Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Khotbah Di Atas Bukit

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First

    “Kasihilah musuhmu.” Matius 5:44.

    Pelajaran Juruselamat, “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,” adalah suatu ucapan yang keras bagi orang-orang Yahudi yang suka membalas dendam, dan mereka bersungut-sungut mengenai itu antara mereka. Tetapi Yesus sekarang membuat suatu pernyataan yang masih lebih kuat.KAB 84.1

    “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.”KAB 84.2

    Demikianlah suasana hukum yang telah disalahartikan para rabi sebagai suatu tuntutan undang-undang yang dingin dan keras. Mereka anggap diri mereka lebih baik daripada orangorang lain, dan berhak sebagai kesayangan khusus dari Allah oleh karena kelahiran mereka sebagai bangsa Israel; tetapi Yesus menunjuk kepada roh kasih yang mengampuni yang akan memberikan bukti bahwa mereka adalah digerakkan oleh suatu motif yang lebih tinggi daripada para pemungut cukai dan orang-orang berdosa yang mereka pandang rendah.KAB 84.3

    Dia tunjukkan kepada para pendengar-Nya Pemerintah alam semesta, dengan nama yang baru, “Bapa kami.” Dia ingin supaya mereka memahami betapa lemah-lembutnya hati Allah yang merindukan mereka. Dia ajarkan bahwa Allah memelihara setiap jiwa yang sesat: “Seperti bapa sayang kepada anakanaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Mazmur 103:13. Konsepsi yang demikian tidak pernah diberikan oleh suatu agama kecuali oleh Alkitab. Kekafiran mengajarkan kepada manusia supaya melihat Yang Mahatinggi sebagai suatu objek yang harus ditakuti ketimbang untuk dikasihi — dewa pemurka yang perlu ditenteramkan oleh korban-korban, ketimbang Bapa yang mencurahkan karunia kasih kepada anak-anak-Nya. Malah orang Israel telah menjadi sangat buta terhadap ajaran berharga dari para nabi mengenai Allah, sehingga pe-nyataan kasih kebapaan-Nya menjadi suatu pelajaran asli, suatu pemberian baru kepada dunia.KAB 84.4

    Orang-orang Yahudi menganggap bahwa Allah mengasihi orang-orang yang melayani Dia,—sesuai pandangan mereka, yaitu yang memenuhi tuntutan-tuntutan para rabi, — dan selain itu semua penduduk dunia berada dalam amarah dan kutukNya. Bukan demikian, kata Yesus, seluruh dunia, yang baik dan jahat berada dalam cahaya matahari kasih-Nya. Kebenaran ini harus engkau pelajari dari alam sendiri, karena Allah “menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”KAB 85.1

    Bukan atas kuasanya sendiri sehingga tahun demi tahun bumi mengeluarkan banyak berkatnya, dan melanjutkan perjalanannya mengelilingi matahari, tapi karena tangan Allah mengendalikan planet-planet dan menjaganya tetap pada posisinya secara teratur dan bergerak menjelajahi cakrawala. Melalui kuasa-Nyalah musim panas dan musim dingin, masa menabur dan masa menuai, siang dan malam silih berganti secara berturut-turut. Oleh firman-Nyalah tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan subur sehingga daun-daun kelihatan dan bungabunga berkembang. Setiap benda yang kita miliki, setiap sinar cahaya matahari dan tetesan hujan, setiap butir makanan, setiap saat dari kehidupan adalah suatu pemberian kasih.KAB 85.2

    Walaupun kita masih belum penuh kasih dan belum baik dalam tabiat, merasa benci, saling membenci,” Bapa kita yang di surga berkemurahan hati kepada kita. “Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya.” Titus 3:3-5. Kasih-Nya yang diterima, akan membuat kita, dalam sikap yang sama, baik dan lemah-lembut, bukan hanya kepada orang-orang yang menyenangkan kita, tetapi kepada orang-orang yang paling bersalah dan berdosa.KAB 85.3

    Anak-anak Allah adalah orang-orang yang mengambil bagian dalam sifat-Nya. Bukanlah pangkat duniawi, atau kelahiran, atau kebangsaan, atau hak-hak yang berhubungan dengan agama, yang membuktikan bahwa kita adalah anggota-anggota keluarga Allah; itu adalah kasih, kasih yang merangkul semua umat manusia. Walaupun orang-orang berdosa yang hatinya sama sekali tidak tertutup kepada Roh Allah, akan bersaksi kepada kebaikan; sementara mereka bisa membalas kebencian dengan kebencian, mereka juga akan membalas kasih dengan kasih. Tetapi hanya Roh Allah yang membalas kebencian dengan kasih. Menjadi baik kepada orang-orang yang tidak berterima kasih dan orang-orang jahat, berbuat baik tanpa mengharapkan apa-apa kembali, adalah lencana keluarga surga, tanda yang pasti yang olehnya anak-anak dari Yang Mahatinggi menyatakan tingkat hidup mereka yang tinggi.KAB 86.1