Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Kehidupan Abadi

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 28—Pahala Karunia

    Orang Yahudi hampir kehilangan pandangan atas kebenaran karunia Allah yang diberikan dengan cuma-cuma. Para rabi mengajarkan bahwa karunia Allah harus diperoleh sebagai upah. Dengan amal mereka, mereka mengharapkan beroleh pahala orang suci. Itulah sebabnya perbaktian mereka didorong oleh roh mencari untung. Dari roh semacam ini para murid Kristus pun sama sekali belum bebas, dan Juruselamat mengusahakan setiap kesempatan untuk menunjukkan kepada mereka kesalahan mereka. Beberapa saat sebelum Ia memberikan perumpamaan tentang para pekerja, suatu peristiwa terjadi yang membuka jalan bagi-Nya untuk mengemukakan asasasas yang benar.MKA 302.1

    Tatkala Ia berjalan, seorang penghulu muda datang berlari kepada-Nya, dan bertelut, dengan penuh hormat memberi salam kepada-Nya. “Guru yang baik,” katanya, “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”MKA 303.1

    Penghulu itu telah menyebut Kristus sebagai seorang guru yang dihormati, tidak melihat dalam Dia sebagai Putra Allah. Juruselamat berkata “Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain daripada Allah saja.” Atas dasar apa engkau menyebut Aku baik? Aliahlah yang baik. Jika engkau mengakui Aku demikian, engkau harus menerima Aku sebagai Putra dan wakil-Nya.MKA 303.2

    “Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup,” tambah-Nya, “turutilah segala perintah Allah.” Tabiat Allah dinyatakan dalam hukum-Nya dan supaya engkau berada dalam keselarasan dengan Allah, asas-asas hukum-Nya harus menjadi sumber setiap kegiatanmu.MKA 303.3

    Kristus tidak mengurangi tuntutan hukum.Dengan bahasa yang tandas Ia mengemukakan penurutan kepada hukum itu sebagai syarat kehidupan yang kekal—keadaan yang sama yang dituntut dari Adam sebelum kejatuhannya. Tuhan mengharapkan dari jiwa itu sekarang tidak kurang daripada yang Ia harapkan dari manusia di Eden—penurutan yang sempuma, kesucian yang tidak bercacat cela. Tuntutan di bawah perjanjian karunia sama luasnya seperti tuntutan yang dibuat di Taman Eden—selaras dengan hukum Allah, yang suci, adil, dan baik adanya.MKA 303.4

    Atas perkataan, “Turutilah segala perintah Allah,” orang muda itu menyahut, “Perintah yang mana?” Ia mengira beberapa peraturan syariat yang dimaksudkan; tetapi Kristus berbicara tentang hukum yang diberikan di Bukit Sinai. Ia menyebutkan beberapa hukum pada loh batu yang kedua dalam sepuluh hukum, kemudian menyatakannya dalam peraturan, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”MKA 303.5

    Orang muda itu menjawab tanpa ragu-ragu, “Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku. Apalagi yang masih kurang?” Pengertiannya mengenai hukum adalah bersifat lahir serta dangkal. Menurut ukuran manusia, ia telah memelihara tabiat yang tidak bercacat cela. Kehidupan jasmaninya sebagian besar bebas dari kesalahan; ia sungguh-sungguh percaya bahwa penurutannya tanpa kekurangan. Namun ia mempunyai rasa takut yang tersembunyi bahwa tidak segala sesuatu dalam keadaan yang baik di antara jiwanya dan Allah. Ini menimbulkan pertanyaan, “Apalagi yang masih kurang?”MKA 303.6

    “Jikalau engkau hendak sempuma,” kata Kristus, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.MKA 304.1

    Orang yang hanya mengasihi diri sendin adalah seorang pelanggar hukum. Inilah yang diinginkan Yesus untuk dinyatakan kepada orang muda itu, Ia memberikan sebuah ujian padanya yang ternyata menunjukkan hatinya yang mementingkan diri sendiri. Ia menunjukkan kepadanya tempat penyakit dalam tabiatnya. Orang muda itu tidak menginginkan penerangan yang lebih dalam lagi. Ia telah mendambakan sebuah ilah di dalam jiwa; dunia inilah ilahnya. Ia mengaku memelihara hukum, tetapi ia miskin akan asas yang justru menjadi roh dan kehidupan daripada semuanya. Ia tidak memiliki kasih yang sejati terhadap Allah maupun manusia. Keperluan ini adalah keperluan dari segala sesuatu yang diperlukannya yang akan menjadikan dia memenuhi syarat masuk ke dalam kerajaan surga. Kecintaannya akan diri sendiri serta keuntungan duniawi menjadikan ia tidak selaras dengan prinsip-prinsip surga. .....MKA 304.2

    Ketika penghulu muda ini datang kepada Yesus, keikhlasan dan kesungguh-sungguhannya menarik hati Juruselamat. Ia memandang dia dan mengasihi dia.” Dalam diri orang muda ini ia melihat Oknum yang dapat bekerja sebagai seorang pengkhotbah kebenaran. Ia akan menerima orang muda yang cakap dan agung semudah Ia menerima nelayan-nelayan yang miskin yang mengikut Dia. Kalau orang itu mengabdikan keca-kapannya dalam pekerjaan menarik jiwa, ia akan dapat menjadi pekerja yang rajin dan sukses bagi Kristus.MKA 304.3

    Tetapi mula-mula ia harus menerima syarat-syarat untuk menjadi seorang murid. Ia harus menyerahkan dirinya tanpa pamrih kepada Allah. Panggilan Juruselamat kepada Yohanes, Petrus, Matius dan teman-teman mereka adalah untuk “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.” 1Luk.5.28, Penyerahan diri yang sama dituntut dari penghulu yang muda itu. Dan di dalam hal ini Kristus tidak meminta pengorbanan yang lebih besar daripada yang telah dipersembahkan-Nya dengan diri-Nya sendiri. Bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” 22 Kor. 8.9 Orang muda itu perlu hanya untuk mengikuti Kristus ke mana dituntun-Nya.MKA 304.4

    Kristus memandang orang muda itu, dan merindukan jiwanya. Ia ingin mengirimkan dia sebagai seorang jurukabar dari hal kebahagiaan bagi manusia. Di tempat di mana Ia memanggilnya untuk menyerahkan diri, Kristus memberikan kesempatan kepadanya melalui persekutuan yang akrab dengan diri-Nya. “Ikutlah Aku,” kata-Nya. Kesempatan ini telah diperhitungkan sebagai suatu kesukaan bagi Petrus, Yakobus dan Yohanes. Orang muda itu sendiri memandang Kristus dengan penuh takjub. Hatinya tertarik kepada Juruselamat. Tetapi ia belum sedia menerima asas Juruselamat mengenai pengorbanan diri. Ia memilih kekayaannya sebelum Ia memilih ke dalam jiwanya kasih yang tidak mementingkan diri itu, yang berarti hidup, dan dengan hati yang sedih ia berpaling dari Kristus.MKA 305.1

    Ketika orang muda itu berpaling, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga!” Perkataan ini mengejutkan murid-murid. Mereka telah diajar menganggap orang kaya sebagai yang disayangi surga; kuasa duniawi dan kekayaan yang diharapkan akan diterima dalam kerajaan Mesias; bila orang kaya gagal masuk ke dalam kerajaan surga, pengharapan apa lagi yang tersisa bagi mereka?MKA 305.2

    “Tetapi Yesus menyambung lagi: Anak-anak-Ku, alangkah sukamya masuk ke dalam kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Mereka makin gempar.” Sekarang mereka menyadari bahwa mereka sendiri termasuk dalam amaran yang khidmat itu. Dalam terang perkataan Juruselamat, kerinduan mereka yang tersembunyi untuk kuasa dan kekayaan dinyatakan. Dengan perasaan was-was terhadap dirinya sendiri mereka berseru, “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?”MKA 305.3

    “Yesus memandang mereka dan berkata: Bagi manusia hal itu tidak mungkin tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”MKA 305.4

    Orang kaya yang demikian, tidak bisa masuk ke surga. Kekayaannya tidak memberikan kelayakan kepadanya atas warisan orang-orang kudus dalam terang. Hanyalah melalui karunia Kristus orang dapat masuk ke dalam kota Allah.MKA 305.5

    Kepada orang miskin, dan tidak kurang pula kepada orang kaya, Roh Kudus berkata, “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri, sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas.” 31 Kor. 6:19,20, Bila manusia mempercayai hal itu harta miliknya akan disimpan sebagai tabungan, untuk digunakan menurut petunjuk Allah, untuk menyelamatkan orang yang tersesat dan meng- hiburkan orang yang sengsara dan miskin. Bagi manusia hal ini mustahil, karena hati melekat kepada harta duniawi. Jiwa yang terikat dalam pelayanan kepada mamon tuli terhadap seruan atas keperluan umat manusia. Tetapi bagi Allah segala sesuatu dapat dilaksanakan. Oleh memandang kasih Kristus yang tidak terhingga, hati yang mementingkan diri akan dicairkan dan ditaklukkan. Orang kaya itu akan dipimpin, seperti Saulus orang Farisi itu berkata, “Tetapi apa yang dulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya.” 4Rp. 3:7,8, Lalu mereka tidak akan menganggap sesuatu sebagai milik mereka sendiri. Mereka akan bersuka cita menjadi pelayan bagi semua manusia.MKA 305.6

    Petrus adalah orang yang pertama yang menunjukkan hasil dari keyakinan rahasia yang dibuat oleh perkataan Juruselamat. Ia memikirkan dengan perasaan puas apa yang dia dan saudara-saudaranya telah tinggalkan demi Kristus. “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau,” kata-Nya. Mengingat janji yang bersyarat kepada orang kaya yang muda itu, “engkau akan beroleh harta di surga,” sekarang ia bertanya apa yang akan diperolehnya dengan teman-temannya sebagai pahala atas pengorbanan mereka.MKA 306.1

    Jawab Juruselamat mengharukan hati para nelayan Galilea itu. Ia menggambarkan kemuliaan yang memenuhi impian mereka yang tertinggi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga dia atas dua belas rakhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. “Dan Ia menambahkan, “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.”MKA 306.2

    Tetapi pertanyaan Petrus, “Jadi apakah yang akan kami peroleh?” telah menunjukkan suatu roh yang, bila tidak diperbaiki, tidak akan melayakkan murid-murid untuk menjadi juru kabar-juru kabar bagi kristus; karena ini merupakan roh orang yang makan gaji. Sementara mereka tertarik oleh kasih Yesus, murid-murid itu sama sekali tidak bebas dari sifat orang Farisi. Mereka tetap bekerja dengan pikiran akan mendapat pahala karena jasa-jasa yang sesuai dengan pekerjaan mereka. Mereka mendambakan roh yang suka meninggikan diri dan mereka puas terhadap diri sendiri dan mengadakan perbandingan di antara sesamanya. Bila salah satu di antara mereka gagal dalam suatu perkara yang khusus, orang lain memanjakan perasaan lebih unggul.MKA 306.3

    Jangan-jangan murid-murid akan kehilangan pandangan mengenai asas-asas Injil, Kristus menyampaikan kepada mereka sebuah perumpamaan yang menggambarkan sikap di mana Allah memperlakukan hamba-hamba-Nya dan roh di mana Ia ingin agar mereka bekerja bagi-Nya.MKA 307.1

    “Adapun hal Kerajaan Surga,” kata-Nya “sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.” Sudah merupakan kebiasaan bagi orang yang mencari pekerjaan menunggu di pasar, dan ke sanalah pemilik kebun mencari para pekerja. Orang yang terdapat dalam perumpamaan itu dilukiskan keluar mencari pekerja pada jam yang berbeda-beda. Orang yang dipekerjakan pagi hari sepakat untuk bekerja dengan sejumlah uang yang telah ditetapkan, orang yang digaji belakangan menyerahkan berapa jumlah upahnya menurut kebijaksanaan tuan rumah itu.MKA 307.2

    “Ketika hari malam, tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkah upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.”MKA 307.3

    Perlakuan tuan rumah terhadap pekerja-pekerja kebun anggumya melukiskan Allah memperlakukan umat manusia. Ini merupakan kebalikan kebiasaan yang terjadi di antara manusia. Dalam urusan duniawi, upah diberikan menurut pekerjaan yang dilaksanakan. Pekerja itu mengharapkan pembayaran menurut pekerjaan yang dilaksanakannya. Tetapi dalam perumpamaan ini, Kristus menggambarkan asas-asas kerajaanNya—sebuah kerajaan yang bukan dari dunia ini. Ia tidak dikendalikan oleh sesuatu ukuran manusia. Kata Tuhan, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.... Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” 5Yes. 55:8,9;MKA 307.4

    Dalam perumpamaan itu pekerja-pekerja yang pertama setuju bekerja untuk sejumlah uang dan mereka menerima jumlah yang telah ditentukan itu, tidak lebih. Orang yang digaji belakangan percaya kepada janji tuan rumah itu, “apa yang pantas akan kuberikan kepadamu.” Mereka menunjukkan keyakinannya kepadanya dengan jalan tidak mengajukan pertanyaan mengenai upah. Mereka percaya akan keadilan dan kejujur- annya. Mereka diberi upah, bukan menurut jumlah pekerjaannya, melainkan sesuai dengan kedermawanannya untuk memberi.MKA 307.5

    Demikianlah Allah ingin agar kita percaya kepada Dia yang membenarkan orang yang tidak saleh. Upah diberikan-Nya bukanlah menurut jasa-jasa kita, tetapi menurut maksud-Nya sendiri, “Sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Knstus Yesus.” “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya.” Dan bagi mereka yang percaya kepada Dia yang akan melakukan “jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan.” 7Ef. 3:20;MKA 308.1

    Bukan jumlah pekerjaan yang dilaksanakan, atau hasil-hasilnya yang nyata, tetapi roh di dalam mana pekerjaan itu dilaksanakan, membuatnya bernilai kepada Allah. Orang yang datang di kebun anggur pada jam sebelas bersyukur atas kesempatan untuk bekerja. Hati mereka penuh syukur kepada tuan rumah yang telah menerima mereka, dan bila malam tiba tuan rumah itu membayar gaji mereka untuk pekerjaan sehari penuh, mereka terperanjat. Mereka tahu bahwa mereka tidak pantas mendapat upah yang demikian. Dan keramahan yang dinyatakan pada wajah tuan rumah itu memenuhi hati mereka dengan sukacita. Mereka tidak pernah melupakan kebaikan hati tuan rumah itu, atau pemberian yang murah hati yang telah mereka terima. Demikianlah orang berdosa, yang mengetahui ketidaklayakannya, telah masuk di kebun anggur tuannya pada jam sebelas. Waktu pelayanannya tampak begitu singkat, ia merasa bahwa ia tidak pantas atas pahala itu; tetapi ia dipenuhi dengan sukacita bahwa Allah telah menerima dia. Ia bekerja dengan roh rendah hati dan percaya, bersyukur atas kesempatan menjadi seorang yang bekerja sama dengan Kristus. Roh yang demikianlah yang dihormati Allah.MKA 308.2

    Tuhan ingin agar kita bernaung kepada-Nya tanpa meragukan banyaknya upah kita. Bila Kristus tinggal di dalam jiwa, pikiran mengenai pahala tidak merupakan masalah yang terpenting. Ini bukanlah motif yang menggerakkan pelayanan kita. Adalah benar, bahwa dalam arti menjadi bawahan, kita harus menghormati ganjaran dari pahala. Allah ingin agar kita menghargai berkat-berkat perjanjian-Nya. Tetapi Ia tidak mau kita sangat menginginkan pahala, tidak pula merasa bahwa untuk setiap kewajiban kita harus menerima upah. Janganlah kita begitu rindu hendak memperoleh upah karena berbuat apa yang benar, tanpa mengindahkan segala keuntungan. Kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia harus menjadi motif kita. 6Ef. 3:11; Tit. 3:5; MKA 308.3

    Perumpamaan ini tidak memaafkan orang yang pertama mendengar panggilan untuk bekerja tetapi yang lalai untuk masuk ke kebun anggur Tuhan. Ketika tuan rumah pergi ke pasar pada jam sebelas dan menemukan orang yang menganggur, kata-Nya, “Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?” Jawabnya ialah, “Karena tidak ada orang mengupah kami.” Tidak seorang pun yang dipanggil kemudian berada di tempat itu pada waktu pagi. Mereka tidak menolak panggilan. Orang yang menolak dan kemudian bertobat, ada baiknya bertobat; tidaklah aman untuk bertangguh kepada panggilan pengasihan yang pertama.MKA 308.4

    Manakala para pekerja di kebun anggur itu menerima “masingmasing satu dinar,” orang yang telah memulaikan pekerjaan pada pagi hari merasa tersinggung. Bukankah mereka telah bekerja selama dua belas jam? pikir mereka, dan apakah tidak wajar jika mereka menerima lebih banyak daripada orang yang bekerja untuk satu jam saja waktu hari lebih sejuk pula? “Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam,” kata mereka, “dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung terik matahari.”MKA 309.1

    “Saudara,” sahut tuan rumah itu kepada salah seorang dari antara mereka, “Aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah, aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?”MKA 309.2

    “Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”MKA 309.3

    Pekerja-pekerja yang pertama dalam perumpamaan itu menggambarkan orang yang, karena pelayanannya, menuntut lebih banyak daripada yang lain. Mereka melakukan pekerjaannya dengan roh yang menyukakan diri sendiri, dan tidak menyertakan penyangkalan diri dan pengorbanan. Mereka dapat mengaku telah menyembah Allah sepanjang hidupnya; mereka mungkin terkemuka dalam menahan kesukaran, penderitaan dan percobaan, dan oleh sebab itu mereka merasa dirinya layak memperoleh pahala yang besar. Mereka lebih banyak memikirkan tentang pahala itu daripada mengenai kesempatan menjadi hamba-hamba Kristus. Dalam pandangan mereka pekerjaan dan pengorbanan mereka melayakkan mereka untuk menerima kehormatan di atas yang lain-lainnya, dan karena tuntutan yang demikian itu mereka tidak diindahkan, mereka merasa tersinggung. Jika dalam pekerjaannya mereka disertai roh penuh kasih dan percaya, mereka akan terus menjadi yang terdahulu; tetapi tingkah lakunya yang suka berselisih, bersungut, tidak menyerupai sifat Kristus, membuktikan bahwa mereka tidak dapat dipercayai. Ini menun- jukkan bahwa keinginan mereka untuk maju sendiri, ketidakpercayaan mereka kepada Allah, iri hati, roh bersungut terhadap sesama saudaranya. Kebaikan dan kedermawanan Tuhan kepada mereka hanyalah menimbulkan suatu persungutan. Dengan begitu mereka menunjukkan bahwa tidak ada hubungan di antara jiwa mereka dengan Allah. Mereka tidak mengetahui kegembiraan akan kerja sama dengan Allah.MKA 309.4

    Tidak ada perkara yang lebih menghina Allah daripada roh yang dangkal dan yang hanya memperhatikan diri saja. Ia tidak dapat bekerja dengan siapa pun yang menunjukkan sifat-sifat ini. Mereka tidak merasakan pekerjaan dari Roh Kudus.MKA 310.1

    Orang Yahudi terlebih dulu dipanggil ke dalam kebun anggur Tuhan dan oleh sebab itu mereka bangga dan merasa dirinya benar. Tahun-tahun pelayanan yang lama dianggapnya sebagai melayakkan mereka untuk menerima pahala yang lebih besar dari orang lain. Tidak ada perkara yang lebih menjengkelkan kepada mereka daripada suatu pemberitahuan bahwa bangsa-bangsa yang lain diberikan kesempatan yang sama dengan mereka dalam perkara-perkara Allah.MKA 310.2

    Kristus memberi amaran kepada murid-murid yang terlebih dulu dipanggil untuk mengikut Dia, jangan-jangan keburukan yang sama didambakan di antara mereka. Ia melihat bahwa kelemahan, kutukan atas jemaat adalah suatu roh merasa diri benar. Orang merasa bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang dapat mengupah dia dengan suatu tempat dalam kerajaan surga. Mereka membayangkan bahwa jika mereka telah mengadakan kemajuan yang tertentu, Tuhan akan datang menolong mereka. Sehingga akan terdapat banyak perasaan diri telah berhasil dan sedikit buat Yesus. Banyak orang yang telah membuat sedikit kemajuan mereka bangga dan mengira dirinya lebih unggul daripada orang lain. Mereka ingin akan kata-kata pujian yang muluk, iri hati jika tidak dianggap sebagai yang terpenting. Terhadap bahaya ini Kristus berusaha mengawasi murid-murid-Nya.MKA 310.3

    Sebagai kebanggaan diri mengenai jasa dalam diri kita sendiri tidak pada tempatnya. “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia; keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan.” 8Yer. 9:23,24;MKA 310.4

    Pahala bukanlah hasil amal, jangan-jangan orang akan membanggakan dirinya; tetapi semuanya itu adalah oleh karena karunia. “Jadi apa yang akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhihitungkan menjadi kebenaran”’ 9 Rm. 4:1-5; Oleh sebab itu tidak ada peristiwa bagi seseorang untuk memuliakan dirinya di atas orang lain, atau bersungut terhadap orang lain. Tidak seorang pun diberi kesempatan yang istimewa di atas orang lain, tidak seorang pun boleh menuntut pahala sebagai haknya.MKA 310.5

    Yang terlebih dulu dan yang terakhir akan ikut mendapat pahala besar di akhirat, dan orang yang terlebih dulu harus menerima orang yang belakangan dengan sukacita. Barangsiapa bersungut atas pahala orang lain, lupa bahwa ia sendiri diselamatkan oleh karunia saja. Perumpamaan dari hal para pekerja ini menegur segala bentuk iri hati dan prasangka. Kasih bersukacita dalam kebenaran, dan tidak menimbulkan dengki. Orang yang memiliki kasih, hanya membandingkan dengan keelokan Kristus dan tabiatnya sendiri yang tidak sempuma.MKA 311.1

    Perumpamaan ini adalah merupakan suatu amaran kepada semua pekerja, berapa pun lamanya pelayanannya, berapa pun banyaknya pekerjaannya, bahwa tanpa kasih kepada sesama saudaranya, tanpa kerendahan hati di hadapan Allah, mereka itu tidak berarti apa-apa. Tidak ada agama dalam penobatan diri sendiri. Orang yang menjadikan kemuliaan diri sebagai cita-citanya, akan menemukan dirinya sendiri miskin dari hal karunia yang hanya bisa menjadikan dia mantap dalam pekerjaan Kristus. Kapan pun keangkuhan dan perasaan diri puas dimanjakan, maka pekerjaan akan menjadi rusak.MKA 311.2

    Bukanlah jangka panjangnya waktu kita bekerja, tetapi kerelaan kita dan kesetiaan kita dalam pekerjaan yang menjadikannya diterima Allah. Dalam segala pelayanan kita, suatu penyerahan diri sepenuhnya dituntut. Kewajiban yang terkecil yang dilakukan dengan ikhlas dan dengan sepenuh hati, lebih berkenan kepada Allah daripada pekerjaan yang terbesar tetapi dirusakkan oleh sifat mementingkan diri. Ia memperhatikan berapa banyak dari roh Kristus yang kita dambakan dan berapa banyak dari rupa Kristus yang dinyatakan dalam pekerjaan kita. Ia lebih memper- hatikan kasih dan kesetiaan dalam pekerjaan kita daripada jumlah pekerjaan yang kita lakukan.MKA 311.3

    Hanya jika sifat mementingkan diri itu sudah pudar, bila perjuangan untuk keunggulan dibasmi, bila syukur mengisi hati dan kasih menjadikan kehidupan itu harum—pada saat itulah Kristus tinggal dalam jiwa dan kita diakui sebagai pekerja-pekerja bersama dengan Allah.MKA 312.1

    Betapa susahnya sekalipun pekerjaan mereka, pekerja-pekerja yang benar tidak bersungut. Mereka siap sedia untuk menghabiskan waktu dan bersedia untuk digunakan; tetapi merupakan pekerjaan yang menggembirakan, dilaksanakan dengan hati yang bersuka. Bersukacita dalam Allah dinyatakan melalui Yesus Kristus. Kesukaan mereka adalah kesukaan yang diletakkan di hadapan Kristus, “Melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” 10Yoh. 4:34. Mereka bekerja sama dengan Tuhan kemuliaan itu. Pikiran ini membesarkan hati dalam segala bentuk pekerjaan, merangkul kehendak, membangkitkan semangat untuk menghadapi apa pun yang terjadi. Bekerja dengan hati yang tidak mementingkan diri, dimuliakan dengan menjadi peserta dari penderitaan Kristus, membagikan kasih sayang dan bekerja sama dengan Dia dalam pekerjaan-Nya, mereka menolong untuk memperluas kesukaanNya dan membawa kehormatan serta kepujian kepada nama-Nya yang ditinggikan.MKA 312.2

    Inilah roh dari segala pelayanan yang sejati bagi Allah. Oleh kekurangan akan roh ini, banyak orang yang tampak terlebih dulu akan menjadi yang terbelakang, sedang orang yang memilikinya, walau terhitung sebagai yang terbelakang, akan menjadi yang terlebih dulu.MKA 312.3

    Banyak orang yang telah menyerahkan dirinya kepada Kristus namun tidak melihat adanya kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang besar atau mengadakan pengorbanan yang besar dalam pelayanan-Nya. Mereka bisa memperoleh penghiburan dalam pikiran bahwa tidak seharusnya penyerahan diri orang yang mati syahid yang paling berkenan kepada Allah; mungkin bukan misionaris yang setiap hari menghadapi bahaya dan kematian, yang berdiri paling tinggi dalam catatan surga. Orang Kristen yang di dalam kehidupannya adalah sebagai berikut, penyerahan diri setiap hari, dengan tujuan yang ikhlas dan pikiran yang mumi, lemah lembut walau di bawah tekanan, beriman dan saleh, setia dalam perkara-perkara yang kecil, orang yang di dalam kehidupan rumah tangganya menggambarkan tabiat Kristus—orang yang demikian dapat dalam pemandangan Allah lebih berharga bahkan daripada misionaris atau orang mati syahid yang tersohor di dunia.MKA 312.4

    Oh, betapa bedanya ukuran oleh mana Allah dan manusia mengukur tabiat! Allah melihat banyak pencobaan yang dilawan, di mana dunia, bahkan teman-teman yang terdekat, tidak pernah tahu, pencobaan-pencobaan di rumah, di dalam hati. Ia melihat kerendahan hati dalam kelemahan-kelemahannya sendiri; bahkan pertobatan yang ikhlas dari satu pikiran yang buruk. Ia melihat pengabdian segenap hati atas pekerjaanNya. Ia telah memperhatikan jam-jam pergumulan yang sukar atas diripeperangan yang menghasilkan kemenangan. Semuanya itu diketahui Allah dan malaikat. Sebuah kitab peringatan tertulis di hadapan Dia mengenai orang yang takut akan Tuhan dan yang memikirkan nama-Nya.MKA 313.1

    Bukan dalam pengetahuan kita, bukan dalam kedudukan kita, bukan dalam jumlah atau talenta yang dipercayakan kepada kita, bukan dalam kehendak manusia, terdapat rahasia sukses. Dengan merasakan ketidakmampuan kita, kita harus merenungkan Kristus dan melalui Dia yang menjadi kekuatan dari segala kekuatan, pikiran dari segala pikiran, orang yang rela dan taat akan memperoleh kemenangan demi kemenangan.MKA 313.2

    Dan betapa singkatnya pelayanan kita atau pekerjaan kita yang bersahaja jika dalam iman yang sederhana kita mengikut Kristus, kita tidak akan dikecewakan mengenai pahala. Apa yang tidak dapat diperoleh orang yang paling mulia dan pandai, dapat diperoleh orang yang paling lemah dan yang paling bersahaja. Gerbang emas surga terbuka bukan bagi orang yang meninggikan dirinya sendiri. Itu tidak dibuka bagi orang yang berjiwa congkak. Tetapi gerbang yang kekal itu akan dibuka lebar bagi anak kecil yang menjamah dengan gemetar. Kebahagiaan akan menjadi balasan rahmat bagi orang yang telah bekerja bagi Allah dengan iman yang sederhana disertai kasih.MKA 313.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents