Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Doa dan Iman

    Kerap kali saja lihat anak2 Allah sia2kan doa, terlebih doa sendirian terlalulah mereka lalaikan; dan banjak orang tidak djalankan pertjaja, jang memang kewadjiban mereka dan jang patut mendjadi kesukaannja pula, dengan seringkali me-nunggu2 itu perasaan jang hanja iman dapat memberikannja. Perasaan bukanlah iman; jang kedua ini ada berlainan. Iman adalah kita punja untuk didjalankan atau dilatih; tetapi perasaan kesukaan dan berkat2 adalah kepunjaan Allah untuk diberikan. Kemurahan Allah datang kepada djiwa kita melalui saluran iman jang hidup dan iman ini adalah dalam kuasa kita buat mendjalankannja.TP 90.1

    Iman jang benar berpegang teguh dan menuntut berkat jang didjandjikan itu sebelum berkat itu diperoleh atau dirasa. Kita mesti menaikkan permintaan kita itu dengan pertjaja kedalam tirai jang kedua itu dan biar iman kita itu memegang berkat jang didjandjikan itu dan menuntut dia sebagai kita punja. Kemudian kitapun harus pertjaja bahwa kita terima berkat itu, karena iman kita telah pegang dia dan menurut Sabda Tuhan, berkat itulah milik kita. “Adapun barang sesuatu kehendakmu, jang kamu minta itu, pertjajalah bahwa kamu peroleh dia, nistjaja jaitu dikaruniakan kepadamu djuga.” Markus 11:24. Inilah iman itu, iman se-mata2, mempertjajai jang kita menerima berkat itu biarpun belum kita merasainja. Sesudah berkat jang didjandjikan itu diterima dan digemari maka imanpun tertelanlah. Tetapi banjak orang sangka mereka mempunjai besar iman bila mereka memperoleh banjak Roh Sutji dan mereka tak dapat pertjaja kalau mereka tiada merasa kuasa Roh itu. Orang jang demikian mengatjaukan iman dengan berkat jang datang dari pertjaja. Waktu jang tepat buat mendjalankan iman ialah bila kita merasa kekurangan Roh. Kapan kelam-kabut se-olah2 menudungi pikiran kita, itulah masa membiarkan iman jang hidup itu menembus kegelapan itu dan menghalau kabut itu. Iman jang benar beralas atas perdjandjian2 jang dalam Perkataan Tuhan, dan hanja mereka jang menurut Perkataan itu berhak atas segala perdjandjiannja jang indah itu. “Kalau kamu tinggal dalam Aku, dan perkataanKu pun tinggal dalam kamu, maka barang kehendakmu, jang akan kamu pinta, itu akan dikaruniakan kepadamu kelak.” Jahja 15:7 “Maka barang jang kita pinta, jaitu akan kita peroleh daripadaNja, sebab kita memeliharakan hukum Nja, dan kita pun membuat barang jang berkenan kepadaNja.” 1 Jahja 3: 22.TP 90.2

    Kita harus banjak sembahjang sendirian. Kristuslah pohon anggur itu, kitalah tjabang2nja. Maka kalau kita hendak bertumbuh dengan suburnja, kita mesti selalu menghisap zat dan makanan dari Anggur Kehidupan itu; karena kalau kita tertjerai dari Anggur itu, kita tidak mempunjai kekuatan.TP 91.1

    Saja tanja kepada malaekat itu, kenapa tidak ada lagi iman dan kuasa sama Israel. Katanja, “Engkau terlalu lekas lepaskan tangan Tuhan. Sembahkanlah permintaanmu dengan sungguh2 kehadapan tachta itu, dan bertekunlah terus dalam pertjaja jang teguh. Perdjandjian itu adalah tentu. Pertjajalah jang engkau terima segala perkara jang engkau minta itu, maka engkaupun akan memperolehnja.” Kemudian Elija ditundjukkan kepada saja. Elija itu seorang manusia jang sama tabiat dengan kita, maka dipintanja doa dengan tekun. Imannja itu dapat tahan udjian itu. Tudjuh kali ia sembahjang dihadapan Allah, dan achirnja embun itu kelihatan. Saja lihat bahwa kita merasa bimbang akan segala perdjandjianNja jang teguh itu, dan dengan begitu kita melukai Djuruselamat oleh kurang pertjaja. Kata malaekat itu, “Kenakanlah kelengkapan sendjata itu, dan diatas sekalian, ambillah perisai pertjaja; karena itu akan melindungi hatimu, pantjaran hidup, dari anak panah api si djahat.” Kalau musuh itu dapat mengadjak orang jang tawar hati itu supaja mendjauhkan matanja dari Jesus, lalu memandang pada dirinja sendiri sambil me-mikir2kan bagaimana mereka tidak pantas ganti me-mikir2kan kepantasan Jesus, kasihNja, djasaNja, dan kemurahanNja jang besar itu, maka dapatlah didjauhkannja perisai pertjaja mereka itu dan tjapai maksudnja; merekapun terbukalah bagi tjobaan api Iblis jang hebat itu. Sebab itu jang lemah itu haruslah memandang kepada Jesus dan pertjaja pada Dia; begitulah mereka melatih iman.TP 91.2

    ——————

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents