Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pelayan Injil

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    BAB 82—KEBEBASAN BERAGAMA

    Prinsip yang membuat murid-murid Yesus berdiri de-ngan berani ketika menjawab perintah supaya tidak lagi berbicara dalam nama Yesus, mereka berkata, “Silakari kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: Taat kepada kamu atau taat kepada Allah” (Kisah 4:19), sama keadaannya dengan para penganut Injil berjuang untuk bertahan pada zaman Reformasi. Ketika pada tahun 1529 para pangeran Jerman berhimpun di Pengadilan Spires, di sana dinyatakan perintah kaisar yang membatasi kebebasan beragama, dan melarang semua penyebaran ajaran pembaruan. Tampaknya bahwa pengharapan dunia sudah hampir dihancurkan. Maukah para pangeran itu menerima perintah itu? Haruskah terang Injil itu ditutup dari orang yang masih berada dalam kegelapan? Isu besar untuk dunia sedang dipertaruhkan. Mereka yang telah menerima iman yang dibarui berkumpul bersama-sama, dan keputusan serentak yang diambil mereka adalah, “Mari kita tolak perintah ini. Dalam persoalan hati nurani pihak mayoritas tidak berkuasa.”-D',Aubigne: History of the Reformation, buku 13, pasal 5.PI 337.1

    Pada zaman ini kita ini, prinsip ini harus dipertahankan dengan teguh. Panji kebenaran dan kebebasan beragama dipegang tinggi-tinggi oleh para pendiri gereja Injil dan oleh para saksi Allah selama abad-abad yang telah lalu sejak itu, dalam pergolakan terakhir ini telah diserahkan ke tangan kita. Tanggung jawab untuk karunia besar ini terletak pada mereka yang telah diberkati Allah dengan pengetahuan firman-Nya. Kita harus menerima firman ini sebagai kekuasaan yang agung. Kita harus mengakui pemerintahan mansuia sebagai suatu peraturan yang ditetapkan Dahi, dan mengajarkan penurutan terhadap firman itu sebagai suatu kewajiban yang kudus, di dalam lingkungannya yang sah. Tetapi bilamana tuntutannya bertentangan dengan tuntutan Allah, kita harus menurut Allah lebih daripada manusia. Firman Allah harus diakui di atas semua undang-undang manusia. “Demikianlah firman Tuhan” tidak boleh dikesampingkan karena ada “Demikianlah kata gereja” atau “Demikianlah kata negara.” Mahkota Kristus harus ditinggikan di atas mahkota-mahkota raja-raja di bumi.PI 337.2

    Kita tidak harus menentang penguasa. Perkataan kita apakah diucapkan atau dituliskan, harus dipertimbangkan dengan teliti, janganlah sampai kita menempatkan diri kita sendiri pada catatan seolah-olah kita berada pada pihak yang membuat kita melawan hukum dan peraturan. Kita tidak boleh me ngatakan atau melakukan sesuatu yang akan menutup jalan kita. Kita harus maju dengan nama Kristus, membela kebenaran yang diserahkan pada kita. Jikalau kita dilarang oleh manusia untuk melakukan pekerjaan ini, maka kita dapat mengatakan, seperti juga para rasul, “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamua tau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar” (Kisah 4:19, 20,- TheActs of the Apostles, hlm. 68, 69.PI 337.3

    Pena Luther adalah satu kuasa, dan tulisan-tulisannya, tersebar dengan luas, menggerakkan dunia. Alat yang sama ada di tangan kita, dengan fasilitas yang ditingkatkan seratus kali ganda. Berbagai penerbitan dalam banyak bahasa, menyajikan kebenaran untuk masa kini, berada di tangan kita, dan dengan cepat dapat dibawa ke seluruh dunia. Kita harus menyampaikan amaran Allah yang terakhir kepada manusia, dan seharusnya kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari Alkitab, dan semangat kita dalam memancarkan terang itu! Testimonies for the Church, jilid 6, hlm. 403.PI 338.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents