Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Keluarga Sehat

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pengakuan Dosa

    Kepada mereka yang ingin berdoa agar kesehatannya pulih seha-rusnya dijelaskan bahwa pelanggaran terhadap hukum Allah, baik itu hukum alam atau hukum rohani, adalah dosa, dan agar manusia mene-rima berkat-Nya maka dosa harus diakui dan ditinggalkan.MKS 204.2

    Kitab suci menganjurkan kita “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kau sembuh.” 8Yoh 14:14; 12:26 Kepada orang yang minta didoakan, hadapkanlah pemikiran ini: “Kita tidak dapat membaca hati, atau mengetahui rahasia kehidupanmu. Hal ini hanya diketahui oleh dirimu dan oleh Allah. Jikalau engkau bertobat dari dosa-dosamu, adalah tugasmu untuk mengakuinya.” Dosa yang bersifat pribadi harus diakui kepada Tuhan, satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia. Namun “jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai Seorang pengantara pada Allah, yaitu Yesus Kristus yang adil.” 9Mzm 66:18 Setiap dosa adalah melawan Allah dan harus diakui kepada-Nya melalui Yesus. Setiap dosa terang-terangan harus diakui pula secara terangterangan. Kesalahan yang dilakukan terhadap sesamanya haruslah dibereskan dengan orang kepada siapa kita berbuat kesalahan. Jika ada seseorang yang mencari kesehatan bersalah karena mengucapkan kata yang kasar, kalau mereka telah menanam bibit perselisihan di rumah tangga, dengan tetangga, atau di jemaat, dan telah menimbulkan perpecahan dan kerusuhan, jika mereka dengan perbuatan yang salah mereka telah membuat orang lain berdosa, hal-hal ini haruslah diakui di hadapan Allah dan di hadapan mereka yang bersangkutan. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 101 Yoh 1:9MKS 204.3

    Apabila kesalahan-kesalahan telah diperbaiki, kita dapat menghadapkan kebutuhan orang sakit itu kepada Tuhan dalam iman yang sungguh, sebagaimana Roh-Nya bisa tunjukkan kepada kita. Ia mengenal setiap orang dengan namanya, dan memelihara masing-masing seakanakan tidak ada lagi orang lain di dunia ini untuk siapa Ia sudah mengaruniakan Yesus yang kekasih itu. Karena begitu besar dan begitu pasti kasih Allah itu, maka orang sakit itu harus didorong untuk percaya pada-Nya dan bergembira. Merisaukan diri sendiri cenderung mengakibatkan kelemahan dan penyakit. Kalau mereka bangkit dari tekanan dan kesusahan, maka harapan kesembuhan akan lebih baik; karena “sesungguhnya mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.” 11Mzm 33:18MKS 205.1

    Dalam doa bagi orang sakit haruslah diingat bahwa “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa.” 12Rm 8:26 Kita tidak tahu apakah berkat yang kita inginkan itu adalah yang terbaik atau tidak. Karena itu doa kita harus mencakup pemikiran ini: “Tuhan, Engkau tahu rahasia setiap jiwa. Engkau telah mengenal orang-orang ini. Yesus, Pembela mereka, telah memberikan hidup-Nya bagi mereka. Kasih-Nya bagi mereka, telah lebih besar dari kasih kami. Kalau begitu, kalau demi kemuliaanMu dan kebaikan orang-orang yang menderita, kami mohon, dalam nama Yesus, agar kesehatan mereka dapat dipulihkan, kami mohon agar anugerah-Mu dapat menghibur dan hadirat-Mu dapat menopang mereka dalam penderitaan.”MKS 205.2

    Allah mengetahui akhir dari suatu permulaan. Ia mengenal hati semua orang. Ia membaca setiap rahasia jiwa. Ia tahu apakah mereka yang didoakan itu dapat atau tidak dapat bertahan menghadapi cobaancobaan yang akan menimpa mereka sekiranya mereka hidup. Ia tahu apakah hidup mereka akan menjadi berkat atau kutuk bagi mereka sendiri dan bagi dunia ini. Inilah salah satu sebab mengapa sementara kita menghadapkan permohonan dengan sungguh-sungguh kita harus mengatakan: “Bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” 13Luk 22:42 Yesus menambahkan kata-kata penyerahan ini kepada kebijaksanaan dan kehendak Allah ketika berada di Taman Getsemani itu Ia memohon, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku.” 14Mat 26:39 Dan kalau kata-kata itu cocok bagi Dia, Anak Allah, jauh lebih pantas lagi perkataan seperti itu meluncur dari bibir orangorang berdosa yang fana!MKS 205.3

    Jalan yang senantiasa ditempuh ialah menyerahkan segala keinginan kita kepada Allah kita di surga yang bijaksana itu, kemudian dalam keyakinan yang sempurna kita berharap pada-Nya. Kita tahu bahwa Allah mendengar jika kita meminta sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi mendesak-kan permohonan kita tanpa roh penyerahan tidaklah benar; doa-doa kita haruslah dalam bentuk pengantaraan, bukan bentuk perintah.MKS 206.1

    Ada kasus-kasus di mana Allah melakukan dengan pasti oleh kuasa Ilahi-Nya untuk memulihkan kesehatan. Tetapi tidak semua orang sakit disembuhkan. Banyak yang sudah tidur dalam Tuhan. Yohanes sewaktu di Pulau Patmos disuruh untuk menuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. Sungguh, kata roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka , karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” 15Why 14:13 Dari sini kita melihat bahwa kalau orang tidak disembuhkan, janganlah dengan ini mereka dihakimi sebagai orang yang kurang beriman.MKS 206.2

    Bila pencobaan me-nyerang engkau, bila kesusahan, kebingungan, dan kegelapan seakan mengelilingi jiwamu, pandanglah ke tempat di mana engkau terakhir kali melihat terang.MKS 206.3

    Kita semua menginginkan jawaban yang segera dan langsung ke-pada doa kita, dan tergoda untuk kecewa bilamana jawaban itu tertunda atau datang dalam bentuk yang tidak diharapkan. Tetapi Allah terlalu bijaksana dan baik untuk selalu menjawab doa kita pada waktunya dan sesuai dengan yang kita inginkan. Ia akan berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi kita daripada memenuhi segala yang kita inginkan. Dan karena kita bisa percaya pada hikmat dan kasih-Nya, maka janganlah kita meminta-Nya untuk terserah kepada kemauan kita, tetapi berusaha untuk menuruti dan melaksanakan maksud-Nya. Keinginan dan kepentingan kita seharusnya hilang di balik kehendak-Nya. Pengalaman-pengalaman yang menguji iman kita ini adalah demi kebaikan kita. Dengan itu dinyatakan apakah iman kita sejati dan tulus, berdasarkan pada firman Allah saja, ataukah bergantung kepada keadaan, bersifat tidak pasti dan berubah-ubah. Iman dikuatkan dengan latihan. Kita harus membiarkan kesabaran melakukannya dengan sempuma, mengingat bahwa ada janji-janji indah dalam Kitab Suci bagi mereka yang menantikan Tuhan.MKS 206.4

    Tidak semua orang memahami prinsip-prinsip ini. Banyak orang yang mencari kemurahan penyembuhan Tuhan yang berpikir bahwa mereka harus mendapat jawaban secara langsung dan segera terhadap doa-doa mereka, kalau tidak iman mereka cacat. Oleh karena itu, mereka yang sudah dilemahkan oleh penyakit perlu diberi nasihat dengan bijaksana, agar mereka berlaku dengan saksama. Mereka tidak boleh mengabaikan tugasnya terhadap sahabat-sahabat yang bisa mempertahankan mereka terus hidup, atau lalai menggunakan bahan-bahan alami untuk pemulihan kesehatan.MKS 207.1

    Sering terdapat bahaya kesalahan di sini. Karena percaya mereka akan disembuhkan sebagai jawaban doa, sebagian orang takut melakukan apa saja yang bisa menunjukkan kurangnya iman. Tetapi mereka jangan lalai mengatur urusan-urusan mereka itu sebaik-baiknya sebagaimana mereka ingin lakukan kalau mereka berharap untuk diganti karena kematian. Jangan pula mereka takut mengucapkan kata-kata dorongan atau nasihat yang pada saat perpisahan ingin mereka ucapkan kepada kekasih-kekasih mereka.MKS 207.2

    Mereka yang mencari kesembuhan dengan doa jangan mengabaikan penggunaan bahan-bahan pengobatan yang ada pada mereka. Bukanlah menyangkal iman kalau menggunakan obat-obat demikian karena Allah telah menyediakannya untuk mengurangi rasa sakit dan membantu alam melaksanakan pekerjaan pemulihannya. Bukanlah menyangkal iman kalau bekerjasama dengan Allah, dan menempatkan diri dalam kondisi yang paling cocok untuk sembuh. Allah telah memberi kuasa kepada kita untuk mengetahui hukum-hukum kehidupan. Pengetahuan ini telah ditempatkan dalam jangkauan kita untuk digunakan. Kita harus menggunakan setiap fasilitas demi pemulihan kesehatan, menggunakan setiap kesempatan yang ada, bekerja sesuai dengan hukum-hukum alam. Apabila kita sudah berdoa untuk kesembuhan orang sakit, kita dapat bekerja mengerahkan segenap kekuatan sambil berterima kasih kepada Allah karena mendapat kesempatan bekerjasama dengan Dia, dan memohon berkat-Nya atas sarana yang Ia sendiri telah sediakan.MKS 207.3

    Kita mendapat persetujuan dari firman Allah untuk menggunakan bahan-bahan pengobatan. Hizkia, raja Israel, menderita sakit dan seorang nabi Allah membawa pekabaran kepadanya bahwa dia harus mati. Dia berseru kepada Tuhan, dan Tuhan mendengarkan hamba-Nya serta mengirim satu berita bahwa lima belas tahun harus ditambahkan kepada umurnya. Nah, sepatah kata dari Allah dapat langsung menyembuhkan Hizkia; tetapi ada petunjuk khusus diberikan: “Baiklah diambil sebuah kue ara dan di taruh pada barah itu, supaya sembuh!” 16Yes 38:21MKS 207.4

    “Sebab la melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, la mengangkat aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; Dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak sorai; Aku menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN. ” 17Mzm 27:5, 6MKS 208.1

    Pada satu peristiwa, Kristus mengusap mata seorang buta dengan tanah liat dan menyuruhnya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.” 18Yoh 9:7 Penyembuhan itu dapat saja dilakukan oleh kuasa Penyembuh Agung itu, namun Yesus menggunakan bahan-bahan yang sederhana dari alam. Sementara Ia tidak menyetujui penggunaan obat keras, Ia menyetujui penggunaan obat alami yang sederhana.MKS 208.2

    Bilamana kita sudah berdoa untuk kesembuhan orang sakit, apa pun hasilnya, janganlah kita kehilangan iman akan Allah. Kalau kita dipanggil untuk menghadapi kesedihan, biarlah kita menerima cawan yang pahit itu, sambil mengingat bahwa tangan Allah yang mengantar cawan itu ke bibir kita. Tetapi seandainya kesehatan dipulihkan, janganlah dilupakan bahwa penerima kemurahan penyembuhan itu berada di bawah k ewajiban baru terhadap Khalik. Ketika sepuluh orang kusta itu disembuhkan, hanya seorang yang kembali menemui Yesus dan memuliakan-Nya. Janganlah kiranya ada di antara kita yang seperti sembilan orang kusta yang tidak berpikir itu, yang hatinya tidak dijamah oleh kemurahan Allah. “Setiap pemberian yang baik, dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” 19Yak 1:17MKS 208.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents