Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Kehidupan Abadi

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 3—Bertumbuh oleh Kuasa Allah

    “MULA-MULA TANGKAINYA, LALU BULIRNYA.”

    Perumpamaan tentang seorang penabur menimbulkan banyak pertanyaan. Beberapa orang pendengar menafsirkan perumpamaan itu bahwa Kristus tidak akan mendirikan sebuah kerajaan dunia dan banyak orang yang bingung dan ingin tahu. Melihat kebingungan mereka, Yesus menggunakan gambaran lain, tetap berusaha untuk mengalihkan pikiran me-reka dari harapan mengenai sebuah kerajaan dunia kepada pekerjaan rahmat Allah dalam jiwa.MKA 42.1

    “Beginilah hal kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”MKA 42.2

    Petani yang “segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba,” tidak lain daripada Tuhan. Dialah yang pada hari besar yang terakhir itu akan menyabit tuaian bumi ini. Tetapi penabur benih itu melukiskan orangorang yang bekerja selaku pengganti Kristus. Benih itu dikatakan “mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu,” dan hal ini tentu tidak demikian jika itu adalah Putra Allah. Kristus tidak tidur menantikan hasil-Nya, tetapi menjaganya siang dan malam. Dia bukan tidak tahu bagaimana benih itu tumbuh.MKA 43.1

    Perumpamaan dari hal benih itu menunjukkan bahwa Allah sedang bekerja dalam alam. Di dalam benih itu sendiri terdapat suatu prinsip yang bertunas, suatu prinsip yang ditanamkan Allah sendiri; namun jika tinggal bagi diri sendiri saja benih itu tidak akan mempunyai kekuatan untuk bertunas. Manusia mempunyai peranan dalam meningkatkan pertumbuhan gandum itu. Ia harus menyiapkan dan memupuk tanah serta menanam benih. Ia harus membajak ladang. Tetapi ada suatu titik di mana dia tidak berdaya sama sekali. Tidak ada kekuatan atau hikmat manusia dapat mengeluarkan dari benih itu sebuah tanaman yang hidup. Meskipun manusia berusaha sekuat tenaga sampai batas kemampuannya ia tetap harus bergantung kepada Oknum yang telah menghubungkan penaburan dan penuaian dengan ikatan-ikatan yang ajaib dari kemahakuasaan-Nya sendiri.MKA 43.2

    Di dalam berita itu terdapatlah kehidupan, juga ada kuasa dalam tanah; tetapi kecuali kuasa Ilahi bekerja siang dan malam, benih itu tidak akan bertunas. Hujan harus diturunkan ke ladang-ladang yang kering, matahari harus memberikan panas, listrik harus diteruskan ke benih yang ditanamkan itu. Kehidupan yang telah ditanamkan Khalik, Dia saja yang dapat menumbuhkannya. Setiap benih tumbuh, setiap tanaman berkembang melalui kuasa Allah.MKA 43.3

    “Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsabangsa.” 1 Yesaya 61:11; Sama seperti di alam demikian pulalah dalam penaburan rohani; guru kebenaran harus berusaha untuk mempersiapkan tanah hati itu; ia harus menaburkan benih; tetapi kuasa satu-satunya yang dapat menghasilkan kehidupan berasal dari Allah. Ada satu titik di mana usaha manusia sia-sia. Sementara kita harus mengkhotbahkan firman itu, kita tidak dapat memberikan kuasa yang akan menghidupkan jiwa itu dan menyebabkan kebenaran serta pujian bertunas. Dalam mengkhotbahkan firman itu harus ada pekerjaan dari suatu kekuatan yang berada di luar kekuatan manusia.MKA 43.4

    Hanya melalui Roh Ilahi firman itu akan hidup dan berkuasa membarui jiwa kepada kehidupan yang kekal. Inilah yang diusahakan Kristus untuk menanamkannya kepada murid-murid-Nya. Ia mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu yang dimiliki dalam diri mereka sendiri yang dapat memberikan sukses kepada pekerjaannya, selain daripada kuasa pekerjaan mukjizat Allah yang memberikan kekuatan kepada firman-Nya.MKA 44.1

    Pekerjaan seorang penabur adalah pekerjaan iman. Rahasia bertunas dan bertumbuhnya benih itu tak dapat dipahaminya. Tetapi ia menaruh keyakinan pada kuasa Allah yang menyebabkan tanaman itu bertumbuh. Waktu menaburkan benih di dalam tanah, tampaknya dia menghamburhamburkan gandum yang dapat memberikan makanan bagi keluarganya. Tetapi benih yang baik yang dihamburkannya itu hanya bersifat sementara saja sebab kelak dia akan memperoleh hasil yang lebih besar. Ia menaburkan benih itu, dan berharap kelak akan mengumpulkan tuaian yang berlipat ganda dan limpah. Demikianlah seharusnya hamba-hamba Tuhan bekerja, mengharapkan suatu penuaian dari benih yang ditaburkannya.MKA 44.2

    Benih yang baik itu mungkin untuk suatu waktu tertentu tanpa diperhatikan terjatuh dalam hati yang dingin, suka mementingkan diri, hati duniawi, tidak ketahuan kalau ia telah berakar; tetapi hari-hari kemudian, manakala Roh Allah menghembuskannya ke dalam jiwa, benih yang tersembunyi itu bertunas dan akhirnya mengeluarkan buah bagi kemuliaan Allah. Dalam pekerjaan hidup kita, kita tidak tahu yang mana yang akan bertumbuh, yang ini atau yang itu. Ini bukanlah pertanyaan yang harus kita perbincangkan. Kita harus melaksanakan pekerjaan kita dan membiarkan hasilnya kepada Allah. “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari.” 2 Pengkhotbah 11:6;. Janji Allah yang mulia berkata, “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai.” 3Kej. 8:22; Berdasarkan keyakinan terhadap janji ini sang petani membajak dan menabur. Kita pun tidak boleh kurang yakin dalam pekerjaan menabur secara rohani, percaya kepada jaminan-Nya, “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulutKu; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melak- sanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” “Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” 4 Yesaya 55:11; Mazmur 126:6;MKA 44.3

    Dengan bertunasnya benih itu melukiskan permulaan dari kehidupan rohani dan pertumbuhan dari tanaman itu adalah gambaran yang elok mengenai pertumbuhan kerohanian. Seperti dalam alam, demikian pula dalam rahmat; tidak akan ada kehidupan tanpa pertumbuhan. Tanaman itu harus tumbuh atau mati. Sebagaimana pertumbuhannya itu sunyi dan tidak diketahui, tetapi terus-menerus, demikianlah perkembangan kehidupan kerohanian. Pada setiap tahapan perkembangan hidup kita bisa sempuma; namun jika maksud Allah dipenuhi bagi kita, akan ada kemajuan yang tetap. Penyucian adalah pekerjaan seumur hidup. Manakala kesempatan-kesempatan kita bertambah banyak, pengalaman kita semakin luas dan pengetahuan kita bertambah. Kita akan menjadi kuat untuk memikul tanggung jawab dan kedewasaan kita akan sebanding dengan kesempatan-kesempatan kita.MKA 45.1

    Tanaman bertumbuh dengan jalan menerima apa yang telah disediakan Allah untuk menyokong kehidupannya. Dikirimkannya akar-akarnya ke bawah bumi. Ia menyerap air di bawah sinar matahari, dari embun dan hujan. Ia menerima zat-zat pemberi hidup dari udara. Begitulah umat Allah harus bertumbuh dengan cara bekerja sama dengan perwakilan Ilahi. Dengan menyadari bahwa kita kurang berdaya, kita harus meningkatkan segenap kesempatan yang diberikan kepada kita untuk mendapatkan kesempatan yang lebih lengkap. Sebagaimana tanaman berakar dalam tanah demikianlah kita harus berakar dalam Kristus. Sebagaimana tanaman menerima sinar matahari, embun dan hujan, kita harus membuka hati kita kepada Roh Kudus. Pekerjaan harus dilaksanakan, “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan RohKu, firman Tuhan semesta alam.” 5 Zakharia 4:6; Jika kita mengarahkan pikiran kita kepada Tuhan Ia akan datang kepada kita “seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Sebagaimana Matahari Kebenaran, Ia akan merekah di atas kita “dengan kesembuhan pada sayapnya.” Kita akan “berbunga seperti bunga bakung.” Kita akan “tumbuh seperti gandum” dan “berkembang seperti pohon anggur.” 6Hosea 6:3; Mal. 4:2; Hosea 14:6, 8; Oleh senantiasa bersandar kepada Tuhan sebagai Juruselamat pribadi kita, kita akan bertumbuh dewasa seperti Dia dalam segala sesuatu yang menjadi pemimpin kita.MKA 45.2

    Gandum itu tumbuh “mula-mula tangkainya, lalu bulimya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” Tujuan si petani menabur benih itu dan pemeliharaan terhadap tanaman yang tumbuh itu, adalah untuk menghasilkan gandum. Ia menginginkan makanan buat orang yang lapar dan benih-benih buat penuaian di masa yang akan datang. Demikianlah Petani Ilahi itu menantikan tuaian sebagai hasil dari pekerjaan dan pengorbanan-Nya. Tuhan berusaha untuk menumbuhkan diriNya di dalam hati manusia; dan dilakukan-Nya ini melalui orang yang percaya kepada-Nya. Tujuan kehidupan umat Allah adalah supaya berbuah. Menumbuhkan tabiat Kristus dalam diri umat percaya ialah agar dapat pula dipertumbuhkan dalam diri orang lain.MKA 45.3

    Tanaman itu tidak bertunas, bertumbuh atau mengeluarkan buah bagi dirinya sendiri, tetapi untuk “memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan.” 7Yesaya 55:10;Jadi tidak ada orang yang hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk “memberikan benih; dirinya saja. Umat Allah berada di dunia ini sebagai wakil Allah untuk keselamatan jiwa-jiwa yang lain.MKA 46.1

    Tidak akan ada pertumbuhan atau menghasilkan buah dalam kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Jika engkau telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, engkau harus melupakan dirimu sendiri dan berusaha untuk menolong orang lain. Bicaralah tentang kasih Kristus, ceritakan tentang kebaikan-Nya. Lakukan setiap kewajiban yang ada. Pikul beban jiwa-jiwa di dalam hatimu dan dengan segala usaha sekuat tenagamu berusaha untuk menyelamatkan orang yang tersesat. Bila engkau menerima Roh Kristus—Roh dari kasih yang tidak mementingkan diri dan bekerja buat orang lain—engkau akan bertumbuh dan mengeluarkan buah. Rahmat dari Roh itu akan menjadi matang di dalam tabiatmu. Imanmu akan bertambah, keyakinanmu mendalam, kasihmu dijadikan sempuma. Semakin lama engkau akan semakin memantulkan rupa Kristus dalam segala sesuatu yang suci, agung dan elok.MKA 46.2

    “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” 8 Galalia 5:22,23;. Buah-buah ini tidak bisa rusak, tetapi akan menghasilkan tuaian yang serupa sampai kepada hidup yang kekal.MKA 46.3

    “Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit sebab musim menuai sudah tiba.” Kristus sedang menunggu dengan amat rindu bagi pembuktian diri-Nya dalam jemaat-Nya. Bila tabiat Kristus diperlihatkan dengan sempuma dalam umat-Nya, barulah Ia akan dating untuk menerima mereka sebagai milik-Nya.MKA 46.4

    Adalah kesempatan yang istimewa bagi setiap umat Allah, bukan saja untuk menunggu, tetapi untuk melekaskan kedatangan Tuhan kita. 92 Petms 3:12. Kita semua adalah orang yang mengaku sebagai pengikut-Nya yang mengeluarkan buah kepada kemuliaan-Nya, betapa cepatnya seluruh dunia akan ditaburi dengan benih Injil. Dengan segera penuaian besar yang terakhir sudah sedia dan Tuhan akan datang untuk mengumpulkan gandum yang berharga itu.MKA 47.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents