Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Khotbah Di Atas Bukit

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First

    “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela.” Matius 5:11.

    Sejak kejatuhannya, Setan telah bekerja dengan alat-alat penipuan. Sebagaimana dia telah salah menggambarkan Allah, begitulah lewat para wakilnya, dia salah menggambarkan anakanak Allah. Juruselamat itu mengatakan, “Sebab oleh karena Engkaulah aku menanggung cela, noda meliputi mukaku.” Mazmur 69:8. Dengan cara yang sama celaan-celaan itu datang kepada murid-murid-Nya.KAB 41.2

    Tidak pernah ada orang yang berjalan di antara manusia yang difitnah lebih kejam daripada Anak manusia itu. Dia diejek dan diolok karena penurutan-Nya yang teguh kepada prinsip-prinsip hukum Allah yang suci. Mereka membenci-Nya tanpa sebab. Namun Ia berdiri tenang di hadapan musuh-musuh-Nya, menyatakan bahwa celaan adalah bagian dari warisan Kristen, menasihati para pengikut-Nya bagaimana menghadapi kedengkian, meminta mereka jangan lemah di dalam penganiayaan.KAB 42.1

    Walaupun fitnah dapat menurunkan reputasi, ia tak dapat menodai tabiat. Ia berada dalam pemeliharaan Allah. Selama kita tidak setuju untuk berdosa, tidak ada kuasa, apakah itu kuasa manusia atau Setan, yang dapat membawa noda kepada jiwa. Seseorang yang hatinya tetap kepada Allah sama saja baginya pada saat ia mengalami derita yang paling menyakitkan dan lingkungannya yang paling mengecewakan dengan saat ia dalam kemakmuran, ketika terang dan karunia Allah tampaknya berada padanya. Kata-katanya, motifnya, tindakannya, bisa digambarkan dengan salah dan dipalsukan, tetapi ia tidak peduli, karena dia mempunyai perhatian yang lebih besar untuk dipertaruhkan. Seperti Musa, dia bertahan “sama seperti ia \ melihat apa yang tidak kelihatan” (Ibrani 11:27); melihat “yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara” (2 Korintus 4:18).KAB 42.2

    Kristus mengetahui semua yang disalahartikan dan disalahgambarkan oleh manusia. Anak-anak-Nya sanggup menunggu dengan kesabaran dan keyakinan yang tenang betapa dihina dan dianggap rendah pun mereka itu, karena tidak ada rahasia yang tidak akan dinyatakan, dan mereka yang menghormati Allah akan dihormati oleh-Nya di hadapan manusia dan malaikat-malaikat.KAB 42.3

    “Jika karena Aku, kamu dicela dan dianiaya”, kata Yesus, “berbahagialah kamu.” Dan Dia tunjukkan kepada para pendengar-Nya para nabi yang telah berbicara dalam nama Tuhan, sebagai “teladan penderitaan dan kesabaran.” Yakobus 5:10. Habel, orang Kristen pertama dari anak-anak Adam, mati syahid. Henokh berjalan dengan Allah, dan dunia tidak mengenalnya. Nuh diejek sebagai seorang fanatik dan seorang yang membuat gelisah. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.” Ibrani 11:36, 35.KAB 43.1

    Pada setiap zaman para utusan pilihan Allah telah dicela dan dianiaya, namun lewat penderitaan mereka pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan. Setiap murid Kristus harus terjun ke dalam barisan itu dan melaksanakan pekerjaan yang sama, karena ia tahu bahwa musuhnya tak dapat berbuat apa-apa menentang kebenaran, tetapi justru untuk kebenaran. Allah bermaksud supaya kebenaran dinyatakan dan menjadi pokok ujian dan diskusi, bahkan melalui hinaan yang diberikan kepada kebenaran itu. Pikiran orang harus digerakkan, setiap pertentangan, setiap celaan, setiap upaya untuk membatasi kebebasan hati nurani, adalah alat Allah untuk membangunkan pikiran yang tanpa itu bisa tertidur.KAB 43.2

    Betapa sering akibat ini telah kelihatan dalam sejarah para utusan Allah! Ketika Stefanus yang mulia dan fasih bicara itu dilempari hingga mati atas anjuran majelis Sanhedrin, tidak ada kerugian kepada pekerjaan Injil. Terang surga yang memuliakan wajahnya, belas kasihan Ilahi yang disebutkan dalam doanya pada waktu mau meninggal adalah bagaikan sebuah panah keyakinan yang tajam kepada anggota Sanhedrin fanatik yang siap siaga itu, dan Saul, Farisi penganiaya itu menjadi alat terpilih pembawa nama Kristus di hadapan orang-orang bukan Yahudi dan raja-raja dan bani Israel. Dan lama sesudah itu Paulus yang lanjut usia itu menulis dari penjara Roma: “Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan. . . dengan maksud yang tidak ikhlas sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku. . . . Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur.” Filipi 1:15-18. Dengan dipenjarakannya Paulus Injil disebarluaskan, dan jiwajiwa ditarik kepada Kristus di istana Kaisar sendiri. Oleh upaya Setan untuk membinasakannya, benih firman Allah “yang tidak fana”, “yang hidup dan yang kekal” (1 Petrus 1:23), ditaburkan di dalam hati manusia; lewat celaan dan penganiayaan kepada anak-anak-Nya nama Kristus dibesarkan dan jiwa-jiwa diselamatkan.KAB 43.3

    Besarlah di surga upah orang-orang yang menyaksikan Kristus lewat penganiayaan dan celaan. Sementara manusia mencari harta duniawi, Yesus me nunjukkan upah surga kepada mereka. Tetapi Dia tidak menempatkan itu semua dalam kehidupan mendatang; itu dimulai dari dunia ini. Pada zaman dulu kala Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berkata, “Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Kejadian 15:1. Inilah upah semua orang yang mengikut Kristus. Yahwe Immanuel — “di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan,” “dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan Keallahan” (Kolose 2:3, 9) supaya simpati kepadaNya, supaya mengenal-Nya, supaya memiliki-Nya, apabila hati semakin dibukakan untuk menerima sifat-sifat-Nya; untuk mengetahui kasih dan kuasa-Nya, untuk memperoleh kekayaan Kristus yang tak terselidiki itu, untuk lebih memahami “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” (Efesus 3:18, 19) — “inilah yang menjadi bagian hamba-hamba Tuhan dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Yesaya 54:17.KAB 44.1

    Sukacita inilah yang memenuhi hati Paulus dan Silas ketika mereka berdoa dan menyanyi memuji Allah pada waktu tengah malam di penjara Filipi. Kristus di samping mereka dalam penjara, dan cahaya kehadiran-Nya menyinari kegelapan dengan kemuliaan istana surga. Dari Roma, Paulus menulis, tanpa menghiraukan belenggunya apabila dia melihat tersebarnya Injil itu, “Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” Filipi 1:18. Dan kata-kata Kristus sendiri di atas menggema kembali dalam pekabaran Paulus kepada gereja Filipi, di tengah-tengah penganiayaan mereka, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Filipi 4:4.KAB 45.1