Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Eli Dan Anak-Anaknya

    Eli adalah imam dan hakim bangsa Israel. Ia memegang kedudukan yang paling tinggi dan paling penting di antara umat Allah. Sebagai seorang yang dipilih oleh ilahi untuk tugas-tugas keimamatan yang suci, dan ditetapkan di seluruh negeri itu sebagai pemerintah yang tertinggi, ia dianggap sebagai satu teladan, dan ia memberikan suatu pengaruh besar terhadap suku-suku bangsa Israel. Tetapi sekalipun ia telah ditetapkan untuk memerintah bangsa itu, ia tidak memerintah rumah tangganya sendiri. Eli adalah seorang bapa yang suka memanjakan. Olehkarena menyukai damai dan hidup yang senang, ia tidak menjalankan wewenangnya untuk memperbaiki kebiasaan serta nafsu yang jahat anak-anaknya. Gantinya berkeras dan menghukum mereka, ia menyerah kepada kemauan mereka, dan membiarkan mereka mengikuti jalan mereka sendiri. Gantinya memandang pendidikan anak-anaknya sebagai salah satu tanggung jawabnya yang paling penting, ia menganggap perkara itu sebagai sesuatu yang tidak berarti. Imam dan hakim Israel tidaklah dibiarkan dalam kegelapan sehubungan dengan tugas untuk mengendalikan serta memerintahkan anakanak yang telah dipercayakan dalam pengawasannya. Tetapi Eli mengelak dari tugas ini, oleh sebab itu mencakup tindakan untuk melawan kemauan anak-anaknya, dan mengharuskan dia untuk menyangkal serta menghukum mereka. Tanpa menimbang akibat-akibat yang mengerikan yang akan mengikuti jalan hidupnya, ia membiarkan anak-anaknya di dalam perkara-perkara yang mereka kehendaki, dan melalaikan pekerjaan untuk melayakkan mereka bagi pekerjaan Allah dan tugas-tugas dalam hidup.PB2 178.1

    Allah telah berkata tentang Ibrahim, “Karena telah kupilih akan dia, supaya disuruhnya anak-anaknya serta isi rumahnya yang kemudian daripadanya itu memeliharakan jalan Tuhan serta melakukan kebenaran dan keadilan.” Kejadian 18:19. Tetapi Eli membiarkan anak-anaknya mengendalikan dirinya. Kutuk pelanggaran terlihat di dalam kejahatan serta dosa yang menandai jalan hidup anak-anaknya itu. Mereka tidak mempunyai penghargaan yang sepatutnya terhadap tabiat Allah atau kesucian hukumNya. Bagi mereka pelayanan kepada Allah adalah perkara biasa. Sejak kecil mereka telah dibiasakan terhadap kaabah dan pekerjaannya; tetapi gantinya menjadi lebih bersikap hormat, mereka telah kehilangan segala kepekaan terhadap makna serta kesuciannya. Bapa mereka tidak memperbaiki kekurangan mereka dalam hal menghormati wewenangnya, tidak menegur sikap tidak hormat mereka terhadap upacara-upacara kaabah yang khidmat itu; dan pada waktu mereka menginjak masa dewasa, mereka telah dipenuhi oleh buah-buah pemberontakan dan sikap tidak percaya yang amat berbahaya.PB2 178.2

    Sekalipun sama sekali tidak layak untuk jabatan itu, mereka telah ditempatkan sebagai imam-imam di dalam kaabah untuk melayani Tuhan. Tuhan telah memberikan perintah yang paling khusus sehubungan dengan persembahan korban; tetapi orang-orang jahat ini membawa sikap hormat mereka terhadap kekuasaan sampai kepada pelayanan akan Allah, dan tidak memberikan perhatian kepada undang-undang persembahan korban, yang harus dijalankan dengan cara yang paling khidmat. Korban-korban, yang menunjuk ke depan kepada kematian Kristus, dimaksudkan untuk memelihara dalam hati umat Tuhan iman akan Penebus yang akan datang; oleh sebab itu sangat pentinglah agar perintah Allah yang berkaitan dengan perkara-perkara tersebut diperhatikan dengan seksama. Korban perdamaian terutama sekali merupakan satu pernyataan rasa syukur kepada Allah. Di dalam korban-korban ini hanya lemak saja yang harus dibakar di atas mezbah; sebagian tertentu harus dipisahkan untuk imam-imam, tetapi bahagian yang lebih besar harus dikembalikan kepada orang yang mem-persembahkan, untuk dimakannya di dalam satu pesta korban. Dengan demikian semua orang harus ditunjukkan kepada Korban yang besar yang akan mengangkat dosa dunia ini.PB2 179.1

    Anak-anak Eli, gantinya menyadari khidmatnya upacara lambang ini, hanya memikirkan bagaimana mereka dapat menjadikan hal itu sebagai satu cara untuk memanjakan diri. Tidak puas dengan bagian daripada korban perdamaian yang sudah ditentukan bagi mereka, mereka menuntut satu bagian tambahan; dan sejumlah besar daripada korban-korban yang dipersembahkan pada pesta-pesta tahunan telah memberikan kepada imamimam itu kesempatan untuk memperkaya diri mereka atas biaya orang banyak. Mereka bukan saja menuntut lebih daripada hak mereka, tetapi juga menolak untuk menunggu sampai lemak itu sudah dibakar sebagai satu korban kepada Allah. Mereka memaksa untuk memperoleh apa saja yang menyenangkan hati mereka, dan jikalau tidak diberi, mereka mengancam akan mengambilnya dengan kekerasan.PB2 179.2

    Sikap tidak hormat para imam ini dengan segera telah meniadakan makna yang khidmat serta suci upacara itu, dan orang banyak “mencelakan persembahan korban kepada Tuhan.” Wujud yang besar daripada korban untuk mana mereka harus memandang ke depan, tidak lagi dikenal. “Demikian sangatlah besar dosa orang-orang muda itu di hadapan hadirat Tuhan.”PB2 180.1

    Para imam yang tidak setia ini juga melanggar hukum Allah dan menghinakan jabatan mereka yang suci oleh praktek-praktek mereka yang jahat dan keji itu; namun demikian mereka terus menodai kaabah Allah dengan kehadiran mereka. Banyak dari antara orang banyak itu, dipenuhi’ oleh kemarahan atas tindakan yang jahat Hofni dan Pinehas, tidak mau datang lagi ke tempat perbaktian yang telah ditetapkan itu. Dengan demikian upacara yang telah ditetapkan Allah telah dihinakan dan diabaikan oleh sebab telah dihubung-hubungkan dengan dosa-dosa orang jahat itu, sementara mereka yang hatinya cenderung kepada kejahatan telah dikeraskan di dalam dosa. Sikap tidak beribadat, kekacauan, dan bahkan penyembahan berhala telah merajalela.PB2 180.2

    Eli telah berbuat kesalahan yang besar dalam membiarkan anak-anaknya untuk melayani dalam jabatan yang suci itu. Oleh memaafkan tindakan mereka, dengaa satu dan lain dalih, ia telah menjadi buta terhadap dosa-dosa mereka; tetapi akhirnya mereka tiba pada suatu keadaan dimana ia tidak lagi dapat menyembunyikan pandangan dari segala kejahatan anak-anaknya. Orang banyak bersungut atas perbuatan kejam mereka, dan imam besar itu merasa sedih dan susah hati. Ia tidak lagi berani tinggal diam. Tetapi anak-anaknya itu telah dibesarkan dalam satu pemikiran bahwa tidak ada orang lain kecuali diri mereka sendiri, dan sekarang mereka tidak mau pedulikan siapapun juga. Mereka melihat kesedihan hati bapanya, tetapi hati mereka yang keras itu tidak terjamah. Mereka mendengar nasihatnya yang lemah lembut itu, tetapi mereka tidak terkesan olehnya, mereka tidak mau mengubah jalan mereka yang jahat sekalipun telah diamarkan tentang akibat-akibat dosa mereka itu. Kalau saja Eli memperlakukan anak-anaknya yang jahat itu dengan adil, mereka pasti sudah ditolak dari jabatan mereka sebagai imam-imam, dan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Olehkarena takut dipermalukan di hadapan umum serta hukuman akan dijatuhkan kepada mereka, ia tetap mempertahankan mereka di dalam kedudukan yang paling khidmat itu. Ia masih membiarkan mereka untuk mencampurbaurkan kejahatan mereka dengan pekerjaan Allah yang suci itu, dan mendatangkan bencana kepada pekerjaan kebenaran itu, yang selama bertahun-tahun tidak dapat dihapuskan. Tetapi bilamana hakim Israel itu melalaikan pekerjaanNya, Allah mengambil alih perkara itu.PB2 180.3

    “Hata maka datanglah seorang hamba Allah mendapatkan Eli serta berkata kepadanya: Demikianlah firman Tuhan: Bukankah kepada isi rumah bapamu juga Aku sudah menyatakan diriku, tatkala mereka itu lagi di Mesir dan di dalam istana Firaun? Maka sudah kupilih akan dia daripada segala suku bangsa Israel akan menjadi imam bagiku, supaya dipersembahkannya korban di atas mezbahku dan dibakarnya dupa dan dipakainya efod di hadapan hadiratku; maka Akupun sudah mengaruniai orang isi rumah bapamu dengan segala korban bakaran bani Israel. Mengapa maka engkau menyepak akan korban dan persembahan yang di atas mezbahku, yang sudah kutentukan bagimu akan penghidupan yang limpah, dan engkau mempermuliakan anakmu lebih daripadaku, serta engkau menambunkan dirimu dengan bahagian yang terbaik daripada segala persembahan makanan umatku Israel? Maka sebab itu firman Tuhan, Allah Israel, demikian: Sebenarnya dahulu Aku sudah berfirman, bahwa orang isi rumahmu dan orang isi rumah bapamu akan berjalan di hadapan hadiratku sampai selama-lamanya, tetapi sekarang firman Tuhan: Jauhlah ia itu daripadaku, karena barangsiapa yang mempermuliakan Daku, maka Akupun mempermuliakan dia kelak, tetapi barangsiapa yang mencelakan Daku, ia itu akan dibinasakan. .. . Maka Aku akan membangkitkan bagi diriku seorang imam yang setiawan, dan iapun akan berbuat barang yang dalam hatiku dan dalam citaku; maka Aku akan membangunkan baginya sebuah rumah yang kekal, dan senantiasa iapun akan berjalan di hadapan Almasihku.”PB2 181.1

    Allah menuduh Eli telah menghormati anak-anaknya melebihi Tuhan. Eli telah membiarkan persembahan yang telah ditetapkan oleh Tuhan, sebagai satu berkat bagi Israel, menjadi satu perkara yang keji, gantinya menegur anak-anaknya atas segala tindakan-tindakan mereka yang jahat serta keji itu. Mereka yang mengikuti kecenderungan mereka, dalam cinta yang buta terhadap anak-anak mereka, membiarkan mereka di dalam pemanjaan keinginan mereka yang mementingkan diri, dan tidak berusaha untuk menyatakan wewenang Allah untuk menegur dan memperbaiki yang jahat, menyatakan bahwa mereka menghormati anak-anak mereka lebih daripada mereka menghormati Allah. Mereka lebih ingin melindungi nama baik mereka daripada untuk mempermuliakan Allah; lebih suka untuk menyenangkan anak-anak mereka daripada menyenangkan Tuhan dan memeliharakan pekerjaanNya dari segala sesuatu yang kelihatan jahat. Allah menuntut Eli, sebagai seorang imam dan hakim Israel, bertanggung jawab atas keadaan moral serta keagamaan daripada umatNya, dan dalam cara yang khusus atas tabiat daripada anak-anaknya. Pertama-tama ia harus berusaha mencegah kejahatan dengan cara yang lemah lembut; tetapi jikalau hal ini tidak berhasil, ia harus mengalahkan kesalahan dengan cara yang paling keras. Ia telah mendatangkan murka Tuhan oleh tidak menegur kejahatan dan melaksanakan keadilan atas diri orang yang berdosa. Ia tidak dapat dipercayai untuk memelihara Israel suci. Mereka yang mempunyai terlalu sedikit keberanian untuk menegur kesalahan, atau yang melalui kelalaian atau kurang perhatian tidak mengadakan usaha yang sungguhsungguh untuk menyucikan keluarga atau gereja Allah, harus bertanggung jawab atas kejahatan yang timbul sebagai akibat daripada kelalaian mereka untuk melaksanakan tugas. Kita bertanggung jawab atas kejahatan yang sebenarnya dapat kita cegah di dalam diri orang lain oleh menjalankan wewenang sebagai orang tua atau pendeta, sama seperti seolah-olah tindakan itu kita lakukan sendiri.PB2 181.2

    Eli tidak mengatur rumah tangganya sesuai dengan peraturan-peraturan Allah sehubungan dengan pemerintahan keluarga. Ia mengikuti pertimbangannya sendiri. Bapa yang sifatnya memanjakan tidak memperhatikan kesalahan dan dosa-dosa anak-anaknya pada masa kanak-kanak mereka, sambil menghibur dirinya bahwa satu waktu mereka dengan sendirinya akan dapat mengalahkan kecenderungan-kecenderungan mereka yang jahat itu. Banyak orang sekarang ini sedang melakukan kesalahan yang serupa ini. Mereka beranggapan bahwa mereka mengetahui cara yang lebih baik untuk mendidik anak-anak mereka daripada apa yang telah diberikan Allah di dalam firmanNya. Mereka menguatkan kecenderungan-kecenderungan yang salah di dalam diri mereka, sambil berdalih, “Mereka masih terlalu kecil menerima hukuman. Tunggu sampai mereka telah menjadi lebih besar, dan bisa diajak berembuk.” Dengan demikian kebiasaan-kebiasaan yang salah dibiarkan menjadi lebih kuat sampai menjadi sifat alamiah mereka yang kedua. Anak-anak menjadi besar tanpa pengendalian, dengan tabiat-tabiat mereka yang akan menjadi bahagian mereka untuk seumur hidup, dan bisa dihasilkan kembali di dalam diri orang lain.PB2 182.1

    Tidak ada kutuk yang lebih besar terhadap rumah tangga selain daripada membiarkan anak-anak muda mengikuti jalan mereka sendiri. Apabila orang tua mengikuti segala kemauan anak-anak mereka, dan memanjakan mereka di dalam perkara-perkara yang mereka tahu bukan untuk kebaikan mereka, dengan segera anak-anak mereka akan kehilangan segala perasaan hormat bagi orang tua, hormat kepada Allah atau manusia, dan akan ditawan oleh kemauan setan. Pengaruh rumah tangga yang tidak teratur dengan baik merajalela, dan membahayakan masyarakat. Itu bertimbun-timbun menjadi arus kejahatan yang mempengaruhi keluarga-keluarga, masyarakat dan pemerintah.PB2 182.2

    Oleh sebab jabatan Eli, pengaruhnya lebih meluas daripada jikalau ia hanyalah seorang manusia biasa. Kehidupan keluarganya dicontoh oleh seluruh bangsa Israel. Akibat-akibat yang keji daripada kelalaian serta sifat ingin hidup senang terlihat dalam ribuan rumah tangga yang dibentuk oleh teladannya. Jikalau anak-anak dimanjakan di dalam praktek-praktek yang jahat, sementara orang tua mengaku beragama, maka kebenaran Allah akan dicemoohkan. Ujian yang terabik bagi kekristenan dari satu rumah tangga adalah jenis tabiat yang dihasilkan oleh pengaruhnya. Perbuatan berbicara lebih keras daripada pengakuan yang paling positif akan peribadatan. Jikalau orang-orang yang mengaku beragama, gantinya berusaha dengan sungguh, dengan tekun dan memeras keringat untuk membangun satu rumah tangga yang teratur dengan baik sebagai satu saksi demi keuntungan iman akan Allah, lalai di dalam pemerintahan rumah tangga mereka, dan memanjakan anak-anak mereka dalam keinginan yang jahat, mereka sedang berbuat sama halnya seperti Eli, dan mendatangkan kehinaan kepada pekerjaan Kristus, dan merusakkan diri mereka sendiri dan juga rumah tangga mereka. Tetapi bagaimana besamyapun kejahatankejahatan dari ketidaksetiaan orang tua di dalam keadaan apapun, itu akan menjadi sepuluh kali lebih besar bilamana itu terjadi di dalam keluargakeluarga daripada mereka yang telah ditetapkan sebagai guru-guru orang banyak. Bilamana mereka ini gagal mengendalikan rumah tangga mereka, mereka oleh teladan yang salah, akan menyesatkan banyak orang. Kesalahan mereka jauh lebih besar daripada orang-orang lain olehkarena kedudukan mereka itu lebih bertanggung jawab.PB2 183.1

    Janji telah diadakan bahwa rumah tangga Harun akan berjalan di hadapan hadirat Allah selama-lamanya; tetapi janji ini telah diadakan dengan syarat bahwa mereka harus menyerahkan segenap diri mereka kepada pekerjaan kaabah, dan menghormati Allah di dalam segala jalan mereka, bukan melayani diri sendiri, atau mengikuti kecenderungan yang salah untuk mana Eli dan anak-anaknya telah diuji, dan Tuhan telah mendapati mereka sama sekali tidak layak untuk jabatan yang tinggi sebagai imam di dalam pekerjaanNya. Dan Allah telah menyatakan, “Jauhlah itu daripadaku.” Ia tidak dapat melaksanakan yang baik yang telah Ia rencanakan bagi mereka, oleh sebab mereka telah gagal melakukan bahagian mereka.PB2 183.2

    Teladan mereka yang melayani perkara-perkara yang suci haruslah sedemikian rupa sehingga akan meninggalkan kesan kepada orang banyak tentang sikap hormat kepada Allah, dan takut menghina Dia. Bilamana manusia, “yang menjadi utusan bagi pihak Kristus” (2 Korinti 5:20) harus menyampaikan kepada orang banyak pekabaran Allah tentang rahmat dan perdamaian, menggunakan panggilan mereka yang suci itu sebagai satu jubah untuk pemuasan nafsu dan sifat mementingkan diri, maka mereka menjadikan diri mereka sebagai alat-alat setan yang paling ampuh. Seperti Hofni dan Pinehas, mereka menyebabkan orang lain “mencelakan persembahan korban kepada Tuhan.” Mereka bisa saja mengikuti jalan mereka yang jahat sementara waktu dengan sembunyi-sembunyi; tetapi bilamana pada akhirnya tabiat mereka yang sebenarnya diungkapkan, iman orang banyak akan mengalami kegoncangan yang sering mengakibatkan hancurnya kepercayaan mereka terhadap agama. Maka tertinggallah di dalam pikiran satu sikap tidak percaya kepada semua orang yang mengaku sebagai orangorang yang mengajarkan firman Allah. Pekabaran hamba Kristus yang benar diterima dengan penuh kebimbangan. Pertanyaan akan timbul terusmenerus, “Akankah orang ini terbukti seperti dia yang kita sangka begitu suci, dan ternyata begitu jahat?” Dengan demikian firman Allah kehilangan kuasanya terhadap jiwa manusia.PB2 183.3

    Di dalam teguran Eli kepada anak-anaknya terdapat kata-kata yang khidmat dan menakutkan, kata-kata yang harus dipikir-pikirkan oleh mereka yang melayani di dalam perkara-perkara yang suci: “Jikalau seorang manusia berdosa akan samanya manusia, niscaya dihukumkan Allah akan dia, istimewa pula jikalau seorang manusia berdosa akan Tuhan, siapa gerangan dapat melayangkan permohonan untuknya?” Kalau kejahatan mereka telah menyakiti hanya sesama manusia, hakim akan dapat mengadakan perdamaian dengan cara menetapkan suatu hukuman, dan menuntut suatu ganti rugi; dan dengan demikian orang yang bersalah itu dapat diampuni. Atau kalau mereka tidak mengadakan kesalahan dalam dosa kesombongan, satu korban karena dosa dapat dipersembahkan untuk mereka. Tetapi dosa-dosa mereka begitu terjalin dengan pekerjaan mereka sebagai imam dari Yang Mahatinggi, di dalam mempersembahkan korban bagi dosa; pekeijaan Allah begitu dinajiskan dan dihinakan di hadapan orang banyak, sehingga tidak ada penebusan yang dapat diterima bagi mereka. Bapa mereka sendiri, sekalipun dia adalah imam besar, tidak berani mengadakan pengantaraan demi mereka, ia tidak dapat melindungi mereka dari murka Allah yang suci itu. Dari antara semua orang berdosa, yang paling besar kesalahannya adalah mereka yang meremehkan alat-alat yang telah disediakan oleh sorga untuk penebusan manusia, yang “mensalibkan Anak Allah, serta diberi malu dengan nyatanyata.” Ibrani 6:6.PB2 184.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents