Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Kehidupan Abadi

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 13—Dua Orang yang Berbakti

    epada sekelompok orang tertentu yang percaya akan diri mereka sendiri bahwa mereka adalah benar dan memandang rendah kepada orang lain, Kristus me-nuturkan perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi pergi ke bait Allah untuk berdoa, bukan sebab ia merasa bahwa ia adalah seorang berdosa yang memerlukan pengampun-an, melainkan sebab ia mengira dirinya benar dan berharap untuk mendapat pujian. Perbaktiannya dianggapnya seba-gai suatu jasa yang akan memperkenan-kan dia di hadapan Allah. Pada saat yang bersamaan dengan ini akan memberikan kesan yang tinggi kepada orang-orang mengenai kesalehannya. Ia mengharap- kan supaya diperkenan oleh Allah maupun o leh manusia. Perbaktiannya dido-rong oleh kepentingan diri sendiri.MKA 111.1

    Dan ia sangat mejnuji diri sendiri. Ia memperhatikan, berjalan dan berdoa untuk itu. Ia menarik dirinya dari antara orang-orang lain seolaholah berkata, “Menjauhlah, janganlah meraba aku, nanti engkau menjadi kudus olehku!” 1Yesaya 65:5; Ia berdiri dan berdoa “kepada dirinya sendiri.” Dengan merasa sangat puas terhadap dirinya, ia mengira bahwa Allah dan manu-sia memandangnya dengan serupa.MKA 112.1

    “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu,” katanya, “karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.” Ia menilai tabiatnya, bukan dengan tabiat Allah yang suci, melainkan dengan tabiat orang lain. Pikirannya dialihkan jauh dari Allah kepada manusia. Inilah rahasia daripada perasaan puas terhadap diri sendiri.MKA 112.2

    Ia melanjutkan dengan menyebut perbuatan-perbuatannya yang baik: “Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.” Agama orang Farisi itu tidak menjamah jiwa. Ia tidak mencari tabiat yang serupa dengan Allah, hati yang dipenuhi dengan kasih dan pengasihan. Ia merasakan agama yang menyangkut kehidupan luar saja. Kebenarannya adalah kebenaran dirinya sendiri catdog buahbuah perkataannya sendiri dan dinilai dengan ukuran manusia.MKA 112.3

    Siapa pun yang yakin akan dirinya sendiri bahwa dia benar, akan merendahkan orang lain. Sebagaimana orang Farisi menilai dirinya dengan orang lain, begitulah ia menilai orang lain dengan dirinya sendiri. Kebenaran-Nya diukur dengan kebenaran mereka, dan makin buruk diri mereka semakin suci tampaknya mereka. Anggapan bahwa diri mereka benar telah menuntun dia untuk menuduh orang lain. Dia menghakimi “orang lain” sebagai pelanggar-pelanggar hukum Allah. Dengan demikian ia justru menunjukkan roh Setan, yaitu penuduh saudara-saudara. Dengan memiliki roh yang seperti ini mustahil bagi dia bersekutu dengan Allah. Ia pulang ke rumahnya tanpa memiliki sesuatu apa pun dari berkat Ilahi.MKA 112.4

    Si pemungut cukai telah pergi ke bait suci dengan orang-orang lain yang turut berbakti, tetapi ia segera memisahkan dirinya dari mereka, merasa diri tidak layak bersatu di dalam perbaktiannya. Jauh-jauh ia berdiri, “bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri,” dalam derita yang pahit dan merasakan dirinya keji. Ia merasa bahwa ia telah melanggar terhadap Allah, telah berdosa dan cemar, la malah tidak bisa mengharapkan pengasihan dari orang yang berada di se- kelilingnya; karena mereka melihat dia dengan hina. Ia tahu bahwa ia tidak mempunyai jasa untuk memujikan dirinya kepada Allah dan dalam keadaan yang sama sekali putus asa ia berteriak, “Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa.” Ia tidak membandingkan dirinya dengan orang lain.MKA 112.5

    Karena dipenuhi dengan perasaan bersalah, ia berdiri seolah-olah sendirian di hadirat Allah. Keinginan satu-satunya hanyalah pengampunan dan kedamaian, permohonan satu-satunya adalah pengasihan Allah. Dan ia diberkati. “Aku berkata kepadamu,” kata Kristus, “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, dan orang lain itu tidak.”MKA 113.1

    Orang Farisi dan pemungut cukai itu menggambarkan dua golongan manusia yang datang berbakti kepada Allah. Dua wakil pertama dari golongan manusia ini terdapat dalam diri kedua anak yang pertama-tama lahir di bumi. Kain merasa dirinya benar dan ia datang kepada Allah dengan suatu persembahan syukur saja. Ia tidak mengadakan pengakuan dosa dan merasa tidak memerlukan pengasihan. Tetapi Habel datang dengan darah yang menunjukkan kepada Anak Domba Allah. Ia datang sebagai seorang berdosa, mengaku dirinya tersesat; pengharapan satusatunya adalah kasih Allah tanpa merasa diri layak. Tuhan menghargai persembahannya, tetapi Kain dan persembahannya tidak dihargai-Nya. Menyadari keperluan, mengakui kemiskinan dan dosa kita, adalah syarat pertama mengenai penerimaan Allah. “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan surga.” 2 Matius 5:3;MKA 113.2

    Bagi setiap golongan yang diwakili oleh orang Farisi dan pemungut cukai, terdapat suatu pelajaran dalam sejarah Rasul Petrus. Ketika mulamula menjadi murid, Petrus merasa dirinya kuat. Seperti orang Farisi, ia merasa dirinya “tidak seperti orang lain.” Pada waktu malam sebelum dikhianati, Kristus memberi amaran terlebih dulu kepada murid-muridNya, “Kamu semua akan tergoncang imanmu,” Petrus dengan penuh ke-yakinan berkata, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku ti-dak.” 3 Markus 14:27,29; Petrus tidak tahu mengenai bahaya terhadap dirinya. Terlalu ber-harap pada diri sendiri telah menyesatkan dia. Ia mengira bahwa dirinya sanggup menahan pencobaan; tetapi dalam beberapa jam yang singkat datang ujian, ia menyangkal Tuhannya dengan kutukan dan sumpah.MKA 113.3

    Ketika ayam berkokok mengingatkan dia akan perkataannya kepada Kristus, ia heran dan terkejut atas apa yang baru saja dilakukannya, ia menoleh dan memandang kepada Tuhannya. Pada saat itu Kristus me-mandang Petrus dan di balik pandangan yang sedih itu, Petrus mengerti dirinya. Ia keluar dan menangis tersedu-sedu. Pandangan Kristus meng-hancurkan hatinya. Petrus telah datang kepada titik peralihan diri dan dengan sedih bertobat atas dosanya. Ia seperti pemungut cukai yang menyesal dan bertobat, dan seperti pemungut cukai itu ia mendapat pe-ngasihan. Pandangan Kristus menjamin pengampunannya.MKA 113.4

    Sekarang perasaan yakin terhadap diri sudah hilang. Tidak pernah lagi sifat-sifat yang angkuh itu diulangi.MKA 114.1

    Sesudah kebangkitan-Nya tiga kali Kristus menguji Petrus, “Simon anak Yohanes,” kata-Nya, “apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka itu?” Petrus sekarang tidak meninggikan dirinya di atas sesama saudaranya. Ia berseru kepada Dia yang dapat membaca hatinya: “Tu-han,” sahutnya, “Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” 4Yohani 21:15,17;MKA 114.2

    Lalu ia menerima tugasnya. Suatu pekerjaan yang lebih luas dan lebih rumit yang pernah diserahkan kepadanya. Kristus mengatakan kepadanya untuk menggembalakan domba-domba serta anak domba. Ia menyerahkan ke dalam tangannya jiwa-jiwa yang untuknya Juruselamat telah menyerahkan nyawa-Nya sendiri, Kristus memberi kepada Petrus bukti yang paling kuat mengenai keyakinan dalam pemulihan-Nya. Murid yang tadinya gelisah, angkuh, yakin terhadap diri saja telah menjadi orang, yang takluk dan bertobat. Sejak waktu itu ia mengikuti Tuhan dalam penyangkalan diri dan pengorbanan. Ia adalah orang yang ikut serta dalam kesengsaraan Kristus, dan bila Kristus akan duduk di takhta kemuliaanNya, Petrus pun akan ikut serta dalam kemuliaanNya.MKA 114.3

    Kejahatan yang memimpin kepada kejatuhan Petrus dan yang me-nutupi orang Farisi dari persekutuan dengan Allah, terbukti telah meng-hancurkan ribuan orang sekarang ini. Tidak ada perkara yang begitu menyakitkan hati Allah, atau begitu berbahaya kepada jiwa manusia, seperti keangkuhan dan merasa diri kuat. Dari semua dosa-dosa inilah dosa yang paling tidak berpengharapan dan paling susah diperbaiki.MKA 114.4

    Kejatuhan Petrus bukanlah tiba-tiba, tetapi lambat laun. Keyakinan atas diri sendiri telah membawa dia kepada keyakinan bahwa dia telah selamat, dan langkah demi langkah ditempuh dalam jalan yang menurun, sampai akhirnya ia dapat menyangkal Tuhan-Nya. Kita tidak akan pernah dapat merasa aman dengan berharap terhadap keyakinan atas diri sendiri, atau merasa, ini di pihak surga, bahwa kita aman terhadap pencobaan. Orang yang menerima Juruselamat, betapapun ikhlas pertobatannya, tidak pernah boleh diajarkan untuk mengatakan atau merasa bahwa mereka sudah selamat. Ini menyesatkan. Setiap orang harus diajar untuk mendambakan pengharapan dan iman; tetapi meski kita menyerahkan diri kita kepada Kristus dan tahu bahwa Ia menerima kita, kita bukan berada di luar jangkauan pencobaan. Firman Allah berbunyi, “Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji.” 5Daniel 12:10; “Hanya orang yang dapat bertahan atas pencobaan akan menerima mahkota hidup.” 6 Yakobus 1:12;MKA 114.5

    Orang yang menerima Kristus, dan di dalam keyakinannya yang per-tama ia berkata, Aku diselamatkan, berarti berada dalam bahaya berharap kepada dirinya sendiri. Mereka tidak melihat kelemahan-kelemahannya sendiri dan keperluannya yang terus-menerus akan kekuatan Ilahi. Mereka tidak siap terhadap muslihat Setan dan di bawah pencobaan, banyak orang, seperti Petrus, jatuh tenggelam dalam dosa. Kita diberi nasihat, “Siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.” 71 Korintus 10:12; Keselamatan kita satu-satunya adalah dalam keadaan tidak percaya terhadap diri, dan bergantung kepada Kristus.MKA 115.1

    Petrus perlu mempelajari kelemahan-kelemahan tabiatnya sendiri dan keperluannya akan kuasa dan rahmat Kristus. Tuhan tidak dapat menye-lamatkan dia dari percobaan, tetapi Ia dapat menyelamatkannya dari ke-kalahan. Kalau Petrus mau menerima amaran Kristus, dia akan berjaga dan berdoa. Ia akan berjalan dengan takut dan gemetar jangan-jangan kakinya terantuk. Dan ia akan menerima pertolongan Ilahi, sehingga Setan tidak akan memperoleh kemenangan.MKA 115.2

    Adanya perasaan diri kuat membuat Petrus jatuh; dan melalui perto-batan dan kerendahan hatinya membuat dia dapat berdiri kembali. Dalam catatan pengalaman setiap orang berdosa yang bertobat dapat memperoleh penghiburan. Walau Petrus telah berbuat dosa yang menyedihkan, ia tidak ditinggalkan. Perkataan Kristus tertulis atas jiwanya, “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” 8 Lukas 22:32; Dalam kesengsaraan yang pahit dan penuh penyesalan, doa ini dan ingatan mengenai pandangan Kristus yang penuh cinta dan pengasihan, memberikan pengharapan kepadanya. Sesudah kebangkitan-Nya, Kristus mengingat Petrus, dan memberikan kepada malaikat berita untuk disampaikan kepada perempuan itu, “Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada muridmurid-Nya dan kepada Petrus; Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia.” 9Markus 16:7; Pertobatan Petrus diterima oleh Juruselamat yang suka mengampuni.MKA 115.3

    Dan pengasihan yang sama yang menjangkau untuk melepaskan Pet- rus diulurkan kepada setiap jiwa yang telah jatuh ke dalam pencobaan. Tujuan utama Setan ialah menyesatkan manusia ke dalam dosa, dan ke-mudian meninggalkan dia, gemetar dan tanpa daya, membuat takut men-cari pengampunan. Tetapi mengapa kita harus takut, bila Allah telah ber-kata, “Kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!” 10Yesaya 27:5; Setiap persediaan telah diadakan bagi kelemahan-kelemahan kita, setiap penghiburan menawarkan kepada kita untuk datang kepada Kristus.MKA 115.4

    Kristus mempersembahkan tubuh-Nya yang remuk untuk membeli pusaka Allah, untuk memberikan kesempatan yang lain kepada manusia. “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempuma semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” 11Ibrani 7:25; Oleh kehidupan-Nya yang tiadabercela, penurutan-Nya, kematian-Nya di salib Golgota, Kristus menjadi Pengantara bagi bangsa yang tersesat. Dan sekarang, bukan sekadar sebagai pemohon, Penghulu keselamatan kita mengantarai bagi kita, melainkan sebagai Penalduk yang menuntut kemenangan-Nya. PengorbananNya sempuma dan sebagai Pengantara kita Ia melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan-Nya sendiri. Memegang di hadapan Allah pedupaan yang berisi jasa-jasa-Nya sendiri yang tidak bercela dan doa, pengakuan serta terima kasih dari umat-Nya. Diharumi dengan wangi-wangian kebenaran-Nya, naik kepada Allah seperti hidangan yang manis. Persembahan itu diterima sepenuhnya dan pengampunan meliputi semua pelanggaran.MKA 116.1

    Kristus telah menyanggupi diri-Nya untuk menjadi pengganti serta jaminan, dan tidak dilalaikan-Nya seorang pun. Ia yang tak dapat melihat umat manusia terpapar pada kehancuran yang abadi tanpa mencurahkan nyawa-Nya untuk mati demi mereka itu, memandang dengan rasa pengasihan dan kasih sayang kepada setiap jiwa yang menyadari bahwa ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Ia tidak akan memandang kepada seorang pemohon yang gementar tanpa mengangkatnya, Ia yang perantaraan grafirat-Nya sendiri telah menyediakan bagi manusia suatu persediaan Ilahi dari kekuatan moral, tidak akan gagal untuk menggunakan kuasa-Nya bagi kita. Kita dapat membawa dosa-dosa dan kesusahan kita ke kaki-Nya; karena Ia mengasihi kita. Setiap pandangan serta firmanNya mengundang keyakinan kita. Ia akan membentuk dan menempa tabiat kita sesuai dengan kehendak-Nya sendiri.MKA 116.2

    Dalam segenap kekuatan Setan tidak ada kuasa yang dapat mengalah-kan satu jiwa yang dengan kepercayaan yang sederhana menyerahkan di- rinya kepada Kristus. “Dia memberikan kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” 12Yesaya 40:29;MKA 116.3

    “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Tuhan berkata, “Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap Tuhan, Aliahmu.” “Aku akan mencurahkan kepadamu air jemih, yang akan mentahirkan kamu; dan segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu kamu.” 131 Yohanes 1:9; Yer. 3:13; Yehezkiel 36:25; Tetapi kita harus mempunyai suatu pengetahuan tentang diri kita, suatu pengetahuan yang akan membawa penyesalan, sebelum kita beroleh pengampunan dan kedamaian. Orang Farisi itu tidak merasa bertobat dari dosa. Roh Kudus tidak dapat bekerja dengan dia. Jiwanya dibungkus dengan suatu perisai perasaan diri benar di mana panah Allah, yang dibidik oleh tangan malaikat, tidak berhasil menerobosnya. Hanya orang yang menyadari dirinya sebagai orang yang berdosa yang dapat diselamatkan oleh Kristus. Ia datang “untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-forang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.” Tetapi “bukan orang sehat yang memerlukan tabib.” 14Lukas 4:18,19; 5:31; Kita harus mengetahui keadaan kita yang sebenarnya, jika tidak maka kita tidak akan merasakan keperluan kita terhadap pertolongan Kristus. Kita harus mengerti bahaya kita, kalau tidak kita tidak akan lari kepada perlindungan. Kita harus merasa sakit akibat luka-luka kita, kalau tidak kita tidak akan menginginkan kesembuhan.MKA 117.1

    Tuhan berkata, “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.” 15Wahyu 3:17,18; Emas yang diuji dalam api adalah iman yang bekerja oleh kasih. Hanya ini yang dapat membawa kita ke dalam persesuaian dengan Allah. Kita bisa aktif, kita dapat berbuat banyak; tetapi tanpa kasih, kasih yang demikian yang berdiam dalam hati Kristus, kita tidak akan pernah dianggap masuk sebagai keluarga surga.MKA 117.2

    Tidak seorang pun dari dirinya sendiri dapat memahami kekeliruannya. “Betapa liriknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” 16Yeremia 17:9; Bibir dapat menu-turkan kemiskinan jiwa bahwa hati itu tidak mengakuinya. Sementara berbicara kepada Allah mengenai kemiskinan jiwa, hati itu menjadi angkuh dengan kecongkakan akan kerendahan hatinya sendiri yang unggul dan kebenaran yang tinggi. Dalam satu cara saja pengetahuan yang benar tentang diri bisa diperoleh. Kita harus memandang kepada Kristus. Karena tidak mengenal Dia menjadikan orang merasa diri tinggi dalam kebenarannya sendiri. Bila kita merenungkan kesucian dan keunggulan-Nya, kita akan melihat kelemahan-kelemahan dan kemiskinan dan cacat cela sebagaimana adanya. Kita akan melihat diri kita sendiri sesat dan tiada berpengharapan, yang terbungkus dalam perasaan diri benar, seperti orang berdosa lainnya. Kita akan melihat bahwa jika kita diselamatkan, maka itu bukanlah melalui kebaikan diri kita sendiri, melainkan perantaraan rahmat Allah yang baka. Doa pemungut cukai didengar sebab ia menunjukkan ketergantungan yang mengulurkan tangan hendak memegang Yang Mahakuasa. Diri sendiri bagi pemungut cukai itu tampak tidak lain kecuali perasaan malu. Demikianlah seharusnya terlihat oleh semua orang yang mencari Allah. Oleh iman— iman yang menolak segala percaya terhadap diri saja-pemohon yang miskin yang berpegang kepada kuasa yang kekal.MKA 117.3

    Tidak ada perbuatan lahiriah yang dapat menggantikan iman yang sederhana dan penolakan sama sekali terhadap diri. Tetapi tidak seorang pun dapat mengosongkan dirinya dari kepentingan diri. Kita dapat ha-nyalah bila seia sekata dengan Kristus untuk melaksanakan pekerjaan itu. Kemudian bahasa jiwa itu adalah: “Tuhan, terimalah hatiku karena aku tidak dapat mengalahkannya, ia adalah milik-Mu. Jadikanlah suci, karena aku tak dapat mempertahankannya demikian bagimu. Selamatkanlah aku kendatipun diriku lemah, yang tidak seperti Kristus. Bentuklah aku, tempalah aku, angkatlah aku ke dalam suasana yang mumi dan suci, di mana aliran kekayaan kasih-Mu dapat mengalir melalui jiwaku.”MKA 118.1

    Bukan hanya pada permulaan kehidupan umat beragama yang mem-buat penyangkalan diri ini terjadi. Dalam setiap langkah maju menuju ke surga ia harus dibarui. Semua pekerjaan kita yang baik bergantung atas suatu kuasa yang berada di luar diri kita sendiri. Oleh sebab itu harus ada jangkauan yang terus-menerus dari hati kita terhadap Allah, suatu penga-kuan dosa yang terus-menerus, sungguh-sungguh, yang menghancurkan hati dan merendahkan jiwa itu di hadapan Dia. Hanya oleh penyangkalan diri yang tetap dan bergantung kepada Kristus kita dapat berjalan dengan aman.MKA 118.2

    Semakin dekat kita datang kepada Kristus dan semakin jelas kita meli-hat kesucian tabiat-Nya, semakin jelas kita akan melihat kehebatan dosa itu dan semakin kurang perasaan kita untuk meninggikan diri kita. Orang yang dianggap suci oleh surga adalah orang yang terakhir hendak menun-jukkan kebaikannya. Rasul Petrus menjadi seorang pekerja Allah yang setia dan ia amat dihormati dengan terang dan kuasa Ilahi; ia mempunyai bagian yang aktif dalam membangun umat Kristus; tetapi Petrus tidak pernah lupa pengalaman yang menakutkan dari kehinaannya. Dosanya dilupakan; namun ia tahu betul bahwa kelemahan tabiat yang telah me-nyebabkan kejatuhannya, hanya rahmat Kristus dapat menutupinya. Da-lam dirinya ia tidak mendapati sesuatu untuk dimuliakan.MKA 119.1

    Tidak seorang pun dari rasul-rasul atau nabi-nabi yang pernah mengaku tidak mempunyai dosa. Orang yang hidup paling dekat dengan Allah, orang yang rela mengorbankan nyawanya gantinya berbuat kesalahan, orang yang dihormati Allah dengan terang dan kuasa Ilahi, telah mengakui sifatnya yang penuh dosa. Mereka tidak menaruh keyakinan dalam tubuhnya, tidak mengakui kebenaran dirinya sendiri, tetapi telah percaya dengan sepenuh hati dalam kebenaran Kristus. Demikianlah pula dengan semua orang yang memandang kepada Kristus.MKA 119.2

    Dalam setiap langkah maju dalam pengalaman pengikut Tuhan, pertobatan kita akan menjadi lebih dalam. Kepada orang yang telah diam-puni Tuhan, terhadap orang yang telah diakui-Nya sebagai umat-Nya, Ia berkata, “Dan kamu akan teringat kepada kelakuanmu yang jahat dan perbuatan-perbuatanmu yang tidak baik dan kamu akan merasa muai melihat dirimu sendiri karena kesalahan-kesalahan dan perbuatanperbuatanmu yang keji.” 17Yehezkiel 36 31 Sekali lagi Ia berkata, “Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan me-rasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu, demikianlah firman Tuhan Allah.” 18Yehezkiel 16:62,63; Lalu bibir kita tidak akan dibuka untuk memuliakan diri sendiri. Kita akan tahu bahwa kekuatan kita adalah dalam Kristus saja. Kita akan menjadikan pengakuan rasul menjadi pengakuan kita, “Sebab Aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.” “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” 19Roma 7:18; Galatia 6:14;MKA 119.3

    Sesuai dengan pengalaman ini ada perintah, “tetaplah kerjakan kese lamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, karena Aliahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” 20Filipi 2:12,13; Allah tidak mau engkau merasa takut bahwa Ia akan gagal untuk menggenapi janji-Nya, bahwa kesabaran-Nya akan habis atau pengasihan-Nya akan ternyata berkurang. Takutlah jangan sampai kemauanmu tidak akan ditaklukkan kepada kemauan Kristus, supaya jangan sifat-sifat warisanmu yang telah bertumbuh itu akan mengendalikan kehidupanmu. “Aliahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Takutlah, jangan sampai kemauan diri sendiri akan menghalangi tujuan tinggi yang Allah, ingin laksanakan dengan peran-taraanmu. Takutlah untuk percaya kepada kekuatanmu sendiri, takutlah untuk menanarik tanganmu dari tangan Kristus dan takutlah berusaha untuk menjalani jalan kehidupan tanpa hadirat-Nya yang tetap. Kita perlu menutupi segala sesuatu yang dapat mendorong kepada kecongkakan dan merasa diri kuat; oleh sebab itu kita harus waspada dalam memberi atau menerima pujian yang muluk-muluk. Adalah pekerjaan Setan untuk melecehkan. Ia suka melecehkan serta menuduh dan menghakimi. Dengan demikian ia berusaha merusakkan jiwa. Orang yang memberi pujian kepada manusia digunakan Setan sebagai alatnya. Hendaklah pekerjapekerja Kristus memimpin setiap kata pujian jauh dari diri mereka.MKA 119.4

    Hendaklah diri itu dikeluarkan dari pandangan. Kristus saja yang harus ditinggikan. “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.” 21Wahyu 1-5 Hendaklah setiap mata dan pujian setiap hati diarahkan ke atas. Kehidupan di mana takut akan Tuhan didambakan tidaklah akan menjadi kehidupan yang sedih dan suram. Ketidakhadiran Kristuslah yang menjadikan wajah sedih dan kehidupan menjadi pengembaraan yang penuh keluh kesah. Orang yang dipenuhi dengan penghargaan terhadap diri dan cinta diri tidak merasakan persatuan pribadi yang hidup dengan Kristus. Hati yang belum jatuh di atas Batu itu, angkuh terhadap kesempurnaannya. Orang menginginkan agama yang terhormat. Mereka ingin berjalan pada jalan yang cukup lebar untuk membawa serta sifat-sifatnya sendiri. Cinta dirinya, cinta kepada kepopuleran dan gila pujian, mengeluarkan Juruselamat dari hati mereka dan tanpa Dia ada kemuraman dan kesedihan. Tetapi Kristus yang tinggal dalam jiwa adalah suatu sumber kesukaan. Bagi semua orang yang mene-rima Dia, kunci inti dari firman Allah menyukakan hati.MKA 120.1

    “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersamasama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang remuk.” 22Yesaya 57:15;MKA 120.2

    Adalah ketika Musa tersembunyi di celah batu sehingga ia memandang kemuliaan. Adalah bilamana kita bersembunyi dalam Batu Karang itu, Kristus akan melindungi kita dengan tangan-Nya sendiri yang terluka dan kita akan mendengar apa yang dikatakan Tuhan kepada hambahamba-Nya. Bagi kita, seperti kepada Musa, Allah akan menyatakan diriNya sebagai “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasihNya dan setia-Nya yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.”MKA 121.1

    Pekerjaan penebusan menyangkut akibat-akibat yang sulit bagi manu-sia untuk mendapatkan sesuatu konsepsi. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 241 Korintus. 2:9; Bila orang berdosa, ditarik oleh kuasa Kristus mendekati salib yang ditinggikan dan menaklukkan dirinya di hadapannya, ada suatu kehidupan yang baru. Suatu hati yang baru diberikan ke-padanya. Ia menjadi makhluk yang baru dalam Kristus. Kesucian akan mencapai titik kesempumaan. Allah sendiri “benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Kristus.” Dan “mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” 25Roma 3:26; 8:30;MKA 121.2

    Besarlah malu dan kehinaan oleh dosa, tetapi lebih besar lagi kehor-matan dan ketinggian oleh kasih penebusan. Bagi umat manusia yang berusaha untuk menyesuaikan diri kepada peta Ilahi diberikan seperangkat harta surga, kekuatan yang hebat, yang akan menempatkan mereka lebih tinggi dari malaikat yang belum pernah berdosa.MKA 121.3

    “Beginilah firman Tuhan, Penebus Israel, Aliahnya Yang Mahakudus, kepada dia yang dihinakan orang, kepada dia yang dijijikkan bangsabangsa, . . . Raja-raja akan melihat perbuatan-Ku, lalu bangkit memberi hormat, dan pembesar-pembesar akan sujud menyembah, oleh karena Tuhan yang setia oleh karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang memilih engkau.” 26Yesaya 497MKA 121.4

    “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan ba-rangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”MKA 121.5

    Kita semua, O Tuhan, telah tersesat,
    Dan menyimpang dari jalan semawi-Mu:
    Kekejaman dosa kaki kita telah berpijak,
    MKA 121.6

    Jauh dari jalan-Mu, Allah kita.

    Dalam derita tobat kita berseru,
    Dan mengangkat kepada Dikau seruan yang hina,
    Ditarik oleh kasih, kita menolah kepada-Nya,
    Yang telah mati untuk menyelamatkan kita dari dosa kita.

    Dengarlah kami, domba-domba-Mu, Gembala yang Besar,
    Pengembaraan kami berhenti, kaki kami jaga:
    Kami mencari naung-Mu sekali lagi,
    Kami tidak akan sia-sia mencari Dikau, Tuhan. — Josiah Pratt
    MKA 122.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents