itu, dan satu nyala api telah memancar dari dalam batu karang itu dan menghanguskan korban itu. Kemudian malaikat itu hilang dari pandangannya.PB2 147.4

    Ayah Gideon, Yoas, yang ikut serta dalam kemurtadan orang negerinya, telah mendirikan di Ofera, dimana ia tinggal, satu mezbah yang besar bagi Baal, yang disembah orang di negeri itu. Gideon telah diperintahkan untuk menghancurkan mezbah ini, dan mendirikan satu mezbah bagi Tuhan, di atas batu karang dimana persembahan itu telah dihanguskan, dan di sana ia harus membawa satu korban kepada Tuhan. Tugas mempersembahkan korban bagi Allah telah dipercayakan kepada para imam, dan dibatasi hanya dengan mezbah yang ada di Silo; tetapi Ia yang telah menetapkan upacara-upacara keagamaan itu, dan yang ditunjuk segala korban itu, mempunyai kuasa mengubah tuntutan-tuntutannya. Kelepasan bagi Israel harus didahului oleh satu protes yang khidmat melawan perbaktian kepada Baal. Gideon harus mengumumkan perang terhadap penyembahan berhala, sebelum pergi keluar berperang melawan musuh-musuh bangsanya.PB2 148.1

    Perintah ilahi itu dengan setia telah dilaksanakan. Mengetahui bahwa ia akan ditentang jikalau itu diadakan dengan terang-terangan, Gideon melaksanakan tugasnya dengan sembunyi-sembunyi; dengan bantuan dari hamba-hambanya, menyelesaikan seluruh tugasnya dalam waktu satu malam. Besarlah amarah orang-orang di Ofera pada waktu mereka datang, keesokan harinya, untuk mengadakan kebaktian kepada Baal. Mereka mau membunuh Gideon, kalau saja Yoas—yang telah mendengar cerita tentang kunjungan Malaikat itu—tidak berdiri membela anaknya. “Sungguhkah kamu hendak membenarkan hal Baal?” kata Yoas. “Sungguhkah kamu hendak menolong akan dia? Barangsiapa yang hendak memperbantahkan perkaranya baiklah ia mati dibunuh pada pagi ini juga! Jikalau kiranya sungguh ilah adanya, biarlah dibenarkannya halnya sendiri, sebab mezbahnya telah dirubuhkan orang.” Jikalau Baal tidak dapat membela mezbahnya sendiri, bagaimanakah ia dapat diharapkan dapat melindungi orang-orang yang berbakti kepadanya?PB2 148.2

    Segala pemikiran untuk berbuat kekejaman terhadap Gideon telah dihilangkan; dan bilamana ia membunyikan terompet tanda peperangan, orang-orang di Ofera terdapat di antara mereka yang pertama-tama berkumpul sebagai tentaranya. Para utusan disuruh mendatangi suku bangsanya sendiri yaitu Manasye, dan juga kepada Asyer dan Zebulon, dan Naftali, dan semua telah menjawab panggilan itu.PB2 148.3

    Gideon tidak berani menempatkan dirinya sebagai pemimpin bala tentara itu tanpa bukti yang lebih jauh yang Allah telah memanggil dia melaksanakan tugas ini, dan bahwa Ia akan menyertainya. Ia berdoa, “Jikalau sungguh Engkau hendak menolong Israel oleh tanganku, setuju dengan firmanMu, bahwasanya aku hendak membentangkan belulang yang berbulu ini di tempat pengirik gandum; jikalau kiranya air embun hanya pada belulang itu sahaja dan segala tanah itupun keringlah, maka boleh kuketahui akan hal sesungguhnya Engkau hendak menolong orang Israel oleh tanganku, setuju dengan firmanMu.” Pada pagi harinya belulang itu menjadi basah, sementara tanah itu kering. Tetapi sekarang timbul satu keragu-raguan, olehkarena secara alamiah belulang yang berbulu menyerap air embun bilamana itu ada di udara; boleh jadi ujian itu bukanlah sesuatu yang menentukan. Oleh sebab itu ia meminta agar tandanya ditukar, sambil memohon dengan sungguh-sungguh agar permintaannya yang keterlaluan ini tidak akan menimbulkan murka Tuhan. Permohonannya dikabulkan.PB2 148.4

    Dengan memperoleh semangat seperti itu, Gideon telah memimpin bala tentaranya berperang melawan penyerang-penyerang itu. “Maka segala orang Midian dan Amalek dan bani Masyrik itupun berhimpunlah, lalu menyeberang sungai, didirikannyalah kemahnya dalam lembah Yizriel.” Seluruh bala tentara yang ada di bawah pimpinan Gideon hanya berjumlah tiga puluh dua ribu orang; tetapi dengan bala tentara musuh yang jumlahnya besar yang ada di hadapannya, firman Allah datang kepadanya: “Adalah sertamu terlalu banyak orang daripada Aku menyerahkan orang Midian itu kepada tanganmu, asal jangan orang Israel bermegah-megah di hadapan Aku serta katanya: Bahwa tangan kita sendiri telah menolong akan kita. Maka sekarangpun berserulah sampai kedengaranlah kepada orang itu sekalian, demikian bunyinya: Barangsiapa yang takut dan tawar hatinya, baiklah ia pulang serta kembali ke pegunungan Gilead!” Mereka yang tidak mau menghadapi bahaya dan kesukaran, atau yang perhatian keduniawiannya akan menarik mereka dari pekerjaan Tuhan, tidak akan menambahkan kekuatan kepada bala tentara Israel. Kehadiran mereka akan terbukti hanya sebagai satu penyebab kelemahan.PB2 149.1

    Telah menjadi satu undang-undang di antara Israel bahwa sebelum mereka berangkat berperang, pengumuman yang berikut ini harus diadakan di seluruh bala tentara itu: “Mana orang yang telah membangunkan rumah baharu dan belum duduk di halamannya, baiklah ia balik pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam peperangan dan seorang lain mengeduduki rumah itu. Dan mana orang yang telah menanam pokok anggur dan belum makan buahnya, baiklah ia balik pulang ke rumahnya, asal jangan ia mati dalam peperangan dan seorang lain makan hulu buahnya. Dan mana orang yang bertunangan dengan seorang perempuan dan belum diambilnya akan bininya, baiklah ia balik pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam peperangan dan seorang lain mengambil perempuan itu akan bininya.” Dan lebih jauh orang-orang yang ditugaskan itu harus berkata kepada orang banyak itu, “Mana orang yang penakut dan yang tawar hatinya, baiklah ia pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan hati saudara-saudaranyapun menjadi tawar seperti hati orang itu.” Ulangan 20:5-8.PB2 149.2

    Olehkarena jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah musuhnya, Gideon telah melarang untuk mengadakan pengumuman yang biasa itu. Ia dipenuhi oleh rasa heran pada waktu kepadanya diberitahukan bahwa bala tentaranya itu terlalu besar jumlahnya. Tetapi Tuhan melihat kesombongan dan sikap tidak percaya yang ada di dalam hati umatNya. Dirangsang oleh ajakan Gideon yang menggugah hati itu, mereka telah menggabungkan diri dengan cepat-cepat; tetapi banyak yang dipenuhi oleh rasa takut pada waktu mereka melihat bala tentara Midian yang besar itu. Namun demikian, kalau saja Israel telah menang, maka mereka itulah yang akan mengambil kemuliaan bagi diri mereka sendiri gantinya menyatakan bahwa kemenangan itu adalah milik Tuhan.PB2 150.1

    Gideon menuruti perintah Tuhan, dan dengan hati yang berat ia melihat dua puluh dua ribu orang, atau lebih dari dua pertiga dari seluruh bala tentara itu, pulang ke rumah mereka. Sekali lagi firman Tuhan datang kepadanya: “Ada lagi terlalu banyak orang. Suruhlah mereka itu turun ke tempat air, maka di sana Aku mencobai akan mereka itu kelak karena sebab engkau, bahwasanya barangsiapa yang firmanKu kepadamu akan halnya demikian: Orang ini hendaklah berjalan sertamu, biarlah iapun berjalan sertamu; tetapi barangsiapa yang firmanKu akan halnya: Orang ini tiada akan berjalan sertamu, jangan iapun berjalan sertamu.” Orang banyak itupun dipimpin ke tepi sebuah sungai, sambil mengharapkan bahwa dengan segera mereka akan menyerang musuh. Sedikit saja orang yang dengan cepat-cepat mengambil sedikit air dengan tangannya, dan menghirupnya sambil berjalan terus: tetapi hampir semuanya yang bertelut di atas lutut mereka, dan dengan tenangnya minum dari permukaan sungai itu. Mereka yang menciduk air dengan tangannya hanya berjumlah tiga ratus orang dari antara kesepuluh ribu orang itu, namun demikian mereka inilah yang telah dipilih; semua yang lain diijinkan pulang kembali ke rumah mereka.PB2 150.2

    Oleh cara-cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji. Mereka yang di dalam saat-saat yang berbahaya bermaksud mencukupi kebutuhannya sendiri, bukanlah orang-orang yang patut dipercayai dalam keadaan darurat. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam pekerjaanNya bagi orang yang malas dan suka memanjakan diri. Orang-orang pilihanNya adalah mereka yang jumlahnya sedikit yang tidak mau membiarkan kebutuhan pribadinya memperlambat panggilan tugas. Ketiga ratus orang pilihan itu bukan saja memiliki keberanian dan pengendalian diri, tetapi juga adalah orang-orang yang beriman. Mereka tidak pernah menajiskan diri dengan penyembahan berhala. Allah dapat memimpin mereka, dan melalui mereka Ia dapat mengadakan kelepasan bagi Israel. Sukses tidaklah bergantung kepada jumlah bilangan. Ia tidaklah lebih dihormati oleh jumlah yang lebih besar daripada oleh tabiat dari mereka yang melayani Dia.PB2 150.3

    Bangsa Israel ditempatkan di atas lereng satu bukit, dari tempat itu mereka dapat melihat lembah di mana bala tentara penyerang itu berkemah. “Maka segala orang Midian dan Amalek dan segala bani Masyrikpun berkaparanlah dalam lembah itu seperti belalang banyaknya dan segala untanya seperti pasir yang di tepi laut tiada tepermanai banyaknya.” Gideon gemetar apabila memikirkan tentang peperangan yang akan diadakan keesokan harinya. Tetapi Tuhan berbicara kepadanya pada waktu malam hari, dan memerintahkannya, bersama dengan Pura, pengawalnya, pergi ke perkemahan orang Midian, sambil menyatakan bahwa di sana ia akan mendengar sesuatu yang akan memberikan semangat kepadanya. Iapun pergi, dan sambil menunggu di dalam kegelapan dan kesunyian, ia mendengar seorang tentara sedang menceritakan mimpinya kepada seorang temannya: “Bahwasanya aku telah bermimpi, heran, maka adalah sebuah roti syeir terguling-guling ke tengah bala tentara orang Midian, lalu sampai ke kemah besar, maka ditempuhnya akan dia sampai rubuhlah, dan dibongkarbalikkannya akan dia, sehingga kemah itupun terpelantingan adanya.” Yang lain menjawabnya dengan kata-kata yang telah menyentuh hati pendengar yang tidak kelihatan itu, “Tak ada lain melainkan pedang Gideon bin Yoas, orang Israel; itulah tabirnya: bahwa Allah telah menyerahkan orang Midian dan segenap bala tentara ini kepada tangannya.” Gideon menyadari suara Allah sedang berbicara kepadanya melalui orang-orang Midian yang asing itu. Pada waktu kembali ke tengah-tengah tentaranya yang sedikit yang ada di bawah perintahnya itu, ia berkata, “Bangunlah kamu, karena diserahkan Tuhan bala tentara orang Midian itu kepada tanganmu.”PB2 151.1

    Oleh perintah ilahi, suatu rencana penyerangan telah dihadapkan kepadanya, yang dengan segera ia laksanakan. Ketiga ratus orang itu dibagi menjadi tiga kelompok. Kepada masing-masing tentara diberikan sebuah terompet, dan sebuah obor yang ditaruh di dalam sebuah bejana yang terbuat dari tanah. Orang-orang ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga mereka akan menghampiri kemah orang Midian itu dari arah yang berbedabeda. Di dalam kesunyian malam, pada waktu tanda diberikan oleh terompet perang Gideon, ketiga kelompok itu harus meniup terompet mereka; kemudian sambil memecahkan bejana-bejana mereka itu, dan menunjukkan obor-obor yang menyala itu, mereka harus menyergap musuh mereka disertai teriakan peperangan yang amat mengerikan, “Pedang Tuhan dan Gideon!”PB2 151.2

    Bala tentara yang sedang tidur itu dengan segera bangun. Di sekeliling mereka terlihat terang obor yang menyala-nyala. Dari segala penjuru terdengar bunyi terompet, dengan disertai teriakan-teriakan pembunuh. Merasa yakin bahwa mereka berada di bawah kekuasaan bala tentara penyerang itu, orang Midian itu diliputi kepanikan. Dengan teriakanteriakan ketakutan mereka berlari menyelamatkan diri, dan salah duga bahwa sahabat mereka adalah musuhnya, maka merekapun saling membunuh. Apabila kabar kemenangan itu tersiar, ribuan orang Israel yang telah disuruh pulang ke rumah mereka itu telah kembali dan menggabungkan diri mengejar musuh mereka yang sedang melarikan diri. Bangsa Midian berlari menuju ke sungai Yarden, dengan mengharapkan bahwa mereka akan tiba di daerah mereka, di seberang sungai itu. Gideon mengirimkan utusan-utusan kepada suku bangsa Efrayim, mengajak mereka menghalangi pengungsipengungsi itu dari sebelah selatan. Sementara itu, dengan ketiga ratus tentaranya, “yang sungguhpun penat tetapi mengusir juga,” Gideon menyeberangi sungai itu mengejar mereka yang telah berada di seberang sungai itu. Kedua pemimpin mereka, Zebah dan Tsalmuna, yang memerintah segenap bala tentara itu, dan yang telah melarikan diri bersama dengan sekelompok tentaranya yang berjumlah lima belas ribu orang, telah ditangkap Oleh Gideon, bala tentara mereka sama sekali telah dicerai-beraikan, dan para pemimpinnya ditangkap dan dibunuh.PB2 152.1

    Di dalam kekalahan yang menyolok ini, tidak kurang dari seratus dua puluh ribu orang tentara penyerang itu telah binasa. Kekuasaan bangsa Midian dihancurkan sehingga mereka tidak pernah lagi sanggup berperang dengan bangsa Israel. Dengan cepat kabar telah tersebar luas, bahwa Allah Israel sekali lagi telah berperang bagi umatNya. Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan kegentaran bangsa-bangsa yang ada di sekelilingnya pada waktu mereka mengetahui cara yang sederhana apakah yang telah menang melawan kekuasaan satu bangsa yang berani dan suka berperang itu.PB2 152.2

    Pemimpin yang telah dipilih Allah untuk menghancurkan bangsa Midian, tidaklah menempati satu kedudukan yang penting di antara orang Israel. Ia bukanlah seorang penghulu, atau imam, atau seorang Lewi. Ia merasa dirinya yang terkecil dari antara keluarga bapanya. Tetapi Allah melihat di dalam dirinya seorang yang berani dan jujur. Ia tidak berharap kepada dirinya sendiri, dan ia mau mengikuti pimpinan Tuhan. Tuhan tidak selalu memilih, untuk pekerjaanNya, orang-orang yang mempunyai talenta yang besar; tetapi Ia memilih mereka yang dapat digunakanNya dengan sebaik-baiknya. “Maka rendah hati itu dahulu daripada hormat.” Amsal 15:33. Tuhan dapat bekerja dengan berhasil melalui orang-orang yang paling peka terhadap kekurangan diri mereka sendiri, dan yang akan bergantung kepadaNya sebagai pemimpinnya dan sumber tenaganya. Ia akan menjadikan mereka kuat oleh menggabungkan kelemahan mereka dengan kuasaNya, serta bijaksana oleh menggabungkan kebodohan mereka dengan hikmatNya.PB2 152.3

    Jikalau mereka mau memupuk kerendahan hati yang sejati, Tuhan akan dapat berbuat lebih banyak lagi bagi umatNya; tetapi hanya sedikit dari antara mereka yang diberi kepercayaan untuk memikul suatu tanggung jawab yang besar atau sukses tanpa menjadi bersikap percaya kepada diri sendiri, dan melupakan ketergantungan mereka kepada Allah. Inilah sebabnya mengapa, di dalam memilih alat-alat bagi pekerjaanNya, Tuhan melewati mereka yang dianggap oleh dunia sebagai orang-orang besar, bertalenta dan cerdas. Mereka sering menjadi sombong dan merasa diri cukup. Mereka merasa sanggup bekerja tanpa nasihat dari Tuhan.PB2 153.1

    Perbuatan yang sederhana dengan meniup terompet yang dilakukan oleh tentara Yusak di sekeliling Yerikho, dan yang dilakukan oleh kelompok kecil tentara Gideon di sekeliling bala tentara Midian, sangat mantap, melalui kuasa Allah, menghancurkan kekuatan musuh-musuhNya. Sistim yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh manusia, terpisah daripada kuasa dan hikmat Allah, akan terbukti sebagai suatu kegagalan, sementara metode yang paling tidak bisa diharapkan akan berhasil bilamana metode itu ditetapkan oleh ilahi, dan dijalankan dengan rendah hati dan iman. Berharap kepada Allah, dan penurutan kepada kehendakNya, adalah perlu bagi orang Kristen di dalam peperangan rohani sebagaimana kepada Gideon dan Yusak di dalam peperangan mereka melawan bangsa Kanani. Melalui pernyataan kuasanya yang berulang-ulang demi kepentingan bangsa Israel, Allah mau memimpin mereka supaya memiliki iman di dalam Dia—dengan disertai kepercayaan untuk mencari pertolonganNya di dalam setiap keadaan darurat. Ia masih tetap ingin bekerja bersama dengan usaha dari umatNya sekarang ini, dan melaksanakan perkara-perkara besar melalui alat-alat yang lemah. Segenap sorga menunggu permintaan kita akan hikmat serta kuasanya. Allah “berkuasa melakukan dengan berlebih-lebihan daripada barang apa yang kita pohonkan atau sangkakan.” Efesus 3:20.PB2 153.2

    Gideon kembali dari mengejar musuh-musuh bangsa itu, untuk menghadapi kecaman dan tuduhan dari teman senegerinya. Pada waktu atas panggilannya orang-orang Israel telah berkumpul berperang melawan bangsa Midian, suku bangsa Efrayim telah tertinggal di belakang. Mereka menganggap bahwa usaha itu sebagai suatu pekerjaan yang berbahaya, dan olehkarena Gideon tidak mengirimkan kepada mereka satu panggilan yang khusus, maka mereka telah menggunakan dalih ini untuk tidak menggabungkan diri bersama dengan saudara-saudara mereka. Tetapi apabila berita tentang kemenangan Israel tiba di telinga mereka, suku bangsa Efrayim merasa iri hati olehkarena mereka tidak turut mengambil bagian. Setelah kekalahan bangsa Midian, orang Efrayim telah, atas perintah Gideon, merebut daerah seberang sungai Yarden, dengan demikian telah menghalangi larinya pengungsipengungsi itu. Dengan cara seperti ini sebagian besar musuh telah dibinasakan, di antaranya terdapat dua orang pemimpin, Orib dan Zeib. Dengan demikian orang Efrayim telah melakukan tindak lanjut peperangan itu, dan telah menolong menyelesaikan kemenangan. Namun demikian, mereka merasa cemburu dan marah, seolah-olah Gideon telah dipimpin oleh kehendak dan pertimbangan pribadinya sendiri. Mereka tidak melihat tangan Allah di dalam kemenangan Israel, mereka tidak menghargai kuasa dan rahmatNya di dalam kelepasan mereka; dan kenyataan ini sendiri menunjukkan bahwa mereka tidak layak dipilih sebagai alatNya yang istimewa.PB2 153.3

    Sekembalinya dari kemenangan itu, dengan marah mereka telah mengecam Gideon: “Apakah perbuatanmu akan kami ini, maka tiada engkau memanggil kami tatkala engkau berangkat hendak memerangi orang Midian?”PB2 154.1

    “Apakah perbuatanku ini jika dibanding dengan perbuatanmu?” kata Gideon. “Bukankah sisa buah-buah yang dipetik oleh Efrayim itu terlebih baik daripada segala buah-buah anggur yang dipetik oleh Abiezer? Bahwa telah diserahkan Allah kedua orang raja Midian, yaitu Orib dan Zeib, kepada tanganmu, maka apa gerangan telah dapat kuperbuat yang seperti perbuatanmu itu?”PB2 154.2

    Roh cemburu dengan mudah dapat dinyalakan menjadi satu pertengkaran yang akan menyebabkan perkelahian dan pertumpahan darah; tetapi jawab Gideon yang rendah hati itu telah meredakan amarah orang Efrayim, dan merekapun kembali dengan damai ke rumah mereka. Teguh dan tidak mau berkompromi bilamana di dalamnya terlibat prinsip, dan di dalam peperangan ia adalah seorang “pahlawan yang perkasa,” Gideon juga menunjukkan suatu roh yang sopan yang jarang kita saksikan.PB2 154.3

    Bangsa Israel, di dalam rasa syukur atas kelepasan mereka dari bangsa Midian, mengusulkan kepada Gideon agar ia menjadi raja mereka, dan takhta kerajaannya harus ditetapkan untuk keturunannya. Gagasan ini adalah satu pelanggaran yang langsung terhadap prinsip pemerintahan oleh Allah. Allah adalah raja bangsa Israel, dan bagi mereka menempatkan seorang manusia di atas takhta merupakan satu penolakan terhadap Pemerintahan ilahi. Gideon menyadari hal ini; jawabnya menunjukkan betapa agung dan sejati motivasinya itu. “Bukan aku ini akan yang dipertuan kamu,” katanya, “dan bukan anakkupun akan yang dipertuan kamu, melainkan Tuhan juga akan yang dipertuan kamu.”PB2 154.4

    Tetapi Gideon telah terjebak ke dalam satu kesalahan yang lain, yang mengakibatkan malapetaka terhadap keluarganya dan juga segenap Israel. Saat-saat di mana tidak ada yang dikerjakan yang terjadi setelah satu peperangan yang besar sering menimbulkan bahaya yang lebih besar daripada saat-saat peperangan. Gideon sekarang terancam oleh bahaya seperti ini. Suatu roh kegelisahan memenuhi dirinya. Hingga saat itu ia telah merasa puas melaksanakan segala perintah yang diberikan Allah kepadanya; tetapi sekarang, gantinya menunggu pimpinan ilahi, ia telah mulai mengadakan rencananya sendiri. Apabila bala tentara Allah telah memperoleh suatu kemenangan yang besar, setan akan melipatgandakan usahanya untuk menghancurkan pekerjaan Allah. Dengan demikian pemikiran serta rencanarencana telah diusulkan kepada pikiran Gideon, yang dengan itu bangsa Israel telah tersesat.PB2 155.1

    Olehkarena ia telah diperintahkan mempersembahkan korban di atas batu karang tempat Malaikat itu telah menampakkan diri kepadanya, Gideon telah berkesimpulan bahwa ia telah ditetapkan untuk bertindak sebagai seorang imam. Tanpa menunggu pengesyahan ilahi, ia telah mengambil keputusan menyediakan satu tempat yang cocok, dan untuk menetapkan satu sistim perbaktian yang sama dengan apa yang dilaksanakan di dalam kaabah. Dengan adanya perasaan orang banyak yang menyenangi dia, ia tidak menemui kesulitan melaksanakan rencananya itu. Atas permohonannya, semua anting-anting emas yang telah direbut dari bangsa Midian harus diberikan kepadanya sebagai bahagiannya terhadap barang rampasan itu. Orang banyak juga telah mengumpulkan barang-barang berharga lainnya, bersama-sama dengan jubah-jubah yang mewah dari penghulu-penghulu Midian. Dari bahan-bahan yang diberikan kepadanya itu, Gideon telah membuat satu pakaian efod dan satu perhiasan dada, untuk meniru apa yang dipakai oleh imam besar. Perbuatannya ini ternyata menjadi seperti satu jerat kepada dirinya dan kepada keluarganya, sebagaimana pula kepada segenap Israel. Perbaktian yang tidak diberi wewenang ini telah memimpin banyak dari antara bangsa itu yang akhimya meninggalkan Allah sama sekali, untuk kemudian berbakti kepada berhala-berhala. Setelah kematian Gideon, banyak sekali orang, di antaranya keluarganya sendiri, yang telah meng-gabungkan diri dalam kemurtadan ini. Orang banyak telah dipimpin berpaling dari Tuhan oleh orang yang sama, yang pernah menghancurkan penyembahan berhala mereka itu.PB2 155.2

    Sedikit saja orang yang menyadari betapa luasnya pengaruh kata-kata serta tindakan mereka. Betapa sering kesalahan dari orang tua telah menghasilkan akibat yang paling membahayakan di dalam diri anak-anak dan cucu-cucu mereka, lama setelah dipelakunya sendiri telah berbaring di dalam kubur. Setiap orang sedang memberikan pengaruh kepada orang lain, dan akan diminta pertanggungan jawab atas segala akibat dari pengaruh itu. Perkataan serta tindakan-tindakan mempunyai suatu kuasa yang memerintahkan, dan saat-saat yang lama kemudian hari akan menunjukkan akibat daripada kehidupan kita sekarang ini. Kesan-kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata dan perbuatan kita pasti akan mengadakan reaksinya terhadap diri kita sendiri dalam bentuk berkat atau kutuk. Pemikiran seperti ini memberikan suatu keadaan yang amat khidmat kepada kehidupan kita, dan harus menarik kita kepada Allah dalam doa yang rendah hati agar Ia memimpin kita oleh hikmatNya.PB2 155.3

    Mereka yang berada dalam kedudukan yang paling tinggi bisa saja menyesatkan. Yang paling bijaksana bisa berbuat kesalahan; yang paling kuat bisa menjadi lemah dan jatuh. Ada satu kebutuhan agar terang yang dari atas itu senantiasa dipancarkan ke jalan kita. Keselamatan kita satusatunya terdapat dalam penyerahan jalan kita sepenuhnya kepada Dia yang telah berkata, “Ikutlah Aku.”PB2 156.1

    Setelah kematian Gideon, “maka tiada terkenang bani Israel akan Tuhan Aliahnya, yang telah melepaskan mereka itu daripada tangan segala musuhnya keliling. Maka tiada dibalasnya kebajikan kepada orang isi rumah Yerub-Baal, yaitu Gideon, sekadar segala perkara yang baik, yang telah dibuatnya akan orang Israel itu.” Dengan melupakan segala sesuatu yang menjadi hutang mereka kepada Gideon, hakim dan pembebas mereka, bangsa Israel telah menerima anaknya yang dilahirkan secara keji, Abimelek, sebagai raja mereka, yang telah bertindak mengukuhkan kekuasaannya, telah membunuh anak-anak Gideon yang sah kecuali satu orang daripadanya. Bilamana manusia membuangkan rasa takutnya akan Allah, maka tidak lama merekapun akan berpaling dari kehormatan dan kejujuran. Suatu sikap penghargaan terhadap rahmat Tuhan akan menuntun kepada sikap penghargaan kepada mereka, yang seperti Gideon, telah digunakan sebagai suatu alat untuk memberkati umatNya. Perbuatan Israel yang kejam terhadap rumah tangga Gideon adalah apa yang dapat diharapkan dari satu bangsa yang menunjukkan sikap yang tidak tahu berterima kasih kepada Allah.PB2 156.2

    Setelah kematian Abimelekh, pemerintahan para hakim yang takut akan Allah untuk sementara waktu telah membendung penyembahan berhala; tetapi tidak lama sesudah itu bangsa itu kembali kepada praktek-praktek masyarakat kapir di sekeliling mereka. Di antara suku-suku bangsa yang di utara, dewa-dewa orang Siria dan Sidon mempunyai banyak penyembahpenyembahnya. Di sebelah barat daya berhala-berhala orang Filistin, dan di sebelah timur berhala-berhala orang Moabi dan Amon, telah memalingkan hati bangsa Israel dari Allah leluhur mereka. Tetapi kemurtadan dengan cepat telah mendatangkan hukumannya. Bangsa Amon telah menaklukkan suku-suku bangsa yang ada di sebelah timur, dan dengan menyeberangi sungai Yarden, menyerang daerah suku Yehuda dan Efrayim. Di sebelah barat orang Filistin bangkit dari tempat mereka yang di tepi laut, membakar dan menghancurkan daerah-daerah yang jauh dan dekat. Kembali Israel seakan-akan dibiarkan ke dalam kuasa musuh-musuh yang pantang menyerah.PB2 156.3

    Kembali orang banyak itu mencari pertolongan dari Dia yang telah mereka tinggalkan dan hinakan. “Maka pada masa itu berserulah segala bani Israel kepada Tuhan, katanya: Bahwa kami telah berdosa kepadamu, pertama sebab kami telah meninggalkan Allah kami dan kedua sebab kami telah menyembah kepada Baal.” Tetapi kesedihan tidaklah menghasilkan pertobatan yang sejati. Orang banyak itu bersedih karena dosa-dosa mereka telah mendatangkan penderitaan ke atas diri mereka sendiri, tetapi bukan olehkarena mereka telah menghinakan Tuhan dengan pelanggaran terhadap hukumNya yang suci. Pertobatan yang sejati adalah lebih daripada bersedih karena dosa. Itu adalah suatu tindakan untuk berpaling dari dosa.PB2 158.1

    Tuhan telah menjawab mereka melalui seorang dari antara nabiNya: “Bukankah Aku telah melepaskan kamu daripada tangan orang Mesir dan Amori dan bani Ammon dan orang Filistin, dan orang Sidoni dan orang Amalek dan orang Maoni, yang menganiayakan kamu, yaitu tatkala kamu berseru kepadaku? Kendatilah demikian, maka kamu telah meninggalkan Daku pula dan kamu telah menyembah kepada berhala, maka sebab itu tiada Aku melepaskan kamu lagi daripadanya. Pergilah kamu, berserulah kepada berhala, yang telah kamu pilih, biarlah mereka itu menolong akan kamu pada masa kepicikan kamu.”PB2 158.2

    Kata-kata khidmat yang menakutkan ini membawa pikiran kita ke depan, ke suatu peristiwa yang lain—hari pehukuman besar yang terakhir—bilamana orang-orang yang menolak rahmat Allah dan yang menghinakan anugerahNya akan dihadapkan dengan keadilanNya. Dalam pengadilan itu mereka, yang telah menggunakan talenta waktu, harta, atau kepintaran yang telah diberikan Allah kepada mereka untuk melayani dewa-dewa di dalam dunia ini, harus memberikan pertanggungan jawab. Mereka telah meninggalkan Sahabat mereka yang sejati dan penuh kasih, untuk mengikuti jalan kesenangan serta kepelesiran duniawi. Mereka bermaksud bahwa pada suatu waktu mereka akan kembali kepada Allah; tetapi dunia dengan segala kebodohan dan penipuannya telah menyerap perhatian. Hiburanhiburan yang murah, kesombongan dalam berpakaian, pemanjaan selera makan, mengeraskan hati dan menumpulkan hati nurani, sehingga suara kebenaran tidak terdengar lagi. Tanggung jawab diabaikan. Perkara-perkara yang amat berniali tidak dihargai, sehingga hati kehilangan segala keinginan untuk berkorban bagi Dia yang telah memberikan begitu banyak hal bagi manusia. Tetapi di dalam masa penuaian mereka akan mengumpulkan apa yang telah mereka taburkan.PB2 158.3

    Tuhan berkata: “Maka sebab telah kupanggil, tetapi kamu enggan; sebab telah kukedangkan tanganku, tetapi seorangpun tiada yang mengindahkannya; dan sebab kamu telah membuang segala bicaraku, dan tiada kamu menghendaki nasihatku. . . . Apabila ketakutanmu datang seperti tofan dan kebinasaanmu itu datang seperti pusaran angin dan kesukaran dan kepicikan berlaku atasmu, maka pada masa itu kelak mereka itu akan berseru-seru kepadaku, tetapi tiada Aku menyahut; mereka itu akan mencahari aku dengan rajin, tetapi tiada didapatinya akan daku. Maka itu sebab mereka itu telah benci akan pengetahuan dan tiada disukainya takut akan Tuhan. Dan tiada mereka itu mau menerima nasihatku dan dicelakannya tegurku. Maka sebab itulah mereka itu akan makan kelak buah-buah jalannya serta mengenyangkan dirinya dengan daya upayanya.” “Tetapi barangsiapa yang mendengar akan Daku, ia akan duduk dengan sentosa dan iapun akan senang daripada takut akan celaka.” Amsal 1:24-31, 33.PB2 159.1

    Bangsa Israel sekarang merendahkan diri mereka di hadapan Tuhan. “Maka oleh mereka itu dibuang akan segala berhala dari tengahnya, lalu beribadatlah kepada Tuhan.” Dan hati Tuhan yang penuh kasih itu didukakan, “berbangkitlah kasihannya akan kelemahan Israel.” O, betapa besarnya panjang sabar Allah yang penuh rahmat! Apabila umatNya meninggalkan dosa-dosanya yang telah menutup hadiratNya, Ia mendengar doa mereka, dan dengan segera akan bekerja bagi mereka.PB2 159.2

    Seorang pembebas telah dibangkitkan dalam diri Yefta, seorang Gilead, yang mengadakan peperangan dengan bangsa Amon, dan dengan sempurna telah menghancurkan kekuasaan mereka. Delapan belas tahun lamanya sampai saat itu, Israel telah menderita di bawah penjajahan musuh-musuhnya, namun demikian sekali lagi pelajaran yang telah diajarkan oleh penderitaan telah dilupakan.PB2 159.3

    Apabila umatNya kembali kepada jalan mereka yang jahat, Tuhan mengijinkan mereka dijajah oleh musuh mereka yang berkuasa, bangsa Filistin. Bertahun-tahun lamanya mereka terus-menerus diganggu, dan sekalisekali dijajah sama sekali, oleh bangsa yang kejam dan suka berperang ini. Mereka telah bercampur baur dengan orang-orang penyembah berhala ini, bersama-sama dengan mereka dalam kepelesiran dan perbaktian sampai mereka seolah-olah satu dengan mereka dalam roh dan perhatian. Kemudian orang-orang yang mengaku sahabat Israel ini menjadi musuh mereka yang paling kejam, dan berusaha dengan segala macam cara untuk menghancurkan mereka.PB2 159.4

    Seperti halnya Israel, orang-orang Kristen sering menyerah kepada pengaruh duniawi, dan menyelaraskan diri kepada prinsip-prinsip dan adat kebiasaannya, agar dapat memperoleh persahabatan dari orang-orang yang tidak bertuhan itu; tetapi pada akhirnya akan didapati bahwa orang-orang yang mengaku sahabat ini adalah musuh yang paling berbahaya. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa tidak akan ada keselarasan antara umat Allah dengan dunia ini. “Hai saudara-saudaraku, janganlah heran, jikalau dunia ini membenci kamu.” 1 Yohanes 3:13. Juruselamat kita berkata, “Ketahuilah olehmu, bahwa ia sudah membenci Aku dahulu daripada kamu.” Yohanes 15:18. Setan bekerja melalui orang-orang yang tidak bertuhan, di bawah jubah persahabatan yang pura-pura, untuk memperdayakan umat Allah ke dalam dosa, agar ia dapat memisahkan mereka dari Dia; dan apabila pertahanan mereka sudah diangkat, barulah ia akan menuntun alat-alatnya itu supaya berpaling melawan mereka, dan berusaha menghancurkan mereka.PB2 160.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents