Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Kehidupan Abadi

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 16—Hilang, dan Ditemukan Kembali

    Perumpamaan dari hal domba yang ter-sesat, dirham yang hilang dan anak yang hilang mengemukakan bidang-bidang yang berbeda dari kasih sayang Allah terhadap orang yang tersesat dari Dia. Walaupun mereka telah menjauhkan diri dari Allah, Ia tidak meninggalkan mereka dalam kesengsaraan. Ia penuh dengan keramahan dan belas-kasihan terhadap semua orang yang terkena pencobaan musuh yang lihai itu.MKA 149.1

    Dalam perumpamaan anak yang hi-lang digambarkan perlakuan Tuhan Allah kepada orang yang pernah me-ngenal kasih Bapa, tetapi telah mengi-kuti si penggoda untuk menawan mere-ka menurut kehendaknya.MKA 149.2

    “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh.”MKA 150.1

    Anak yang bungsu ini telah merasa penat terhadap kekangan-kekangan dalam rumah bapanya. Ia merasa bahwa kebebasannya dibatasi. Kasih dan pengasuhan bapanya baginya disalahpahami dan ia memutuskan untuk mengikuti dorongan hatinya sendiri.MKA 150.2

    Anak muda ini tidak mengakui sesuatu tanggung jawab kepada bapa-nya dan tidak menyatakan syukur; namun ia menuntut kesempatan istimewa seorang anak dalam memperoleh harta ayahnya. Warisan yang akan jatuh kepadanya pada waktu kematian ayahnya diinginkannya un-tuk diperoleh sekarang. Ia cenderung kepada kesukaan masa kini dan tidak mempedulikan masa depan.MKA 150.3

    Setelah memperoleh bagiannya, ia pergi ke “negeri yang jauh,” jauh dari rumah bapanya. Dengan uang yang limpah dan kebebasan untuk melakukan apa yang dikehendakinya, ia menyenangkan dirinya dengan mengatakan keinginan hatinya telah dicapai. Tidak ada seorang pun yang akan berkata kepadanya, jangan berbuat seperti itu, karena itu akan mem-bahayakan dirimu sendiri; atau, perbuatlah ini, karena ini baik. Pergaulan yang jahat semakin menjerumuskan dia ke dalam dosa, dan ia mengha-biskan “harta miliknya dengan hidup berfoya-foya.”MKA 150.4

    Kitab Suci menceritakan tentang orang, yang “berbuat seolah-olah me-reka penuh hikmat,” tetapi mereka telah “menjadi bodoh;” 1 Roma 1:22; dan inilah riwayat orang muda yang terdapat dalam perumpamaan ini. Kekayaan yang telah dituntutnya dari ayahnya demi kepentingan dirinya sendiri diboroskan dengan perempuan sundal. Kekayaan masa mudanya disiasiakannya. Tahun-tahun awal kehidupannya yang sangat berharga, kecakapan pikiran, pandangan yang cemerlang dari masa mudanya, cita-cita rohaninya semuanya dihanguskan dalam bara api hawa nafsu.MKA 150.5

    Masa kelaparan yang besar terjadi, ia mulai kekurangan, lalu ia meng-hambakan dirinya ke seorang penduduk negeri yang mengirimkan dia ke ladang untuk memberi makan babi. Bagi seorang Yahudi hal seperti ini adalah merupakan pekerjaan yang amat hina dan rendah. Pemuda yang menyombongkan kebebasannya ini, sekarang seorang hamba. Ia berada dalam perbudakan yang paling hina “terjerat dalam tali dosanya sendiri.” 2Amsal 5:22; Kilauan kegemerlapan yang telah menggodanya telah lenyap dan ia merasakan beban rantainya sendiri. Sambil duduk di atas tanah, di negeri yang sunyi sepi dan dilanda bencana kelaparan, tanpa sahabat kecuali binatang piaraan babi, ia terpaksa mengisi perutnya dengan sisa makanan binatang itu. Di antara sahabat-sahabatnya yang mesum yang menge-rumuni dia pada masa jayanya, dan makan serta minum atas tanggung-annya, tidak seorang pun yang mau lagi menemaninya. Di manakah sekarang kegembiraan pesta poranya itu? Dengan mendiamkan hati nu-raninya, menumpulkan kepekaannya, ia merasa dirinya berbahagia; tetapi sekarang, setelah uang dihabiskan, dan lapar yang tak kunjung habis, dengan keangkuhannya yang direndahkan, serta akhlaknya yang kerdil, kemauannya yang lemah dan tidak dapat dipercaya, dengan perasaanperasaan halus yang tampaknya mati, ia adalah manusia fana yang paling malang.MKA 150.6

    Betapa suatu gambaran yang menyedihkan, dari keadaan seorang yang berdosa! Walaupun dilingkungi dengan berkat-berkat kasih-Nya, tidak ada sesuatu yang begitu dikehendaki oleh seorang yang berdosa, kecuali perpisahan dari Allah, karena cenderung terhadap pemanjaan diri serta kepelesiran dosa. Sebagai seorang anak yang tidak tahu berterima kasih, ia menuntut perkara-perkara yang baik dari Allah sebagai haknya. Ia menganggapnya sudah layak, dan tidak perlu menyatakan terima kasih, tidak membalaskan dengan kasih. Seperti Kain yang lari dari ha-dapan Tuhan untuk mencari tempat tinggalnya, seperti anak yang hilang berkelana ke “negeri yang jauh,” begitulah orang berdosa mencari keba-hagiaan dalam melupakan Allah. 3Roma 1:28;MKA 151.1

    Apa pun yang kelihatan, setiap kehidupan yang berpusat pada diri adalah pemborosan. Barangsiapa yang berusaha hidup memisahkan diri dari Allah, berarti menyia-nyiakan hartanya. Ia memboroskan tahuntahun awai yang amat berharga, menyia-nyiakan kuasa pikiran dan hati serta jiwa dan berusaha untuk menjadikan dirinya bangkrut untuk selama-lamanya. Orang yang memisahkan diri dari Allah agar dia bisa melayani dirinya sendiri, adalah budak Mamon. Pikiran yang telah diciptakan Allah supaya dapat bergaul dengan malaikat, telah direndahkan untuk melayani hal yang duniawi dan bersifat hewani. Inilah akhir yang dituju oleh sifat melayani diri sendiri.MKA 151.2

    Jika engkau telah memilih kehidupan yang demikian, engkau tahu bahwa engkau telah menggunakan uang yang bukan untuk roti dan be-kerja untuk sesuatu yang tidak memuaskan. Akan datang padamu saatsaat di mana engkau akan menyadari kemerosotanmu. Seorang diri di negeri yang jauh, merasakan derita, dan dalam keadaan putus asa engkau akan berseru, “Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” 4Roma 7:24; Ini merupakan ucapan dari kebenaran semesta yang terdapat dalam perkataan nabi, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” 5Yeremia 17:5, 6; Allah “yang di surga yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar,“ 6Matius 5:45; tetapi manusia mempunyai kuasa untuk menutup dirinya jauh dari sinar matahari dan hujan. Oleh sebab itu sementara Matahari Kebenaran bersinar dan hujan rahmat jatuh bebas ke atas semua orang, kita dapat dengan memisahkan diri kita dari Allah, tetap “tinggal di tanah angus di padang gurun.”MKA 151.3

    Kasih Allah tetap merindukan orang yang telah memilih untuk berpisah dari Dia dan Ia menggerakkan pengaruh-pengaruh untuk mengembalikan dia ke rumah Bapa: Anak yang terhilang dalam keadaan yang sengsara menyadari keadaannya.” Kuasa penipuan yang Setan gunakan terhadap dia telah dipatahkan. Ia melihat bahwa penderitaannya itu adalah akibat dari kebodohannya sendiri, lalu dia berkata, “Berapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku.” Keadaannya yang penuh derita, anak yang terhilang menaruh pengharapan dalam keyakinan akan kasih bapanya. Demikianlah ja-minan kasih Allah yang mendorong orang berdosa itu kembali kepada Allah. “Kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.” 7Roma 2:4; Sebuah rantai emas, pengasihan serta kasih sayang dari kasih Ilahi, di-sampaikan kepada setiap jiwa yang terancam bahaya. Tuhan berkata, “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melan-jutkan kasih setia-Ku kepadamu.” 8Yeremia 31:3,MKA 152.1

    Anak itu memutuskan untuk mengakui kesalahannya. Ia akan kembali kepada bapanya seraya berkata, “Aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aki: tidak layak lagi disebutkan anak bapa.” Tetapi ia menambahkan, “jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa,” betapa tidak sepadannya anggapannya terhadap kasih bapanya.MKA 152.2

    Orang muda itu meninggalkan temak babi dan ampas-ampas dan me-ngarahkan wajahnya ke rumah. Dengan gemetar dan lemah lunglai karena lapar, ia berjalan per uh kerinduan. Ia tidak mempunyai kain untuk menutupi pakaiannya yang compang-camping; tetapi kesengsaraannya telah mengalahkan kesombongannya dan ia segera meminta tempat seo- rang hamba di mana ia pernah menjadi seorang anak.MKA 152.3

    Sedikit saja yang diimpikan anak muda periang dan tidak berakal budi itu, ketika ia ke luar pintu gerbang rumah ayahnya, tentang kerinduan yang terdapat dalam hati ayahnya. Tatkala ia menari-nari dan berpesta dengan kawan-kawan yang seperangai dengan dia, sedikit yang dipikirkannya mengenai bayang-bayang yang telah menimpa rumahnya. Dan sekarang dengan langkah-langkah yang letih dan penuh derita ia melanjutkan perjalanannya menuju rumah, ia tidak tahu bahwa ada seseorang yang memperhatikan kedatangannya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat bayangannya. Kasih dapat melihat jauh. Bahkan kemerosotan dari tahun-tahun dosa anaknya tidak dapat menyelubungi anak itu dari pandangan ayahnya. Ia “berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” lama dan lemah lembut.MKA 153.1

    Ayah itu tidak akan membiarkan orang merendahkan dan mengejek kesengsaraan anaknya dan pakaiannya yang compang-camping. Ia me-nanggalkan jubahnya yang besar dan megah dari badannya sendiri dan mengenakan ke tubuh anaknya yang hina, lalu pemuda itu terisak-isak dalam pertobatan, sambil berkata, “Bapa aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.” Ayahnya merangkulnya ke sisinya dan membawanya pulang. Tiada kesempatan diberikan padanya untuk memohon tempat seorang hamba. la adalah anak yang akan dihormati dengan segala sesuatu yang dapat diberikan oleh seisi rumah itu, akan dihormati dan dilayani oleh hamba lelaki dan perempuan.MKA 153.2

    Bapa itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa ke mari, jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.”MKA 153.3

    Dalam masa keremajaannya yang penuh kegelisahan, anak yang ter-hilang itu memandang ayahnya sebagai orang yang keras dan kejam. Betapa berbedanya pikirannya tentang dia sekarang! Oleh sebab itu orang yang telah ditipu oleh Setan menganggap Allah kejam dan tegas. Mereka menganggap Dia sebagai Tuhan yang siap menolak dan menghakimkan, tidak rela menerima orang yang berdosa selama ada dalih yang sah untuk tidak menolongnya. Hukum-Nya dianggap sebagai suatu pembatasan terhadap kebahagiaan manusia, suatu kuk yang berat yang ingin mereka hindari. Tetapi dia yang telah dibuka matanya oleh kasih Kristus akan me- mandang Allah sebagai penuh pengasihan. Ia tidak kelihatan sebagai makhluk yang lalim dan tidak mengenal belas kasihan, tetapi seperti seorang bapa yang rindu merangkul anaknya yang bertobat. Orang berdosa itu akan berseru bersama pengarang Mazmur, “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya; demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” 9Mazmur 103:13;MKA 153.4

    Dalam perumpamaan ini tidak ada ejekan, tidak ada tuduhan kepada anak yang terhilang mengenai jalan kejahatannya. Anak itu merasa bahwa masa yang lalu telah diampuni dan dilupakan, dihapuskan untuk selamalamanya. Dan demikianlah Allah berkata kepada orang berdosa, “Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbang-kan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup.” 10Yesaya 44:22;55:7; “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” 11Yeremia 31:34; Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan maka Dia akan menga-sihinya dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.”10 Pada waktu itu dan pada masa itu demikianlah firman Tuhan, orang akan mencari kesalahan Israel, tetapi tidak didapatnya, dan dosa Yehuda, tetapi tidak ada ditemukannya.” 12Yeremia 50:20;MKA 154.1

    Sungguh suatu jaminan, yakni dari hal kerelaan Allah untuk menerima orang berdosa yang bertobat! Apakah saudara pembaca, telah memilih jalanmu sendiri? Apakah saudara telah mengembara jauh dari Allah? Apakah engkau telah berpesta pora atas buah-buah pelanggaran, hanya untuk mendapat kembali ampas-ampas di bibirmu? Dan sekarang, hartamu habis, rencana hidupmu terhalang dan pengharapanmu mati, apakah engkau duduk sendirian dan terasing? Sekarang suara itu yang telah lama berbicara ke dalam hatimu, tetapi yang engkau tidak mau dengar, datang kepadamu jelas dan terang, “Bangkitlah dan pergilah sebab ini bukan tempat perhentian bagimu! Oleh karena kenajisan maka kamu akan dibinasakan dengan kebinasaan yang tidak terpulihkan.” 13Mikha 2:10; Kembalilah ke rumah bapamu. Ia mengundang kamu, dengan berkata, “Kembalilah kepada-Ku sebab Aku telah menebus engkau.” 14Yesaya 44:22;MKA 154.2

    Jangan dengar saran musuh yang menganjurkan supaya tinggal jauh dari Kristus sampai engkau telah menjadikan dirimu lebih baik, sampai engkau cukup baik untuk datang kepada Allah. Jika engkau tunggu sampai pada saat itu, engkau tidak akan pernah datang. Bilamana Setan menunjukkan ke pakaianmu yang kotor, ulangi janji Yesus, “barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” 15Yohanes 6:37; Beritahukan kepada musuh bahwa darah Kristus menyucikan segenap dosa. Jadikanlah doa Daud doamu, “Bersihkanlah aku daripada dosaku dengan hisop,... maka aku menjadi lebih putih dari salju.” 16Mazmur 51:9; Bangkitlah dan pergi kepada Bapamu. Ia akan menjemput engkau dari jauh. Jika engkau mengambil satu langkah saja ke arah Dia dalam pertobatan, Ia akan cepat-cepat merangkulmu di dalam lengan kasih-Nya yang abadi. Telinga-Nya terbuka kepada seruan jiwa yang menyesal. Jangkauan pertama dari hati itu kepada Allah diketahui-Nya. Tidak pernah sebuah doa dipersembahkan, betapa pun lemahnya, tidak pernah setetes air mata dicucurkan, betapa pun rahasianya, tidak pernah suatu kerinduan yang ikhlas kepada Allah didambakan, betapapun lemahnya, meskipun begitu Roh Allah akan pergi menjem-putnya. Bahkan sebelum doa itu dipersembahkan, atau keinginan hati itu diberitakan, rahmat dari Kristus keluar untuk memenuhi rahmat yang bekerja di atas jiwa manusia.MKA 154.3

    Bapamu yang di surga akan melepaskan dari padamu pakaian yang dinajiskan oleh dosa. Dalam nubuatan perumpamaan Zakharia, imam besar Yosua, berdiri dalam pakaian kotor di hadapan malaikat Tuhan, menggambarkan orang berdosa. Dan kata-kata yang diucapkan Tuhan, “Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya. Dan kepada Yosua ia berkata: ‘Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari pa-damu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.... Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepa-danya.” 17Zakharia 3:4,5; Demikian juga Allah akan mengenakan kepadamu “pakaian ke-selamatan,” dan menyelubungi engkau dengan “jubah kebenaran.” Walau “kamu berbaring di antara kandang-kandang, sayap-sayap merpati bersalut dengan perak, bulu kepaknya dengan emas berkilau-kilauan.” 18Yesaya 61:10;Mazmur 68:13;MKA 155.1

    Ia akan membawa engkau ke dalam rumah pesta-Nya dan panji-Nya di atasmu adalah kasih. 19Kidung Agung 2:4; “Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan,” katanya, “Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini,“ 20Zakharia 3:7; bahkan di antara malaikat-malaikat suci yang mengelilingi takhta-Nya.MKA 155.2

    “Seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perem-puan, demikianlah Aliahmu akan girang hati atasmu.” “Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorai.” 21Yesaya 62:5, Zefanya 3:17; Maka langit dan bumi akan bersatu dalam nyanyian kesukaan Bapa: “Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”MKA 155.3

    Sejauh ini dalam perumpamaan Juruselamat tidak ada suara yang bertentangan untuk menggegerkan keserasian suasana sukacita itu; tetapi sekarang Kristus menampilkan unsur yang lain. Ketika anak yang hilang itu pulang, anak yang tertua “berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali de-ngan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk.”MKA 155.4

    Anak yang sulung ini tidak merasakan kecemasan hati ayahnya dan menanti orang yang telah tersesat. Ia tidak turut merasakan kegembiraan ayahnya atas kedatangan kembali si pengembara itu. Bunyi sukacita tidak mengobarkan kesukaan dalam hatinya. Ia menanyakan kepada seorang hamba mengenai alasan pesta itu dan jawabnya menimbulkan kecembu-ruannya. Dia tidak mau masuk untuk menyambut saudaranya yang tersesat. Kegembiraan yang ditunjukkan terhadap anak yang terhilang itu dianggapnya sebagai suatu penghinaan terhadap dirinya.MKA 156.1

    Ketika ayahnya keluar untuk menerangkan keadaannya, keangkuhan serta kebencian dari sifatnya pun terungkap. Ia memikirkan kehidupannya sendiri dalam rumah ayahnya seperti pekerjaan yang terus-menerus yang tidak berbalas, kemudian membuat perbedaan tajam antara kegembiraan yang ditunjukkan kepada anak yang baru saja kembali. Ia menunjukkan pekerjaannya sendiri seolah-olah seorang hamba pekerja ketimbang se-orang putra. Sekiranya ia mendapatkan suatu kesukaan yang langgeng dalam lingkungan bapanya, pikirannya telah merenungkan keuntungan yang bertambah dari kehidupan yang berhati-hati. Perkataannya menun-jukkan bahwa karena inilah ia telah menahan diri dari kepelesiran dosa. Sekarang jika saudara ini harus membagi pemberian ayahnya, anak yang sulung menganggap ini bahwa dia sendiri telah dipersalahkan. Ia bersungut karena kegembiraan yang ditunjukkan kepada saudaranya itu. Dengan jelas dia menunjukkan bahwa jika ia berada pada posisi ayahnya dia tidak akan menerima anak yang terhilang itu. Ia bahkan tidak mengakuinya sebagai saudaranya, tetapi dengan dingin menyebutnya sebagai “anakmu.”MKA 156.2

    Namun ayah ini memperlakukan dia dengan lemah lembut. “Anakku,” katanya, “engkau selalu bersama-sama dengan aku dan segala kepu-nyaanku adalah kepunyaanmu.” Sepanjang tahun-tahun hidup saudaramu yang tersesat, bukankah engkau mendapat kesempatan yang istimewa untuk bergaul dengan aku?MKA 156.3

    Segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk kebahagiaan anak-anak-nya diberikan dengan rela. Anaknya tidak perlu menanyakan tentang pemberian atau pahala. “Segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.” Engkau hanya perlu percaya akan kasihku dan menerima pemberian yang dianugerahkan dengan cuma-cuma.MKA 156.4

    Seorang anak untuk suatu ketika telah memutuskan dirinya dari ikatan keluarga, tidak melihat kasih bapanya. Tetapi sekarang dia telah kembali dan perasaan gembira telah menyapu semua gangguan pikiran. “Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan di dapat kembali.”MKA 157.1

    Apakah saudara yang sulung itu diberikan kesadaran untuk melihat rohnya yang kasar dan tidak bersyukur? Apakah dia melihat bahwa meski saudaranya telah berbuat kejahatan, ia masih tetap saudaranya? Apakah saudara yang sulung itu bertobat dari cemburu dan hati yang keras? Me-ngenai hal ini, Kristus tidak mengatakan apa-apa. Karena perumpamaan ini masih tetap berlakon dan terserah kepada para pendengar-Nya untuk menentukan bagaimana seharusnya kesudahannya.MKA 157.2

    Anak yang sulung digambarkan sebagai orang-orang Yahudi yang tidak bertobat pada zaman Kristus dan juga pada orang-orang Farisi dalam setiap zaman, yang memandang rendah terhadap orang yang mereka anggap sebagai pemungut cukai dan orang berdosa. Sebab mereka sendiri tidak melakukan kejahatan yang berlebihan, mereka dipenuhi dengan perasaan diri benar. Kristus menghadapi pengecam-pengecam ini atas dasar permasalahannya sendiri. Seperti anak yang sulung dalam perumpamaan ini, mereka telah menggemari kesempatan-kesempatan yang istimewa dari Allah. Mereka mengaku sebagai anak-anak dalam bait Allah, tetapi mereka mempunyai roh orang gajian. Mereka bekerja, bukan karena kasih, melainkan karena mengharapkan pahala. Dalam pemandangan mereka, Allah adalah seorang tuan pemberi tugas yang memeras. Mereka melihat Kristus mengundang pemungut cukai dan orang berdosa untuk menerima anugerah rahmat-Nya dengan cuma-cuma—anugerah yang para ahli Taurat berharap memperolehnya hanya dengan kerja keras dan penebusan dosa—sehingga mereka tersinggung. Kedatangan kembali anak yang hilang, yang memenuhi hati bapa dengan kegembiraan hanya menimbulkan cemburu dalam diri mereka.MKA 157.3

    Dalam perumpamaan mengenai pembicaraan bapa dengan anak sulung adalah seruan sorga yang lemah lembut kepada orang Farisi. “Segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu,”-bukan sebagai upah, me- lainkan sebagai anugerah. Seperti anak yang hilang itu, engkau hanya bisa menerimanya dari kasih Bapa sebagai anugerah tanpa jasa.MKA 157.4

    Perasaan diri benar tidak saja memimpin orang untuk menyalahgambarkan Allah, tetapi membuat mereka kejam dan pengritik terhadap sesa-ma saudaranya. Anak yang sulung, dalam mementingkan diri serta iri hatinya, selalu siap sedia mengawasi saudaranya, mengeritik setiap tin-dakannya dan untuk mendakwa dia karena ketidaklayakannya sama sekali. Ia akan memperhatikan setiap kesalahan dan sangat membesarbesarkan setiap tindakan yang salah. Demikianlah ia akan berusaha untuk membenarkan rohnya sendiri yang tidak suka mengampuni. Banyak orang sekarang berbuat perkara yang sama. Sementara jiwanya bergumul untuk pertama kalinya terhadap banjir pencobaan, mereka berdiri, keras kepala, penuh keinginan diri, bersungut, menuduh. Mereka boleh mengaku sebagai anak-anak Allah, tetapi mereka melakukan tindakan roh Setan. Oleh sikap mereka terhadap saudara-saudaranya, para penuduh ini menempatkan diri mereka di mana Allah tidak dapat memberikan sinar terang wajah-Nya.MKA 158.1

    Banyak orang yang selalu bertanya, “Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak?” Tetapi “hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu; selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Aliahmu?” 22Mikha 6:6-8; Inilah pelayanan yang telah dipilih Allah,—”supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk... dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri.” 23 Yesaya 58:6,7;Bila engkau melihat dirimu sendiri sebagai orang berdosa yang bisa diselamatkan oleh kasih Bapamu di sorga saja, engkau akan mempunyai pengasihan yang lemah lembut terhadap orang yang menderita dalam dosa. Engkau tidak akan menghadapi kesengsan?an dan pertobatan dengan iri hati dan celaan. Bila es dari sifat mementingkan diri itu meleleh dari hatimu, engkau akan bersimpati bersama Allah dan akan membagikan kegembiraan-Nya dalam menyelamatkan orang yang tersesat.MKA 158.2

    Adalah benar bahwa engkau mengaku menjadi anak Allah, tetapi jika pengakuan ini benar, maka ia adalah “saudaramu” yang telah mati dan hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Dia terikat kepadamu dalam ikatan yang paling dekat; karena Allah mengakui dia sebagai seo- rang anak. Sangkallah hubunganmu dengan dia dan engkau menunjukkan bahwa engkau hanyalah seorang gajian dalam isi rumah bukan seorang anak dalam keluarga Allah.MKA 158.3

    Meskipun engkau tidak akan turut menyambut orang yang terhilang kegembiraan itu berjalan terus, orang yang dikembalikan akan mempunyai tempatnya di sisi Bapa dan di dalam pekerjaan Bapa. Orang yang telah banyak diampuni, adalah orang yang banyak mengasihi. Tetapi engkau akan berada dalam kegelapan di luar. Karena “barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” 241 Yohanes 4:8.MKA 159.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents