Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pelayan Injil

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    BAB 28—“BERITAKANLAH FIRMAN”

    “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpcsan dengan sunguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (II Timotius 4:1, 2).PI 130.1

    Dalam kata-kata yang langsung dan tegas ini dijelaskan kewajiban pelayan Kristus. Ia harus “memberitakan firman” itu, bukan pengajaran dan tradisi manusia, bukan cerita dongeng yang menyenangkan atau kisah-kisah yang menegangkan, untuk menggerakkan khayalan dan membangkitkan emosi. Ia tidak boleh meninggikan dirinya sendiri, tetapi sebagaimana di hadirat Allah ia harus berdiri di hadapan dunia yang hendak binasa dan memberitakan firman. Tidak boleh ada kesembronoan, tidak boleh ada yang tak berguna, tidak boleh ada penafsiran yang bersifat fantasi; pendeta harus berbicara dengan sungguh-sungguh dan ketekunan yang dalam, sebagai suara dari Allah yang menyingkapkan Kitab Yang Kudus. Ia harus mengutarakan kepada para pendengarnya ihwal perkara yang sangat menyangkut kehadiran dan kebaikan kekal mereka.PI 130.2

    Saudara-saudaraku yang melayani, bilamana engkau berdiri di hadapan orang banyak, bicarakanlah masalah yang penting, hal-hal yang memberi nasihat. Ajarkan kebenaran praktis yang besar yang harus dibawa ke dalam kehidupan. Ajarkan kuasa Yesus yang menyelamatkan, “di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa” (Kolose 1:14). Berusahalah membuat para pendengarmu mengerti akan kuasa kebenaran.PI 130.3

    Para pendeta harus menyampaikan perkataan nubuat yang pasti sebagai dasar iman Masehi Advent Hari-Ketujuh. Nubuatan Daniel dan Wahyu harus dipelajari dengan teliti, dan sehubungan dengan nubuatan itu ada kata, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29).PI 130.4

    Matius pasal dua puluh empat berulang-ulang dinyatakan kepada saya sebagai sesuatu yang harus mendapat perhatian semua orang. Dewasa ini kita sedang hidup dalam zaman saat nubuat dalam pasal ini sedang digenapi. Biarlah para pendeta dan guru kita menerangkan nubuatan ini kepada orang yang diajar mereka. Biarlah mereka meninggalkan soal-soal ceramah mereka yang kecil akibatnya, dan menyampaikan kebenaran-kebenaran yang akan memutuskan nasib jiwa-jiwa.PI 131.1

    Zaman di mana kita sedang hidup memerlukan kewaspadaan yang tetap, dan pelayan Allah harus menyampaikan terang tentang persoalan Sabat. Mereka harus memberi peringatan kepada penduduk dunia bahwa Kristus akan datang segera dengan kuasa dan kemuliaan besar. Pekabaran terakhir memberi amaran kepada dunia adalah menuntun manusia untuk melihat pentingnya apa yang dicantumkan Allah pada hukum-Nya. Dengan begitu jelas kebenaran itu harus dinyatakan sehingga tidak ada orang yang melanggar, yang mendengarnya, akan dapat dimaafkan bila gagal mengerti akan pentingnya penurutan kepada perintah Allah.PI 131.2

    Saya disuruh untuk mengatakan, Himpunlah dari Kitab Suci bukti-bukti bahwa Allah telah menguduskan hari ketujuh, dan hendaklah bukti-bukti ini dibacakan di hadapan jemaat. Biarlah mereka yang belum mendengar kebenaran itu ditunjukkan bahwa semua yang menyimpang dari “Demikianlah firman Tuhan” yang jelas itu, akan menanggung akibat perbuatan mereka. Dalam segala zaman Sabat telah menjadi ujian kesetiaan kepada Allah. “Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya” (Keluaran 31:17), kata Tuhan memaklumkan.PI 131.3

    Kebijakan dalam Persoalan KudusPI 131.4

    Sekarang Injil ditentang di mana-mana. Belum pernah persekongkolan kejahatan lebih kuat daripada yang sekarang ini. Roh-roh jahat sedang bersatu dengan agen-agen manusia untuk berperang melawan perintah-perintah Allah. Tradisi dan kepalsuan ditinggikan di atas Kitab Suci; dalih dan ilmu di atas penyataan; talenta manusia di atas pengajaran Roh; acara-acara dan upacara-upacara di atas kuasa kesalehan yang penting. Dosa-dosa yang menyedihkan telah memisahkan manusia dari Allah. Ketidaksetiaan cepat menjadi mode. “Kami tidak akan mau orang ini memerintah kami,” adalah bahasa beribu-ribu orang. Pelayan Allah harus mengangkat suara seperti trompet, dan menunjukkan kepada orang banyak pelanggaran mereka. Khot- bah-khotbah halus yang sering dikhotbahkan tidak membuat kesan yang tahan lama. Manusia tidak ditembusi sampai ke hati, oleh sebab kebenarankebenaran firman Allah yang jelas tajam tidak disampaikan kepada mereka.PI 131.5

    Banyak dari antara mereka yang mengaku percaya akan kebenaran akan mengatakan, jika mereka menyatakan perasaan mereka yang sesungguhnya, Apa perlunya berbicara dengan begitu jelas? Mereka pun mungkin bertanya, Mengapa Yohanes Pembaptis perlu berkata kepada orang-orang Farisi, “Hai kamu keturunan ular beludak, siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?” (Matius 3:7). Mengapa ia perlu membangkitkan amarah Herodias dengan mengatakan kepada Herodes bahwa tidaklah halal baginya hidup dengan istri saudaranya? Ia kehilangan nyawanya karena berbicara begitu tegas. Mengapa ia tidak dapat bergerak tanpa membangkitkan amarah Herodias?PI 132.1

    Begitulah manusia berdalih, sampai kebijakan mengganti kesetiaan. Dosa dibiarkan berlangsung tanpa ditegur. Kapan lagi nanti kedengaran dalam gereja suara setia menegor, “Engkaulah orang itu”? Jika kata-kata ini tidak begitu langka, maka kita akan melihat lebih banyak kuasa Allah. Utusanutusan Tuhan tidak boleh bersungut terhadap usaha mereka yang tidak membawa hasil sebelum mereka menyesali kasih mereka akan penerimaan baik, kerinduan mereka untuk menyenangkan manusia, yang membawa mereka menindas kebenaran, dan berseru, Damai Sejahtera, padahal Allah tidak membicarakan damai sejahtera.PI 132.2

    Maka setiap pelayan Allah harus menyadari kesucian pekerjaannya dan kekudusan panggilannya. Sebagai utusan yang diangkat Ilahi, pendeta-pendeta berada dalam suatu posisi tanggung jawab yang dahsyat. Sebagai pengganti Kristus mereka harus bekerja sebagai para penatalayan rahasia surga, mendorong yang menurut dan memberi amaran kepada yang tidak menurut. Kebijakan duniawi tidak ada artinya bagi mereka. Mereka tidak boleh menyimpang dari jalan di mana Yesus menyuruh mereka berjalan. Mereka harus maju dengan iman, sambil mengingat bahwa mereka dikelilingi oleh awan para saksi. Mereka tidak boleh mengucapkan kata-kata mereka sendiri, tetapi kata-kata Orang yang lebih besar daripada raja-raja di bumi menyuruh mereka berbicara. Pekabaran mereka adalah, “Demikianlah firman Tuhan.”PI 132.3

    Allah memerlukan orang-orang seperti Natan, Elia, dan Yohanes, vang membawa pekabaran-Nya dengan tidak gentar, tidak takut akibatnya, yang akan menyampaikan kebenaran, walaupun melakukan hal ini perlu mengorbankan semua yang mereka miliki.PI 132.4

    Seperti Anak Panah yang TajamPI 133.1

    Perkataan Kristus sama tajamnya dengan anak panah, yang menembus dan melukai hati para pendengar-Nya. Setiap kali ia berbicara kepada orang banyak, apakah pendengarnya banyak atau sedikit, kata-kata-Nya memberi pengaruh menyelamatkan kepada jiwa seseorang. Tidak ada pekabaran yang terlontar dari bibir-Nya yang hilang. Setiap perkataan yang diucapkan-Nya menempatkan suatu tanggung jawab baru kepada mereka yang mende-ngarkan. Dan dewasa ini para pendeta yang dengan sungguh-sungguh sedang menyampaikan pekabaran rahmat terakhir kepada dunia, sambil bersandar pada Allah untuk memperoleh kekuatan, tidak perlu takut bahwa usaha mereka akan sia-sia. Walaupun tidak ada mata manusia yang dapat melihat jalan anak panah kebenaran, siapakah yang dapat mengatakan bahwa anak panah tidak kena pada titik sasaran, dan menembus jiwa-jiwa mereka yang mendengarkan? Walaupun tidak ada telinga manusia yang mendengar seruan jiwa yang terluka, namun kebenaran itu dengan diam-diam telah menemukan jalannya menuju hati. Allah telah berbicara kepada jiwa; dan pada hari perhitungan terakhir, pclayan-Nya yang setia akan berdiri dengan piala-piala kasih karunia penebusan, untuk memberi penghormatan kepada Kristus.PI 133.2

    Tidak ada orang yang dapat mengatakan apa yang hilang dengan usaha berkhotbah tanpa pengurapan minyak Roh Kudus. Dalam setiap jemaat ada jiwa-jiwa yang ragu-ragu, hampir memutuskan supaya seluruhnya untuk Allah. Keputusan-keputusan sedang diadakan; tetapi terlalu sering si pendeta tidak memiliki roh dan kuasa pekabaran itu, dan tidak ada imbauan langsung yang diadakan kepada mereka yang sedang terombang-ambing dalam neraca.PI 133.3

    Dalam zaman kegelapan moral ini, diperlukan sesuatu yang lebih daripada teori kering untuk menggerakkan jiwa-jiwa. Para pendeta harus memiliki suatu hubungan yang hidup dengan Allah. Mereka harus berkhotbah seakanakan mereka percaya apa yang mereka katakan. Kebenaran yang hidup, yang terlontar dari bibir manusia Allah, akan menyebabkan orang berdosa gemetar, dan yang diyakinkan berseru, Yahwe adalah Aliahku; saya memu-tuskan supaya seluruhnya di pihak Tuhan.PI 133.4

    Utusan Allah tidak boleh menghentikan upayanya untuk memperoleh terang dan kuasa yang lebih besar. Ia harus terus bekerja keras, terus berdoa, terus berharap, di tengah-tengah putus asa dan kegelapan, bertekad memperoleh suatu pengetahuan yang saksama tentang Kitab Suci dan datang ke barisan bclakang dengan tidak ada hadiah. Selama ada satu jiwa yang akan diselamatkan, ia harus maju ke depan dengan keberanian baru pada setiap usaha. Selama sebagaimana Yesus berkata, “Aku sekali-kali tidak akan mem- biarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13:5), selama mahkota kebenaran ditawarkan kepada yang menang, selama Pembela kita memohon demi keselamatan orang berdosa, para pelayan Kristus harus bekerja dengan penuh pengharapan, tenaga yang tidak mengenal lelah dan iman yang tabah.PI 133.5

    Orang yang menerima tanggung jawab untuk menyampaikan firman Allah kepada orang banyak, menjadikan mereka sendiri bertanggung jawab atas pengaruh yang mereka adakan terhadap para pendengar mereka. Jikalau mereka adalah anak Allah yang sejati, maka mereka akan mengetahui bahwa tujuan pemberitaan bukanlah untuk memberi kesenangan. Bukan sematamata hanya menyampaikan informasi, ataupun untuk meyakinkan yang pandai.PI 134.1

    Pemberitaan firman itu harus mengimbau orang pandai dan harus memberi pengetahuan, tetapi hal itu harus melakukan lebih banyak daripada ini. Perkataan pendeta, supaya berhasil harus mencapai hati para pendengarnya. Ia tidak boleh menyertakan cerita-cerita lelucon dalam khotbahnya. Ia harus bergumul untuk mengerti keperluan dan kerinduan jiwa yang besar. Bilamana ia berdiri di hadapan jemaatnya, hendaklah ia ingat bahwa ada diantara para pendengarnya orang yang sedang bergumul dengan kebimbangan, hampihampir putus asa; boleh dikatakan hampir tidak ada harapan, mereka yang terus-menerus ditimpa pencobaan, sedang bertempur dalam suatu peperangan sengit melawan musuh jiwa. Biarlah dia meminta Juruselamat memberinya kata untuk diucapkan yang akan menguatkan jiwa-jiwa ini untuk menghadapi pertentangan melawan kejahatan.PI 134.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents