Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Dosa dan Pertobatan Daud

    AIkitab hanya mencatat sedikit saja tentang pujian kepada manusia. Hanya sedikit saja tempat diberikan untuk mencatat jasa-jasa orang yang terbaik sekalipun yang pernah hidup. Diam yang seperti ini bukannya tidak beralasan, bukannya tanpa satu pelajaran. Segala sifatsifat baik yang dimiliki oleh manusia adalah pemberian Allah; perbuatan baik mereka dilakukan oleh anugerah Allah melalui Kristus. Oleh karena mereka berutang segala-galanya kepada Allah maka kemuliaan dari segala apa pun yang berhubungan dengan keadaan diri mereka ataupun perbuatan mereka adalah milik Allah sendiri; mereka hanyalah sekadar alat di dalam tangan-Nya. Lebih daripada ini—sebagaimana yang diajar-kan oleh semua pengajaran dalam sejarah Alkitab—adalah satu perkara yang berbahaya untuk memuji atau meninggikan manusia; karena jikalau seseorang kehilangan pandangan akan ketergantungannya kepada Allah, dan berharap kepada kekuatannya sendiri, maka pasti ia akan jatuh. Manusia sedang bergumul dengan musuh yang lebih kuat daripadanya. “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Efesus 6:12. Adalah mustahil bagi kita di dalam kekuatan kita sendiri untuk bertahan dalam peperangan ini; dan apa pun yang memalingkan pikiran kita dari Allah, apa pun yang menuntun kita untuk meninggikan diri sendiri atau bergantung atas diri sendiri, pasti sedang menyediakan jalan kehancuran kita. Alkitab menekankan agar tidak berharap kepada kuasa manusia tetapi mendorong kita berharap kepada kuasa Ilahi.SRNJ2 382.1

    Roh percaya kepada diri sendiri dan meninggikan diri itulah yang telah menyediakan jalan bagi kejatuhan Daud. Puji-pujian dan bujukan yang licik dari kekuasaan dan kemewahan bukannya tanpa akibat terhadap dirinya. Pergaulan dengan bangsa-bangsa sekeliling juga mendatangkan satu pengaruh yang tidak baik. Sesuai dengan adat kebiasaan yang ada di antara raja-raja Timur, kejahatan-kejahatan yang tidak boleh ditolerir jikalau dilakukan oleh rakyat jelata tidak akan dihukum jikalau itu dilakukan oleh raja-raja, maka raja tidak perlu mengadakan pengendalian diri yang sama seperti yang dilakukan oleh rakyat. Semuanya ini cenderung untuk mengurangi kepekaan Daud terhadap kejinya dosa. Dan gantinya dengan rendah hati bergantung atas kuasa Tuhan, ia mulai berharap kepada kebijaksanaan dan kekuatannya sendiri. Segera setelah Setan berhasil memisahkan jiwa dari Allah, satu-satunya Sumber kekuatan itu, ia akan berusaha untuk membangkitkan keinginan-keinginan yang keji dari sifat alamiah manusia yang jahat itu. Pekerjaan musuh itu bukanlah secara mendadak; pada permulaan-nya, itu tidak mengejutkan; itu merupakan suatu usaha yang diam-diam untuk menghancurkan benteng-benteng prinsip. Itu dimulai dengan perkara-perkara yang kelihatannya kecil—kelalaian untuk setia kepada Allah dan untuk bergantung dengan sepenuhnya kepada-Nya, kecenderungan untuk mengikuti kebiasaan dan praktik-praktik duniawi.SRNJ2 383.1

    Sebelum berakhirnya peperangan dengan bangsa Amon, Daud, dengan menyerahkan kepemimpinan atas bala tentara itu kepada Yoab, telah kembali ke Yerusalem. Bangsa Aram sudah menyerah kepada Israel, dan kehancuran total bangsa Amon kelihatannya sudah dapat dipastikan. Daud dikelilingi oleh hasil-hasil kemenangan dan kemuliaan pemerintahannya yang bijaksana dan mantap itu. Sekaranglah, pada saat ia sedang berada dalam keadaan senang dan lengah, si penggoda itu telah menggunakan kesempatan untuk menguasai pikirannya. Kenyata- an bahwa Allah telah membawa Daud ke dalam hubungan yang sangat erat dengan diri-Nya Sendiri dan telah menyatakan kebajikannya yang amat besar itu, seharusnya menjadi satu pendorong baginya untuk menjaga tabiatnya agar tidak bercacat. Tetapi bilamana di dalam kesenangan dan merasa diri aman ia melepaskan pegangannya kepada Allah, Daud telah menyerah kepada Setan dan mendatangkan ke atas jiwanya noda dosa. Ia, pemimpin bangsa yang telah diangkat oleh Surga, yang telah dipilih Allah untuk menegakkan hukum-Nya, telah melanggar peraturan-peraturannya. Ia yang seharusnya menjadi suatu kegentaran kepada orang-orang yang berbuat jahat, oleh tindakannya sendiri telah menguatkan tangan mereka.SRNJ2 383.2

    Di tengah-tengah bahaya pada awal hidupnya, Daud dengan jujur dapat menyerahkan hidupnya kepada Allah. Tangan Tuhan telah menuntun dia dengan selamat melalui jerat yang tidak terhitung banyaknya yang telah dipasang untuk menjerat kakinya. Tetapi sekarang, dalam keadaan bersalah dan tidak bertobat, ia tidak meminta pertolongan dan bimbingan dari Surga, melainkan berusaha untuk melepaskan diri dari bahaya ke dalam mana dosa telah melibatkan dirinya. Batsyeba, yang keelokan parasnya itu terbukti telah menjadi jerat kepada raja, adalah istri Uria, orang Het, salah seorang pegawai Daud yang paling berani dan setia. Tidak ada seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan menjadi akibatnya jikalau kejahatan itu diketahui. Hukum Allah menuntut hukuman mati atas diri orang yang berzina, dan serdadu yang sombong itu, yang telah dihina secara keji, akan mengadakan balas dendam dengan membunuh raja atau dengan menghasut bangsa itu untuk memberontak.SRNJ2 384.1

    Setiap usaha yang Daud adakan untuk menutupi kesalahannya itu ternyata sia-sia saja. Ia telah mengkhianati dirinya dan menyerahkannya Kepada kekuasaan Setan; bahaya mengelilingi dirinya, kehinaan yang lebih getir daripada kematian ada di hadapannya. Kelihatannya hanya ada satu saja jalan kelepasan, dan di dalam kekecewaannya itu dengan cepatnya ia telah menambahkan dosa pembunuhan kepada perzinahan. Ia yang telah berhasil dalam membinasakan Saul sedang berusaha untuk menuntun Daud juga ke dalam kehancuran. Sekalipun pencobaannya berbeda, semuanya itu sama-sama memimpin kepada pelanggaran akan hukum Allah. Daud berpikir bahwa jikalau Uria dibunuh oleh tangan musuh di dalam peperangan, maka kesalahan yang terjadi atas kematiannya itu tidak akan dapat dikenakan kepada raja, Batsyeba akan bebas untuk menjadi istri Daud, kecurigaan akan dapat dicegah, dan kehormatannya sebagai seorang raja akan tetap dipertahankan.SRNJ2 384.2

    Uria telah dijadikan sebagai pembawa surat perintah kematiannya sendiri. Sepucuk surat telah dikirimkan melalui tangannya kepada Yoab dari raja yang memerintahkan, ” Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.” Yoab, yang sudah bersalah atas pembunuhannya yang kejam itu, tidak berlambatan untuk menuruti perintah raja, dan Uria tewas oleh pedang bangsa Amon.SRNJ2 385.1

    Sampai kepada saat itu catatan hidup Daud sebagai seorang pemimpin adalah sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja yang dapat menyamainya. Telah tersurat tentang dirinya bahwa ia “menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya.” 2 Samuel 8:15. Kejujurannya telah menawan kepercayaan dan kesetiaan bangsa itu. Tetapi apabila ia berpaling dari Allah dan menyerahkan dirinya kepada si jahat itu, untuk sementara ia telah menjadi alat Setan; namun demikian, ia masih tetap menduduki kedudukan dan wewenang yang telah diberikan Allah kepadanya, dan oleh sebab hal ini, menuntut penurutan yang akan membahayakan jiwa dia yang tidak mau menurutnya. Dan Yoab, yang kesetiaannya telah diberikan kepada Daud gantinya kepada Allah, telah melanggar hukum Allah oleh sebab raja telah memerintahkannya.SRNJ2 385.2

    Kuasa Daud telah diberikan Allah kepadanya, tetapi harus dijalankan selaras dengan hukum Ilahi saja. Apabila ia memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan hukum Allah, maka akan menjadi dosa jika diturutnva. “Pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah” (Rom 13:1), tetapi kita tidak harus menurutnya bila itu bertentangan dengan hukum Allah. Rasul Paulus, dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, menyatakan prinsip yang dengannya kita harus diperintah. Ia berkata. “Jadilah pengikutku. sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” 1 Korintus 11:1.SRNJ2 385.3

    Satu berita tentang telah dilaksanakannya perintahnya itu telah dikirimkan kepada Daud, tetapi kata-katanya itu telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak melibatkan baik Yoab ataupun raja. Yoab “memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: ‘Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja, dan jikalau raja menjadi geram,... maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati.’ Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya.”SRNJ2 386.1

    Sambutan raja adalah, “Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!”SRNJ2 386.2

    Batsyeba mengikuti adat kebiasaan untuk berkabung bagi suaminya; dan berakhir masa perkabungan itu “maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi istrinya.” Ia yang hati nuraninya halus itu dan kepekaannya terhadap kehormatan itu tidak mengizinkan dia, sekalipun dalam keadaan yang membahayakan dirinya, untuk mengedangkan tangannya terhadap orang yang sudah diurapi bagi Tuhan, telah begitu merosot sehingga ia bisa berbuat salah dan membunuh salah seorang dari antara tentaranya yang paling setia dan paling berani, dan berharap akan dapat menikmati hasil dosanya itu tanpa mendapat gangguan apa-apa. Celaka! bagaimana emas murni itu telah menjadi kabur! bagaimana emas yang paling mumi itu telah berubah!SRNJ2 386.3

    Semenjak awainya Setan telah menggambarkan kepada manusia ke-untungan-keuntungan yang bisa diperoleh melalui pelanggaran. Dengan cara demikianlah ia telah menipu malaikat-malaikat. Dengan cara demikian ia telah memperdayakan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dan dengan cara yang sama seperti ini pulalah ia sedang menuntun banyak orang untuk berpaling dari penurutan kepada Allah. Jalan pelanggaran telah dijadikan kelihatan menarik, “tetapi ujungnya menuju maut.” Amsal 14:12. Berbahagialah mereka yang, setelah menempuh jalan ini, menyadari betapa pahitnya buah dosa itu, dan berpaling dari padanya dengan segera. Allah di dalam rahmat-Nya tidak meninggalkan Daud un- tuk dibujuk ke dalam kebinasaan total oleh upah dosa yang penuh tipu daya itu.SRNJ2 386.4

    Demi kepentingan Israel juga maka perlu bagi Allah untuk campur tangan. Apabila waktu berlalu, dosa Daud terhadap Batsyeba telah diketahui, dan kecurigaan telah timbul bahwa ia telah merencanakan kematian Uria. Tuhan telah dihinakan. Ia telah berbuat baik dan menghormati Daud, namun dosa Daud telah menampilkan tabiat Allah dengan secara keliru dan telah melemparkan cemoohan kepada nama-Nya. Hal itu cenderung untuk merendahkan ukuran peribadatan di antara Israel, untuk mengurangi rasa kejinya dosa dalam pikiran banyak manusia; sementara mereka yang tidak mengasihi dan takut akan Allah olehnya telah dijadikan berani di dalam berbuat pelanggaran.SRNJ2 387.1

    Nabi Natan telah diperintahkan untuk menyampaikan satu teguran kepada Daud. Teguran itu merupakan satu kabar yang sifatnya keras. Teguran seperti itu hanya dapat diberikan kepada sedikit saja dari antara raja-raja tetapi itu pun dengan upah kematian kepada orang yang mengadakan teguran itu. Natan menyampaikan hukuman Ilahi dengan beraninya, namun disertai hikmat yang berasal dari surga sehingga bisa memperoleh simpati dari raja, untuk membangkitkan hati nuraninya, dan untuk mengeluarkan dari dalam bibirnya sendiri hukuman mati terhadap dirinya. Sambil menyatakan bahwa Daud adalah seorang pembela hak-hak rakyatnya yang sudah diangkat oleh Ilahi, nabi itu telah menuturkan satu cerita tentang tindakan yang salah dan menekan yang perlu untuk diperbaiki.SRNJ2 387.2

    “Ada dua orang dalam suatu kota,” katanya, “yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya d-an tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang ke-padanya itu.”SRNJ2 387.3

    Kemarahan raja bangkit, dan ia berseru, “Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan.” 2 Samuel 12:5, 6.SRNJ2 388.1

    Natan memusatkan pandangannya kepada raja, kemudian sambil mengangkat tangan kanannya ke atas, dengan khidmat ia berkata, “Engkaulah orang itu!” “Mengapa,” sambungnya, “engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya?” Orang yang bersalah bisa berusaha, sebagaimana yang telah dicoba oleh Daud, untuk menyembunyikan kejahatan mereka dari manusia; mereka bisa berusaha untuk mengubur perbuatan jahat dari pandangan manusia untuk selama-lamanya; tetapi “segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Ibrani 4:13. “Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.” Matius 10: 26.SRNJ2 388.2

    Natan menyatakan: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. . . . Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; istrinya kauambil menjadi istrimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya. . . . Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil istri-istrimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain.. . . Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.”SRNJ2 388.3

    Teguran nabi itu menjamah hati Daud, hati nuraninya dibangkitkan; kesalahannya nampak dalam segala kekejiannya. Jiwanya tertunduk dalam pertobatan kepada Allah. Dengan bibir yang gemetar ia berkata.SRNJ2 388.4

    “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.” Segala kesalahan yang diperbuat kepada orang lain telah terpantul kembali dari yang disakiti kepada Allah. Daud telah melakukan dosa yang keji baik terhadap Uria maupun Batsyeba, dan ia benar-benar merasakannya. Tetapi jauh lebih besar daripada itu adalah dosanya terhadap Allah.SRNJ2 388.5

    Sekalipun tidak akan didapati seorang di dalam Israel untuk melak-sanakan hukuman mati kepada orang yang sudah dilantik bagi Tuhan, Daud gemetar, karena jangan-jangan, dalam keadaan yang bersalah dan tidak diampuni, ia akan dibunuh oleh hukuman Allah yang segera. Tetapi satu kabar telah dikirimkan kepadanya oleh nabi, “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.” Namun demikian keadilan harus dipertahankan. Hukuman mati itu dipindahkan dan diri Daud kepada anak yang telah diperolehnya dalam dosa. Dengan demikian raja diberi kesempatan untuk bertobat; sementara kepa anya penderitaan dan kematian anak itu, sebagai sebagian dari pada hukumannya itu, adalah lebih getir daripada kematiannya sendiri. Nabi itu berkata, “Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati.”SRNJ2 389.1

    Pada waktu anak ini sakit payah, Daud, dengan berpuasa dan dengan merendahkan diri, memohon agar anak itu hidup. Ia menangga an jubah rajanya, ia menanggalkan mahkotanya, dan dan malam ke malam ia berbaring di atas tanah, dengan hati yang hancur memohon bagi seorang yang menderita karena kesalahannya. “Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau.” Sering bilamana hukuman sudah dinyatakan kepada manusia ataupun suatu negeri, sikap merendahkan hati dan pertobatan telah membatalkan hukuman itu, dan Yang Senantiasa menunjukkan rahmat itu, yang cepat mengampuni, telah mengirimkan utusan-utusan perdamaian. Didorong oleh pendapat ini, Daud terus bertahan dalam permohonannya selama anak itu masih hidup. Setelah mengetahui bahwa anak itu sudah mati, dengan diam-diam ia telah menyerah kepada pernyataan Allah. Pukulan yang pertama dari pembalasan itu telah dinyatakannya sendiri sebagai sesuatu yang adil telah dijatuhkan; tetapi Daud, sambil berharap kepada rahmat Allah bukannya tanpa peng-hiburan.SRNJ2 389.2

    Ada begitu banyak orang, setelah membaca sejarah tentang kejatuhan Daud, telah bertanya-tanya. “Mengapakah catatan ini telah dipaparkan di hadapan umum? Mengapakah Allah merasa tepat untuk membeberkan kepada dunia ini pasal yang gelap dari kehidupan seorang yang amat dihormati oleh Surga?” Nabi itu, di dalam tegurannya kepada Daud, telah menyatakan tentang dosanya, “Karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN.” Di sepanjang generasi-generasi yang berikutnya orang-orang kafir telah menunjuk kepada tabiat Daud, yang ternoda itu, dan telah berseru dalam kemenangan dan cemoohan, “Inilah orang yang diperkenan Allah!” Dengan demikian satu celaan telah dilemparkan terhadap agama, Allah dan firman-Nya telah dihujat, jiwajiwa telah dikeraskan dalam sikap tidak percaya, dan banyak orang, di bawah jubah agama, telah menjadi berani dalam dosa.SRNJ2 389.3

    Tetapi sejarah tentang Daud tidak memberikan persetujuan kepada dosa. Pada waktu ia berjalan sesuai dengan nasihat Allah ia disebut sebagai seorang yang diperkenan Allah. Pada waktu ia berbuat dosa, maka hal ini tidak berlaku lagi kepadanya sampai oleh pertobatan ia berpaling kepada Tuhan. Firman Allah dengan jelas menyatakan, “Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.” 2 Samuel 11:27. Dan Tuhan berkata kepada Daud melalui nabi itu, “Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? .... Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku.” Sekalipun Daud bertobat dari dosanya dan diampuni serta diterima oleh Tuhan, ia telah menuai hasil yang amat mengerikan dari benih yang telah ditaburkannya sendiri. Hukuman ke atas dirinya dan ke atas isi rumahnya menyaksikan tentang rasa muak Allah terhadap dosa.SRNJ2 390.1

    Hingga saat ini pimpinan Allah telah memeliharakan Daud dari segala niat jahat musuh-musuhnya, dan dengan langsung pimpinan itu telah dilaksanakan untuk menahan Saul. Tetapi pelanggaran Daud telah mengubah hubungannya kepada Allah. Bagaimanapun juga Tuhan tidak dapat membenarkan kejahatan. Ia tidak dapat menggunakan kuasaNya untuk melindungi Daud dari segala akibat dosanya itu sebagaimana ia telah dilindungi dari permusuhan Saul.SRNJ2 390.2

    Di dalam diri Daud sendiri terjadi suatu perubahan yang besar. Rohnya hancur oleh karena kesadaran akan dosanya dan akibat-akibatnya yang meluas itu. Ia merasa hina di hadapan rakyatnya. Pengaruhnya telah dilemahkan. Hingga saat ini kemakmurannya telah dianggap sebagai upah penurutannya kepada hukum-hukum Tuhan. Tetapi sekarang rakyatnya, setelah mengetahui tentang dosanya itu, akan dituntun kepada dosa dengan lebih leluasa. Wewenangnya di dalam rumah tangganya sendiri, tuntutannya agar ia dihormati dan diturut oleh anak-anaknya, telah dilemahkan. Satu perasaan akan kesalahannya itu memaksa dia untuk tutup mulut saat mana sebenarnya ia harus menghukumkan dosa; itu telah menjadikan tangannya lemah untuk menegakkan keadilan di dalam rumah tangganya. Teladannya yang buruk itu telah memberikan pengaruh kepada anak-anaknya, dan Allah tidak akan campur tangan untuk mencegah akibat-akibatnya. Ia akan membiarkan segala perkara itu berjalan sebagaimana adanya, dan dengan demikian Daud telah diajar dengan keras sekali.SRNJ2 390.3

    Selama satu tahun penuh setelah kejatuhannya itu Daud hidup di dalam rasa aman yang semu; tidak ada bukti yang kelihatan tentang adanya murka Allah. Tetapi hukuman Ilahi ada di atas kepalanya. Dengan cepat dan dengan pasti satu hari pehukuman dan pembalasan sedang datang mendekat, yang tidak dapat dihalau oleh pertobatan, kesedihan dan rasa malu yang akan menggelapkan seluruh kehidupannya di dunia ini. Mereka yang, dengan menunjuk kepada teladan hidup Daud, berusaha untuk mengurangi kesalahan dosa-dosa mereka, harus belajar dari Alkitab bahwa jalan pelanggaran itu sukar. Sekalipun seperti Daud mereka akan berpaling dari jalan dosa mereka, segala akibat dosa, sekalipun di dalam hidup yang sekarang ini, akan ternyata getir dan berat untuk ditanggung.SRNJ2 391.1

    Allah bermaksud bahwa sejarah kejatuhan Daud itu akan berguna sebagai satu amaran bahwa sekalipun mereka yang telah diberkati dan dikasihi oleh Allah hendaknya jangan merasa aman dan melalaikan doa dan sikap waspada. Dan dengan demikian itu telah terbukti kepada mereka yang dengan rendah hati telah berusaha untuk mengambil pelajaran yang Allah mau berikan. Dari generasi kepada generasi ribuan orang telah dituntun dengan cara demikian untuk menyadari akan bahaya yang sedang mereka hadapi dari kuasa si penggoda itu. Kejatuhan Daud, seorang yang amat dihormati Allah, telah membangkitkan di dalam diri mereka sikap untuk tidak berharap kepada diri sendiri. Mereka telah merasa bahwa Allah saja yang dapat memelihara mereka oleh kuasaNya melalui iman. Dengan menyadari bahwa kekuatan dan keselamatan mereka itu ada di dalam Dia, maka mereka merasa takut untuk mengambil langkah yang pertama di daerah Setan.SRNJ2 391.2

    Sekalipun sebelum hukuman Ilahi dijatuhkan kepada Daud, ia telah mulai menuai buah pelanggarannya itu. Hati nuraninya tidak tenteram. Tekanan jiwa yang ditanggungnya pada waktu itu telah dinyatakannya di dalam Mazmur tiga puluh dua. la berkata:SRNJ2 392.1

    “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
    yang dosanya ditutupi!
    Berbahagialah manusia, yang kesalahannya
    tidak diperhitungkan TUHAN
    dan yang tidak berjiwa penipu!
    Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
    karena aku mengeluh sepanjang hari;
    sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
    sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.” Mazmur 32:14.
    SRNJ2 392.2

    Dan Mazmur lima puluh satu adalah satu ungkapan pertobatan Daud, pada waktu teguran itu datang kepadanya dari Allah:SRNJ2 392.3

    “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
    hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
    Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
    dan tahirkanlah aku dari dosaku!
    Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
    aku senantiasa bergumul dengan dosaku....
    Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
    maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi
    lebih putih dari salju!
    Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
    biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!
    Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,
    hapuskanlah segala kesalahanku!
    Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
    dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
    Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
    dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
    Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat
    yang dari pada-Mu,
    dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
    Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang
    yang melakukan pelanggaran,
    supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
    Lepaskanlah aku dari utang darah, ya Allah,
    Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai
    memberitakan keadilan-Mu!” Mazmur 51:3-16.
    SRNJ2 392.4

    Dengan demikian di dalam satu nyanyian yang suci yang harus dinyanyikan di dalam perkumpulan umum bangsanya itu, di hadapan orang-orang istana—para imam dan hakim, penghulu dan tentara dan yang akan memelihara pengetahuan tentang kejatuhannya sampai kepada generasi yang paling akhir, raja Israel ini telah menceritakan dosanya, pertobatannya, dan pengharapannya akan keampunan melalui rahmat Allah. Gantinya berusaha untuk menyembunyikan kesalahannya ia menghendaki agar orang lain dapat diajar melalui sejarah yang menyedihkan dari kejatuhannya itu.SRNJ2 393.1

    Pertobatan Daud sangat dalam dan sungguh-sungguh. Tidak ada usaha untuk mencari dalih atas kejahatannya. Tidak ada keinginan untuk melepaskan diri dari hukuman yang telah dinyatakan kepadanya, yang mendorong doanya itu. Tetapi ia melihat kejinya pelanggaran terhadap Allah; ia melihat noda pada jiwanya; ia merasa muak atas dosanya itu. Bukan hanya untuk keampunan saja ia berdoa, tetapi juga untuk kesucian hati. Daud tidak menghentikan pergumulannya itu dalam kekecewaan. Di dalam janji-janji Allah kepada orang berdosa yang bertobat ia melihat bukti daripada keampunan dan penerimaannya.SRNJ2 393.2

    “Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan;
    sekiranya kupersembahkan korban bakaran,
    Engkau tidak menyukainya.
    Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;
    hati yang patah dan remuk
    tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Mazmur 51:18, 19.
    SRNJ2 394.1

    Sekalipun Daud telah jatuh, Tuhan mengangkat dia. Sekarang ia lebih serasi dengan Allah dan lebih bersimpati dengan sesamanya daripada sebelum ia jatuh. Di dalam kesukaan kelepasan itu ia menyanyi:SRNJ2 394.2

    “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
    kusembunyikan;
    aku berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN
    pelanggaran-pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku...
    Engkaulah persembunyian bagiku,
    terhadap kesesakan Engkau menjaga aku,
    Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.” Mazmur 32:5-7.
    SRNJ2 394.3

    Banyak orang telah bersungut terhadap apa yang mereka sebut sebagai ketidakadilan Allah di dalam membiarkan Daud hidup, yang kesalahannya itu begitu besar, setelah menolak Saul untuk sesuatu yang kelihatannya merupakan dosa yang lebih kecil bahayanya. Tetapi Daud telah merendahkan dirinya dan mengakui dosa-dosanya, sementara Saul meremehkan teguran dan mengeraskan hatinya dalam sikap yang tidak bertobat.SRNJ2 394.4

    Bagian sejarah Daud ini mengandung makna kepada orang berdosa yang bertobat. Itu merupakan salah satu gambaran yang paling nyata yang diberikan kepada kita sehubungan dengan pergumulan dan pencobaan manusia, dan tentang pertobatan yang sejati terhadap Allah dan iman di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Sepanjang zaman hal itu telah terbukti sebagai satu sumber kekuatan kepada jiwa-jiwa, yang setelah jatuh ke dalam dosa, sedang bergumul di bawah beban kesalahannya. Ribuan anak-anak Allah, yang telah tertipu ke dalam dosa, pada waktu hampir menjadi kecewa telah mengingat bagaimana pengakuan dan pertobatan Daud yang sungguh-sungguh itu telah diterima oleh Allah, sekalipun ia harus menderita karena pelanggarannya itu; dan mereka juga telah menjadi berani untuk bertobat dan berusaha kembali untuk berjalan pada jalan hukum Allah.SRNJ2 395.1

    Siapa saja yang pada waktu ditegur oleh Allah mau merendahkan hati dengan disertai pengakuan dan pertobatan, sebagaimana halnya Daud, bisa merasa pasti bahwa ada pengharapan baginya. Siapa saja yang di dalam iman mau menerima janji-janji Allah, akan memperoleh pengampunan. Ia telah memberikan janji ini: “Kalau mereka mencari perlindungan kepadaKu dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!” Yesaya 27:5. “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” Yesaya 55:7.SRNJ2 395.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents