Lima Potong Roti Mengenyangkan Orang Banyak
Setiap hari orang-orang mengerumuni Yesus bersama murid-murid-Nya sewaktu mengajar di pinggir pantai. Mereka telah mendengar kata-kata-Nya yang lembut itu, begitu sederhana dan begitu jelas seperti balsem Gilead bagi jiwa mereka. Penyembuhan oleh tangan Ilahi-Nya telah membawa kesehatan bagi orang sakit dan kehidupan bagi yang sekarat. Hari itu nampaknya bagaikan surga di dunia bagi mereka, dan mereka tidak sadar sudah berapa lama mereka tidak makan apa-apa.MKS 35.1
Matahari terbenam di ufuk Barat, namun orang banyak itu tidak mau beranjak pergi. Akhirnya murid-murid datang kepada Yesus, membujuk-Nya demi kepentingan mereka, agar orang banyak itu disuruh pulang. Banyak yang datang dari jauh dan tidak makan apa-apa sejak pagi hari. Mereka mungkin dapat memperoleh makanan di kampung-kampung dan kota terdekat. Tetapi Yesus memerintahkan: “Kamu harus memberi mereka makan.” MKS 35.2
Kemudian, Ia bertanya kepada Filipus, “Di manakah kita akan membeli roti supaya mereka ini dapat makan?”MKS 35.3
Filipus memandangi lautan manusia dan berpikir betapa tidak mungkin menyediakan makanan untuk orang sebanyak itu. Dia menjawab bahwa roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk semua mereka, sekalipun masing-masing hanya mendapat sepotong kecil saja.MKS 35.4
Kabar keselamatan harus disampaikan sebagai suatu kuasa hidup yang mengubahkan kehidupan, bukannya berupa teori-teori yang mati.
Yesus bertanya berapa banyak makanan yang ada di tangan orang banyak itu. Andreas berseru, “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”30 Yesus menyuruh supaya itu dibawa kepada-Nya. Lalu Ia menyuruh murid-murid mengatur orang banyak itu duduk di atas rumput. Setelah semuanya selesai, Ia mengambil makanan itu, “Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid, lalu murid-murid- Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potonganpotongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.” MKS 35.5
Dengan mukjizat kuasa Ilahi Yesus memberi makan orang banyak; namun betapa sederhana makanan yang telah disediakan itu, hanya ikan dan roti sebagaimana makanan nelayan di Galilea.MKS 36.1
Yesus bisa saja menghidangkan makanan pesta di hadapan orang banyak itu, tetapi makanan yang hanya memuaskan selera tidak dapat memberi pelajaran demi kebaikan mereka. Melalui mukjizat ini Yesus ingin mengajarkan satu pelajaran tentang kesederhanaan. Kalau saja manusia zaman ini sederhana dalam kebiasaan mereka, hidup sesuai dengan hukum alam, sebagaimana Adam dan Hawa pada mulanya, maka akan berlimpah persediaan makanan untuk kebutuhan umat manusia. Tetapi sifat mementingkan diri dan pemanjaan selera telah membawa dosa dan penderitaan; berlebihan di tangan satu orang, tetapi di tangan orang lain berkekurangan.MKS 36.2
Yesus tidak berusaha menarik orang kepada-Nya dengan memuaskan keinginan akan kemewahan. Bagi orang banyak itu, yang sudah letih dan lapar setelah satu hari penuh semangat, makanan sederhana itu adalah jaminan kuasa dan pemeliharaan-Nya bagi mereka dalam kebutuhan sehari-hari. Juruselamat tidak menjanjikan kemewahan dunia kepada para pengikut-Nya, nasib mereka mungkin terbelenggu dalam kemiskinan; tetapi perkataan-Nya menjanjikan bahwa kebutuhan mereka akan dicukupkan, dan Ia telah menjanjikan apa yang lebih baik dari harta benda dunia ini, yaitu penghiburan senantiasa dari hadirat-Nya sendiri.MKS 36.3
“Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? ...Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” MKS 36.4
Sesudah orang banyak itu diberi makan, ternyata banyak makanan tersisa. Yesus menyuruh murid-murid-Nya, “Kumpulkanlah potonganpotongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Petunjuk ini berarti lebih dari pada menaruh makanan ke dalam bakul. Pelajaran itu bermaksud ganda. Tidak ada yang boleh dibuang. Kita tidak boleh membiarkan keuntungan materi terbuang. Seharusnya kita tidak mengabaikan sesuatu yang bermanfaat kepada umat manusia. Hendaknya dikumpulkan segala sesuatu yang akan memenuhi kebutuhan orangorang di dunia ini yang kelaparan. Dengan ketelitian yang sama kita harus menyimpan roti surga untuk memenuhi kebutuhan jiwa. Dengan setiap perkataan Allah kita akan hidup. Jangan ada yang hilang dari apa yang pernah diucapkan Allah. Janganlah kita mengabaikan satu kata pun yang menyangkut keselamatan kita yang kekal. Tidak boleh ada satu kata yang jatuh ke tanah dengan sia-sia.MKS 36.5
Mukjizat potongan-potongan roti itu mengajarkan ketergantungan kepada Allah. Pada waktu Yesus memberi makan lima ribu orang, makanan itu tidak berada dekat di tangan. Seolah-olah Ia tidak mempunyai apa-apa di tangan-Nya. Di situlah Dia, dengan lima ribu orang laki-laki saja, belum terhitung wanita dan anak-anak, di padang belantara. Ia tidak mengajak orang banyak itu supaya mengikuti-Nya ke sana. Karena rindu untuk berada di dekat-Nya maka orang banyak itu telah datang tanpa diundang atau disuruh. Tetapi Ia tahu, setelah mendengar pengajaran-Nya seharian, tentu mereka kelaparan dan kelelahan. Mereka berada jauh dari rumah, dan malam sudah tiba. Banyak di antara mereka tidak mempunyai uang untuk membeli makanan. Ia yang pernah puasa selama empat puluh hari demi mereka di padang belantara itu tidak akan membiarkan mereka kembali ke rumah masing-masing dengan berpuasa.MKS 37.1
Tuntunan Allah yang telah membawa Yesus di mana Ia berada, dan Ia bergantung kepada Allah yang di surga untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bilamana kita dibawa ke tempat yang sukar, kita harus bergantung kepada Allah. Dalam setiap keadaan darurat, kita mencari pertolongan dari Dia yang memiliki sumber yang tak terbatas dalam kekuasaan-Nya.MKS 37.2
Dalam mukjizat ini, Yesus menerima dari Allah; Ia membagikannya kepada murid-murid itu, dan murid-murid membagikan kepada orang banyak, dan orang banyak kepada satu dengan yang lain. Jadi semua yang dipersatukan dengan Yesus akan menerima dari Dia roti hidup, dan membagikannya kepada orang lain. Murid-murid-Nya adalah sarana komunikasi terpilih antara Yesus dan orang banyak.MKS 37.3
Ketika murid-murid itu mendengar perintah Juruselamat, “Kamu harus memberi mereka makan,” segala kesulitan timbul dalam pikiran mereka. Mereka bertanya-tanya, “Apakah kita akan pergi ke kampung untuk membeli makanan?” Tetapi apa yang dikatakan Yesus? “Kamu harus memberi mereka makan.” Murid-murid membawa kepada Yesus apa saja yang mereka miliki; tetapi Ia tidak mengundang mereka untuk makan. Ia menyuruh mereka melayani orang banyak. Makanan itu berlipat-ganda di tangan-Nya dan di tangan murid-murid-Nya, kembali kepada Yesus dan tidak pernah kosong. Persediaan yang sedikit itu cukup untuk semua. Setelah orang banyak itu kenyang, barulah muridmurid makan bersama Yesus makanan lezat dari surga.MKS 37.4
Sementara kita melihat kebutuhan orang miskin, yang bodoh, yang tersiksa, betapa sering hati kita terharu. Kita bertanya, “Apakah yang bisa dibuat oleh tenaga kita yang lemah dan persediaan kita yang sedikit untuk menutupi kebutuhan sebesar ini? Apakah kita tidak menunggu seseorang yang mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk mengatur pekerjaan itu, atau suatu organisasi untuk mengambil alih tugas itu?” Yesus mengatakan, “Kamu harus memberi mereka makan.” Gunakanlah sarana, waktu dan kesanggupan yang engkau miliki. Bawalah rotimu itu kepada Yesus.MKS 38.1
Sekalipun persediaanmu tidak cukup untuk memberi makan ribuan orang, mungkin itu cukup untuk satu orang. Di tangan Yesus, persediaan bahan itu dapat memberi makan banyak orang. Seperti murid-murid, berikanlah apa yang ada padamu. Yesus akan melipatgandakannya. Ia akan menghormati ketergantungan yang lugu dan tulus kepada-Nya. Apa yang nampaknya satu persediaan yang sedikit akan terbukti cukup untuk pesta besar.MKS 38.2
“Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga....MKS 38.3
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepadamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan, seperti ada tertulis:MKS 38.4
“Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, Kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.MKS 38.5
“Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan dipercaya dalam segala macam kemurahan hati.” MKS 38.6