Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Para Hakim yang Mula-Mula

    Setelah bermukim di Kanaan, suku-suku bangsa itu tidak mengadakan usaha yang bersemangat untuk menyempurnakan penaklukan negeri itu. Merasa puas dengan daerah yang diperoleh, se-mangat mereka menurun, dan peperangan pun tidak dilanjutkan. “Setelah orang Israel menjadi kuat, mereka membuat orang Kanaan itu menjadi orang rodi dan tidak menghalau mereka sama sekali.” Hakim 1:28.SRNJ2 164.1

    Dengan setia Tuhan telah menggenapi, di pihak-Nya, janji-janji yang telah diadakan dengan Israel; Yosua telah menghancurkan kekuasaan bangsa Kanaan, dan telah membagikan negeri itu kepada suku-suku bangsa. Bagian mereka hanyalah, dengan berharap kepada jaminan pertolongan Ilahi, menyempurnakan pekerjaan mengusir penduduk negeri itu. Tetapi hal ini telah gagal mereka lakukan. Dengan mengadakan persetujuan dengan bangsa Kanaan mereka secara langsung telah melanggar perintah Allah, dan dengan demikian telah gagal memenuhi syarat atas mana Ia telah berjanji untuk menempatkan mereka sebagai pemilik tanah Kanaan.SRNJ2 164.2

    Sejak pertemuan yang pertama antara Allah dengan mereka di Sinai, mereka telah diamarkan terhadap penyembahan berhala. Segera setelah diumumkannya hukum itu, kabar telah dikirimkan kepada mereka oleh Musa, sehubungan dengan bangsa-bangsa Kanaan: “janganlah engkau sujud menyembah kepada Allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah kauremukkan sama sekali. Tetapi kamu harus beribadah kepada Tuhan, Aliahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.” Keluaran 23:24,25. Jaminan telah diberikan bahwa selama mereka tetap setia, Allah akan menaklukkan musuh-musuh mereka di hadapan mereka: “Kengerian terhadap Aku akan Kukirimkan mendahului engkau: Aku akan mengacaukan semua orang yang kaudatangi, dan Aku akan membuat semua musuhmu lari membelakangi engkau. Lagi Aku akan melepaskan tabuhan mendahului engkau, sehingga binatang-binatang itu menghalau orang Hewi, orang Kanaan dan orang Het itu dari depanmu. Aku tidak akan menghalau mereka dari depanmu dalam satu tahun, supaya negeri itu jangan menjadi sepi, dan segala binatang hutan jangan bertambah banyak melebihi engkau ... Aku akan menyerahkan penduduk negeri itu ke dalam tanganmu, sehingga engkau menghalau mereka dari depanmu. Janganlah mengadakan perjanjian dengan mereka ataupun dengan Allah mereka. Mereka tidak akan tetap diam di negerimu, supaya mereka jangan membuat engkau berdosa kepada-Ku, dengan beribadah kepada Allah mereka, sebab tentulah hal itu menjadi jerat bagimu.” Keluaran 23:27-33. Petunjuk-petunjuk ini telah diulangi kembali oleh Musa dengan cara yang paling khidmat sebelum kematiannya, dan semuanya itu telah diulangi lagi oleh Yosua.SRNJ2 164.3

    Allah telah menempatkan umat-Nya di Kanaan sebagai suatu perisai yang kukuh untuk membendung arus kejahatan moral, agar itu jangan menghanyutkan dunia ini. Jikalau setia kepada-Nya, Allah mau agar Israel terus menaklukkan serta mengalahkan. Ia akan menyerahkan ke dalam tangannya bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih berkuasa daripada bangsa Kanaan. Janji itu adalah, “Sebab jika kamu sungguhsungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan . . . maka Tuhan akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang le- bih besar dan lebih kuat dari padamu. Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya; mulai dari padang gurun sampai Gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni Sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. Tidak ada yang akan dapat bertahan menghadapi kamu: Tuhan, Aliahmu, akan membuat seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan Tuhan kepadamu.” Ulangan 11:22-25.SRNJ2 165.1

    Tetapi dengan tidak mempedulikan masa depan mereka yang gemilang itu, mereka telah memilih hidup senang-senang dan memanjakan diri; mereka membiarkan kesempatan mereka untuk menyelesaikan penaklukan negeri itu berlalu begitu saja; dan beberapa generasi lamanya mereka telah menjadi menderita oleh sisa-sisa dari bangsa penyembah berhala itu, yang seperti telah diramalkan nabi itu, menjadi seperti “duri dalam mata mereka,” dan seperti “duri yang menusuk lambung mereka.” Bilangan 33:55.SRNJ2 166.1

    Bangsa Israel “bercampur baur dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka bekerja.” Mereka mengadakan kawin campur dengan bangsa Kanaan, dan penyembahan berhala pun merajalela seperti suatu wabah di seluruh negeri itu. “Mereka beribadah kepada berhala-berhala mereka, yang menjadi perangkap bagi mereka. Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada rohroh jahat .... sehingga negeri itu cemar oleh utang darah.” “Maka menyalalah murka Tuhan terhadap umat-Nya dan Ia jijik kepada milikNya sendiri.” Mazmur 106:35-38, 40.SRNJ2 166.2

    Sampai kepada generasi yang telah menerima perintah dari Yosua itu musnah, penyembahan berhala memperoleh sedikit kemajuan; tetapi para orangtua telah menyediakan jalan bagi kemurtadan anak-anak mereka. Pelanggaran terhadap larangan-larangan Allah di pihak mereka yang telah menduduki Kanaan, telah menaburkan benih kejahatan yang terus-menerus menghasilkan buah-buah yang pahit selama beberapa generasi. Kebiasaan-kebiasaan orang Ibrani yang sederhana itu telah memberikan kepada mereka kesehatan jasmani; tetapi pergaulan dengan bangsa kafir telah memimpin mereka kepada kebiasaan untuk memanjakan selera makan dan nafsu, yang lambat laun mengurangi kekuatan jasmani mereka, dan menjadikan kuasa mental serta moral mereka merosot. Oleh dosa-dosa mereka Israel telah dipisahkan dari Allah; kekuatan-Nya diangkat dari mereka, dan mereka tidak bisa lagi menang terhadap musuh-musuh mereka. Dengan demikian mereka telah dibawa ke dalam penjajahan bangsa-bangsa yang melalui Allah mereka akan dapat menaklukkannya.SRNJ2 166.3

    “Mereka meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka ke luar dari tanah Mesir,” “disuruh-Nya umatNya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun.” “Mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka.” Oleh sebab itu Tuhan “membuang kediaman-Nya di Silo, kemah yang didiami-Nya di antara manusia. Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, membiarkan kehormatan-Nya jatuh ke tangan lawan.” Hakim-hakim 2:12; Mazmur 78:52,58,60,61. Namun demikian Ia tidak meninggalkan umat-Nya secara keseluruhan. Selalu ada satu umat sisa yang setia kepada Tuhan; dan dari waktu ke waktu Tuhan telah membangkitkan orang-orang yang setia dan berani menghancurkan penyembahan berhala dan melepaskan Israel dari musuh-musuh mereka. Tetapi bilamana orang-orang yang telah membebaskan mereka itu mati, dan orang banyak itu telah lepas dari kekuasaannya, maka lambat laun mereka akan kembali kepada berhala-berhala mereka. Dan dengan demikian cerita kemurtadan dan hukuman, tentang pengakuan dan kemerdekaan, terulang berkali-kali.SRNJ2 167.1

    Raja Mesopotamia, raja Moab, dan setelah mereka bangsa Filistin, dan bangsa Kanaan di Hazor, di bawah pimpinan Sisera, telah menjadi penjajah Israel. Otniel, Samgar, dan Ehud, Debora dan Barak, telah dibangkitkan sebagai pembebas bangsanya. Tetapi kembali “Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian.” Hingga saat ini tangan si penjajah itu telah menindas bangsa-bangsa yang tinggal di sebelah timur Sungai Yordan tetapi tidak terlalu berat, tetapi di dalam malapetaka yang sekarang ini merekalah yang menjadi korbannya yang pertama.SRNJ2 167.2

    Bangsa Amalek di sebelah Selatan negeri Kanaan, sebagaimana halnya bangsa Midian di perbatasan sebelah timur, dan di seberang padang pasir, masih merupakan musuh-musuh yang tidak henti-hentinya mengganggu Israel. Bangsa yang terakhir ini hampir-hampir saja dihancurkan oleh Israel pada zaman Musa, tetapi semenjak itu mereka telah menjadi bertambah-tambah, dan telah menjadi besar serta kuat. Mereka haus mengadakan pembalasan; dan sekarang bilamana perlindungan Allah telah ditarik dari Israel, maka kesempatan pun tibalah. Bukan hanya bangsa-bangsa yang ada di sebelah timur Sungai Yordan, tetapi seluruh negeri itu telah menderita oleh karena serangan mereka. Penduduk padang pasir yang buas dan kejam itu, “seperti belalang banyaknya,” datang memenuhi negeri itu bersama dengan segala kawanan kambing dombanya. Seperti bala sampar yang membinasakan mereka merajalela di seluruh negeri itu, dari Sungai Yordan sampai ke padang datar Filistin. Mereka datang segera setelah tuaian mulai masak, dan tinggal sampai saat di mana hasil bumi yang terakhir dikumpulkan. Mereka merebut segala kelimpahan hasil ladang-ladang itu, dan merampok serta memperlakukan dengan kejam penduduk negeri itu, kemudian kembali ke padang pasir. Dengan demikian bangsa Israel yang tinggal di negeri yang terbuka dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka, dan berkumpul di dalam kota-kota yang berbenteng, mencari perlindungan di dalam benteng-benteng, atau bahkan tinggal di dalam gua-gua serta celah-celah batu karang di gunung-gunung. Tujuh tahun lamanya penjajahan ini berlangsung, dan kemudian apabila bangsa itu di dalam penderitaannya memperhatikan teguran Tuhan, dan mengakui dosa-dosa mereka, kembali Allah membangkitkan seorang penolong bagi mereka.SRNJ2 167.3

    Gideon adalah anak Yoas, dari suku Manasye. Keluarga ini termasuk dalam kelompok yang tidak memegang kedudukan yang tinggi, tetapi rumah tangga Yoas terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Tentang anak-anak lelakinya yang berani itu dikatakan, “Mereka itu serupa dengan engkau, sikap mereka masing-masing seperti anak raja.” Hakim-hakim 8:18. Semua, kecuali satu orang telah gugur dalam pertarungan melawan bangsa Midian, dan ia telah menyebabkan namanya ditakuti oleh penyerang-penyerang itu. Kepada Gideon datanglah pang- gilan Ilahi untuk melepaskan umat-Nya. Waktu itu ia sedang sibuk menggiling gandum. Sejumlah kecil gandum telah berhasil disembunyikan, dan oleh karena tidak berani menggilingnya di tempat gilingan yang biasa, maka ia telah bersembunyi ke satu tempat dekat dengan pemerasan anggur; oleh karena musim anggur yang masak masih lama datangnya, maka sekarang ini sedikit saja perhatian ditujukan ke kebun anggur. Sementara Gideon bekerja dengan diam-diam dan sembunyisembunyi, dengan susah hati ia merenung-renungkan keadaan Israel, dan memikirkan bagaimana caranya agar kuk si penjajah itu dapat dilepaskan dari bangsanya.SRNJ2 168.1

    Tiba-tiba “Malaikat TUHAN” menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.”SRNJ2 169.1

    “Ah, tuanku,” jawabnya, “jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatanNya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita ke luar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.”SRNJ2 169.2

    Pesuruh surga itu menjawab, “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!”SRNJ2 169.3

    Gideon meminta beberapa tanda bahwa seorang yang sedang berbicara kepadanya ini adalah Malaikat Perjanjian itu, yang pada masa silam telah bekerja bagi Israel. Malaikat-malaikat Allah, yang berhubungan dengan Abraham, pernah pada suatu kali turut serta menikmati keramahtamahannya; dan sekarang Gideon meminta Pesuruh Ilahi itu tinggal sebagai tamunya. Dengan bergegas-gegas menuju tendanya, ia telah menyediakan dari simpanannya yang tinggal sedikit itu seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi, yang ia bawa dan persembahkan di hadapan-Nya. Tetapi Malaikat itu memerintahkan kepadanya, “Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya.” Gideon melakukannya, dan kemudian tanda yang dikehendakinya itu telah diberikan: dengan tongkat yang ada di tangan-Nya, Malaikat itu telah menjamah daging dan roti yang tidak beragi itu, dan satu nyala api telah memancar dari dalam batu karang itu dan menghanguskan korban itu. Kemudian Malaikat itu hilang dari pandangannya.SRNJ2 169.4

    Ayah Gideon, Yoas, yang ikut serta dalam kemurtadan orang negerinya, telah mendirikan di Ofra, dimana ia tinggal, satu mezbah yang besar bagi Baal, yang disembah orang di negeri itu. Gideon telah diperintahkan untuk menghancurkan mezbah ini, dan mendirikan satu mezbah bagi Tuhan, di atas batu karang dimana persembahan itu telah dihanguskan, dan di sana ia harus membawa satu korban kepada Tuhan. Tugas mempersembahkan korban bagi Allah telah dipercayakan kepada para imam, dan dibatasi hanya dengan mezbah yang ada di Silo; tetapi Ia yang telah menetapkan upacara-upacara keagamaan itu, dan yang dilambangkan oleh segala korban itu, mempunyai kuasa meng-ubah tuntutan-tuntutannya. Kelepasan bagi Israel harus didahului oleh satu protes yang khidmat melawan perbaktian kepada Baal. Gideon harus mengumumkan perang terhadap penyembahan berhala, sebelum pergi ke luar berperang melawan musuh-musuh bangsanya.SRNJ2 170.1

    Perintah Ilahi itu dengan setia telah dilaksanakan. Mengetahui bahwa ia akan ditentang jikalau itu diadakan dengan terang-terangan, Gideon melaksanakan tugasnya dengan sembunyi-sembunyi; dengan bantuan dari hamba-hambanya, menyelesaikan seluruh tugasnya dalam waktu satu malam. Besarlah amarah orang-orang di Ofra pada waktu mereka datang, keesokan harinya, untuk mengadakan kebaktian kepada Baal. Mereka mau membunuh Gideon, kalau saja Yoas—yang telah mendengar cerita tentang kunjungan Malaikat itu—tidak berdiri membela anaknya. “Kamu mau berjuang membela Baal?” kata Yoas. “Atau kamu mau menolong dia? Siapa yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Jika Baal itu Allah, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang.” Jikalau Baal tidak dapat membela mezbahnya sendiri, bagaimanakah ia dapat diharapkan dapat melindungi orang-orang yang berbakti kepadanya?SRNJ2 170.2

    Segala pemikiran untuk berbuat kekejaman terhadap Gideon telah dihilangkan; dan bilamana ia membunyikan sangkakala tanda peperang- an, orang-orang di Ofra terdapat di antara mereka yang pertama-tama berkumpul sebagai tentaranya. Para utusan disuruh mendatangi sukunya sendiri yaitu Manasye, dan juga kepada Asyer dan Zebulon, dan Naftali, dan semua telah menjawab panggilan itu.SRNJ2 170.3

    Gideon tidak berani menempatkan dirinya sebagai pemimpin bala tentara itu tanpa bukti yang lebih jauh bahwa Allah telah memanggil dia melaksanakan tugas ini, dan bahwa Ia akan menyertainya. Ia berdoa, “Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, maka aku membentangkan guntingar bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan.” Pada pagi harinya guntingan bulu itu menjadi basah, sementara tanah itu kering. Tetapi sekarang timbul satu keragu-raguan, oleh karena secara alamiah guntingan kulit yang berbulu menyerap air embun bilamana itu ada di udara; boleh jadi ujian itu bukanlah sesuatu yang menentukan. Oleh sebab itu ia meminta agar tandanya ditukar, sambil memohon dengan sungguh-sungguh agar permintaannya yang keterlaluan ini tidak akan menimbulkan murka Tuhan. Permohonannya dikabulkan.SRNJ2 171.1

    Dengan memperoleh semangat seperti itu, Gideon telah memimpin bala tentaranya berperang melawan penyerang-penyerang itu. “Seluruh orang Midian dan orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur telah berkumpul bersama-sama; mereka telah menyeberang dan berkemah di lembah Yizreel.” Seluruh bala tentara yang ada di bawah pimpinan Gideon hanya berjumlah tiga puluh dua ribu orang; tetapi dengan bala tentara musuh yang jumlahnya besar yang ada di hadapannya, firman Allah datang kepadanya: “Terlalu banyak rakyat yang bersamasama dengan engkau itu daripada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead.” Mereka yang tidak mau menghadapi bahaya dan kesukaran, atau yang perhatian keduniawiannya akan menarik mereka dari pekerjaan Tuhan, tidak akan menambahkan kekuatan kepada bala tentara Israel. Kehadiran mereka akan terbukti hanya sebagai satu penyebab kelemahan.SRNJ2 171.2

    Telah menjadi satu undang-undang di antara Israel bahwa sebelum mereka berangkat berperang, pengumuman yang berikut ini harus diadakan di seluruh bala tentara itu: “Siapakah orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang menempatinya. Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya. Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya.” Dan lebih jauh orang-orang yang ditugaskan itu harus berkata kepada orang banyak itu, “Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya.” Ulangan 20:5-8.SRNJ2 172.1

    Oleh karena jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah musuhnya, Gideon telah melarang untuk mengadakan pengumuman yang biasa itu. Ia dipenuhi oleh rasa heran pada waktu kepadanya diberitahukan bahwa bala tentaranya itu terlalu besar jumlahnya. Tetapi Tuhan melihat kesombongan dan sikap tidak percaya yang ada di dalam hati umatNya. Dirangsang oleh ajakan Gideon yang menggugah hati itu, mereka telah menggabungkan diri dengan cepat-cepat; tetapi banyak yang dipenuhi oleh rasa takut pada waktu mereka melihat bala tentara Midian yang besar itu. Namun demikian, kalau saja Israel telah menang, maka mereka itulah yang akan mengambil kemuliaan bagi diri mereka sendiri gantinya menyatakan bahwa kemenangan itu adalah milik Tuhan.SRNJ2 172.2

    Gideon menuruti perintah Tuhan, dan dengan hati yang berat ia melihat dua puluh dua ribu orang, atau lebih dari dua pertiga dari seluruh a a tentara itu, pulang ke rumah mereka. Sekali lagi Firman Tuhan atang kepadanya: “Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka tu- run minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersa ma-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan eng kau, dialah yang tidak akan pergi.” Orang banyak ltupun dipimpin ke tepi sebuah sungai, sambil mengharapkan bahwa engan segera mereka akan menyerang musuh. Sedikit saja orang yang dengan cepat-cepat mengambil sedikit air dengan tangannya, dan menghirupnya sambil berjalan terus: tetapi hampir semuanya yang bertelut di atas lutut mere-ka, dan dengan tenangnya minum dari permukaan sungai itu. Mereka yang menciduk air dengan tangannya hanya berjumlah tiga ratus orang dari antara kesepuluh ribu orang itu, namun demikian mereka inilah yang telah dipilih; semua yang lain diizinkan pulang kembali ke rumah merekaSRNJ2 172.3

    Oleh cara-cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji. Mere-ka yang di dalam saat-saat yang berbahaya bermaksud mencukupi kebutuhannya sendiri, bukanlah orang-orang yang patut dipercayai da-lam keadaan darurat. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam perkerja-an-Nya bagi orang yang malas dan suka memanjakan diri. Orang-orang pilihan-Nya adalah mereka yang jumlahnya sedikit yang tidak mau membiarkan kebutuhan pribadinya memperlambat panggilan tugas. Ketiga ratus orang pilihan itu bukan saja memiliki keberanian dan pengendalian diri, tetapi juga adalah orang-orang yang beriman. Mere-ka tidak pernah menajiskan diri dengan penyembahan berhala. Allah dapat memimpin mereka, dan melalui mereka Ia dapat mengadakan kelepasan bagi Israel. Sukses tidaklah bergantung kepada jumlah bilangan. Ia tidaklah lebih dihormati oleh jumlah yang lebih besar daripada oleh tabiat dari mereka yang melayani Dia.SRNJ2 173.1

    Bangsa Israel ditempatkan di atas lereng satu bukit, dari tempat itu mereka dapat melihat lembah di mana bala tentara penyerang itu berkemah. “Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.” Gideon gemetar apabila memikirkan tentang peperangan yang akan diadakan keesokan harinya. Tetapi Tuhan berbicara kepada. nya pada waktu malam hari, dan memerintahkannya, bersama dengan Pura, pengawalnya, pergi ke perkemahan orang Midian, sambil menyatakan bahwa di sana ia akan mendengar sesuatu yang akan memberikan semangat kepadanya. Ia pun pergi, dan sambil menunggu di dalam kegelapan dan kesunyian, ia mendengar seorang tentara sedang menceritakan m impinya kepada seorang temannya: “Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggamyalah kemah ini, sehingga roboh dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh.” Yang lain menjawabnya dengan kata-kata yang telah menyentuh hati pendengar yang tidak kelihatan itu, “Ini tidak lain dari pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.” Gideon menyadari suara Allah sedang berbicara kepadanya melalui orang-orang Midian yang asing itu. Pada waktu kembali ke tengah-tengah tentaranya yang sedikit yang ada di bawah perintahnya itu, ia berkata, “Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu ”SRNJ2 173.2

    Oleh perintah Ilahi, suatu rencana penyerangan telah dihadapkan kepadanya, yang dengan segera ia laksanakan. Ketiga ratus orang itu dibagi menjadi tiga kelompok. Kepada masing-masing tentara diberikan sebuah sangkakala, dan sebuah obor yang ditaruh di dalam sebuah bejana yang terbuat dari tanah. Orang-orang ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga mereka akan menghampiri kemah orang Midian itu dari arah yang berbeda-beda. Di dalam kesunyian malam, pada waktu tanda diberikan oleh sangkakala perang Gideon, ketiga kelompok itu harus meniup sangkakala mereka; kemudian sambil memecahkan bejana-bejana mereka itu, dan menunjukkan obor-obor yang menyala itu, mereka harus menyergap musuh mereka disertai teriakan peperangan yang amat mengerikan, “Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!”SRNJ2 174.1

    Bala tentara yang sedang tidur itu dengan segera bangun. Di sekeliling mereka terlihat terang obor yang menyala-nyala. Dari segala penjuru terdengar bunyi sangkakala, dengan disertai teriakan-teriakan pembunuh. Merasa yakin bahwa mereka berada di bawah kekuasaan bala tentara penyerang itu, orang Midian itu diliputi kepanikan. Dengan teriakanteriakan ketakutan mereka berlari menyelamatkan diri, dan salah duga bahwa sahabat mereka adalah musuhnya, maka mereka pun saling membunuh. Apabila kabar kemenangan itu tersiar, ribuan orang Israel yang telah disuruh pulang ke rumah mereka itu telah kembali dan menggabungkan diri mengejar musuh mereka yang sedang melarikan diri. Bangsa Midian berlari menuju ke sungai Yordan, dengan mengharapkan bahwa mereka akan tiba di daerah mereka, di seberang sungai itu. Gideon mengirimkan utusan-utusan kepada suku bangsa Efraim, mengajak mereka menghalangi pengungsi-pengungsi itu dari sebelah Selatan. Sementara itu, dengan ketiga ratus tentaranya, “yang sungguh pun penat tetapi mengusir juga,” Gideon menyeberangi sungai itu mengejar mereka yang telah berada di seberang sungai itu. Kedua pemimpin mereka, Zebah dan Salmuna, yang memerintah segenap bala tentara itu, dan yang telah melarikan diri bersama dengan sekelompok tentaranya yang berjumlah lima belas ribu orang, telah ditangkap oleh Gideon, bala tentara mereka sama sekali telah dicerai-beraikan, dan para pemimpinnya ditangkap dan dibunuh.SRNJ2 174.2

    Di dalam kekalahan yang mencolok ini, tidak kurang dari seratus dua puluh ribu orang tentara penyerang itu telah binasa. Kekuasaan bangsa Midian dihancurkan sehingga mereka tidak pernah lagi sanggup berperang dengan bangsa Israel. Dengan cepat kabar telah tersebar luas, bahwa Allah Israel sekali lagi telah berperang bagi umat-Nya. Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan kegentaran bangsabangsa yang ada di sekelilingnya pada waktu mereka mengetahui cara yang sederhana apakah yang telah menang melawan kekuasaan satu bangsa yang berani dan suka berperang itu.SRNJ2 175.1

    Pemimpin yang telah dipilih Allah untuk menghancurkan bangsa Midian, tidaklah menempati satu kedudukan yang penting di antara orang Israel. Ia bukanlah seorang penghulu, atau imam, atau seorang Lewi. Ia merasa dirinya yang terkecil dari antara keluarga ayahnya. Tetapi Allah melihat di dalam dirinya seorang yang berani dan jujur. Ia tidak berharap kepada dirinya sendiri, dan ia mau mengikuti pimpinan Tuhan. Tuhan tidak selalu memilih, untuk pekerjaan-Nya, orang-orang yang mempu- nyai talenta yang besar; tetapi Ia memilih mereka yang dapat digunakan-Nya dengan sebaik-baiknya. “Kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal 15:33. Tuhan dapat bekerja dengan berhasil melalui orang-orang yang paling peka terhadap kekurangan diri mereka sendiri, dan yang akan bergantung kepada-Nya sebagai pemimpinnya dan sumber tenaganya. Ia akan menjadikan mereka kuat oleh menggabungkan kelemahan mereka dengan kuasa-Nya, serta bijaksana oleh menggabungkan kebodohan mereka dengan hikmat-Nya.SRNJ2 175.2

    Jikalau mereka mau memupuk kerendahan hati yang sejati, Tuhan akan dapat berbuat lebih banyak lagi bagi umat-Nya; tetapi hanya sedikit dari antara mereka yang diberi kepercayaan untuk memikul suatu tanggung jawab yang besar atau sukses tanpa menjadi bersikap percaya kepada diri sendiri, dan melupakan ketergantungan mereka kepada Allah. Inilah sebabnya mengapa, di dalam memilih alat-alat bagi pekerjaanNya, Tuhan melewati mereka yang dianggap oleh dunia sebagai orangorang besar, bertalenta dan cerdas. Mereka sering menjadi sombong dan merasa diri cukup. Mereka merasa sanggup bekerja tanpa nasihat dari Tuhan.SRNJ2 176.1

    Perbuatan yang sederhana dengan meniup sangkakala yang dilakukan oleh tentara Yosua di sekeliling Yerikho, dan yang dilakukan oleh kelompok kecil tentara Gideon di sekeliling bala tentara Midian, sangat mantap, melalui kuasa Allah, menghancurkan kekuatan musuh-musuhNya. Sistem yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh manusia, terpisah dari kuasa dan hikmat Allah, akan terbukti sebagai suatu kegagalan, sementara metode yang paling tidak bisa diharapkan akan berhasil bilamana metode itu ditetapkan oleh Ilahi, dan dijalankan dengan rendah hati dan iman. Berharap kepada Allah, dan penurutan kepada kehendak-Nya, adalah perlu bagi orang Kristen di dalam peperangan rohani sebagaimana kepada Gideon dan Yosua di dalam peperangan mereka melawan bangsa Kanaan. Melalui pernyataan kuasanya yang berulangulang demi kepentingan bangsa Israel, Allah mau memimpin mereka supaya memiliki iman di dalam Dia—dengan disertai kepercayaan untuk mencari pertolongan-Nya di dalam setiap keadaan darurat. Ia masih tetap ingin bekerja bersama dengan usaha dari umat-Nya sekarang ini, dan melaksanakan perkara-perkara besar melalui alat-alat yang lemah. Segenap surga menunggu permintaan kita akan hikmat serta kuasanya. Allah “yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan.” Efesus 3:20.SRNJ2 176.2

    Gideon kembali dari mengejar musuh-musuh bangsa itu, untuk menghadapi kecaman dan tuduhan dari teman senegerinya. Pada waktu atas panggilannya orang-orang Israel telah berkumpul berperang melawan bangsa Midian, suku bangsa Efraim telah tertinggal di belakang. Mereka menganggap bahwa usaha itu sebagai suatu pekerjaan yang berbahaya, dan oleh karena Gideon tidak mengirimkan kepada mereka satu panggilan yang khusus, maka mereka telah menggunakan dalih ini untuk, tidak menggabungkan diri bersama dengan saudara-saudara mereka. Tetapi apabila berita tentang kemenangan Israel tiba di telinga mereka, suku bangsa Efraim merasa iri hati oleh karena mereka tidak turut mengambil bagian. Setelah kekalahan bangsa Midian, orang Efraim telah, atas perintah Gideon, merebut daerah seberang sungai Yordan, dengan demikian telah menghalangi larinya pengungsi-pengungsi itu. Dengan cara seperti ini sebagian besar musuh telah dibinasakan, di antaranya terdapat dua orang pemimpin, Oreb dan Zeeb. Dengan demikian orang Efraim telah melakukan tindak lanjut peperangan itu, dan telah menolong menyelesaikan kemenangan. Namun demikian, mereka merasa cemburu dan marah, seolah-olah Gideon telah dipimpin oleh kehendak dan pertimbangan pribadinya sendiri. Mereka tidak melihat tangan Allah di dalam kemenangan Israel, mereka tidak menghargai kuasa dan rahmat-Nya di dalam kelepasan mereka: dan kenyataan ini sendiri menunjukkan bahwa mereka tidak layak dipilih sebagai alatNya yang istimewa.SRNJ2 177.1

    Sekembalinya dari kemenangan itu, dengan marah mereka telah mengecam Gideon: “Apa macam perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika engkau pergi berperang melawan orang Midian”SRNJ2 177.2

    “Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan dengan kamu?” kata Gideon. “Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya dari panen buah anggur kaum Abiezer? Allah telah menyerah- kan kedua raja Midian itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika dibandingkan dengan kamu?”SRNJ2 177.3

    Roh cemburu dengan mudah dapat dinyalakan menjadi satu pertengkaran yang akan menyebabkan perkelahian dan pertumpahan darah; tetapi jawab Gideon yang rendah hati itu telah meredakan ama rah orang Efraim, dan mereka pun kembali dengan damai ke rumah mereka. Teguh dan tidak mau berkompromi bilamana di dalamnya ter libat prinsip, dan di dalam peperangan ia adalah seorang “pahlawan yang perkasa,” Gideon juga menunjukkan suatu roh yang sopan yang jarang kita saksikan.SRNJ2 178.1

    Bangsa Israel, di dalam rasa syukur atas kelepasan mereka dari bangsa Midian, mengusulkan kepada Gideon agar ia menjadi raja mereka, dan takhta kerajaannya harus ditetapkan untuk keturunannya. Gagasan ini adalah satu pelanggaran yang langsung terhadap prinsip pemerintahan oleh Allah. Allah adalah raja bangsa Israel, dan bagi mereka menem patkan seorang manusia di atas takhta merupakan satu penolakan terha dap Pemerintahan Ilahi. Gideon menyadari hal ini; jawabnya menun jukkan betapa agung dan sejati motivasinya itu. “Aku tidak akan memerintah kamu,” katanya, “dan juga anakku tidak akan memerintah kamu, tetapi TUHAN yang memerintah kamu.”SRNJ2 178.2

    Tetapi Gideon telah terjebak ke dalam satu kesalahan yang lain, yang mengakibatkan malapetaka terhadap keluarganya dan juga segenap Israel. Saat-saat di mana tidak ada yang dikerjakan yang terjadi setelah satu peperangan yang besar sering menimbulkan bahaya yang lebih be sar daripada saat-saat peperangan. Gideon sekarang terancam oleh ba haya seperti ini. Suatu roh kegelisahan memenuhi dirinya. Hingga saat itu ia telah merasa puas melaksanakan segala perintah yang diberikan Allah kepadanya; tetapi sekarang, gantinya menunggu pimpinan Ilahi, ia telah mulai mengadakan rencananya sendiri. Apabila bala tentara Allah telah memperoleh suatu kemenangan yang besar, Setan akan melipatgandakan usahanya untuk menghancurkan pekerjaan Allah. Dengan demikian pemikiran serta rencana-rencana telah diusulkan kepada pikiran Gideon, yang dengan itu bangsa Israel telah tersesat.SRNJ2 178.3

    Oleh karena ia telah diperintahkan mempersembahkan korban di atas batu karang tempat Malaikat itu telah menampakkan diri kepadanya, Gideon telah berkesimpulan bahwa ia telah ditetapkan untuk bertindak sebagai seorang imam. Tanpa menunggu pengesahan Ilahi, ia telah mengambil keputusan menyediakan satu tempat yang cocok, dan untuk menetapkan satu sistem perbaktian yang sama dengan apa yang dilaksanakan di dalam Bait Suci. Dengan adanya perasaan orang banyak yang menyenangi dia, ia tidak menemui kesulitan melaksanakan rencananya itu. Atas permohonannya, semua anting-anting emas yang telah direbut dari bangsa Midian harus diberikan kepadanya sebagai bagiannya terhadap barang rampasan itu. Orang banyak juga telah mengumpulkan barang-barang berharga lainnya, bersama-sama dengan jubah-jubah yang mewah dari penghulu-penghulu Midian. Dari bahan-bahan yang diberikan kepadanya itu, Gideon telah membuat satu pakaian efod dan satu perhiasan dada, untuk meniru apa yang dipakai oleh imam besar. Perbuatannya ini ternyata menjadi seperti satu jerat kepada dirinya dan kepada keluarganya, sebagaimana pula kepada segenap Israel. Perbaktian yang tidak diberi wewenang ini telah memimpin banyak dari antara bangsa itu yang akhirnya meninggalkan Allah sama sekali, untuk kemudian berbakti kepada berhala-berhala. Setelah kematian Gideon, banyak sekali orang, di antaranya keluarganya sendiri, yang telah menggabungkan diri dalam kemurtadan ini. Orang banyak telah dipimpin berpaling dari Tuhan oleh orang yang sama, yang pernah menghancurkan penyembahan berhala mereka itu.SRNJ2 178.4

    Sedikit saja orang yang menyadari betapa luasnya pengaruh katakata serta tindakan mereka. Betapa sering kesalahan dari orang tua telah menghasilkan akibat yang paling membahayakan di dalam diri anakanak dan cucu-cucu mereka, lama setelah si pelakunya sendiri telah berbaring di dalam kubur. Setiap orang sedang memberikan pengaruh kepada orang lain, dan akan diminta pertanggungan jawab atas segala akibat dari pengaruh itu. Perkataan serta tindakan-tindakan mempunyai suatu kuasa yang memerintahkan, dan saat-saat yang jauh di kemudian hari akan menunjukkan akibat dari kehidupan kita sekarang ini. Kesankesan yang ditimbulkan oleh kata-kata dan perbuatan kita pasti akan mengadakan reaksinya terhadap diri kita sendiri dalam bentuk berkat atau kutuk. Pemikiran seperti ini memberikan suatu keadaan yang amat khidmat kepada kehidupan kita, dan harus menarik kita kepada Allah dalam doa yang rendah hati agar la memimpin kita oleh hikmat-Nya.SRNJ2 179.1

    Mereka yang berada dalam kedudukan yang paling tinggi bisa saja menyesatkan. Yang paling bijaksana bisa berbuat kesalahan; yang paling kuat bisa menjadi lemah dan jatuh. Ada satu kebutuhan agar terang yang dari atas itu senantiasa dipancarkan ke jalan kita. Keselamatan kita satu-satunya terdapat dalam penyerahan jalan kita sepenuhnya kepada Dia yang telah berkata, “Ikutlah Aku.”SRNJ2 180.1

    Setelah kematian Gideon, “orang Israel tidak ingat kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah melepaskan mereka dari tangan semua musuhnya di sekelilingnya, juga tidak menunjukkan terima kasihnya kepada keturunan Yerubaal-Gideon seimbang dengan segala yang baik yang telah dilakukannya kepada orang Israel.” Dengan melupakan segala sesuatu yang menjadi utang mereka kepada Gideon, hakim dan pembebas mereka, bangsa Israel telah menerima anaknya yang dilahirkan secara keji, Abimelekh, sebagai raja mereka, yang telah bertindak mengukuhkan kekuasaannya, telah membunuh anak-anak Gideon yang sah kecuali satu orang dari padanya. Bilamana manusia membuangkan rasa takutnya akan Allah, maka tidak lama mereka pun akan berpaling dari kehormatan dan kejujuran. Suatu sikap penghargaan terhadap rahmat Tuhan akan menuntun kepada sikap penghargaan kepada mereka, yang seperti Gideon, telah digunakan sebagai suatu alat untuk memberkati umatNya. Perbuatan Israel yang kejam terhadap rumah tangga Gideon adalah apa yang dapat diharapkan dari satu bangsa yang menunjukkan sikap yang tidak tahu berterima kasih kepada Allah.SRNJ2 180.2

    Setelah kematian Abimelekh, pemerintahan para hakim yang takut akan Allah untuk sementara waktu telah membendung penyembahan berhala; tetapi tidak lama sesudah itu bangsa itu kembali kepada praktikpraktik masyarakat kafir di sekeliling mereka. Di antara suku-suku bangsa yang di utara, dewa-dewa orang Siria dan Sidon mempunyai banyak penyembah. Di sebelah barat daya berhala-berhala orang Filistin, dan di sebelah timur berhala-berhala orang Moab dan Amon, telah memalingkan hati bangsa Israel dari Allah leluhur mereka. Tetapi kemurtadan dengan cepat telah mendatangkan hukumannya. Bangsa Amon telah menaklukkan suku-suku bangsa yang ada di sebelah timur, dan dengan menyeberangi sungai Yordan, menyerang daerah suku Yehuda dan Efraim. Di sebelah barat orang Filistin bangkit dari tempat mereka yang di tepi laut, membakar dan menghancurkan daerah-daerah yang jauh dan dekat. Kembali Israel seakan-akan dibiarkan ke dalam kuasa musuh-musuh yang pantang menyerah.SRNJ2 180.3

    Kembali orang banyak itu mencari pertolongan dari Dia yang telah mereka tinggalkan dan hinakan. “Lalu berserulah orang Israel kepada Tuhan, katanya: Kami telah berbuat dosa terhadap Engkau, sebab kami telah meninggalkan Allah kami lalu beribadah kepada para Baal.” Tetapi kesedihan tidaklah menghasilkan pertobatan yang sejati. Orang banyak itu bersedih karena dosa-dosa mereka telah mendatangkan penderitaan ke atas diri mereka sendiri, tetapi bukan oleh karena mereka telah menghinakan Tuhan dengan pelanggaran terhadap hukum-Nya yang suci. Pertobatan yang sejati adalah lebih daripada bersedih karena dosa. Itu adalah suatu tindakan untuk berpaling dari dosa.SRNJ2 181.1

    Tuhan telah menjawab mereka melalui seorang dari antara nabi-Nya: “Bukankah Aku telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir, orang Amori, bani Amon, orang Filistin, orang Sidon, suku Amalek dan suku Maon yang menindas kamu, ketika kamu berseru kepada-Ku? Tetapi kamu telah meninggalkan Aku dan beribadalah kepada allah lain; sebab itu Aku tidak akan menyelamatkan kamu lagi. Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak .”SRNJ2 181.2

    Kata-kata khidmat yang menakutkan ini membawa pikiran kita ke depan, ke suatu peristiwa yang lain—hari besar pengadilan terakhir— bilamana orang-orang yang menolak rahmat Allah dan yang menghinakan anugerah-Nya akan dihadapkan dengan keadilan-Nya. Dalam pengadilan itu mereka, yang telah menggunakan talenta waktu, harta, atau kepintaran yang telah diberikan Allah kepada mereka untuk melayani dewa-dewa di dalam dunia ini, harus memberikan pertanggungjawaban. Mereka telah meninggalkan Sahabat mereka yang sejati dan penuh kasih, untuk mengikuti jalan kesenangan serta kepelesiran duniawi. Me- reka bermaksud bahwa pada suatu waktu mereka akan kembali kepada Allah; tetapi dunia dengan segala kebodohan dan penipu-annya telah menyerap perhatian. Hiburan-hiburan yang murah, kesombongan dalam berpakaian, pemanjaan selera makan, mengeraskan hati dan menumpulkan hati nurani, sehingga suara kebenaran tidak terdengar lagi. Tanggung jawab diabaikan. Perkara-perkara yang amat bernilai tidak dihargai, sehingga hati kehilangan segala keinginan untuk berkorban bagi Dia yang telah memberikan begitu banyak hal bagi manusia. Tetapi di dalam masa penuaian mereka akan mengumpulkan apa yang telah mereka taburkan.SRNJ2 181.3

    Tuhan berkata: “Oleh karena kamu menolak ketika Aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika Aku mengulurkan tangan-Ku, bahkan kamu mengabaikan nasihat-Ku ... Apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. Pada waktu itu mereka akan berseru kepada-Ku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari Aku, tetapi tidak akan menemukan Aku. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, tidak mau menerima nasihat-Ku, tetapi menolak segala teguran-Ku, maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka.” “Tetapi siapa mendengarkan Aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka.” Amsal 1:24-31, 33.SRNJ2 182.1

    Bangsa Israel sekarang merendahkan diri mereka di hadapan Tuhan. “Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN.” Dan hati Tuhan yang penuh kasih itu didukakan, “Maka TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka.” O, betapa besarnya panjang sabar Allah yang penuh rahmat! Apabila umat-Nya meninggalkan dosa-dosanya yang telah menutup hadirat-Nya, Ia mendengar doa mereka, dan dengan segera akan bekerja bagi mereka.SRNJ2 182.2

    Seorang pembebas telah dibangkitkan dalam diri Yefta, seorang Gilead, yang mengadakan peperangan dengan bangsa Amon, dan dengan sempurna telah menghancurkan kekuasaan mereka. Delapan belas tahun lamanya sampai saat itu, Israel telah menderita di bawah penjajahan musuh-musuhnya, namun demikian sekali lagi pelajaran yang telah diajarkan oleh penderitaan telah dilupakan.SRNJ2 182.3

    Apabila umat-Nya kembali kepada jalan mereka yang jahat, Tuhan mengizinkan mereka dijajah oleh musuh mereka yang berkuasa, bangsa Filistin. Bertahun-tahun lamanya mereka terus-menerus diganggu, dan akhirnya dijajah sama sekali, oleh bangsa yang kejam dan suka berperang ini. Mereka telah bercampur baur dengan orang-orang penyembah berhala ini, bersama-sama dengan mereka dalam kepelesiran dan perbaktian sampai mereka seolah-olah satu dengan mereka dalam roh dan perhatian. Kemudian orang-orang yang mengaku sahabat Israel ini menjadi musuh mereka yang paling kejam, dan berusaha dengan segala macam cara untuk menghancurkan mereka.SRNJ2 183.1

    Seperti halnya Israel, orang-orang Kristen sering menyerah kepada pengaruh duniawi, dan menyelaraskan diri kepada prinsip-prinsip dan adat kebiasaannya, agar dapat memperoleh persahabatan dari orangorang yang tidak bertuhan itu; tetapi pada akhirnya akan didapati bahwa orang-orang yang mengaku sahabat ini adalah musuh yang paling berbahaya. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa tidak akan ada keselarasan antara umat Allah dengan dunia ini. “Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.” 1 Yohanes 3:13. Juruselamat kita berkata, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” Yohanes 15:18. Setan bekerja melalui orang-orang yang tidak bertuhan, di bawah jubah persahabatan yang pura-pura, untuk memperdayakan umat Allah ke dalam dosa, agar ia dapat memisahkan mereka dari Dia; dan apabila pertahanan mereka sudah diangkat, barulah ia akan menuntun alat-alatnya itu supaya berpaling melawan mereka, dan berusaha menghancurkan mereka.SRNJ2 183.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents